• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LABA BERSIH TERHADAP RETURN ON INVESTMENT DAN DAMPAKNYA PADA HARGA PASAR SAHAM (Sensus Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LABA BERSIH TERHADAP RETURN ON INVESTMENT DAN DAMPAKNYA PADA HARGA PASAR SAHAM (Sensus Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LABA BERSIH TERHADAP RETURN ON INVESTMENT DAN DAMPAKNYA PADA HARGA PASAR SAHAM

(Sensus Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI)

DETI PUJIAS TUTI 113403020

deti.pujias@student.unsil.ac.id Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Pembimbing :

Dr. Wawan Sukmana, S.E., M.Si., Ak., CA. R. Neneng Rina A, S.E., M.M., Ak., CA.

ABSTRACT

This research aim to know: (1) influence of net income to Return On Investment (ROI), (2) influence of net income by partial to market price share, (3) influence of Return On Investment by partial to market price shar, and (4) influence net income and Return On Investment by simultant to market price share. This research object cover the Net Income, Return On Investment (ROI) and Market Price Share at Beverages Listed of Indonesia Stock Exchange. In this research writer used analytical descriptive method with approach of sensus. Technique of collecting data used from secondary data that is financial statement (financial report) company at the yaer of 2013 which published in Indonesia Stock Exchange, The tool analyzer is sed path analysis. The result of reseacrh indicate that: Net Income have an influencence to Return On Investment (ROI) equal to 64%, Net Income Over by partil have an influence to Market Price Share equal to 26,4% Return On Investment (ROI) by partial have an inversely prorortional to Market Price Share equa 1,66%, Net Income an Return On Investment (ROI) by simultant have an influence to Market Price Share equal to 31,5%.

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh Laba Bersih terhadap Return

On Investment (ROI), (2) Pengaruh Laba Bersih secara Parsial terhadap Harga Pasar Saham,

(3) Pengaruh Return On Investment (ROI) secara Parsial terhadap Harga Pasar Saham, dan (4) Pengaruh Laba Bersih dan Return On Investment secara Simultan terhadap Harga Pasar Saham. Objek penelitian ini meliputi, Laba Bersih, Return On Investment (ROI) dan Harga Pasar Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan sensus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu laporan keuangan (financial report) perusahaan tahun 2013 yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan adalah analisis jalur (Path Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Laba Bersih berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI) sebesar 64%, Laba Bersih secara parsial berpengaruh terhadap Harga Pasar Saham sebesar 26,4%, Return On Investment (ROI) secara parsial berpengaruh terhadap Harga Pasar Saham sebesar 1,66%, Laba Bersih dan Return On Investment (ROI) secara simultan berpengaruh terhadap Harga Pasar Saham sebesar 31,5%.

Kata Kunci: Laba Bersih, Harga Pasar Saham dan Return On Investment

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi ini perkembangan dunia usaha semakin pesat, terbukti dengan munculnya berbagai jenis usaha baik yang menghasilkan produk ataupun usaha yang bergerak dalam bidang jasa.

Dewasa ini perkembangan bisnis di bidang makanan dan minuman berkembang dengan cukup baik, hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan makanan dan minuman yang listing di BEI.

Tujuan perusahaan dalam suatu perekonomian yang bersaing adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang. Walaupun tidak semua dalam organisasi perusahaan menjadikan laba sebagai tujuan utama. Berdasarkan kenyataannya bahwa organisasi yang nota bene adalah perusahaan

non profit, akan tetapi didalamnya menjaga kelangsungan hidup usahanya membutuhkan

(3)

Laba bersih merupakan sumber utama perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidupnya, sesuai dengan prinsip going concern yang beranggapan bahwa perusahaan akan hidup terus menerus dan seolah-olah tidak akan berhenti.

Analisis Return On Investment mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan menyeluruh. Return On Investment itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan kesekuruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Investor dalam melakukan transaksi dipasar modal biasanya mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang dimikinya, baik berupa informasi yang tersedia di pasar maupun informasi dari diri pribadi.

Pergerakan harga pasar saham dalam kenyataannya dipengaruhi salah satunya oleh faktor fundamental, salah satu faktor fundamental itu adalah informasi mengenai laporan keuangan. Ketika sebuah perusahaan mampu menghasilkan laba bersih yang besar tentunya kinerja keuangan perusahaan pun mengalami dampak secara langsung, karena untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan laba bersih merupakan salah satu komponen utamanya.

Salah satu alat untuk mengukur kinerja perusahaan adalah Return On Investment yang merupakan bagian dari rasio profitabilitas adapun komponen yang mempengaruhi adalah laba bersih dan total aktiva. Jadi apabila laba bersih perusahaan tinggi maka nilai Return On

Invesment juga akan cenderung tinggi. Hal tersebut merupakan salah satu alat untuk membuat

investor tertarik untuk melakukan investasi, dan nantinya akan memberikan dampak terhadap permintaan saham sehingga harga pasar saham akan meningkat.

Makanan dan Minuman merupakan salah satu faktor penting dalam perekonomian di Indonesia kebutuhan akan makanan dan minuman, obat-obatan, kosmetik dan peralaan rumah tangga sangat tinggi. Oleh karena itu perusahaan makanan dan minuman menjadi perhatian dalam dunia bisnis dan investasi.

Salah satunya sektor makanan dan minuman industri ini menyediakan kebutuhan primer manusia sehingga tetap menjadi prioritas utama konsumen meskipun kondisi perekonomian kurang mendukung. Sektor makanan dan minuman untuk saat ini memegang peranan sangat penting dalam perkembangan industri nasional. Kondisi tersebut mengakibatkan pada sektor ini menjadi salah satu pilihan para investor sebagai sarana investasi yang menjanjikan.

Dengan terciptanya sebuah keputusan investasi terhadap kemampuan pengelolaan keuangan sebuah perusahaan dalam menciptakan laba bersih dari aktiva yang mereka miliki,

(4)

maka dengan sendirinya minat investor terhadap saham perusahaan tersebut akan meningkat. Hal ini dapat dipahami secara sederhana bahwa perubahan harga pasar saham mencerminkan perubahan minat investasi terhadap harga saham tersebut. Artinya apabila besarnya laba bersih perusahaan akan meningkatkan kemampuan perusahaan ditinjau dari rasio profitabilitas (Return On Investment). Peningkatan ini menimbulkan kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya dalam perusahaan yang dengan sendirinya meningkatkan harga pasar saham yang dimiliki oleh perusahaaan sebagai akibat kecenderungan peningkatan minat terhadap saham perusahaan yang bersangkutan.Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan studi penelitian mengenai : “Pengaruh Laba Bersih terhadap

Return On Investment (ROI) dan Dampaknya pada Harga Pasar Saham. Sensus pada

Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan sensus. Metode deskriptif analitis adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu system pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Nazir: 2003:54).

Dalam peneliti ini penulis menggunakan tiga variabel yang disesuiakan dengan judul yaitu: “Pengaruh Laba Bersih terhadap Return On Investment (ROI) dan Dampaknya pada Harga Pasar Saham”.

Ketiga variabel tersebut terdiri dari dua variabel independen dan satu variabel dependen yang didefinisikan sebagai berikut:

1. Variabel Independen

Variabel independen yaitu variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). (Sugiono, 2012:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Laba Bersih sebagai (X1) dengan indikator pendapatan dan beban dan Return On Investment sebagai (X2) dengan indikator laba bersih dan total asset.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. (Sugiono, 2012:39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel

(5)

dependen adalah harga pasar saham dengan indikator harga pasar saham penutupan rata-rata periode t-1, dan harga pasar saham penutupan rata-rata-rata-rata periode.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk data yang dipublikasikan baik dari catatan perusahaan ataupun dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) pada tahun 2013

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah Path Analysis dengan

software SPSS versi 17.0.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Jumlah sampel dalam penelitian ini terdiri dari 17 perusahaan yang termasuk pada sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

a. Laba Bersih Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Untuk hasil penelitian penulis memperoleh data mengenai Laba Bersih pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang terdiri dari 17 perusahaan. Adapun data laba bersih diperoleh dari laporan keuangan periode-periode pelaporan 2013, dapat dilihat sebagai berikut:

Laba Bersih Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Pelaporan 2013

(6)

Dari ke-17 perusahaan Makanan dan Minuman tahun 2013 yang memperoleh laba bersih paling sedikit adalah PT Sekar Laut Tbk yaitu sebesar Rp.11.440.014.188. Salah satu alasannya karena pada tahun 2013 pendapatan bersih adalah sebesar Rp. 567.048.547.543 dengan laba kotor Rp. 124.069.336.980. Dan perusahaan yang menghasilkan laba bersih paling besar adalahPT. Indofood Sukses Makmur Tbk Mempunyai laba bersih yaitu sebesar Rp. 3.416.635.000.000. Salah satu alasannya karena pada tahun 2013 pendapatan bersih adalah sebesar Rp. 57.731.998.000.000, dengan laba kotor sebesar Rp. 14.329.854.000.000

b. Return On Invesment Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dari hasil penelitian penulis mengenai Return On Investment (ROI) emiten perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu termasuk ke dalam informasi yang disajikan dalam publikasi laporan keuangan tahun 2013 dengan menggunakan rasio antara laba bersih dengan total asset dapat dilihat pada

Return On Investment (ROI) Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Pelaporan 2013

Sumber: Laporan Rugi/Laba & Neraca 2013 (diolah kembali)

Dari ke-17 perusahaan Makanan dan Minuman tahun 2013 yang memperoleh laba bersih paling sedikit adalah PT Sekar Laut Tbk yaitu sebesar Rp.11.440.014.188. Salah satu alasannya karena pada tahun 2013 pendapatan bersih adalah sebesar Rp. 567.048.547.543 dengan laba kotor Rp. 124.069.336.980. Dan perusahaan yang menghasilkan laba bersih paling besar adalahPT. Indofood Sukses Makmur Tbk Mempunyai laba bersih yaitu sebesar

NO NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN LABA BERSIH (RP) TOTAL ASET (RP) ROI (%)

1 2 3 4 5 6

1 PT Akasha Wira Internasional Tbk ADES 55.656.000.000 441.064.000.000 12,62 2 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA 346.728.000.000 5.020.824.000.000 6,91 3 PT Tri Banyan Tirta Tbk ALTO 12.047.511.288 1.502.519.389.759 0,8 4 PT Cahaya Kalbar Tbk CEKA 65.068.958.558 1.069.627.299.747 6,08 5 PT Davomas Abadi Tbk DAVO 278.105.000.000 2.537.240.000.000 10,96 6 PT Deltha Djakarta Tbk DLTA 270.498.062.000 867.040.802.000 31,2 7 PT Indofood CBP Sukses Makmu Tbk ICBP 2.235.040.000.000 21.267.470.000.000 10,51 8 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 3.416.635.000.000 78.092.789.000.000 4,38 9 PT Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI 1.171.229.000.000 1.782.148.000.000 65,72 10 PT Mayor Indah Tbk MYOR 1.058.418.939.252 9.709.838.250.473 10,9 11 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN 14.143.000.000 722.319.000.000 19,58 12 PT Nippon Indosari Corporindo Tbk ROTI 158.015.270.921 1.822.689.047.108 8,67 13 PT Sekar Bumi Tbk SKBM 58.266.986.268 497.652.557.672 11,71 14 PT Sekar Laut Tbk SKLT 11.440.014.188 301.989.488.699 3,79 15 PT Smart Tbk SMAR 864.883.000.000 16.575.690.000.000 5,21 16 PT Siantar Top Tbk STTP 114.437.068.803 1.470.059.394.892 7,79 17 PT Ultrajaya Milk Industry&Trading Company Tbk ULTJ 325.127.420.664 2.811.620.982.142 11,56

(7)

Rp. 3.416.635.000.000. Salah satu alasannya karena pada tahun 2013 pendapatan bersih adalah sebesar Rp. 57.731.998.000.000, dengan laba kotor sebesar Rp. 14.329.854.000.000

c. Return On Invesment Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dari hasil penelitian penulis mengenai Return On Investment (ROI) emiten perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu termasuk ke dalam informasi yang disajikan dalam publikasi laporan keuangan tahun 2013 dengan menggunakan rasio antara laba bersih dengan total asset dapat dilihat pada

Return On Investment (ROI) Perusahaan Makanan dan Minuman Periode Pelaporan 2013

Sumber: Laporan Rugi/Laba & Neraca 2013 (diolah kembali)

Dari hasil penelitian penulis tentang Return On Invesment (ROI) Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Tabel 4.3) diatas dapat diketahui bahwa tingkat Return On Investment (ROI) yang didapat dari perbandingan antara laba bersih dengan total asset perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berkisar antara 0,8% sampai dengan 65,72%. Ini menunjukkan bahwa tingkat Return On

Invesment (ROI) perusahaan tersebut bervariasi dari perusahaan yang memberikan return

yang sangat tinggi sampai perusahaan yang memberikan return yang rendah. Perusahaan ini memiliki nilai Return On Investment paling tinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk sedangkan yang memiliki nilai Return On Invesment paling rendah adalah PT. Tri Banyan Tirta Tbk. Salah satu alasannya karena PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada perusahaan Makanan dan Minuman tahun 2013 mempunyai laba bersih yang lebih tinggi sebesar

(8)

1.171.229.000.000 dan total aset lebih tinggi sebesar Rp. 1.782.148.000.000 dibandingkan dengan PT Tri Banyan Tirta Tbk yang mempunyai laba bersih sebesar Rp. 12.047.511.288 dan total aset sebesar Rp. 1.502.519.389.759, sehingga bisa menghasilkan nilai rasio Return

On Investment lebih tinggi.

c. Harga Pasar Saham Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Harga Pasar Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013,

Harga Pasar Saham Rata Bulan Januari 2013 dengan Harga Pasar Saham Rata-Rata Bulan Februari 2013 Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonsia

Sumber: Pusat Referensi Pasar Modal Bursa Efek Indonesia

Dari hasil penelitian penulis tentng harga pasar saham perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat diketahui bahwa harga pasar saham yang didapat dari perubahan harga pasar penutupan rata-rata pada bulan Januari 2009 dan harga pasar penutupan rata-rata bulan Februari 2013 perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia bervariasi. Perusahaan yang mengalami peningkatan harga pasar saham rata-rata adalah sebanyak 14 perusahaan yaitu PT. Akasha Wira Internasional Tbk, PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, PT. Tri Banyan Tirta Tbk, PT. Cahaya Kalbar Tbk, PT. Delta Djakarta Tbk, PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, PT. Mayora Indah Tbk, PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk, PT. Sekar Bumi Tbk, PT. Sekar Laut Tbk, PT. Siantar Top Tbk, PT. Ultrajaya Milk Industry and

Trading Company Tbk, salah satu alasan harga pasar saham perusahaan tersebut meningkat

(9)

Harga pasar saham penutupan rata-rata tertinggi pada bulan Januari 2013, dimiliki oleh saham PT Multi Bintang Indonesia Tbk sebesar Rp. 78.500 dan harga pasar saham penutupan rata-rata terendah dimiliki oleh saham PT. Sekar Laut Tbk sebesar Rp. 45,55. Namun pada bulan Februari 2013 terjadi perubahan, untuk harga pasar saham penutupan tertinggi tetap dimiliki oleh PT Multi Bintang Indonesia Tbk dengan harga pasar sebesar Rp. 100.000, dan untuk harga pasar saham penutupan terendah dimiliki oleh PT Sekar Laut Tbk yaitu Rp 60. Hal ini terjadi karena kondisi fundamental yang berhubungan langsung dengan laba bersih dan Return On Investment perusahaan merupakan faktor utama yang dilihat investor untuk menentukan keputusannya untuk berinvestasi dalam saham yang diterbitkan oleh perusahaan, tetapi ada faktor lain yang lebih mempengaruhi pandangan investor ketika akan memutuskan berinvestasi di perusahaan tersebut, misalkan melihat kondisi negara Indonesia pada waktu itu berada dalam kondisi yang diliputi ketidakpasatian keadaan politik dan ekonomi. Dalam penelitian ini yang dijadikan data untuk perhitungan yang dianalisis adalah persentase perubahan harga pasar saham penutupan rata-rata bulan Januari 2013 dan harga pasar saham penutupan rata-rata bulan Februari 2013.

Pembahasan

a. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Return On Investment (ROI) Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Untuk mengetahui pengaruh laba bersih terhadap Return On Investment (ROI), penulis menggunakan Path Analysis. Adapun proses perhitungan datanya dilakukan dengan mengunakan software SPSS versi 17.0.

Pengaruh Laba Bersih (X1) terhadap Return On Investment (ROI) (X2) dinyatakan dalam Gambar tentang substruktur 1 berikut ini:

Substruktur :

ρ = 0,253

ԑ1 = 0,36

Gambar 4.1 Nilai Koefisien Jalur Antara Variabel X1 dan X2

Dari hasil perhitungan SPSS Versi 17.0 Tabel Model Summary, diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi). Nilai R

X2

(10)

menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara laba bersih dengan Return On

Investment sebesar 0,253. Ini berarti antara laba bersih dengan Return On Investment

mempunyai hubungan yaitu sebesar 25,3% dengan kategori kuat (Sugiono, 2009:248). Sedangkan koefisien determinasi atau R2 menunjukkan besarnya pengaruh laba bersih terhadap Return On Invetsment sebesar 0,64 atau 64%. Artinya 64% variabilitas variabel

Return On Investment dipengaruhi oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah laba bersih

sehingga pengaruh variabel lainnya terhadap X2 selain X1 (faktor residu) adalah sebesar 36%. Jadi, dimungkinkan faktor-faktor lain selain laba bersih yang mempengaruhi Return On

Investment mempunyai hubungan yang lebih kuat. Hal ini juga relevan dengan pernyataan

yang disampaikan oleh Munawir (2007:89) bahwa besarnya Return On Investment tidak hanya dipengaruhi oleh profit margin yaitu tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan yang dihubungkan dengan hasil penjualan, tetapi juga dipengaruhi oleh turn over aktiva yang digunakan untuk operasi tersebut.

Dengan kriteria tolak Ho jika thitung>ttabel, maka dengan koefisien beta 0,253, diperoleh nilai thitung 1,015 dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka ttabel 2,145, Sehingga thitung<ttabel, maka terima Ho dengan kata lain laba bersih berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment.

Berdasarkan hasil penelitian penulis bahwa usaha untuk mempertinggi Return On Invetsment, pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kemungkinan lebih ditekankan pada peningkatan asset turn over dengan kebijakan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik lancar maupun aktiva tetap. Dibandingkan dengan memperbesar profit margin yaitu dengan cara mempertinggi efisiensi disektor produksi, penjualan dan administrasi

b. Pengaruh Laba Bersih dan Return On Investment (ROI) Secara Simultan Terhadap Harga Pasar Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(11)

Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Model Summary), diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien deteminasi). Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara laba bersih dan Return On Investment (ROI) terhadap harga pasar saham sebesar 0,561. Ini berarti antara laba bersih dan Return On

Investment (ROI) terhadap harga pasar saham mempunyai hubungan yaitu sebesar 56,1%

dengan kategori sedang (Sugiono, 2009:248). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh antara laba bersih dan Return On Investment (ROI) terhadap harga pasar saham sebesar atau 56,1%. Artinya 56,1% variabilitas variabel harga pasar saham dipengaruhi secara simultan oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah laba bersih dan

Return On Investment (ROI) sehingga pengaruh variabel lainnya terhadap harga pasar saham

selain laba bersih dan Return On Investment (faktor residu) adalah sebesar 64,9%. Jadi dimungkinkan faktor-faktor lain selain laba bersih (X1) dan Return On Investment (ROI) (X2) yang mempengaruhi harga pasar saham.

Dengan hasil perhitungan SPSS Versi 17.0 (terlampir), diperoleh nilai Fhitung 42,636 dengan kriteria penolakan Ho jika Fhitung >Ftabel diperoleh dari tabel distribusi F Snedecor diperoleh F α (n-k-1) = 14-2-1 adalah sebesar 3,74 yang artinya 42,636 lebih kecil 3,74, maka Ho diterima dan Ha ditolak dengan kata lain laba bersih (X1) dan Return On Investment (X2) berpengaruh tidak signifikan terhadap harga pasar saham.

Besarnya faktor residu tersebut bisa terjadi karena terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi harga pasar saham selain kinerja fundamental perusahaan (laba bersih dan Return On Investment), yaitu tingkat suku bunga, indeks harga saham gabungan, serta

news and rumors. Selain itu, menurut Abdul Halim (2005:5) menjelaskan bahwa investor

juga sering menggunakan analisis teknikal dalam menganalisis investasi, yaitu analisis yang mendasarkan diri pada premis bahwa harga pasar saham tergantung pada penawaran dan permintaan saham itu sendiri dan cenderung mengaaikan risiko dan pertumbuhan laba yang tercermin dalam laporan keuangan emiten untuk menentukan barometer dari permintaan dan penawaran. Menurut Irham dan Yovi (2009:192) rekasi para investor dalam menanggapi berbagai informasi sangat dipengaruhi oleh berbagai informasi yang masuk, baik itu ekonomi, politik, hukum, budaya, sosial, keamanan, dan berbagai informasi luar negeri lainnya.

Dengan adanya berbagai faktor yang mempengaruhi harga pasar saham tersebut maka ada kemungkinan kondisi fundamental perusahaan (laba bersih dan Return On Investment) mempunyai pengaruh yang lebih kecil daripada faktor lain terhadap harga pasar saham.

(12)

Pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap Y dapat dilihat pada Gambar :4.2 tentang sub struktur 2 sebagai berikut:

ԑ2

ρ

= 0,685

ρ

= 0,514

ρ

= 0,253

ρ

= 0,129

Nilai Koefisien Jalur Antara Variabel X1 dan X2 dengan Y

Pengaruh langsung maupun tidak langsung antara variabel X1 dan X2 dengan Y berdasarkan gambar diatas.

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa koefisien jalur variabel X1 (laba bersih) terhadap variabel X2 (Return On Investment) adalah sebesar 0,253, koefisien jalur variabel X1 (laba bersih) terhadap variabel Y (harga pasar saham) adalah sebesar 0,968 dan koefisien jalur variabel X1 (laba bersih) terhadap variabel Y (harga pasar saham) melalui variabel X2 (Return On Investment) adalah sebesar 0,033 sehingga total pengaruh besarnya laba bersih terhadap harga pasar saham adalah sebesar 0,297. Sedangkan koefisien jalur variabel X2 (Return On Investment) terhadap variabel Y (harga pasar saham) adalah sebesar 0,129. Dengan demikian total pengaruh laba bersih dan Return On Investment terhadap harga pasar saham adalah sebesar 0,315.

c. Pengaruh Laba Bersih Secara Parsial Terhadap Harga Pasar Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficient), diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi). Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara laba bersih dengan harga pasar saham sebesar 0,514. Ini berarti antara laba bersih dengan harga pasar saham sebesar 51,4% dengan kategori sangat kuat (Sugiono, 2009:248). Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh antara laba bersih dengan harga pasar saham sebesar 0,264 atau 26,4%. Artinya

X1

Y

(13)

26,4% variabilitas variabel harga pasar saham dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah laba bersih sehingga pengaruh variabel lainnya terhadap harga pasar saham (Y) selain laba bersih (X1) (faktor residu) adalah sebesar 73,6%.

Dengan kriteria tolak Ho jika thitung>ttabel maka dengan koefisien beta 0,514, diperoleh nilai thitung 2,250 dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka ttabel 2,145, sehingga thitung<ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak dengan melihat nilai sig. 0,041 > α 0,05 yang artinya laba bersih secara parsial berpengaruh terhadap harga pasar saham.

Besarnya faktor residu tersebut diduga sedikit sekali investor yang menilai perusahaan berdasarkan kinerja fundamental saja, tetapi mereka lebih cenderung mempertimbangkan faktor lain yaitu, permintaan dan penawaran saham, tingkat suku bunga, dan faktor non ekonomi lainnya seperti kebijakan pemerintah. Hasil penelitian ini relevan dengan konsep yang diuraikan oleh Ali Arifin (2002:116) bahwa selain kondisi fundamental emiten, pergerakan harga saham juga dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran, tingkat suku bunga, indeks harga saham gabungan, news and rumors.

d. Pengaruh Return On Investment (ROI) Secara Parsial Terhadap Harga Pasar Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dari hasil perhitungan SPSS versi 17.0 (Tabel Coefficient), diperoleh data mengenai nilai R (koefisien korelasi) dan R Square/R2 (koefisien determinasi). Nilai R menunjukkan besarnya hubungan atau korelasi antara Return On Investment (ROI) dengan harga pasar saham sebesar 0,129. Ini berarti antara Return On Investment (ROI) dengan harga pasar saham mempunyai hubungan yang negatif yaitu sebesar 12,9%. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R2) menunjukkan besarnya pengaruh berbanding terbalik antara Return On

Investment dengan harga pasar saham sebesar 0,016641 atau 1,66%.

Dengan kriteria Ho jika thitung>ttabel, maka dengan koefisien beta 12,9, diperoleh thitung dengan nilai 0,565 dengan mengambil taraf signifikansi α sebesar 5% maka ttabel 2,145, sehingga thitung<ttabel, maka terima Ho dengan demikian dapat disimpulkan terdapat pengaruh berbanding terbalik Return On Investment terhadap harga pasar saham.

Terdapat pengaruh berbanding berbalik tersebut diduga bahwa investor benar-benar tidak hanya menilai kondisi fundamental emiten saja dalam berinvestasi tetapi juga lebih mempertimbangkan faktor lain tingkat suku bunga, indeks harga saham gabungan, news and

(14)

Hal ini relevan dengan konsep yang dikemukakan oleh Abdul Halim (2005:5) bahwa investor tidak hanya menilai kondisi fundamental sebagai analisis investasi tetapi juga sering menggunakan analisis teknikal yaitu analisis yang mendasarkan pada permintaan dan penawaran saham serta mereka berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari permintaan dan penawaran, dimana laba itu sendiri merupakan ukuran dalam memberikan return yang akan diberikan. Jadi dimungkinkan investor lebih tertarik menggunakan analisis teknikal dibandingkan dengan analisis fundamental perusahaan sebagai acuan dalam berinvestasi yang nantinya akan mempengaruhi harga pasar saham perusahaan itu sendiri.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 memiliki laba bersih yang cukup baik meskipun laba bersih setiap perusahaan nilainya bervariasi, perusahaan yang memiliki laba bersih paling besar yaitu PT Indofood Sukses Makmur Tbk sedangkan perusahaan yang mempunyai laba bersih yang paling rendah adalah PT Sekar Laut Tbk. Adapun tingkat Return On Investment (ROI) bervariasi dari mulai perusahaan yang memberikan return yang sangat tingi sampai perusahan yang memberikan tingkat return yang rendah, perusahaan mempunyai tingkat Return On Investment yang paling tinggi adalah PT Multi Bintang Indonesia Tbk sedangkan perusahaan yang mempunyai Return On Investment paling rendah adalah PT Tri Banyan Tirta Tbk. Sedangkan harga pasar saham perusahaan juga bervariasi dimana PT Deltha Djakarta Tbk mengalami peningkatan harga pasar saham paling tinggi dan PT Sekar Laut Tbk yang mengalami penetapan harga pasar saham. 2. Pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2013 laba bersih mempunyai pengaruh terhadap Return On Investment (ROI). Pengaruh yang kuat tersebut dimungkinkan bahwa usaha untuk mempertinggi Return

On Investment (ROI) pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia kemungkinan lebih ditekankan pada peningkatan asset turn over aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap, dibandingkan profit margin dengan cara mempertinggi efisiensi di sektor produksi, penjualan, dan administrasi.

(15)

3. Pada perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013 laba bersih dan Return On Investment (ROI) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga pasar saham. Laba bersih dan Return On Investment (ROI) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap harga pasar saham.

Saran

1. Bagi perusahaan diharapkan dapat lebih meningkatkan laba bersih perusahaan untuk kelangsungan hidup perusahaan, selain itu lebih memperhatikan faktor-faktor yang lebih membuat tertarik investor seperti suku bunga, PDRB, utilitas, birokrasi, kualitas SDM, regulasi, stabilitas politik dan keamanan faktor sosial budaya untuk menanamkan saham selain Return On Investment perusahaan.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan dan perbaikan dari penelitian ini, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang permasalahan yang sama mengenai tingkat suku bunga, indeks saham gabungan, news and rumors, serta diharapkan dapat meneliti dengan menggunakan laporan keuangan yang mentah dari perusahaan yang diteliti.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Halim. 2005. Analisis Investasi. Jakarta : Salemba Empat.

Adi Maulana. 2013. Pengaruh Informasi Laporan Arus Kas Dan Return On Investment

Terhadap Return Saham. Jurnal Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Negeri Medan.

Aswat Damodaran. 2007. Return On Capital (ROC), Return On Invesment (ROI), and Return

On Equity (ROE) : Pengukuran and Implikasi. Jurnal jurusan Akuntasi, Universitas

New York.

Bambang Riyanto. 2002. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogakarta : BPFE.

Bursa Efek Indonesia. 2008. Idx Yearly Statistik, Jakarta : PT Bursa Efek Indonesia. http://www.idx.co.id

Dae Taufic Ramadhan. 2014. Analisis Pengaruh ROI, EPS, DPS Terhadap Harga Saham. Jurnal Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pembangunan Nasional Veteran.

(16)

Denies Priatinah & Prabandaru Adhe Kusuma Pengaruh Return On Investment (ROI),

Earning Per Share (EPS), Dan Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham.

Jurnal Nominal / Volume I Nomor I / Tahun 2012.

Eduardus Tandelilin. 2010. Portofolio dan Ivestasi Teori dan Aplikasi. Yoryakarta : BPFE. Engkos Achmad Kuncoro dan Riduwan. 2013. Cara Menggunakan Dan Memakai Path

Analysis (Analisis Jalur). Bandung : Alfabeta.

Ersa Tri Nugraha. 2011. Pengaruh Laba Bersih (EAT) Terhadap Dividen Per Share (DPS)

Pada Indeks LQ45. Skripsi pada jurusan Manajemen FE UNSIL.

Harmanto. 2004. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta : BPFE.

Hendriksen Eldon. S dan Van Breda. 2000. Accouting Teori, Dialihbahasakan oleh Herman Wibowo. Jakarta : Interaksi.

Hery. 2013. Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi.

Hui Chen. 2014. Return On Invesment Politik Dalam Undang-undang Amerika Jobs

Penciptaan 2004. Jurnal Jurusan Akuntansi, Universitas Colorado.

Irham dan Yovi. 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Bandung : Alfabeta.

Kriswati Yuni Mardani. 2008. Pengaruh Return On Invesment dan Dividen Per Share

terhadap Harga Saham. Jurnal Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Negeri Semarang.

Mohammad Nazir. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Idonesia. Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen, Edisi Kedua. Yogyakarta :Salemba Empat. Nirwan Sitepu. 1994. Path Analysis. Jakarta :Ghalia Indonesia.

Rangga Giri Saputra. 2011. Pengaruh Modal Kerja terhadap Return On Invesment pada

Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia Tasikmalaya. Skripsi pada jurusan

Manajemen FE UNSIL.

Riska Suryani. 2010. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Harga Pasar Saham. Skripsi pada jurusan Akuntansi FE UNSIL.

Riyan Ristian. 2014. Pengaruh Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Invesment. Skripsi pada jurusan Manajemen FE UNSIL.

Soemarso S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

(17)

Silvi Elvira. 2011. Pengaruh Return On Invesment, Total Asset Turnover, Dan Economic

Value Added Terhadap Return Saham. Skripsi pada jurusan Akuntansi FE UNSIL.

Yuli Kristini. 2014. Pengaruh ROI, EPS dan DPS Terhadap Harga. Jurnal Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Dian Nuswantoro Semarang. http://www.idx.co.id/id-id/beranda/perusahaantercatat/pencatatansaham.aspx

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa siswa memiliki kemampuan penguasaan matematika yang rendah dalam mengikuti pembelajaran matematika sehingga berdampak

Penggunaan DES dalam bidang pembuatan biodiesel selain sebagai pelarut untuk memudahkan pencampuran fasa minyak dengan alkohol juga dapat digunakan sebagai katalis

Setelah mengulas mengenai Representasi kebencian di dalam lirik lagu “Syair Nurdin Ali” yang diciptakan dan dipopulerkan oleh The Sayyidin Band, maka peneliti memperoleh

Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan – 12450, Indonesia.

NIDN NAMA DOSEN Kode PTU PTU

Ketiga model yang dibahas pada penelitian Suprayogi dan Mardiono (1997), Suprayogi dan Toha (2002), Suprayogi dan Partono (2005), mengasumsikan bahwa pemakaian sumberdaya

Berdasar pada analisis tersebut, area tangkapan mata air Sanglor 2 adalah merupakan area yang paling kompleks dengan didasarkan pada parameter TWI,

Second, the management of the company’s role in the business strategy formulation, based on priorities are decision-taker on the right time, good interpersonal relationship,