• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Sudiatmanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Sudiatmanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA JAWA MATERI

UNGGAH UNGGUH BASA DENGAN MENERAPKAN

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII-E DI

SMP NEGERI 1 POGALAN TRENGGALEK

SEMESTER II TAHUN 2012/2013

Oleh: Sudiatmanto

SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Bahasa Jawa pada materi pokok unggah ungguh basa pada siswa Kelas VII-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek tahun ajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VII-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 29 siswa. Penelitian menggunakan 2 siklus penelitian yang terdiri atas 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi menggunakan tes, angket, dan catatan lapangan. Hasil prestasi belajar menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar bahasa Jawa materi pokok unggah ungguh basa. Peningkatan motivasi belajar ini tampak pada naiknya nilai rata-rata siswa dari nilai sebelum siklus sebesar 62,41 kemudian siklus I sebesar 72,86 dan menjadi 83,97 pada akhir siklus II.

Kata Kunci: Bahasa Jawa, unggah ungguh basa

Tujuan pendidikan nasional ialah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh dan berkesinam-bungan sehingga tercapai tujuan negara mencapai masyarakat adil makmur berdasar-kan Pancasila dan UUD 1945.

Berbagai upaya telah dilakukan pe-merintah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Usaha tersebut misalnya program wajib belajar sembilan tahun yang intinya mewajibkan semua warga negara yang ber-usia sekolah untuk mengikuti pendidikan se-lama 9 tahun atau setingkat SMP. Untuk me-nunjang program wajib belajar pemerintah mengambil langkah-langkah menyediakan gedung sekolah, alat-alat pelajaran, serta buku-buku pelajaran. Pemerintah juga me-nyediakan guru-guru umum, guru bidang studi, guru BP, guru SLB dan guru keliling. Pemerintah juga membenahi managemen

pendidikan dengan menciptakan sistem Pen-didikan Nasional dan diikuti dengan penata-an Kurikulum dpenata-an kegiatpenata-an pembelajarpenata-an.

Sebagai salah satu mata pelajaran penting yang berguna untuk melestarikan kebudayaan daerah ialah Bahasa Jawa. Mata pelajaran Bahasa Jawa dikembangkan agar ciri khas masyarakat suku Jawa dapat lestari dan tentunya akan berguna dalam menopang kebudayaan nasional yang beraneka ragam, sebab sudah disadari bersama bahwa yaan daerah merupakan akar dari kebuda-yaan nasional.

Dalam belajar Bahasa Jawa yang pa-ling sulit ialah mempelajari “unggah-ung-guhing basa” yang dalam Bahasa Indonesia berarti tingkatan-tingkatan menulis huruf jawa dengan menggunakan pasangan menu-rut status sosial seseorang dari bahasa ngoko sampai kromo inggil. Penyebab kesulitan ini

(2)

ialah sudah tergesernya posisi Bahasa Jawa dari bahasa ibu menjadi bahasa pusaka nenek moyang. Dengan tidak diamalkan secara ketat maka sering terjadi kesalahan dalam menggunakan Bahasa Jawa menurut tingkat-an-tingkatan yang benar dan baku.

Salah satu upaya yang dapat diguna-kan untuk mengatasi masalah yang terjadi adalah dengan menerapkan pembelajaran kontekstual. Pembelajaran dengan menerap-kan pendekatan kontekstual dalam kuriku-lum 2004 adalah pembelajaran yang mem-persyaratkan suatu konsepsi yang membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran de-ngan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahu-an dpengetahu-an penerappengetahu-annya dalam kehiduppengetahu-an mere-ka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan tenaga kerja.

Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam penelitian ini digunakan dengan pertimbangan dapat me-nguatkan, memperluas, dan menerapkan pe-ngetahuan dan keterampilan akademik siswa dalam berbagai macam tatanan baik dalam sekolah maupun luar sekolah agar dapat me-mecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan ter-utama berhubungan dengan peran dan tang-gung jawab mereka sebagai anggota ke-luarga, warga negara, siswa dan tenaga kerja. Pembelajaran konstekstual adalah pem-belajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan pengalaman sesungguhnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis pe-nelitian tindakan kelas (PTK). Pepe-nelitian dilakukan pada siswa Kelas VII-E SMP Ne-geri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 29 siswa. Lokasi penelitian adalah di SMP Negeri 1

Pogalan Kabupaten Trenggalek. Pengumpul-an data dilakukPengumpul-an menggunakPengumpul-an tes, observa-si, angket, dan daftar nilai. Penelitian menggunakan 2 siklus penelitian yang terdiri atas 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelak-sanaan, pengamatan dan refleksi. Pengum-pulan data dilakukan melalui observasi me-nggunakan tes, angket, dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif yang bersifat linear

(mengalir) maupun bersifat sirkuler.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Siklus Pertama

Refleksi Awal

Dari temuan awal oleh peneliti ten-tang rendahnya prestasi belajar siswa kusus-nya pada mata pelajaran bahasa Jawa Kelas VII-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek. Adapun rendahnya prestasi bela-jar siswa tersebut dapat dilihat dari nilai for-matif siswa. Tindak lanjut dari temuan ter-sebut, peneliti mengadakan pertemuan de-ngan mitra guru. Hasil pertemuan disepakati mitra guru sebagai pengamat. Dalam penelitian ini metode yang dipakai untuk mengupayakan peningkatan prestasi belajar bahasa Jawa materi pokok unggah ungguh basa dengan menerapkan metode konteks-tual.

Perencanaan

Perencanaan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Menyiapkan Ma-teri Unggah Ungguh Basa bahasa Jawa; (b) Menyiapkan Rencana Pelaksanaa Pembela-jaran (RPP); (c) Menyiapkan lembar obser-vasi siswa untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran; (c) Menyiapkan lembar observasi guru untuk mencatat semua kegiatan guru selama proses pembelajaran; (d) Menyiapkan lembar tes untuk pretest dan

(3)

post test; dan (e) Menyiapkan lembar penilaian dan analisis data.

Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dengan tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut. (a) Guru menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini; (b) Guru menjelaskan langkah-langkah metode Kon-tekstual dengan menjelaskan peran masing masing siswa; (c) Siswa melaksanakan pro-ses pembelajaran, dengan bermain peran di-bawah bimbingan guru; (d) Siswa yang lain

mengamati dan membuat catatan penting; (e) Guru dan tim peneliti mengamati secara bersama-sama kegiatan pembelajaran; (f) Siswa mendiskusikan hasil pelaksanaan ber-main peran dan menarik kesimpulan; (g) Guru melaksanakan tes penilaian dan meng-analisis nilai; (h) Guru dan tim peneliti melakukan refleksi hasil penelitian selama siklus I. Adapun langkah-langkah pembela-jaran secara rinci sebagai berikut.

Pertemuan I:

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu 1. Kegiatan Pendahuluan

 Mengkondisikan kelas

 Berdoa bersama

 Guru mengabsen siswa

 Memotivasi siswa

 Apersepsi

 Penjelasan tentang basa ngoko dan basa krama

20’

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi

 Beberapa siswa ditunjuk guru untuk memperagakan wacana bahasa ngoko dan Tatakrama dengan intonasi dan lafal yang tepat

 Siswa mengungkapkan kembali pokok-pokok isi wacana secara tertulis dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko

 Siswa menjawab pertanyaan bacaan dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko

 Siswa merubah kalimat berbahasa Jawa ngoko lugu/ngoko alus ke dalam bahasa Jawa krama

40’

3. Kegiatan Penutup

 Membahas bersama dan menyimpulkan materi pelajaran unggah-ungguh basa 20’

Pertemuan II :

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu 1. Kegiatan Pendahuluan

 Mengkondisikan kelas

 Berdoa bersama

 Guru mengabsen siswa

 Memotivasi siswa

 Apersepsi

 Penjelasan tentang basa ngoko dan basa krama

20’

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi

 Beberapa siswa ditunjuk guru untuk memperagakan wacana bahasa ngoko dan Tatakrama dengan intonasi dan lafal yang tepat

 Siswa mengungkapkan kembali pokok-pokok isi wacana secara tertulis dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko

 Siswa menjawab pertanyaan bacaan dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko

(4)

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

 Siswa merubah kalimat berbahasa Jawa ngoko lugu/ngoko alus ke dalam bahasa Jawa krama

3. Kegiatan Penutup

 Membahas bersama dan menyimpulkan materi pelajaran unggah ungguh basa 20’

Pertemuan III:

Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu 1. Kegiatan Pendahuluan

 Mengkondisikan kelas

 Berdoa bersama

 Guru mengabsen siswa

20’ 2. Kegiatan Inti

 Guru membagikan soal evaluasi pada siswa untuk tes evaluasi per siklus 40’ 3. Kegiatan Penutup

 Siswa mengumpulkan lembar jawaban tes evaluasi

 guru membahas sedikit soal evaluasi

 guru menutup pembelajaran

20’

Pengamatan

Data hasil penelitian pada siklus I yang telah berhasil dikumpulkan dapat disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Daftar Prestasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No. Nama Siswa Hasil Nilai

Ketuntasan Tuntas Tuntas Tidak

1 Aida P. Z. 80 T 2 Aji G. S. 90 T 3 Ananda F. H. 70 T 4 Arvianto N. 62 TT 5 Bian P. 80 T 6 Danial D. C. 30 TT 7 Dedy A. 40 TT 8 Diah A. 80 T 9 ErmantriY. 90 T 10 Fahriza K. 70 T 11 Ginda O. P. B. 62 TT 12 Iqna E. A. 80 T 13 Javier Y. C. 90 T 14 Kiki A. R. 70 T 15 Lala L. R. S. 62 TT 16 Latifa U. A. 100 T 17 Miftakhul W. F. 80 T 18 M. Ferdian R. P. 80 T 19 M. Kharis P. 85 T 20 M. Zulfikar Y. 90 T 21 M. Hadziqur R. 30 TT 22 M. Akhyarul A. 70 T 23 Okky Z. P. 62 TT 24 Safira I. M. 80 T 25 Sinta M. S. 90 T 26 Tabah S. 85 T 27 Wira W. A. 85 T 28 Yafi K. L. R. 90 T 29 Youngki A. D. 30 TT Jumlah 2113 21 8 Rata - rata 72.86 72.41 27.59

Berdasarkan data hasil penilaian sis-wa pada siklus I menunjukkan bahsis-wa terjadi peningkatan dengan nilai rata-rata sebesar 72,86 dan ketuntasan belajar sebesar 72,41%, perolehan ini masih belum mencapai ketuntasan yang peneliti inginkan yaitu sebesar 85% maka dari itu perlu diadakan penelitian lanjutan pada siklus berikutnya.

Refleksi

Dari hasil observasi catatan lapangan peneliti dan para kolaborator selama ber-langsungnya siklus I dapat diartikan sebagai berikut: (a) Faktor keberhasilan, meliputi (1) Langkah-langkah dalam siklus I dapat dilak-sanakan dengan lancar walau belum maksi-mal; (2) Peneliti telah dapat melaksanakan pembelajaran menggunakan metode Kon-tekstual dalam mata pelajaran Bahasa Jawa, hingga tampak motivasi belajar siswa me-ningkat, hal ini dapat dilihat keseriusan anak dalam mengikuti pembelajaran ini; dan (3)

(5)

Situasi belajar menjadi hidup sehingga tidak membosankan; (b) Kendala yang dihadapi dalam siklus I, diantaranya (1) Masih banyak menghabiskan waktu sebab siswa masih harus dibimbing terus dalam pembelajaran yang menggunakan metode Kontekstual ini; (2) Kekurangan kosakata menyulitkan siswa untuk menerapkan bahasa sesuai dengan tingkatannya; dan (3) Belum seluruh siswa dapat bermain peran dengan baik, hal ini disebabkan karena canggung dalam berlatih; (c) Rencana perbaikan yang dilakukan yaitu guru bersama tim peneliti mencatat kekurangan-kekurangan pada siklus I untuk dimasukkan lagi dalam program siklus II, dengan demikian diharapkan semua perma-salahan dapat terpecahkan pada siklus II dan peningkatan prestasi belajar siswa bisa lebih meyakinkan.

Siklus Kedua

Perencanaan

Perencanaan dan pelaksanaan masih sama seperti siklus I namun di sana sini

diadakan penambahan sesuai dengan hasil refleksi. Adapun penambahan dan peruba-hannya, yaitu (a) Guru menjelaskan ulang tentang langkah-langkah dalam metode Kon-tekstual; (b) Membimbing siswa untuk mengucapkan dialog sesuai dengan situasi-nya dengan benar; dan (c) Guru selalu mem-bantu siswa dengan memberi contoh-contoh dalam menerapkan metode Kontekstual ini.

Pelaksanaan

Semua kegiatan pada siklus I dilak-sanakan lagi pada siklus II dan dilengkapi dengan hasil refleksi selama siklus 1, yaitu (a) Memotivasi siswa untuk lebih berani mencoba berbahasa Jawa sesuai tingkatan; (b) Guru selalu membetulkan secara lang-sung pada kata-kata yang tidak tepat peng-gunaannya; dan (c) Menghimbau anak berla-tih sendiri dalam metode Kontekstual dengan tema yang berbeda-beda. Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut.

Pertemuan I

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan

 Mengkondisikan kelas

 Berdoa bersama

 Guru mengabsen siswa

 Memotivasi siswa

 Apersepsi

 Penjelasan tentang basa ngoko dan basa krama

20’

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi

 Beberapa siswa ditunjuk guru untuk memperagakan wacana bahasa ngoko dan Tatakrama dengan intonasi dan lafal yang tepat

 Siswa mengungkapkan kembali pokok-pokok isi wacana secara tertulis dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko

 Siswa menjawab pertanyaan bacaan dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko

 Siswa merubah kalimat berbahasa Jawa ngoko lugu/ngoko alus ke dalam bahasa Jawa krama

40’

3. Kegiatan Penutup

 Membahas bersama dan menyimpulkan materi pelajaran unggah ungguh basa 20’

(6)

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu 1. Kegiatan Pendahuluan

 Mengkondisikan kelas

 Berdoa bersama

 Guru mengabsen siswa

 Memotivasi siswa

 Apersepsi

 Penjelasan tentang basa ngoko dan basa krama

20’

2. Kegiatan Inti

Eksplorasi, Elaborasi, Konfirmasi

 Beberapa siswa ditunjuk guru untuk memperagakan wacana bahasa ngoko dan Tatakrama dengan intonasi dan lafal yang tepat

 Siswa mengungkapkan kembali pokok-pokok isi wacana secara tertulis dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko

 Siswa menjawab pertanyaan bacaan dalam bahasa Jawa karma dan bahasa ngoko

 Siswa merubah kalimat berbahasa Jawa ngoko lugu/ngoko alus ke dalam bahasa Jawa krama

40’

3. Kegiatan Penutup

 Membahas bersama dan menyimpulkan materi pelajaran unggah ungguh basa 20’

Pertemuan 3:

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu

1. Kegiatan Pendahuluan

 Mengkondisikan kelas

 Berdoa bersama

 Guru mengabsen siswa

20’ 2. Kegiatan Inti

 Guru membagikan soal evaluasi pada siswa untuk tes evaluasi per siklus 40’ 3. Kegiatan Penutup

 Siswa mengumpulkan lembar jawaban tes evaluasi

 Guru membahas sedikit soal evaluasi

 Guru menutup pembelajaran

20’

Pengamatan

Setelah selesai sernua kegiatan pembelajaran pada siklus II maka diperoleh data nilai prestasi belajar siswa dalam bahasa Jawa yang disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Daftar Prestasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Nama Siswa Hasil Nilai Tuntas Ketuntasan Tidak Tuntas 1 Aida P. Z. 70 T 2 Aji G. S. 80 T 3 Ananda F. H. 90 T 4 Arvianto N. 80 T 5 Bian P. 90 T 6 Danial D. C. 80 T 7 Dedy A. 90 T 8 Diah A. 80 T 9 ErmantriY. 80 T

No Nama Siswa Hasil Nilai Tuntas Tidak Ketuntasan Tuntas 10 Fahriza K. 90 T 11 Ginda O. P. B. 100 T 12 Iqna E. A. 70 T 13 Javier Y. C. 80 T 14 Kiki A. R. 80 T 15 Lala L. R. S. 85 T 16 Latifa U. A. 90 T 17 Miftakhul W. F. 80 T 18 M. Ferdian R. P. 90 T 19 M. Kharis P. 80 T 20 M. Zulfikar Y. 100 T 21 M. Hadziqur R. 80 T 22 M. Akhyarul A. 90 T 23 Okky Z. P. 70 T 24 Safira I. M. 90 T 25 Sinta M. S. 80 T 26 Tabah S. 100 T 27 Wira W. A. 70 T 28 Yafi K. L. R. 90 T

(7)

No Nama Siswa Hasil Nilai Tuntas Ketuntasan Tidak Tuntas 29 Youngki A. D. 80 T Jumlah 2435 29 0 Rata - rata 83.97 100.00 0.00 Refleksi

Setelah mengamati paparan data nilai prestasi belajar siswa pada tabel di atas, maka dapat direfleksikan sebagai berikut: (a) Semua rencana dan semua hasil refleksi siklus I dapat dilaksanakan dengan baik dan telah sesuai dengan tujuan; (b) Guru telah berhasil memakai metode Kontekstual dalam meningkatkan motivasi belajar bahasa Jawa siswa Kelas VII-E dalam materi pokok Unggah Ungguh Basa; dan (c) Prestasi hasil belajar belajar pada materi pokok Unggah Ungguh Basa telah meningkat.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setelah melalui dua siklus pembela-jaran dengan menggunakan metode Konteks-tual maka prestasi belajar siswa dalam berbahasa Jawa materi pokok Unggah Ung-guh Basa pada siswa Kelas VII-E SMP Ne-geri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek telah berhasil meningkat dengan meyakinkan.

Interpretasi Data

Dari hasil pengamatan paparan data dapat diketahui bahwa ada peningkatan yang besar pada prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dengan materi

pokok Unggah Ungguh Basa dari siklus I ke siklus II Hal ini didukung dengan nilai rata-rata dari sebelum siklus 62,41 dengan ketuntasan belajar sebesar 55,17% di-lanjutkan siklus I sebesar 72,86 dengan ke-tuntasan 72,41% dan nilai rata-rata setelah siklus II sebesar 83,97 dan ketuntasan belajar sebesar 100%, hal ini menandakan bahwa dengan menggunakan metode kontekstual kemampuan berbahasa materi pokok unggah ungguh basa pada siswa Kelas VII-E SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek dapat meningkat secara tajam dan me-yakinkan. Dapat dikatakan bahwa penelitian tindakan ini dapat berhasil dengan baik. Peningkatan prestasi belajar siswa tiap siklus dapat digambarkan dalam Gambar 1.

PENUTUP Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: (1) Melalui meto-de Kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam bahasa Jawa; (2) Dengan naiknya nilai rata-rata dari sebelum siklus yaitu 62,41 siklus I sebesar 72,86 dan siklus II nilai rata-rata menjadi 83,97, hal dapat diartikan bahwa ada peningkatan besar terhadap prestasi hasil belajar bahasa Jawa dalam penelitian ini; dan (3) Penggunaan metode Kontekstual dapat menambah pengalaman guru dalam mengaktifkan siswa.

(8)

Gambar 1 Prestasi Belajar Siswa

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasar-kan hasil penelitian yang dilakuberdasar-kan, yaitu: (1) Bagi SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek hendaknya menggunakan hasil penelitian untuk memacu meningkatkan motivasi dan prestasi hasil belajar siswa dalam bahasa Jawa; (2) Bagi guru, hasil

penelitian ini dapat diterapkan kepada siswanya sebagai salah satu cara mening-katkan kemampuan dan pemahaman siswa terhadap bahasa Jawa; dan (3) Bagi para peneliti lain, dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai acuan dan dapat saling melengkapi sehingga akan menghasilkan kesempurnaan.

DAFTAR RUJUKAN

Achmadi, A, H. 1978. Didaktik Metodik. Se-marang: CV Toha Putra.

Dinas P & K. 1995. Pedoman Belajar di

Se-kolah Dasar. Surabaya: Dinas P & K.

Kosadi, H, dkk. 1986. Strategi Belajar

Mengajar Bahasa Indonesia.

Ban-dung: Binacipta.

Jono, R. 1984. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Pengembangan Lem-baga Pendidikan Tenaga Kependi-dikan.

Siliwangi, B. 1989. Pengantar Strategi

Bela-jar MengaBela-jar Bahasa Indonesia.

Ma-lang: IKIP Malang.

Surakhmad, W. 1986. Metodologi

Pengajar-an Nasional. Bandung: IKIP Bandung.

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

SEB.SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2

62.41 72.86 83.97 55.17 72.41 100.00 RATA-RATA KETUNTASAN

Gambar

Tabel 1 Daftar Prestasi  Hasil Belajar Siswa pada  Siklus I
Tabel 2 Daftar Prestasi  Hasil Belajar Siswa pada  Siklus II
Gambar 1  Prestasi Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil jadi gorden dengan sumber ide desain alami, dekoratif, dan geometris ditinjau dari aspek irama, kesatuan, penekanan,

Adalah sebuah alat pemutus yang digunakan untuk menutup dan membuka pada komponen utama pengaman/recloser, DS tidak dapat dioperasikan secara langsung, karena alat

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya operasional adalah jumlah pengeluaran yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan ad ministratif dan penjualan dari

Pengumpulan data yang digunakan dalam menunjang penulisan ini dilakukan dengan survey ke data BMKG setempat dan dengan melakukan kuisioner kepada wisatawan backpacker dan

Kompetensi Umum : Setelah mengikuti Tutorial Mahasiswa dapat menjelaskan tentang manajemen operasi, desain produk, desain proses dan layout, strategi lokasi dan

Merkez, üst kontrol limiti ve alt kontrol limitini belirlenip, klasik istatistik kalite kontrol grafikleri oluşturularak ve daha sonra bulan ı k istatistiksel kalite

Bahaya penghirupan Berdasarkan data yang tersedia, kriteria klasifikasi tidak terpenuhi. Efek-efek kronis

gangguan saluran pencernaan pada pasien yang menderita nyeri perut. Bukan masalah terkait obat karena nyeri perut disebabkan oleh gastroenteritis, bukan karena penggunaan