Memacu Terwujudnya
Hunian Layak
dan Kota
Berkelanjutan
Perumahan dan permukiman menjadi salah satu
prioritas yang ditangani Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dalam empat
tahun terakhir, hasil itu perlahan berbuah nyata
melalui berbagai program.
H
unian layakmerupa-kan kebutuhan dasar ma-syarakat. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, angka kebutuhan hunian yang belum terpenuhi atau backlog pun terus
me-ningkat. Berdasarkan data Badan Pu-sat Statistik (BPS) pada 2015, jumlah backlog mencapai 11,4 juta unit.
Dalam rangka Hari Perumahan Nasional (Hapernas) ke-11 yang di-peringati pada 25 Agustus 2018,
Ke-menterian PUPR terus memacu un-tuk mengurangi tingginya backlog tersebut. Pengentasan itu digagas dengan menginisiasi Program Satu Juta Rumah yang ditargetkan terca-pai pada 2019.
Dalam kurun empat tahun ter-akhir, kerja keras itu kian membua-hkan hasil. Menteri PUPR Basuki Hadimujono memaparkan jumlah rumah yang dibangun meningkat setiap tahunnya. Pada 2015 men-capai 699.770 unit. Tahun berikutnya, jumlahnya meningkat menjadi 805.169 unit. K e m u d i a n , pada 2017
Salah Satu Contoh Program Satu Juta Rumah Direktorat Penyediaan Perumahan
MajalahKIPRahVol 90 th XVIII | Agustus 2018
bertambah lagi menjadi 904.758 ru-mah. “Tahun ini, sampai Agustus 2018 sudah sekitar 582.638 unit yang dibangun, baik MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) maupun non MBR,” kata Basuki di Kementerian PUPR, beberapa waktu lalu.
Adapun hunian yang dibangun berupa Rumah Susun (Rusun), Ru-mah Khusus (Rusus), bantuan sti-mulan rumah swadaya, dan bantuan Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU).
Agar rumah tersebut terjangkau masyarakat, Pemerintah juga meng-gulirkan sejumlah program untuk memfasilitasi pembiayaan rumah bersubsidi. Yang sudah berjalan an-tara lain KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Sub-sidi Selisih Bunga Kredit Perumahan (SSB), Subsidi Bantuan Uang Muka
(SBUM) dan Bantuan Pembia-yaan Perumahan Berbasis
Ta-bungan (BP2BT).
Di sisi lain, Ke-menterian PUPR
juga mendukung hunian layak
de-ngan menye-diakan akses terhadap in-f r a s t r u k t u r dasar seperti air minum, sanitasi dan k o n e k t i v i -tas. Pem-bangunan itu tentunya dise-suaikan dengan rencana tata ru-ang sehingga pe-ngembangan peru-mahan dan perkotaan menjadi terarah.
Angan itu pun erat dikait-kan dengan momentum per-ingatan Hari Habitat Dunia (HHD) 2018 yang mengusung tema Munici-pal Solid Waste Management. Begitu juga dengan peringatan Hari Kota Dunia 2018 bertema Building Sustai-nable and Resilient Cities. Khusus di Indonesia, HHD dan HKD tahun ini
bertema: Bersih Lingkunganku, Be-ning Airku, Tangguh Kotaku.
Tema tersebut ditujukan untuk menggaungkan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan serta memi-kirkan solusi atas berbagai isu perko-taan dalam rangka mewujudkan kota yang berkelanjutan dan tangguh.
Direktur Jenderal Cipta Karya, Ke-menterian PUPR, Danis H Sumadi-laga menjelaskan, perumahan, habi-tat, dan kota pada dasarnya memiliki kaitan yang erat. Untuk mendukung ketiganya, Kementerian PUPR sebe-narnya telah menginisiasi beberapa program sejak empat tahun lalu. Pro-gram berbasis masyarakat itu antara lain Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sani-mas), Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Ma-syarakat (Pamsimas), dan Pengembangan In-frastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW).
Dalam Rencana Strategi 2015-2019, sasaran pembangunan kawasan permukiman diwujudkan dalam gerakan 100-0-100 yakni 100% akses terhadap air minum, 0% kawa-san kumuh permukiman, dan 100% akses sanitasi layak. Semua itu ditar-getkan tercapai pada 2019.
Hingga pelaksanannya tahun ini, capaian akses air minum aman telah mencapai 71,14%, penataan kawasan kumuh perkotaan telah mencapai 21% dari total luasan 38.431 hektare. Sementara untuk capaian nasional, sanitasi layak yang terdiri dari air limbah sebesar 67,20%, persampahan 86,73%, dan drainase sebesar 58,85%.
Namun, pewujudan semua itu di-perlukan adanya komitmen bersama dari kementerian terkait, pemerintah daerah, dan partisipasi aktif masya-rakat serta pemangku kepentingan lainnya. Tanpa itu, angan tersebut tidak akan dapat berjalan dengan op-timal. n
T
aRgeT
pemerintah membangun Satu Juta Rumah pada 2019 kian menunjukkan hasil signifikan.
Sejak diinisiasi pada 2015, pembangunannya mencapai sebanyak 669.770 unit. Di tahun berikutnya,
naik menjadi 805.169 unit. Kemudian tahun lalu, jumlahnya merangkak hingga 904.758 unit.
Demi memenuhi angan tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
menargetkan capaian Program Satu Juta Rumah tahun ini lebih tinggi dibanding periode sebelumnya.
Hingga Agustus 2018, program satu juta rumah sudah mencapai 582.638 unit. “Kami optimis karena masih
punya waktu sekitar 4,5 bulan.
Insha Allah
di akhir tahun mencapai satu juta rumah dengan proporsi
60-70 persen rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),” kata Khalawi Abdul Hamid, Direktur
Jenderal (Dirjen) Penyediaan Perumahan, dijumpai Tim KIPRAH saat peringatan Hari Perumahan Nasional
(Hapernas) 2018 di Kementerian PUPR. Lantaran terbatasnya dana negara, Khalawi mengatakan,
peme-rintah terus menjalin kerja sama dengan pihak swasta guna menguatkan pembiayaan pembangunan. “Kita
upayakan skema-skema baru dengan pihak swasta,” imbuhnya.
Kita Optimis akhir Tahun
ini
Satu Juta Rumah
Bakal Tercapai
LaPORan uTaMa |
PeRuMaHan naSiOnaL
KHaLawi aBDuL HaMiD,
MajalahKIPRahVol 90 th XVIII | Agustus 2018
walaupun Subsidi,
Standar
Kualitas Rumah Tidak
Boleh Turun
Lana winayanTi,
DIRJEN PEMBIAYAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PUPR
H
unian
layak merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Namun, seiring dengan
pertum-buhan penduduk, angka kebutuhan hunian yang belum terpenuhi atau
backlog
pun
te-rus meningkat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2015, angka
backlog
mencapai 11,4 juta, baik dihuni golongan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
maupun yang non MBR.Terkait itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Pembiayaan Perumahan
Kemen-terian PUPR, Lana Winayanti memaparkan jumlah tersebut mulai dikurangi dengan program
satu juta rumah yang diinisiasi pemerintah sejak 2015. “Target
back-log
untuk kehuniannya
seba-nyak 7,6 juta. Kemudian di 2019, bisa turun lagi menjadi 5 juta,” terang Lana saat peringatan Hari
Perumahan Nasional (Hapernas) 2018 di Kementerian PUPR. Meski kategori rumah subsidi, Lana
menegaskan, hunian yang dibangun harus berkualitas. “Semua pe-ngembang rumah subsidi
ha-rus memenuhi kelayakan fungsi dan haha-rus mendapatkan Sertifikat Laik Fungsi (SLF),” imbuh dia.
Di samping itu, Lana juga menjelaskan pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk
me-wujudkan rumah berkualitas. Metodenya mulai dari desain hingga pembiayaan yang terjangkau.
MajalahKIPRahVol 90 th XVIII | Agustus 2018
TEKS TIM KIPRAH FOTO DETIK
M
EMILIKI
rumah tentu salah satu impian setiap orang.
Tetapi bagi kalangan yang kurang mampu tentu
membutuhkan ekstra kerja keras untuk membeli hunian
yang diinginkan.
Melihat peluang itu, Citra Kirana pun meniti usaha bisnis di
bidang properti dengan membangun beberapa rumah kontrakan di
kota asalnya, Bandung. Lokasi itu dipilih lantaran letaknya enggak
terlalu jauh dari rumah keluarga. “Dari awal, aku targetnya lebih
ke rumah kontrakan yang ditujukan untuk masyarakat kalangan
menengah ke bawah,” kata Citra.
Finalis Gadis Sampul 2007 tersebut menaruh segmentasi
kalangan menengah ke bawah karena percaya bahwa seluruh
masyarakat berhak tinggal di rumah. Konon, Citra membangun
bisnis propertinya di dekat tempat potensial, yakni dekat dengan
pabrik.
Tak sendirian, dara 24 tahun yang juga akrab disapa Ciki
ini mengajak keluarga seperti orang tua dan saudaranya
untuk bergabung. Terlebih lagi kedua orang tuanya juga telah
lama bergerak di ranah bisnis. Dengan begitu, dirinya bisa
mendiskusikan banyak hal bersama sang ayah dan ibu.
n
Sewa Rumah
Kelas Bawah
Citra Kirana
Dewan Redaksi: Anita Firmanti • Danis H Sumadilaga • Arie Setiadi Moerwanto Pemimpin Umum: Endra S Atmawidjaja
Pemimpin Redaksi: Wara Novella Redaktur Pelaksana:
Arif Fajar Redaksi: Krisno Yuwono • Bimo A • Djoko Karsono • Mirah N • Warjono • A B Hartati • Gustav S • A Mukmin
Editor: Santi I Astuti • Wayan Yoke • Sri Rizqi G • Anisah B Desain/ Artistik: E Prananta • Hedi Hardiyansyah • Rangga • Amelia
Fotografer: Odhy A • Andika • Agus Iwan S Sekretaris: Juariah • Giantry • Umi Fatimah S • Fitria MP Kontributor: Djadjuri Luciana R • Asep Kurniawan • Warsono Sirkulasi/Distribusi:
Karina • Nadi Tarmadi • Yusron • Anas • Arifin Diterbitkan oleh:
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Alamat:
Biro Komunikasi Publik, Gedung Utama Lt.4 Jl Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta 12110 Telp./Fax: 021-725 1538, 021-724 8932 e-mail: [email protected]
Redaksi Majalah KIPRAH menerima kiriman artikel, atau tulisan lain yang (1) bersifat populer dan (2) sesuai dengan isi Majalah KIPRAH. (3) Panjang tulisan minimal 400 kata, maksimal 1600 kata. (4) Pengiriman naskah dapat dilakukan melalui email ke [email protected], disertai dengan data diri berupa biografi singkat dan alamat, nomor telepon, fax atau E-mail (bila ada). (5) Naskah yang tidak dimuat biasanya tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis. (6) Redaksi berhak melakukan perubahan naskah tanpa mengubah isi dari tulisan.
@KemenPU
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat @kemenpupr KemenPU