• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Produk dan Pelayanan Jasa terhadap Keberhasilan Usaha UKM (Usaha Kecil Menengah) di Pagaruyung Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kualitas Produk dan Pelayanan Jasa terhadap Keberhasilan Usaha UKM (Usaha Kecil Menengah) di Pagaruyung Medan"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

Kuisioner Penelitian

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN PELAYANAN JASA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA UKM (USAHA

KECIL MENENGAH) DI PAGARUYUNG MEDAN

DATA RESPONDEN 1. Nama :

2. Usia : 17-21 Tahun 22-26 Tahun 27-30 Tahun

(2)

Petunjuk:

Responden yang terhormat, bersama ini saya mohon kesediaan Saudara/I untuk mengisi data kuesioner yang diberikan.informasi yang anda berikan akan membantu saya dalam menyelesaikan penyusunan skripsi saya.oleh karena itu kepada responden saya sebagai peneliti mengharapkan

1. Berikan tanda silang atau ( X ) atau ( √ ) padakolom yang disediakan. 2. Alternatifjawaban yang tersediapadakuesioner, silahkanandapilih yang

dianggapsesuai. 3. Keterangan:

(SS) = Sangat Setuju

(S) = Setuju

(R) = Ragu

(TS) = Tidak Setuju

(3)

Pertanyaan :

No Pertanyaan SS S R TS STS

Kualitas Produk

1 Produk yang ditawarkan sesuai dengan standart

2 Rasa yang diinginkan sesuai dengan selera pelanggan

3 Tampilan Produk yang ditawarkan bersih dan menarik

4 Tampilan penyajian yang higienies Pelayanan Jasa

1 Sistem Penyajian yang dilakukan cepat 2 Kebersihan,dan Kerapian dan

Kenyamanan konsumen menjadi prioritas utama saya untuk konsumen 3 Bersedia membantu pelanggan

4 Keamanan kesehatan pelanggan menjadi yang utama dan terjamin

5 Mengikuti selera pelanggan dan mengikuti permintaan pelanggan

Keberhasilan Usaha

1 Penghasilan yang diperoleh cukup banyak sehingga memberikan kepuasan hasil dalam berjualan

2 Meningkatnya jumlah pelanggan yang datang

3 Jumlah penjualan bertambah dan meningkatkan hasil penjualan

(4)
(5)
(6)

45

4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

46

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

47

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

48

4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

49

4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5

50

4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5

51

4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5

52

(7)

LAMPIRAN 3

Frekuensijawabanrespondenterhadapvariabel Kualitas Produk, Pelayanan Jasa dan Keberhasilan Usaha.

p1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 4.00 34 65.4 65.4 65.4

5.00 18 34.6 34.6 100.0 Total 52 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 4.00 13 25.0 25.0 25.0

5.00 39 75.0 75.0 100.0 Total 52 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 4.00 39 75.0 75.0 75.0

(8)

p4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 4.00 39 75.0 75.0 75.0

(9)

p8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 4.00 13 25.0 25.0 25.0

5.00 39 75.0 75.0 100.0 Total 52 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 4.00 39 75.0 75.0 75.0

5.00 13 25.0 25.0 100.0 Total 52 100.0 100.0

p10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 4.00 18 34.6 34.6 34.6

(10)

p11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 4.00 39 75.0 75.0 75.0

5.00 13 25.0 25.0 100.0 Total 52 100.0 100.0

p12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 4.00 13 25.0 25.0 25.0

5.00 39 75.0 75.0 100.0 Total 52 100.0 100.0

p13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 4.00 13 25.0 25.0 25.0

(11)
(12)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 54.9667 18.447 .458 .950

p2 54.5333 17.292 .862 .937

p3 55.0333 17.826 .667 .943

p4 54.5333 17.292 .862 .937

p5 54.6667 17.678 .641 .944

p6 54.5333 17.292 .862 .937

p7 55.0333 17.826 .667 .943

p8 54.5333 17.292 .862 .937

p9 55.0333 17.826 .667 .943

p10 54.6333 17.620 .674 .943

p11 55.0333 17.826 .667 .943

p12 54.5333 17.292 .862 .937

(13)

LAMPIRAN 5

HasilPengelolahan Data dengan SPSS

Pengaruh Kualitas Produk Dan Pelayanan Jasa Terhadap Keberhasilan Usaha

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 pelayananjasa,

kualitasproduka

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate 1 .943a .889 .884 .10996

a. Predictors: (Constant), pelayananjasa, kualitasproduk

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 101.776 2 50.888 195.682 .000a

Residual 12.743 49 .260 Total 114.519 51

(14)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .042 .939 .045 .964

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Anoraga, Pandji, 2009. Manajemen Bisnis, Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta

Lupiyoadi, Rambat, 2001. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Khasmir, 2006. Kewirausahaan. Penerbit; Raja Grafindo, Jakarta.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis. Penerbit : CV Alfabet, Bandung.

Tjiptono, Fandy, 1997, Strategi Bisnis &Manajemen, Edisi Pertama, Andi Yogyakarta.

_______, 2002 , Manajemen Jasa, Penerbit :Andi, Yogyakarta.

Suryana, 2001. Kewirausahaan; Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju

Sukses, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

_______, 2010. Kewirausahaan, Jakarta: Salemba Empat.

_______, 2012, Kewirausahaan, Jakarta: Salemba Empat.

Riani, 2008, Asri Laksmi, Dasar-Dasar Kewirausahaan, Salemba Empat.

Zimmerer, Thomas W ,dan M. Scarborough, 2002 .Kewirausahaan dan

Manajemen Usaha Kecil. Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat,

(16)

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lufti, 2014.Analisis Data Untuk Riset

Manajemen Dan Bisnis, USU Press, Medan.

Kotler, Philip, Gary Amstrong , 2004.Dasar-dasar pemasaran, Edisi Kesembilan, Jilid 1, dialihbahasakan oleh Alexander Sindoro, Jakarta.

_______, 2009, Manajemen Pemasaran, Jilid ke-2, Erlangga, Jakarta.

Jurnal:

Thera, Krisna, 2012. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Konsumen

pada produk Samsung,(Studi Kasus pada PT.Ericsson Indonesia)

Zia, Ridwan, 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan

Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Restoran Waroeng Taman Singosari

Di Semarang

Lies, Indriyanti, 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap

Keberhasilan Usaha Mikro dan Kecil (Studi Kasus Pada Usaha Kecil Di

Semarang Barat)

Ginting,Kania, 2012. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

usaha (studi kasus pada pengusaha rumah makan di helvetia)

Firmansyah, Atya, 2012. Hubungan antara perilaku inovatif wirausaha dengan

keberhasilan usaha kecil (Studi kasus pada para wirausaha didaerah

(17)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi empiris dengan pendekatan penelitian asosiatif. Metode studi empiris merupakan metode penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman, objek yang diteliti lebih di tekankan pada kejadian sebenarnya daripada persepsi orang mengenai kejadian. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah asosiatif.

Penelitian asosiatif menurut Sugiyono (2009:133) adalah penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian asosiatif merupakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (atau lebih) tersebut. Di mana hubungan antara variabel dalam penelitian akan dianalisis dengan menggunakan ukuran-ukuran statistika yang relevan atas data tersebut untuk menguji hipotesis.

(18)

Sedangkan untuk menganalisis data dan pengujian hipotesis, penulis menggunakan teknik regresi berganda, di karenakan data yang di dapatkan berskala interval dan mempunyai lebih dari satu variabel independen, analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dan dependen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah usaha kuliner di Jalan Pagaruyung Medan. Waktu penelitian direncanakan mulai dari bulan September-Oktober 2015.

3.3 Batasan dan Identifikasi Variabel Penelitian

Menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada faktor modal, pemilihan lokasi dan pengetahuan kewirausahaan yang mendorong keberhasilan usaha dan dalam hal ini usaha kuliner di Jalan Pagaruyung Medan.

Adapun variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah X1 : Kualitas Produk

X2 : Pelayanan Jasa Y : Keberhasilan Usaha

3.4 Definisi Operasional Variabel

(19)

a. Kualitas Produk (X1)

Menurut Kotler dan Amstrong (2005:354) menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan serta atribut bernilai lainnya.

b. Pelayanan Jasa (X2)

Menurut Hasibuan dalam Tjiptono (2002: 72) pelayanan adalah kegiatan pemberian jasa dari satu pihak kepada pihak lainnya.

c. Keberhasilan Usaha (Y)

(20)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala Ukur

Kualitas

1. Produk yg ditawarkan sesuai dengan standart 2. Rasa yang di inginkan

sesuai dengan selera pelanggan

3. Tampilan produk yang ditawarkan bersih dan menarik

1. Sistem penyajian yang cepat

2. Kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan.

3. Kesediaan karyawan membantu pelanggan

4. Keamanan pelanggan terjamin

5. Mengetahui keinginan pelanggan atau tamu

1. Keuntungan usaha 2. Bertambahnyapelanggan 3. Jumlah penjualan 4. Perkembangan usaha

Likert

Sumber: Kasmir, dan Suryana Data Diolah (2015)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

(21)

sikap,pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial.Dengan skala likert makan variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

Indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen berupa pernyataan atau pertanyaan. Pemberian skor skala likert yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-Ragu 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Sumber: Sugiyono (2012)

3.6 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri k atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti, kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah usaha kuliner di sepanjang jalan Pagaruyung Medan yang berjumlah lima puluh dua(52).

(22)

anggota populasi digunakan sebagai sampel, hal ini dapat dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni: a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilh pada lokasi penelitian. Data Primer diperoleh dengan wawancara (interview) terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data 3.8.1 Wawancara (interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

(23)

3.8.2 Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di sepanjang kawasan Pagaruyung Medan untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan. 3.8.3 Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

(24)

Table 3.3

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, (2015)

3.9.1 Uji Validitas

Menurut Situmorang dan Lutfi (2014:86) Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur yang mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti ingin megukur kuesioner didalamnya,pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin di ukurnya.

(25)

tersebut. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai rhitung dengan menggunakan program dengan kriteria sebagai berikut:

bila : r hitung > r tabel, berarti pertanyaan tersebut dinyatakan valid. r hitung ≤ r tabel, berarti pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid.

Untuk melihat validitas maka kolom yang dilihat adalah corrected Item

Total Correlation. Apabila nilainya melebihi 0,361 maka instrument-instrumen

dalam penelitian dinyatakan.

Tabel 3.4

Uji Validitas Instrumen No Corrected Item-Total

Correlation(r hitung)

Sumber: Pengolahan dengan SPSS 20.00 (diolah kembali oleh peneliti)

(26)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Situmorang dan Lufti (2014:89) reliabilitas adalah indeks yag menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan (kuesioner) menunjukkan konsistensi didalam mengukur gejala yang sama untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang bermutu dan baik sudah semestinya jika rangkaian penelitian yang dilakukan harus baik juga. Perencanaan yang matang mutlak diperlukan alat-alat penelitian seperti kuesioner yang digunakan juga harus dalam kondisi yang baik.

Oleh karena itu, perlu adanya validitas dan reliablitas.uji reliabilitas ini menggunakan bantuan software SPSS for windows terhadap 30 orang wirausahawan.

Butir pertanyaan yang sudah dikatakan valid dalam uji validitas ditentukan realibilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

Jika : ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel.

ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak

(27)

Tabel 3.5

Sumber: Pengolahan dengan SPSS 20.00 (diolah kembali oleh peneliti)

Suatu variabel dikatakan reliable apabila memberikan nilai cronbach`s

Alpha> 0.80. Berdasarkan data di atas seluruh pernyataan di atas dinyatakan

reliable karena memberikan nilai cronbach`s Alpha lebih besar dari nilai 0.80. 3.10 Model Analisis Data

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

(28)

3.10.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal., yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2-tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2014:114).

a. Pendekatan Histogram b. Pendekatan Grafik

c. Pendekata Kolmogorov-Smirnov 2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homokedastisitasdan apabila varians berbeda maka disebut

heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinieritas

(29)

yang sempurna. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan

Variance Inflation Faktor (VIF). Batas Tolerance Value adalah 0,1 dan

batas VIF adalah 5 (Situmorang & Lufti, 2014:147), dimana: a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas

b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas

3.11 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda ditujukan untuk menentukan hubungan dan pengaruh variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y), untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, maka peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak

software SPSS for windows dengan rumus :

Y= a + b1X1 + b2X2 + e Dimana: Y = Keberhasilan Usaha

a = Konstanta

b1-b3 = Koefisien Regresi X1 = Kualitas Produk X2 = Pelayanan Jasa e = Standard Error 3.11.1 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:

a. Uji Signifikan Parsial (Uji - t)

(30)

1. Mencari nilai ttabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) danmenentukan derajat kebebasan (df)

2. Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi. 3. Menentukan kriteria keputusan:

H0 diterima bila thitung<ttabel pada α = 5% H0 ditolak bila thitung>ttabelpada α = 5% b. Uji Signifikan Simultan (Uji - F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat .

H0 : b1 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat .

Kriteria pengambilan keputusannya adalah: H0diterima jika F hitung< Ftabel pada α = 5% H0 ditolak jika Fhitung > F tabel pada α = 5% 3.11.2 Koefisien Determinasi (R2)

(31)
(32)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Medan adalah kota yang dihuni penduduk dengan latar belakang ras dan agama yang beragam. Ada warga China, Muslim hingga Nasrani. Hal ini menyebabkan aneka kuliner lezat bisa kita temukan mulai dari jajanan khas Medan hingga chinese food. Bagi wisatawan yang beragama islam, anda sebaiknya memilah makanan agar bisa menyantap kuliner yang halal.

(33)

Jika sedang berkunjung ke Medan, jangan lupa mencicipi lezatnya ragam kuliner di kota ini. Hampir di seluruh penjuru kota Medan, tersedia makanan menggugah selera. Salah satu pusat kuliner paling terkenal di Medan adalah Pagaruyung.

Orang medan pasti kenal dengan kuliner ini. Tempat daerah ini dikenal dengan kampung keling atau little india-nya medan. Tidak terlalu sulit mencari keberadaan kuliner ini karena terletak di pinggir jalan raya. Ketika sedikit melewati Sun Plaza, makan langsung terlihat kuliner Pagaruyung ini di sebelah kanan jalan raya.

Namanya juga terletak di tempat yang mayoritas penduduknya keturunan india, kuliner Pagaruyung ini penjualnya rata-rata orang keturunan india. Makanan yang dijajakan familiar, seperti nasi goreng, mie goreng, mie rebus, kwetiau, sate dan masih banyak menu lain. Minumannya juga disediakan seperti tempat-tempat penjualan makanan pada umumnya seperti aneka macam jus.

Tapi yang membuat beda dari pedagang lainnya, di pagaruyung ini memiliki makanan khas tersendiri yaitu martabak telur ala india. Untuk harga makanan dan minuman di Pagaruyung ini bervariasi, tergantung apa yang dipesan dan termasuk relative cukup murah.

(34)

pelanggan. Ditambah dengan saus asam manis yang tidak dengan mudah bisa kita jumpai di tempat kwetiau lainnya. Kwetiau lezat ini juga bisa Anda dapatkan di Nelayan Resto. Selain kwetiau akuang juga banyak makanan lain yang bisa menjadi pilhan selera, karena selain enak dan bersih sistem penyajian yang di sajikan para penjual termasuk cepat.

Pusat makanan ini berdiri sekitar tahun 1990-an. Keberadaan Pagaruyung berdekatan dengan icon Kota Medan lainnya yaitu Kuil Shri Marimman, pusat belanja SUN Plaza, maupun Masjid Ghaudiyah sebagai peninggalan sejarah yang memberi nilai lebih terhadap Pagaruyung. Tak heran pengunjungnya datang dari berbagai lapisan masyarakat.

Selain untuk mencari makan, dipagaruyung ini juga di jadikan sebagai tempat berkumpulnya para anak muda, apalagi pada saat-saat hari tertentu seperti malam minggu dan malam tahun baru. Karena letaknya yang strategis sehingga menjadikan Pagaruyung medan banyak didatangi banyak orang untuk sekedar berkumpul bersama teman atau mencari makan ataupun bagi keluarga yang hanya sekedar menyicipi makanan khas yang di jual di Pagaruyung Medan.

(35)

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh kualitas produk dan pelayanan jasa terhadap keberhasilan usaha UKM (Usaha Kecil Menengah) Di Pagaruyung Medan. Variabel kualitas produk (X1)yang terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel pelayanan jasa (X2) yang terdiri dari 5 butir pertanyaan, variabel keberhasilan usaha (Y) yang terdiri dari 4 butir pertanyaan. Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 52 orang responden. 4.2.2 Hasil Distribusi Karakteristik Responden

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil distribusi karakteristik responden yang diperoleh melalui kuesioner penelitian mengenai data responden penelitian yang meliputi usia, jenis kelamin dan pendidikan terakhirpedagang Pagaruyung Medan dengan menggunakan metode crosstab dan frekuensi sebagai berikut: 4.2.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dengan Jenis Kelamin

(36)

Tabel 4.1

Dari Tabel 4.1 memberikan informasi bahwa berusia 17-21 tahun yang berjenis kelamin wanita sebanyak 4 orang dan 2 orang berjenis kelamin pria. Pada usia 22-26 tahun terdapat 4 orang yang berjenis kelamin wanita dan 10 orang pria.Sebanyak 15 orang yang berjenis kelamin wanita dan 17 orang pria yang berusia 27-30 tahun. Dapat disimpulkan deskriptif usia dan jenis kelamin responden pada penelitian ini didominasi oleh responden berumur 27-30 tahun dan berjenis kelamin pria.

4.2.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

(37)

Dari Tabel 4.2 memberikan informasi bahwa sebanyak 19 orang berjenis kelamin pria dan 14 orang wanita berpendidikan SMA.Pada jenjang pendidikan DIII terdapat 6 pria dan 6 wanita. Sebanyak 4 orang pria dan 3 orang wanita berpendidikan S1.Dapat disimpulkan karakteristik pendidikan terakhir pada penelitian ini didominasi oleh responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA. 4.2.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan

Distribusi responden berdasarkan dengan pendapatan responden sebagai berikut :

Tabel 4.3 usia * pendapatan Crosstabulation

Count

Pendapatan

Total

200.000-400.000

500.000-700.000

800.000-1.000.000 Usia 17-21 2 3 1 6

22-26 2 8 4 14 27-30 6 21 5 32

Total 10 32 10 52

(38)

4.3 Analisis Statistik Deskriptif

4.3.1 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Kualitas Produk

Jawaban responden tentang variabel kualitas produk dapat dijelaskan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden untuk kualitas produk

Item SS S KS TS STS Total

Rata-rata F % F % F % F % F % F %

1 18 34,6 34 65,4 0 0 0 0 0 0 52 100 4,34 2 39 75,0 13 25,0 0 0 0 0 0 0 52 100 4,75 3 13 25,0 39 75,0 0 0 0 0 0 0 52 100 4,25 4 39 75,0 13 25,0 0 0 0 0 0 0 52 100 4,75

Total Rata-rata 4,52

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan 1 “Produk yang ditawarkan sesuai dengan standart”, sebanyak 34 responden atau 65,4% paling dominan menyatakan setuju. 2. Pada pernyataan 2 “Rasa yang diinginkan sesuai dengan selera pelanggan”,

sebanyak 39 responden atau 75% paling dominan menyatakan sangat setuju.

3. Pada pernyataan 3 ,”Tampilan produk yang ditawarkan bersih dan menarik” sebanyak 39 responden atau 75% paling dominan menyatakan setuju.

(39)

Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai Kualitas Produk sebesar 4,52 yang artinya bahwa semua responden menyetujui bahwa Kualitas Produk yang ditawarkan baik.

4.3.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Pelayanan Jasa

Jawaban responden tentang variabel Pelayanan Jasa dapat dijelaskan pada table 4.5

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden untuk Pelayanan Jasa

Item SS S KS TS STS Total

Rata-rata F % F % F % F % F % F %

1 32 61,5 20 38,5 0 0 0 0 0 0 52 100 4,61 2 39 75,0 13 25,0 0 0 0 0 0 0 52 100 4,75 3 13 25,0 39 75,0 0 0 0 0 0 0 52 100 4,25 4 39 75,0 13 25,0 0 0 0 0 0 0 52 100 4,75 5 13 25,0 39 75,0 0 0 0 0 0 0 52 100 4,25

Total Rata-rata 4,52

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa :

1. Pada pernyataan 1 “Sistem penyajian yang dilakukan cepat”, sebanyak 32 responden atau 61,5% paling dominan menyatakan sangat setuju.

2. Pada pernyataan 2 “Kebersihan Kerapian dan Kenyamanan menjadi prioritas utama ”, sebanyak 39 responden atau 75% paling dominan menyatakan sangat setuju.

(40)

4. Pada pernyataan 4 “Keamanan kesehatan pelanggan menjadi utama dan terjamin ”, sebanyak 39 responden atau 75% paling dominan menyatakansangat setuju.

5. Pada pernyataan 5 “Mengikuti selera pelanggan dan mengikuti permintaan pelanggan”, sebanyak 39 responden atau 75,% paling dominan menyatakan setuju.

Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai pelayanan jasa sebesar 4,52% yang artinya bahwa semua responden menyetujui bahwa responden pelayanan jasa yang diberikan baik.

4.3.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden untuk Variabel Keberhasilan Usaha

Jawaban responden tentang variabel Keberhasilan Usaha dapatdijelaskan pada table 4.6

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden untuk Keberhasilan Usaha

Item SS S KS TS STS Total

Rata-rata F % F % F % F % F % F %

1 34 65,4 18 34,6 0 0 0 0 0 0 52 100 4,65 2 13 25,0 39 75,0 0 0 0 0 0 0 52 100 4,25 3 39 75,0 13 25,0 0 0 0 0 0 0 52 100 4,75 4 39 75,0 13 25,0 0 0 0 0 0 0 52 100 4,75

Total Rata-rata 4,6

(41)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

1. Pada pernyataan 1 “Penghasilan yang diperoleh cukup banyak sehingga memberikan kepuasan ”, sebanyak 34 responden atau 65,4% paling dominan menyatakan sangat setuju.

2. Pada pernyataan 2 “Meningkatnya jumlah pelanggan yang datang” sebanyak 39 responden atau 75% paling dominan menyatakan setuju. 3. Pada pernyataan 3 “Jumlah penjualan bertambah dan meningkatkan hasil

penjualan”, sebanyak 39 responden atau 75% paling dominan menyatakan sangat setuju.

4. Pada pernyataan 4 “Usaha saya semakin berkembang dan laris”, sebanyak 39 responden atau 75% paling dominan menyatakan sangat setuju.

Dari hasil jawaban responden dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban responden mengenai keberhasilan usaha sebesar 4,6 yang artinya bahwa semua responden menyetujui bahwa responden keberhasilan usaha.

4.4 Analisis Regresi Linier Berganda

(42)

Metode Enter dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent.

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik, ternyata data telah lulus uji asumsi klasik, sehingga data siap untuk diregresi linear berganda. Hasil dari analisis regresi linear berganda seperti berikut ini :

Coefficientsa a. Dependent Variable: keberhasilanusaha

Y = a +b1 X1 + b2 x2 + e =042 +0,297 +0,574 + e Keterangan =

Y = Keberhasilan Usaha a = Konstanta

b1 = Koefisien Linier Berganda X1 = Kualitas Produk

X2 = Pelayanan Jasa e = Standart Eror

(43)

2. Koefisien regresi Kualitas Produk (X1) = 0,297 artinya apabila kualitas produk dinaikkan sebesar satu satuan, maka akan menaikkan keputusan pembelian sebesar 0,297.

3. Koefisien regresi Pelayanan Jasa (X2) = 0,57 artinya apabila pengetahuan produk dinaikkan satu satuan, sedangkan variabel lainnya dianggap tetap, maka akan menaikkan keputusan pembelian sebesar 0,57.

4.4.1 Uji Asumsi Klasik

Setelah melakukan analisis regresi berganda, penulis melakukan pengujian asumsi klasik.Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) atau perkiraan yang efisien dan tidak bias. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu: 4.4.1.1 Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Pada uji normalitas terdapat dua cara yang dapat digunakan yaitu:

1. Analisis Grafik

(44)

Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Gambar 4.1

Hasil Uji Regression Standartized Residual

(45)

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Gambar 4.2

Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regression Strandartized Residual

Pada Gambar 4.2P-P plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal.

2. Analisis Statistik

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametik

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila nilai Kolmogorov-Smirnov Z≤1,97 atau nilai

(46)

Tabel 4.7

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std. Deviation .49985754 Most Extreme Differences Absolute .250

Positive .250 Negative -.214 Kolmogorov-Smirnov Z 1.805 Asymp. Sig. (2-tailed) .060 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Menurut Situmorang dan Lufti (2014:121) bahwa, apabila pada hasil uji

Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan

0,05, dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan normal. Pada Tabel 4.7 dapat dilihat nilai Asymp Sig (2-tailed) 0,60 lebih besar dari 0,05 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z 1,80 lebih kecil dari 1,97, sehingga model regresi yang diperoleh adalah berdistribusi normal.

4.4.1.2 Uji Heterokedastisitas

(47)

Gejala heterokedastisitas dapat dideteksi dengan dua cara yaitu: 1. Analisis Grafik

Gejala heterokedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik

Scatterplot.Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola

atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heterokedastisitas. Kriteria pengambilan keputusan:

1. Jika diagram pencar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas.

2. Jika diagram pencar yang ada tidak membentuk pola-pola tertentu yang teratur maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Gambar 4.3

Scatterplot Uji Heterokedastisitas

(48)

pada sumbu Y, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.

2. Analisis Statistik

Kriteria keputusan:

1. Jika probabilitas>0,05 maka tidak mengalami gangguan heterokedastisitas

2. Jika probabilitas<0,05 maka mengalami gangguan heterokedastisitas. Gejala heterokedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser.Tabel 4.8 berikut ini menampilkan hasil pengujian heterokedastisitas dengan uji Glejser.

Tabel 4.8 a. Dependent Variable: absut

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Pada Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa kolom Sig. pada tabel koefisien regresi untuk variabel independen adalah (0,056), (0,101), atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi gangguan heterokedastisitas. Hal ini menunjukkan semua variabel independent yang terdiri dari kualitas produk, pelayanan jasa, signifikan secara statisik mempengaruhi variabel dependent keberhasilan usaha

(49)

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitasdapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan

VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur

variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dan Lufti, 2008:147). Pengujian multikoliniearitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.9 Uji Multikolinieritas

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Pada Tabel 4.9 variabel Kualitas Produk dan Pelayanan Jasa memiliki nilai

Tolerance(0,120), (0,120), > 0,1 dan nilai VIF (1,367), (1,367)< 5 maka variabel

tersebut tidak terkena multikolinearitas. Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) .042 .939 .045 .964

(50)

4.5 Pengujian Hipotesis

4.5.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas (X1,X2) berupa Kualitas Produk dan Pelayanan Jasa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) berupa Keberhasilan Usaha. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan nilai Ftabel dengan Fhitung.Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2) berupa Kualitas Produk dan Pelayanan Jasa terhadap variabel terikat (Y) berupa Keberhasilan Usaha.

Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat hubungan yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1,X2) berupa Kualitas Produk dan Pelayanan Jasa terhadap variabel terikat (Y) berupa Keberhasilan Usaha.

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSSfor Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat �=5% dengan kriteria sebagai berikut :

(51)

Tabel 4.10

Hasil Uji F (Uji Signifikan Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 101.776 2 50.888 195.682 .000a

Residual 12.743 49 .260 Total 114.519 51

a. Predictors: (Constant), pelayananjasa, kualitasproduk b. Dependent Variable: keberhasilanusaha

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Dari hasil Uji F pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa Kualitas Produk dan Pelayanan Jasa secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikan 0,000 < 0,05.

4.5.2 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen, kriteria pengujiannya adalah:

H0 : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.

(52)

Pengaruh secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi pada tabel hasil penelitian dengan � = 5%. Suatu variabel bebas berpengaruh secara signifikan jika nilai sig.tabel < 0,05. Berdasarkan tabel berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa a. Dependent Variable: keberhasilanusaha

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

1. Kualitas Produk

Kualitas Produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha, hal ini terlihat dari nilai signifikansi (0,041) < 0,05, dan nilai thitung (2.002)> ttabel (1,66), artinya jika ditingkatkan variabel Kualitas Produk sebesar satu satuan maka Keberhasilan Jasa akan meningkat sebesar 0,297 satuan, maka Ha diterima.

2. Pelayanan Jasa

(53)

4.5.3 Uji Analisis Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Derajat pengaruh variabel X1, X2 terhadap variabel Y dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.12 Uji Analisis Determinasi (R2) Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate 1 .943a .889 .884 .10996

a. Predictors: (Constant), pelayananjasa, kualitasproduk

Sumber : Hasil Penelitian (2015) (diolah)

Pada Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa:

(54)

Tabel 4.13 Hubungan Antar Variabel

Nilai Interpretasi

0,0 – 0,19 Sangat Tidak Erat

0,2 – 0,39 Tidak Erat

0,4 – 0,59 Cukup Erat

0,6 – 0,79 Erat

0,8 – 0,99 Sangat Erat

Sumber : Situmorang & Lufti (2014:163)

2. R square sebesar 0,889 berarti 88,9 % faktor – faktor Keberasilan Usahadapat dijelaskan oleh Kualitas Produk dan Pelayanan Jasa dalam penelitian ini.

3. Adjusted R square sebesar 0,884 berarti 88,4% faktor – faktor keberhasilan usaha dapat dijelaskan oleh Kualitas Produk dan Pelayanan Jasa dalam penelitian ini.

3. Standart Error of Estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi.Standart Error of Estimated juga dapat disebut standar deviasi.Standart Error of Estimated dalam penelitian ini adalah 1.0996.Semakin kecil standar deviasi berarti model semakin baik. 4.6 Pembahasan

4.6.1 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keberhasilan Usaha

(55)

Kualitas menurut Garvin dalam Kotler (2005:353) merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Kualitas Produk menurut Kotler dan Amstrong (2005:354) menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.

Dari hasil jawaban responden pada metode analisis statistik dapat diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai kualitas produk sebesar 4,52 dimana 4,,52 termasuk dalam kategori sangat baik.Terlihat dari kualitas produk dan pelayanan jasa yang diberikan para penjual membuktikan meningkatnya para konsumen yang datang dan membuat usaha dagangan mereka menjadi sukses dan ramai di datangin orang itu terlihat dari keberhasilan usaha nya.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Indriyatni (2013) yang berjudul Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usaha Mikro dan Kecil ( Studi kasus di Semarang ) dalam penelitian ini menunjukkan Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha.

4.6.2 Pengaruh Pelayanan Jasa Terhadap Keberhasilan Usaha

(56)

pelanggan merasa di hargai dan menyukai tempat tersebut sehingga mereka kembali lagi. Sistem penyajian yang cepat dan pelayanan yang ramah membuat banyak konsumen memutuskan kembali untuk ke pagaruyung medan ntah itu sekedar membeli makanan atau duduk ngumpul bersama teman atau keluarga. Walaupun sudah banyak tempat kuliner di kota medan tetapi kawasan pagaruyung ini tidak akan pernah sepi dari pelanggan ntah itu pelanggan tetap ataupun pelanggan yang hanya sekedar lewat yang ingin menikmati sajian khas dari kawasan pagaruyung tersebut.

Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang diteliti oleh Atya (2012) melakukan penelitian yang berjudul Hubungan antara perilaku inovatif wirausaha dengan keberhasilan usaha kecil dalam penelitian ini menunjukkan perilaku atau pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. Dari hasil jawaban responden pada metode analisis statistik dapat

diketahui bahwa rata-rata jawaban responden mengenai pelayanan jasa sebesar 4,52 dimana 4,52 termasuk dalam kategori sangat baik.Terlihat dari pelayanan jasa yang disajikan membuat pelanggan merasa senang dan terus kembali ke pagaruyung medan.

(57)

4.6.3 Pengaruh Kualitas Produk Dan Pelayanan Jasa Terhadap Keberhasilan Usaha.

(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan evaluasi sehubungan dengan pengaruh kualitas produk dan pelayanan jasa terhadap keberhasilan usaha dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan uji signifikan simultan (Uji F), bahwa kualitas produk dan pelayanan jasa secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

2. Berdasarkan uji parsial (uji-t) kualitas produk memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha dipagaruyung medan. Pelayanan jasa juga berpengaruh positif tetapi signifikan terhadap keberhasilan usaha.Adapun dari kedua variabel ini yang lebih dominan adalah pelayanan jasa. 3. Berdasarkan hasil koefisien determinasi menjelaskan bahwa variabel kualitas produk dan pelayanan jasa mampu mempengaruhi keberhasilan usaha dalam penelitian ini.

5.2 Saran

(59)

Dengan kualitas produk yang baik dan pelayanan jasa yang baik dan ramah itu telah meningkatnya keberhasilan usaha di Pagaruyung Medan. Untuk itu para pedagang harus tetap memperhatikan kualitas produk dan cita rasa yang selama ini sudah dipercayai oleh para pelanggan dan juga pelayanan jasa yang cepat dan ramah untuk tetap menarik hati para konsumen.

(60)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun yang bukan pengusaha, meraih sukses karena memiliki kemampuan kreatif dan inovatif (Suryana:2012:2).

Menurut Suryana (2012:4) seorang wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan dan kemauan. Beberapa pengetahuan yang harus dimiliki wirausaha adalah:

1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan lingkungan usaha yang ada.

2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab. 3. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.

Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki wirausaha diantaranya:

1. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan resiko.

(61)

Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses tentu saja harus memiliki kompetensi dalam menghadapi resiko dan tantangan. Oleh sebab itu, ia harus memiliki kompetensi kewirausahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Harris dalam Kasmir (2006;19),wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kewirausahaan.

Kewirausahaan atau dulu juga disebut kewiraswastaan merupakan suatu profesi yang timbul, karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang diberikan dalam praktek. Oleh karena itu, seorang wirausaha, melakukan kegiatan mengorganisasikan berbagai faktor produksi sehingga menjadi suatu kegiatan ekonomi yang menghasilkan profit yang merupakan balas jasa atas kesediaannya mengambil resiko.

(62)

Dengan kata lain kewirausahaan merupakan suatu proses penciptaan nilai dengan menggunakan berbagai sumber daya tertentu untuk mengeksploitasi peluang. Proses ini dibagi dalam beberapa tahapan khusus yaitu :

1. Identifikasi peluang

2. Pengembangan (konsep) bisnis baru

3. Evaluasi dan pengumpulan sumber daya yang diperlukan 4. Implementasi konsep

5. Pemanfaatan serta penuaian hasil dari bisnis yang dijalankan

Wirausaha (entrepreneur) merupakan seseorang yang mengambil resiko yang diperlukan untuk mengorganisasikan dan mengelola suatu bisnis dan menerima imbalan/balas jasa berupa profit finansial maupun non finansial.

Untuk melaksanakan cita-cita (ide) menjadi suatu kenyataan tentu memerlukan usaha dan manajemen terhadap sumber daya yang ada. Demikian pula dengan resiko yang sebelumnya sudah diperkirakan dan diperhitungkan, pada akhirnya tetap menjadi tanggung jawab si wirausaha itu sendiri. Disinilah letak keberanian seorang wirausaha untuk mengambil keputusan bisnis dan menanggung semua resiko dari bisnis yang dilakukannya. Ada 4 tipe wirausaha yaitu :

1. Kelompok wirausaha yang tidak memiliki bayangan dan cita-cita untuk menjadi besar. Bagi kelompok ini, sudah merasa cukup bila hasil bisnisnya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.

(63)

3. Kelompok wirausaha yang sukses sesama pemilik modal/bisnis masih hidup. Kelompok ini melalaikan siapa yang menggantikannya atau meneruskan bisnisnya.

4. Kelompok wirausaha yang menyadari bahwa usahanya tidak dapat berkembang lebih jauh lagi, kalau tidak mengembangkan sumber daya manusianya.

Dari teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi indikator variabel pengetahuan kewirausahaan adalah:

1. Memulai usaha berdasarkan pengalaman sendiri 2. Mampu menilai peluang bisnis

3. Memiliki kompetensi untuk menghadapi resiko dan tantangan 4. Memiliki pengetahuan berbisnis

2.1.1 Sifat-sifat wirausaha

Menurut Hutagalung dan Situmorang (2008:2) sifat-sifat wirausaha adalah sebagai berikut:

1. Percaya diri ,Seorang wirausaha haruslah memiliki sifat percaya diri yang tercermin dari: Yakin dan optimisme, Mandiri, Kepemimpinan dan Dinamis.

2. Originalitas yang tercermin dari : Kreativitas, Inovatif, Inisiatif /Proaktif. 3. Berorientasi manusia :Pergaulan, Komitmen, Responsif.

(64)

5. Berorientasi pada masa depan terdiri dari sifat pandangan kedepan, ketajaman persepsi.

6. Berani ambil resiko terdiri dari sifat mampu ambil resiko, suka tantangan.Berani mengambil resiko hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun baik dalam bentuk uang maupun waktu.

2.2 Produk (product) 2.2.1 Pengertian Produk

Produk adalah apasaja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan ataupun kebutuhan. Produk dapat mencakup benda fisik, jasa, prestise, tempat, organisasi, maupun ide. Produk yang berwujud biasa disebut sebagai barang, sedangkan yang tidak berwujud disebut jasa.

2.2.2 Tingkatan Produk

Terdapat tiga aspek dalam sebuah produk yang perlu di perhatikan antara lain:

1. Produk inti (core product)

Produk inti merupakan manfaat inti yang ditampilkan oleh suatu produk kepada konsumen didalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

2. Produk yang diperluas( augmented product)

(65)

3. Produk Formal (formal product)

Produk formal adalah produk yang merupakan penampilan atau perwujudan dari produk inti maupun perluasan produk. Produk formal inilah yang lebih dikenal oleh kebanyakan konsumen sebagai daya tarik langsung dimata konsumen.

2.3 Pengertian Kualitas Produk

Menurut Garvin dalam Kotler (2005:353) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2005:354) menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya.

Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standart yang telah ditentukan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan.Pemasar yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produk akan cenderung menurun .

(66)

Tugas yang kedua adalah mewujudkan kualitas produk itu. Dalam memutuskan seberapa tinggi kualitas produk produsen harus bertitik tolak pada sudut pandang pemasaran untuk mempertimbangkannya.

2.3.1 Dimensi-Dimensi Kualitas Produk

Menurut Garvin dalam Kotler (2005:10) mengembangkan dimensi kualitas produk kedalam delapan dimensi yang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan strategis terutama bagi wirausahaan ataupun manufaktur yang menghasilkan barang,jasa, kedelapan dimensi tersebut adalah:

1. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan

merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam memberi barang tersebut.

2. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi

dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. 3. Realibility, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan

suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.

4. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap

spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

5. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan

(67)

6. Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,

kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.

7. Asthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai

nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual .

8. Perceived quality, konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap

mengenai atribut-atribut produl. Namun demikian,biasanya konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung.

2.4 Pelayanan atau Jasa

Pelayanan yang baik memungkinkan sebuah perusahaan memperkuat kesetiaan pelanggan dan meningkatkan pangsa pasar (market share), karena itu pelayanan yang baik menjadi penting dalam operasi perusahaan. Menurut Stanton,

service adalah kegiatan yang dapat diidentifikasikan dan tidak berwujud dan

(68)

memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi yang menerimanya (Hasibuan dalam Tjiptono, 2002:152).

Menurut Moenir dalam Tjiptono (2002:27) pelayanan hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena ia merupakan proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Berdasarkan beberapa definisi di atas layanan atau

service adalah serangkaian kegiatan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak

lain yang tidak berwujud dan bertujuan memberikan kepuasan kepada pihak yang dilayani.

1. Unsur-unsur Pelayanan

Dalam memasarkan produknya produsen atau penjual selalu berusaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan para pelanggan mereka dan berusaha mencari para pelanggan baru. Dalam usaha tersebut tidak terlepas dari adanya pelayanan. Agar loyalitas pelanggan semakin melekat erat dan pelanggan tidak berpaling pada pelayanan lain, penyedia jasa perlu menguasai lima unsur pelayanan yaitu:

- Cepat

(69)

- Tepat

Kecepatan tanpa ketepatan dalam bekerja tidak menjamin kepuasan konsumen, karena tidak dapat memenuhi keinginan dan harapan konsumen. Oleh karena itu, ketepatan sangat penting dalam pelayanan. - Aman

Dalam melayani konsumen, para petugas pelayanan harus memberikan perasaan aman pada konsumen. Tanpa perasaan aman di dalam hatinya niscaya konsumen akan berpikir dua kali jika harus kembali ke tempat tersebut. Rasa aman yang dimaksudkan di sini adalah selain rasa aman fisik adalah rasa aman psikis. Dengan adanya keamanan maka seorang konsumen akan merasa tentram dan mempunyai banyak kesempatan untuk memilih dan memutuskan apa yang diinginkan.

- Ramah

Dalam dunia pelayanan umumnya masih menggunakan perasaan dan mencampuradukkan antara kepentingan melayani dan perasaan sendiri. Jika penjual tersebut beramah tamah secara professional terhadap pelanggan, niscaya perusahaan dapat lebih meningkatkan hasil penjualan karena kepuasan pelanggan yang akan membuat pelanggan menjadi loyal. - Nyaman

(70)

menjual produk atau jasa yangditawarkan. Pelanggan juga akan lebih leluasa dalam menentukan pilihan sesuai dengan yang diinginkan.

Beberapa karakteristik dari pelayanan yaitu: 1. Tidak berwujud (intangiability)

Pelayanan mempunyai sifat tidak berwujud, tidak dapat dilihat, tidak dapat dirasakan, dan dinikmati sebelum dibeli konsumen. Menurut Berry dalam Tjiptono(2002:15) konsep intangiability memiliki dua pengertian yaitu: a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.

b. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan atau dipahami secara rohaniah.

2. Tidak dapat dipisahkan (inseparitibility)

Pada umumnya pelayanan yang diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, maka mereka merupakan bagian dari pelayanan itu. Ciri khusus dalam pemasaran jasa adalah adanya interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan.

3. Variability/heterogeneity/inconsistency

(71)

yaitu kerjasama atau partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral/motivasi karyawan dalam melayani pelanggan dan beban kerja perusahaan.

4. Tidak tahan lama (Perishability)

Pelayanan tidak dapat disimpan sebagai persediaan yang siap dijual atau dikonsumsi pada saat diperlukan, karena hal tersebut maka pelayanan tidak tahan lama. Dengan demikian bila suatu pelayanan tidak digunakan, maka pelayanan tersebut akan berlalu begitu saja.

5. Lack of ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara barang

danjasa/pelayanan. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa atau pelayanan, pelanggan mungkin hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang terbatas.

Pembayaran biasanya ditujukan untuk pemakaian, akses atau penyewaan item-item tertentu berkaitan dengan jasa/pelayanan yang ditawarkan. 2.4.1 Karakteristik Jasa

Menurut Tjiptono (2002:100) ada empat karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang.

Adapun keempat karakteristik tersebut meliputi: 1. Tidak Berwujud (Intangible)

(72)

benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance), atau usaha. Jasa bersifat intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli.

2. Tidak Terpisahkan

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelangganmerupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa.

3. Variabilitas

Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan nonstandarized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan di mana jasa tersebut dihasilkan. Para pembeli jasa sangat peduli terhadap variabilitas yang tinggi ini dan seringkali mereka meminta pendapat orang lain sebelum memutuskan untuk memilih penyedia jasa. 4. Tidak Tahan Lama

(73)

2.4.2 Kualitas Pelayanan Jasa

Modernitas dengan kemajuan teknologi akan mengakibatkan persaingan yang sangat ketat untuk memperoleh dan mempertahankan pelanggan. Kualitas pelayanan menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan perusahaan supaya mampu bertahan dan tetap medapat kepercaaan pelanggan. Pola konsumsi dan gaya hidup pelanggan menuntut perusahaan mampu memberikan pelayanan yang berkualitas. Keberhasilan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dapat ditentukan dengan pendekatan service quality yang telah dikembangkan oleh Parasuraman dalam Lupiyoadi(2001:147).

Service Quality adalah seberapa jauh perbedaan antara harapan dan

kenyataan para pelanggann atas layanan yang mereka terima. Service quality dapat diketahui dengan cara membandingkann persepsi pelanggan atas layanan yang benar-benar mereka terima dengan pelayanan sesungguhnya yang mereka harapkan. Kualitas pelayanan menjadi halutama yang diperhatikan serius oleh perusahaan, yang melibatkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan.

(74)

2.4.3. Pengertian Kualitas Pelayanan

Pelayanan merupakan kegiatan yang tidak dapat didefenisikan secara tersendiri yang pada hakikatnya bersifat intangible (tidak berwujud) yang merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan produk atau pelayanan lain. Kualitas pelayanan seperti yang dikatakan oleh Parasuraman

et al. dalam Lupiyoadi(2001:148) dapat didefenisikan yaitu: Seberapa

jauhperbedaan antara kenyataan dan harapan konsumen atas pelayanan yang mereka terima atau peroleh.

Salah satu model kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah model ServQual (Service Quality) seperti yang dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry seperti yang dikutip oleh Lupiyoadi (2001:147) dalam serangkaian penelitian mereka terhadap enam sektor jasa, reparasi, peralatan rumah tangga, kartu kredit, asuransi, sambungan telepon jarak jauh, perbankan ritel, dan pialang sekuritas. ServQual (Service Quality) dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas pelayanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan pelayanan yang sesungguhnya diharapkan diinginkan (expected service).

2.4.4 Dimensi Kualitas Layanan

Terdapat lima dimensi kualitas pelayanan menurut Parasuraman dalam Lupiyoadi (2001:148) yaitu:

1. Tangible, atau bukti fisik yaitu kemampuan perusahaan dalam

(75)

keadaaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dan pelayanan yang diberikan.

2. Reabilty, atau kehandalan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan

memberikan pelayanan yang cepat dan epat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

3. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu

dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelnggan dengan penyampaian informasi yang jelas.

4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa kepercayaan para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa kompoen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan sopan santun.

5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual

atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pelanggan. Sebagai contoh perusahaan harus mengetahui keinginan pelanggan secara spesifik dari bentuk fisik produk atau jasa sampai pendistribusian yang tepat.

Sviiokla dalamLupiyoadi (2001:146) mengembangkan delapan dimensi kualitas yaitu:

(76)

2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu kareakteristik sekunder atau pelengkap.

3. Kehandalan (reability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauhmana karakteristik desain dan operasi emmenuhi standar-standar yang sudah ditetapkan sebelumnya. Seperti halnya produk atau jasa yang diterima pelanggan harus sesuai bentuk dan jenisnya seuai kesepakatan bersama

5. Daya tahan (durability), berkaitan dengan beberapa produk tersebutdapat terus digunakan. Biasanya pelanggan akan merasakan puas bila produk yang dibeli tidak pernah rusak

6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi,kenyamanan, mudah

direparasi, penanganan keluhan yang memeuaskan.

7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya kemasan produk dengan warna-warna yang cerah, kondisi gedung dan lain sebagainya

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan repitasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya, sebagai contoh, merk yang lebih dikenal masyarakat (brand image) akan lebih dipercaya dari merk yang masih baru dan belum dikenal.

(77)

pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai kepuasan dan keberhasilan usaha. Layanan konsumen meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat termasuk layanan pra transaksi, saat transaksi dan pasca transaksi.

Kegiatan sebelum transaksi akan turut mempengaruhi kegiatan transaksi dan setelah transaksi karena itu kegiatan pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan respon yang positif dan menunjukkan loyalitas tinggi sehingga para wirausaha dapat berhasil dalam menjalankan usahanya. 2.5 Keberhasilan Usaha

Menurut Kasmir (2006:27) sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, kepuasan pelanggan, mutu produk, perkembangan usaha serta penghasilan karyawan dari perusahaan tersebut bertambah.

Keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah.

(78)

Menurut Suryana (2010:66) untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki idea tau visi yang jelas serta kemauan dam keberanian untuk menghadapi resiko. Agar usaha tersebut berhasil, selain bekerja keras wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan dengan pelanggan dan distributor, selain itu yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah laba.

Menurut Hutagalung dan Helmi (2008:50) Sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.

Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah sebagai berikut:

1. Motivasi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research (Zimmerer & Scarborough, 2002:85) menemukan 69% siswa menengah atas ingin mulai menjalankan usaha mereka sendiri. Motivasi utamanya adalah be their own bosses.

2. Usia

(79)

(2008: 123) berpendapat bahwa perkembangan karir berjalan seiring dengan perkembangan manusia. Setiap kelompok manusia memiliki ciri-ciri khas bila dikaitkan dengan perkembangan karir.

Pendapat Harlock senada dengan pendapat Staw dalam Riani (2008; 19) ) bahwa usia bisa terkait dengan keberhasilan. Bedanya, Harlock menekankan pada kemantapan karir, sedangkan Staw dalam Riani (2008:152) menekankan bertambahnya pengalaman. Menurut Staw dalam Riani (2008: 153), usia bisa terkait keberhasilan bila dihubungkan dengan lamanya seseorang menjadi wirausaha. Dengan bertambahnya pengalaman ketika usia seseorang bertambah maka usia memang terkait dengan keberhasilan.

2. Pengalaman

Menurut Hutagalung dan Helmi ( 2008: 51) Pengalaman mengelola usaha bisa diperoleh sejak kecil karena pengasuhan yang diberikan oleh orang tua yangberprofesi sebagai wirausaha.

Menurut Sumahamidjaja dalam Riani (2008:50), adapun ciri-ciri wirausahawan yang berhasil dalam usaha adalah sebagai berikut:

1. Sikap mental positif (disebutkan ada 36 macam) 2. Daya Pikir Kreatif

3. Inovatif

4. Motivasi Tinggi

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Table 3.3 Item-Total Statistics
Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

HASIL MONITORING PROGRES PENYELESAIAN RTRW KABUPATEN DI PROVINSI JAWA TIMUR STATUS 22Maret 2013 [2].. HASIL MONITORING PROGRES PENYELESAIAN RTRW KABUPATEN DI PROVINSI JAWA

Meningkatnya kebutuhan akan sistem pembelajaran jarak jauh yang dapat mengatasi batasan waktu dan tempat lebih dikenal luas dengan istilah e-learning telah melahirkan banyak

Dari hasil pengujian dengan simulasi komputer menunjukkan bahwa rangkaian boost-up chopper efektif untuk mendapatkan tegangan DC yang stabil dari sistem panel surya dan tegangan

Upaya hukum: banding, kasasi dan peninjauan kembali - Tata cara berperkara pada Badan Peradilan Agama: (vide).. Penerimaan, pemeriksaan dan penyelesaian

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yan g berjudul “Kecerdasan Spiritual Sebagai Pemoderasi Pengaruh Locus Of Control Internal, Gaji Auditor dan Gaya Kepemimpinan

Semua Anggota Intenal dan eksternal dapat melihat database FL2MI mulai dari Daerah,Wliyah dan Pusat..

Bei dem vorgeschlagenen Projekt muss es sich um eine geschlossene Einzelmaßnahme handeln, die noch nicht begonnen hat und im laufenden Haushaltsjahr (1.1.-31.12.)

Simpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang kuat antara efektivitas sistem informasi Collect Order dengan kinerja pengguna, yang artinya semakin tinggi