• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Sunandar, Rendy. 2014

PENGARUH LATIHAN POWER OTOT TUNGKAI (LEG EXTENTION) DAN KORDINASI MATA-KAKI (WALL BALL PASS) TERHADAP KECEPATAN DAN KETEPATAN SHOOTING ATLET SEPAK BOLA BELITUN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

X1 O X2

X3 X4

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah Lab Olahraga Kampus FPOK UPI dan Lapangan Sepak Bola KPAD Gerlong. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama dua bulan dari Agustus s/d September 2014. Teknik penarikan sampel berpatokan pada (Suharsimi. 2006:130) yang menyatakan sampel dapat diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 % dari keseluruhan jumlah populasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah kurang lebih 50 orang dan sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu sebanyak 20 orang dari klub Visibel Fc Bandung. Visibel Fc Bandung adalah klub sepakbola mahasiswa Belitung yang kuliah di Bandung dan telah terdaftar Pemkab Belitung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Random Sampling yang berarti sampel dipilih secara acak berdasarkan pertimbangan tertentu dan berdasarkan kebutuhan yaitu kemampuan power otot tungkai dan kordinasi mata-kaki sampel.

B. Desain Penelitian

Penulis menetapkan desain penelitian ini yaitu “Eksperiment Control Group Design With Pre Test – Post Test” dimana dalam desain penelitian ini menggunakan kelompok kontrol sebagai pembanding dari kelompok eksperimen setelah dilakukan pre test dan post test. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil secara acak sesuai dengan persyaratan atau tujuan penelitian.

Adapun gambaran mengenai rancangan “Eksperiment Control Group Design With Pre Test – Post Test” (Sugiyono, 2007:116) sebagai berikut :

(2)

Gambar 3.1 Rancangan Desain Penelitian (Sumber : Penulis) Keterangan :

X1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen

X2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen

O : Pemberian perlakuan

X3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol

X4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok control

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperiment Metode ini merupakan bagian dari metode penelitian kuantitatif.

Mengenai kegiatan eksperimen, Surakhmad (2005:148) menjelaskan sebagai berikut, “Dalam arti yang luas, bereskperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil”. Kegiatan eksperimen adalah suatu kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil sebagaimana yang dicobakannya. Jadi dengan digunakannya metode eksperimen dalam penelitian ini, berarti penulis mengadakan percobaan terhadap sekelompok subyek yang akan menerima perlakuan tertentu dalam waktu tertentu, kemudian setelah masa percobaan itu selesai selanjutnya dilihat hasil perlakuan tersebut.

Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena suatu eksperimen dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu tindakan terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya pengaruh tindakan yang dicobakan. Tindakan di dalam eksperimen disebut treatment yang artinya pemberian kondisi yang akan dinilai pengaruhnya.

(3)
(4)

D. Definisi Operasional

Beberapa indikator-indikator dari setiap variabel yang akan dijabarkan dalam instrument penelitan yaitu variabel bebas yang mencakup Latihan Power Otot Tungkai dan latihan kordinasi mata kaki serta variabel terkait yang mencakup ketepatan dan kecepatan shooting. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam mengungkapkan permasalahan sehingga tidak timbul salah penafsiran dalam pengertiannya adalah sebagai berikut :

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.

2. Latihan (training), menurut Harsono (1988: 101) ialah “proses yang sistematis dari berlatih/bekerja yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari menambah jumlah beban latihan/pekerjaan”.

3. Power adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan dengan kata lain power dihasilkan dari kontraksi otot yang kuat serta cepat. Power adalah kekuatan otot yang bekerja dalam waktu yang singkat. Menurut Bompa (1999:61), power adalah kemampuan otot untuk mengeluarkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Rumus yang digunakan dalam power adalah : power atau daya ledak otot + kerja atau waktu + kekuatan x jarak tempuh.

4. Koordinasi adalah “kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras” Suharno (1993:61). Selanjutnya Sajoto (1995:17) bahwa “koordinasi adalah kemampuan pemain untuk merangkaikan beberapa gerakan ke dalam satu pola gerakan yang selaras dan efektif sesuai dengan tujuannya”. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa koordinasi mata-kaki adalah kemampuan pemain dalam

(5)

mengintegrasikan antara mata (pandangan) dengan gerakan kaki secara efektif.

5. Ketepatan adalah “kemampuan seseorang untuk mengarahkan suatu gerak ke sasaran atau target sesuai kemampuannya” (Suharno, 1993:64). Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa, ketepatan tembakan adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan tembakan ke arah sasaran atau target.

6. Kecepatan menurut Harsono (2001:36), adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang cepat. Abdul Kadir Ateng (1997:67), menyatakan bahwa kecepatan adalah kemampuan individu untuk melakukan gerakan yang sama berulang-ulang dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Jadi, dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kecepatan adalah kemampuan mengubah suatu benda atau orang dari keadaan diam hingga bergerak menempuh jarah yang ditentukan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.

7. Shooting sepakbola adalah gerakan yang dibutuhkan dalam permainan sepakbola, terlepas sama sekali dari permainannya. Fralick (1945:17) menyatakan, “Shooting at the goal is a very important phase of the game”. Dapat disimpulkan bahwa shooting adalah kemampuan tendangan yang dilakukan untuk menghasilkan sebuah gol ke gawang lawan yang menjadi tujuan permainan sepak bola.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini yaitu : 1. Tes Power Otot Tungkai

Instrumen/alat ukur yang digunakan untuk mengukur power otot tungkai dalam penelitian ini menggunakan alat Digital Vertical Jump. Instrument test ini diadaptasi dari buku tes dan pengukuran keolahragaan dari Nurhasan yang

(6)

memiliki nilai validitasnya 0,989 dan reabilitas 0,977. Tujuan dari Digital Vertical Jump ini yaitu untuk mengukur power tungkai dengan satuan (Cm). Perlengkapan :

o Alat Digital Vertical Jump Pelaksanaan :

o Teste berdiri lurus di depan alat digital vertical jump.

o Setelah itu teste mengambil posisi jongkok sebagai awalan sebelum melakukan lompatas.

o Setelah Terdengan Suara aba-aba dari alat digital vertikal jump, teste melakukan lompatan setinggi-tingginya sampai memunculkan angka pada alat digital vertical jump.

o Angka tersebut menyatakan besarnya power otot tungkai teste dalam satuan (cm).

o Teste diberikan dua kali kesempatan untuk melakukan lompatan. Penilaian :

o Skor terbaik dari dua kali percobaan dicatat sebagai skor dalam satuan cm, dengan tingkat ketelitian 0,5 cm.

Untuk lebih jelas, alat dan skema pelaksanaan Digital Vertical Jump dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.2 Alat Pengukur Power Otot Tungkai (Digital Vertical Jump) (Sumber : Google)

(7)

Gambar 3.3 Skema Pelaksanaan Digital Vertical Jump (Sumber : Google)

2. Tes Kordinasi Mata-Kaki

Instrumen/alat ukur yang digunakan untuk mengukup power dalam penelitian ini menggunakan Soccer Wall Volley Test yang diadaptasi dari Awaludin Ramadiarsyah (2013) yang memiliki validitas sebesar 0,900 dan reabilitas sebesar 0,630. Tujuan Soccer Wall Volley Test ini yaitu Untuk mengukur kemampuan koordinasi mata kaki dalam permainan sepakbola.

Alat :

 Stopwatch, bola sepak, sasaran, formulir tes dan alat tulis. Perlengkapan :

 Lapangan tes yang terdiri atas :

o Daerah sasaran dibuat dengan garis di diding yang rata dengan ukuran panjang 2,44 Meter dan tinggi dari lantai 1,22 Meter.

(8)

Pelaksanaan :

o Bola sepak diletakkan di belakang garis batas yaitu 1,83 Meter di depan sasaran.

o Testee berdiri di belakang garis batas dekat bola dan menghadap ke sasaran. Pada aba-aba “ya”, teste mulai menyepak bola ke sasaran (tembok dengan batas yang sudah ditetapkan).

o Bola yang terpantul dari tembok sasaran segera disepak kembali, hal ini dilakukan terus menerus dan secepat mungkin selama 20 detik. o Kesempatan melakukan tes ini sebanyak tiga kali.

o Yang terbaik dari tiga kali kesempatan adalah kemampuan koordinasi mata kaki dari pemain sepakbola.

Penilaian :

o Kemampuan koordinasi mata kaki adalah banyaknya sepakan yang sah dapat dilakukan testee selama 20 detik.

o Tiap sepakan bola kaki yang dilakukan di bagian belakang garis batas 1,83 Meter di depan sasaran di beri nilai satu.

o Sepakan yang tidak sah tidak dihitung.

Untuk lebih jelas, skema pelaksanaan Soccer Wall Volley Test dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.4 Skema Pelaksanaan Soccer Wall Volley Test (Sumber : Penulis)

(9)

3. Tes Ketepatan (Akurasi) & Kecepatan Shooting

Tes ini dilakukan untuk mengetahui angka akurasi bola dan kecepatan bola yang diadopsi dari skripsi Asep Sumpena (2008) memiliki validitas sebesar 0,886 dan reabilitas sebesar 0,866. Untuk mengukur angka akurasi bola, sampel melakukan tendangan shooting ke sasaran dengan penilaian seperti pada gambar 3.5. Sedangkan untuk mengukur kecepatan bola menempuh jarak, peneliti menggunakan Software Kinovea.

Gambar 3.5 Tes Menendang Bola Ke Sasaran (Shooting)

(Sumber : Tes Dan Pengukuran Keolahragaan, Nurhasan et al. 2007:214) Alat yang digunakan:

a. Camera b. Peluit c. Gawang d. Bola e. Nomor-nomor f. Tali g. Meteran

(10)

Petunjuk pelaksanaan tes shooting:

1) Sampel berdiri dibelakang bola yang diletakan disebuah titik berjarak 16,5 m didepan gawang.

2) Pada saat bunyi peluit, sampel mulai menendang bola.

3) Bola yang mengarah ke angka sasaran itulah nilai akurasi sample. 4) Sampel diberi tiga kali shooting.

Cara penskoran:

1) Jumlah rata-rata skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali tendangan.

2) Bila bola hasil tendangan mengenai tali pemisah skor dan atau bola keluar dari sasaran, maka nilai akurasi nol dan nilai kecepatan bola menempuh jarak tetap dihitung.

1. Kamera

Dalam penelitian ini kamera digunakan untuk merekam perjalanan bola pada saat ditendang hingga menyelesaikan jarak. Adapun spesifikasi minimum kamera yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

 Image sensor : 1/8 type (2.25 mm)

 Optical zoom : 57 kali

 Resolusi : 640 x 480 px

 Frame rate : 100 FPS

Kamera yang digunakan dalam penelitian ini sebayak satu buah yang ditempatkan seperti pada Gambar 3.6 :

(11)

Gambar 3.6 Desain pengambilan video (Sumber: Penulis)

Kamera berfungsi untuk merekam gerak bola pada saat bola itu mulai ditendang kesasaran guna untuk mencari angka kecepatan bola menempuh jarak. Selanjutnya video hasil dari rekaman kamera dianalisis menggunakan Software Kinovea untuk menentukan berapa kecepatan bola menempuh jarak sample tersebut.

2. Software Kinovea

Software Kinovea memiliki fitur untuk analisis, pengukuran, perbandingan, dan pengamatan gerak video. Beberapa fitur penting dalam software kinovea adalah:

1) Dalam software kinovea, format output video yang dianalisis yaitu MKV, MP4, AVI, serta memungkinkan untuk dapat menganalisis dari foto.

2) Modus pemutaran loop, software ini mampu menentukan fokus wilayah kerja analisis.

3) Kaca pembesar , yang memungkinkan untuk dapat fokus pada setiap detail atau tindakan.

4) Fitur deinterlacing, dapat memperbaiki masalah artefak interlace.

5) Fitur capture kecepatan tinggi, yang mampu untuk menangkap video pada frame yang sangat tinggi dan melakukan pemutaran gerak lambat. Juga referensi pengamatan, yang memungkinkan untuk dapat membuat overlay pada setiap gambar video untuk perbandingan kualitatif atau visual.

(12)

6) Untuk hal pengukuran, didalam software kinovea terdapat pelacakan benda atau sendi tubuh, pengukuran waktu (stopwatch), pengukuran jarak (dengan menggambar garis dan memeriksa jarak keseluruhan), pengukuran kecepatan ( dapat menetapkan titik pelacakan dan menentukan unit kecepatan yang akan dipilih), dan mengekspor data ke spreadsheet yang dapat untuk mengekspor judul, panjang, nilai sudut, koordinat lintas penanda, pelacakan jalur lintasan, dan hasil durasi stopwatch.

7) Dalam hal pengamatan, terdapat fungsi Cermin, penyesuaian Image Quality, grid overlay, fungsi ikhtisar, modus reverse yang memainkan mundur video, dan alat gambar yang memungkinkan untuk menyorot aspek yang akan dianalisis.

Software kinovea cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena software ini memiliki fitur yang mendukung untuk melaksanakan analisis kecepatan bola untuk mendapatkan kecepatan bola menempuh jarak pada setiap tendangan sample. Software kinovea dipilih untuk analisis menentukan kecepatan bola menempuh jarak karena memiliki fitur untuk memperlambat video, menentukan waktu (stopwatch), mengulang video (fitur reverse), dan pengukuran jarak.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, teknik pengumpulan data perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses data penelitian tersebut diambil. Pada penelitian ini, penulis mengambil data penelitian sesuai dengan desain penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil data tes awal (pree test ). Setelah data awal diambil, sampel diberikan tritment (percobaan) dan kemudian dilakukan test akhir (post test). Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh sebelum melakukan pree test, tritment dan post test adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama adalah menentukan populasi, dalam hal ini adalah atlet/pemain sepak bola Club Visibel Fc Bandung.

(13)

POPULASI

2. Kemudian menentukan sampel sejumlah 20 orang atlet/pemain dengan menggunakan teknik purposive random sampling.

3. Setelah itu menentukan instrumen yang berupa tes yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu tes digital vertical jump, tes kordinasi mata-kaki dan tes shooting.

4. Melakukan uji coba tes dengan melihat validitas dan reabilitasnya.

5. Selanjutnya adalah melakukan penelitian dan pengambilan data dengan menggunakan instrumen atau tes yang telah ditentukan.

6. Langkah terakhir yaitu melakukan pengolahan data, menganalisa dan menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data.

Mengenai penjelasan prosedur penelitian diatas penulis mencoba untuk menuangkan dalam bentuk gambar dibawah ini:

Gambar 3.7 Teknik Pengumpulan Data (Sumber : Penulis)

PENGUKURAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KOORDINASI

MATA_KAKI

KELOMPOK EKSPERIMEN (MELAKUKAN TRITMENT LATIHAN MENINGKATKAN POWER OTOT TUNGKAI DAN

KORDINASI MATA-KAKI)

KELOMPOK KONTROL

(TANPA DIBERIKAN PERLAKUAN KHUSUS)

POST TEST PREE TEST

PENGOLAHAN DATA SAMPEL

(14)

1. Pre Test (Tes Awal)

Pengambilan data tes awal dilakukan menggunakan bentuk-bentuk tes yang telah dijelaskan pada istrumen penelitian diatas. Dalam penelitian ini, hasil data tes awal yang akan diambil yaitu hasil data tes power, data tes kordinasi mata-kaki, data tes ketepatan(akurasi) shooting dan data kecepatan shooting.

2. Tritment (Perlakuan/Percobaan)

Tritment/perlakuan diberikan setelah proses pengambilan data tes awal dilakukan. Tritment diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil dari tes awal yang sebelumnya dilakukan dan akan diujikan lagi nantinya pada tes akhir. Tritment diberikan dengan harapan bisa meningkatkan kemampuan dari variable yang diteliti sehingga mendapatkan hasil yang lebih baik dari tes awal. Adapun tritment/percobaan yang akan diberikan kepada sampel yaitu berupa latihan. Latihan yang diberikan dalam tritment ini adalah latihan untuk meningkatkan power otot tungkai dan kordinasi mata-kaki. Asumsinya, dengan meningkatkan power otot tungkai dan kordinasi mata-kaki akan berpengaruh terhadap hasil ketepatan dan kecepatan dalam melakukan shooting sepak bola. Tritment dalam penelitian yang penulis lakukan ini sebanyak 16x pertemuan dengan pertemuan satu minggu 4x pertemuan. Adapun jadwal tritment yang diberikan bisa dilihat pada table berikut :

Hari

Minggu Senin Selalsa Rabu Kamis Jum’at Sabtu Minggu Minggu I Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Minggu II Pertemuan 5 Pertemuan 6 Pertemuan 7 Pertemuan 8 Minggu III Pertemuan 9 Pertemuan 10 Pertemuan 11 Pertemuan 12 Minggu IV Pertemuan 13 Pertemuan 14 Pertemuan 15 Pertemuan 16

(15)

a. Bentuk Latihan

Adapun tritmen atau perlakuan yang akan diberikan pada sampel dalam penelitian ini yaitu latihan yang berhubungan dengan meningkatkan power otot tungkai. Bentuk latihan yang diberikan untuk meningkatkan power otot tungkai yaitu menggunakan metode weight training (latihan beban). Bentuk dari latihan yang akan diberikan kepada sampel penelitian ini yaitu latihan weight training dengan bentuk latihan Leg Extention. Selain latihan meningkatkan power otot tungkai untuk mendapatkan kecepatan dalam melakukan shooting ke gawang dalam permainan sepakbola, peneliti juga mengambil latihan untuk meningkatkan kordinasi mata-kaki sehingga bisa menghasilkan ketepatan/akurasi pada saat shooting dalam permainan sepakbola. Bentuk latihan yang diberikan untuk meningkatkan kordinasi mata-kaki peneliti menggunakan bentuk latihan wall ball passing (menendang bola dengan menggunakan media dinding).

1). Leg Extention

Leg Extention merupakan latihan yang dilakukan untuk meningkatkan power otot tungkai bawah dengan menggunakan mechine. Tujuan utaman dari latihan ini yaitu untuk melatih otot kaki dan paha serta untuk meningkatkan power otot tungkai. Latihan dengan menggunakan Leg Extention otot-otot tubuh yang bekerja adalah otot paha depan (quarriceps), paha belakang (hamstring), gluteus maxsimum serta otot-otot betis (partial).

 Pelaksanaan Latihan Leg Extention

Posisi kaki berada di belakang bantalan penyanggga, kemudian kedua kaki di dorong ke atas sampai lurus, setelah itu kembali kepada posisi semula hal ini di lakukan agar supaya otot – otot berkontraksi secara maksimal. Contoh gambar :

(16)

Gambar 3.8 Bentuk Latihan Power Otot Tungkai (Leg Extention) (Sumber : Google) 2). Wall Ball Pass

Latihan passing merupakan bentuk latihan yang diberikan dengan tujuan untuk melatih kemapuan kordinasi mata-kaki yang nantinya diharapkan bisa menghasilkan akurasi tendangan yang tepat dan cepat mengenai sasaran. Latihan ini umumnya dilakukan dengan menggunakan dinding/tembok sebagai media latihannya. Latihan passing ini dilakukan dengan cara menendang bola kearah dinding dengan target sasaran yang sudah disediakan dan dimanipulasi oleh pelatih.

 Pelaksanaan Latihan Wall Ball Passing

Passing merupakan teknik dasar & kunci utama pada permainan sepakbola, khususnya dalam meberikan umpan kepada teman serta melakukan tendangan yang lebih keras dari sebuah operan sehingga bisa menciptakan goal ke gawang lawan. Latihan Passing berpengaruh terhadap koordinasi antara mata dan kaki sehingga bisa menghasilkan sebuah keputusan terutama dalam melakukan tendangan ke sasaran yang ditargetkan. Latihan passing yang diberikan yaitu berupa bentuk latihan melakukan tendangan kearah target yang telah ditentumkan yang ada pada dinding/tembok. Latihan ini diberikan dengan tujuan meningkatkan

(17)

kordinasi antara mata-kaki sehingga mendapatkan hasil akurasi tendangan yang tepat sesuai sasaran yang ditargetkan.

Untuk lebih jelasnya, cara pelaksanaan dan bentuk latihan Wall Ball Passing dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.9 Cara Pelaksanaan Latihan Koordinasi Mata-Kaki dengan menggunakan Wall Ball Pass ( Sumber : Penulis)

b. Prosedur Latihan

Latihan Leg Extention

1) Sebelum masuk pada proses latihan dan pemberian beban, penulis memberi pemahaman terlebih dahulu kepada sampel tentang cara melakukan latihan untuk meningkatkan power otot tungkai dengan menggunakan alat Leg extention mechine.

2) Setelah sampel diberikan pemahan, penulis memperaktekkan cara melakukan dan menggunakan alat leg extention mechine di lapangan. 3) Selanjutnya, setelah sampel paham dengan latihan yang akan mereka

lakukan, sampel melakukan dan menggunakan alat leg extention mechine untuk dihitung repetisi maksimal (RM) dari masing-masing sampel yang melakukan tritmen.

(18)

4) Setelah penghitungan repetisi maksimal (RM) selesai, masing-masing sampel diberi program latihan yang berbeda-beda yang telah penulis buat sesuai dengan kebutuhan sampel.

Adapun untuk lebih jelasnya tentang prosedur latihan untuk meningkatkan power otot tungkai dengan menggunakan leg extention mechine, dapat dilihat pada bagan tersebut :

Gambar 3.10 Bagan Prosedur Latihan Leg Extention (Sumber : Penulis)

Latihan Wall Ball Pass

1) Sebelum masuk pada proses latihan dan pemberian program latihan, penulis memberi pemahaman terlebih dahulu kepada sampel tentang cara melakukan Wall Ball Pass.

2) Setelah sampel diberikan pemahan, penulis memperaktekkan cara melakukan Wall Ball Pass di lapangan.

3) Selanjutnya, setelah sampel paham cara melakukan Wall Ball Pass, kemampuan sampel melakukan wall ball pas dihitung dalam waktu 60

(19)

detik untuk dihitung repetisi maksimal (RM) dari masing-masing sampel yang melakukan tritmen.

4) Setelah penghitungan repetisi maksimal (RM) selesai, masing-masing sampel diberi program latihan yang berbeda-beda yang telah penulis buat sesuai dengan kebutuhan sampel.

Adapun untuk lebih jelasnya tentang prosedur latihan untuk meningkatkan koordinasi mata-kaki dengan menggunakan Wall Ball Pass, dapat dilihat pada bagan tersebut :

Gambar 3.11 Bagan Prosedur Latihan Wall Ball Pass (Sumber : Penulis) c. Program Latihan

 Power Otot Tungkai (Leg Extention)

Adapun program latihan yang akan diberikan dari bentuk-bentuk latihan yang dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya dapat dilihat pada table program latihan dibawah ini :

Pemberian Pemahaman Cara Melakukan Wall Ball Pass

Sampel Mencoba Melakukan Wall Ball Pass

Penghitungan Repetisi Maksimal (RM)

Pemberian Program Latihan

Pelaksanaan Program Latihan (Tritment)

(20)

No Sampel Kg RM (100%) 50% Repetisi Set Volume Kg 1 A 120 60 10 3 30 180 Kg 2 B 120 60 10 3 30 180 Kg 3 C 100 50 10 3 30 150 Kg 4 D 80 40 10 3 30 120 Kg 5 E 140 70 10 3 30 210 Kg 6 F 150 75 10 3 30 225 Kg 7 G 120 60 10 3 30 180 Kg 8 H 80 40 10 3 30 120 Kg 9 I 100 50 10 3 30 150 Kg 10 J 150 75 10 3 30 225 Kg

Tabel 3.2 Tabel Program Latihan Power Otot Tungkai dengan Leg Extention Mechine ( Sumber : Penulis)

 Koordinasi Mata-Kaki (Wall Ball Pass)

Adapun program latihan yang akan diberikan dari bentuk-bentuk latihan yang dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya dapat dilihat pada table program latihan dibawah ini :

No Sampel RM (60 detik) 50% Repetisi Volume Keterangan

1 A 62 31 3 93 Kali 2 B 58 29 3 87 Kali 3 C 50 25 3 75 Kali 4 D 56 28 3 84 Kali 5 E 64 32 3 96 Kali 6 F 68 34 3 102 Kali 7 G 64 32 3 96 Kali 8 H 58 29 3 87 Kali 9 I 58 29 3 87 Kali

(21)

10 J 70 35 3 105 Kali Tabel 3.3 Tabel Program Latihan Koordinasi Mata-Kaki dengan Wall Ball Pass (

Sumber : Penulis)

Latihan dilakukan dengan frekuensi latihan sebanyak empat (4) kali latihan dalam satu minggu. Beban dan volume latihan tetap. Perubahan hanya dilakukan pada set latihan per satu minggu sekali. Tiap sati minggu sekali, set latihan naik satu tingkat.

3. Post Test (Tes Akhir)

Post test atau biasa disebut dengan tes akhir dilakukan setelah tes awal dan tritment/percobaan selesai dilakukan. Tes akhir dilakukan dengan tujuan sebagai pembanding dari tes awal setelah dilakukannya tritment/percobaan pada sampel.

G. Analisis Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan penghitungan komputasi program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for windows. Program ini digunakan karena memiliki kemampuan analisis statistik cukup tinggi. Selain itu sistem manajemen data pada lingkungan grafis menggunakan menu-menu dekriptif dan kotak-kotak dialog sederhana, sehingga mudah dipahami cara pengoperasiannya. Selanjutnya, data yang dianalisis pada penelitian ini adalah hasil pengaruh atau perubahan antara tes awal dan tes akhir setelah diberikan tritment. Dari kedua hasil tersebut akan dilihat perbandingannya. Namun sebelum itu ada beberpa uji yang harus dilakukan terlebih dahulu.

Analisis yang pertama adalah uji normalitas dan homogenitas. Uji ini dilakukan untuk menentukan sifat distribusi data. Analisis untuk uji normalitas ini menggunakan uji statistik One Sample Kolmogorov Smirnov Z. Uji statistik ini biasa digunakan untuk menentukan normalitas suatu kumpulan data. Sedangkan untuk uji homogenitas menggunakan One Way Anova dengan mengaktifkan Homogenity of Veriance Test. Analisis selanjutnya adalah menentukan perbedaan signifikansi untuk

(22)

masing-masing data. Perbandingan dilakulan terhadap satu data dengan data yang lainnya. Uji statistik yang digunakan untuk analisis ini bergantung pada sifat normalitas data. Bila data yang dianalisis bersifat normal, maka uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametrik dengan metode Paired sample t test. Tingkat kepercayaan analisis data pada penelitian ini adalah 95%, sehingga nilai α untuk penelitian ini adalah 0,05.

Gambar

Gambar 3.2 Alat Pengukur Power Otot Tungkai (Digital Vertical Jump)  (Sumber : Google)
Gambar 3.3 Skema Pelaksanaan Digital Vertical Jump  (Sumber : Google)
Gambar 3.4 Skema Pelaksanaan Soccer Wall Volley Test  (Sumber : Penulis)
Gambar 3.5 Tes Menendang Bola Ke Sasaran (Shooting)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya kegiatan-kegiatan pengolahan limbah radioaktif di IPLR yang akan melibatkan manusia dan setiap personil memerlukan jaminan keselamatan terhadap bahaya

Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batuk

Hasil penelitian terhadap responden yang dilakukan melalui pengukuran antropometri yaitu Tinggi Badan dan Berat Badan diperoleh data bahwa pada umumnya responden

Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi tentang SADARI terhadap sikap sadari pada wanita usia produktif

Ruang lingkup penelitian ini meliputi ekstraksi gelatin dari kulit dan tulang kaki ayam serta penentuan bahan yang paling baik dari beberapa bahan pentaut silang

Dari data studi korelasi antar karakteristik pertumbuhan pada tanaman F1 dapat dilihat bahwa korelasi antara produksi karet kering dengan tebal kulit berkorelasi positif

Ada 15 jenis tumbuhan mangrove di HLAK dan kelompok monyet ekor panjang hanya memanfaatkan satu pohon Rhizophora apiculata untuk tidur, dengan ketinggian 16 m

Penelitian yang dilakukan oleh Dahlia dan Veronica (2008) bahwa perilaku etis perusahaan berupa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak