• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode

Untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa sekolah dasar dengan indikator komunikasi sesuai dengan butir rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan metode penelitian kualitatif.

Metode ini digunakan karena masalah yang diteliti sangat kompleks danspeneliti bermaksud memahami situasi sosial lebih mendalam dan terarah yaitu ingin menganalisis lebih jauh kemampuan komunikasi matematis siswa. Karena itu situasi tersebut tidak mungkin dijaring dengan mengunakan metode penelitian kuantitatif.

Hal ini sejalan dengan pendapat Strauss dan Corbin (Creswell, J 1998: 24) bahwa penelitian kualitatif adalah “Jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran)”.

Pada bagian lain Judith Preissle (Creswell, J. 1998: 24) menyatakan tentang pengertian penelitian kualitatif sebagai berikut:

“Qualitative research is a loosely defined category of research designs or models, all of which elicit verbal, visual, tactile, olfactory, and gesture data in the form of descriptive narratives like field notes, recordings, or orther transcriptions from audio-and vidiotapes and other written records and pictures or films”

Bogdan & Biklen, S (1992: 21-22) menjelaskan bahwa: “Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati”.

(2)

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian untuk menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia secara deskriptif dalam bentuk narasi.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah grounded theory, dengan penekanan terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IV sekolah dasar. Pemilihan metode ini didasarkan atas keingintahuan peneliti untuk melakukan analisis lebih dalam tentang kemampuan komunikasi matematik siswa kelas IV sekolah dasar. Sehingga pada akhirnya dapat disusun suatu teori baru yang didasari oleh teori yang sudah ada yang dapat memberi gambaran yang jelas tentang kemampuan komunikasi matematis siswa.

Penelitian grounded menawarkan pendekatan yang berbeda dari jenis penelitian kualitatif yang lain, seperti fenomenologi, etnografi, etnometodologi, dan studi kasus.

Dalam penelitian kualitatif, grounded theory tidak berangkat dari teori untuk menghasilkan teori baru (from a theory to generate a new theory), melainkan berupaya menemukan teori berdasar data empirik, bukan membangun teori secara deduktif logis.

Karena itu, grounded theory melepaskan teori dan peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Dengan kata lain, penelitian model grounded bergerak dari data menuju konsep. Data yang telah diperoleh dianalisis menjadi fakta, dan dari fakta diinterpretasi menjadi konsep. Jadi prosesnya adalah data menjadi fakta, dan fakta menjadi konsep.

(3)

Grounded theory adalah teori yang dikembangkan secara induktif selama penelitian berlangsung, dan melalui interaksi yang terus menerus dengan data di lapangan (Alwasilah, 2011: 76).

B.Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Laboratorium UPI kampus Cibiru. Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 23 orang, terdiri atas 9 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswi perempuan pada tahun pelajaran 2011/2012.

Peneliti tertarik untuk melalukan penelitian di SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru dengan beberapa alasan:

Pertama, Sekolah tersebut merupakan sekolah yang berada di bawah naungan UPI yang telah menerapkan berbagai model pembelajaran yang menekankan pada siswa sebagai pembelajar atau subjek dalam pembelajaran sehingga memungkinkan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Hal ini dilihat dari visi, misi dan tujuan sekolah yang mengarah pada pengembangan program pembelajaran yang mampu membina kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional sesuai dengan kebutuhan perkembangan individu peserta didik dan menciptakan lingkungan kondusif dan demokratis untuk membantu perkembangan bakat, minat, nilai dan kompetensi peserta didik secara optimal demi terwujudnya generasi yang unggul, kompetitif dan berbudaya.

(4)

pendidikan S1.

Ketiga, latar belakang peserta didik yang hampir 100% dari TK dan telah diuji.

C. Jenis Data Penelitian

Jenis data yang diungkap dalam penelitian ini bersifat naratif dan uraian. Juga data penjelasan dari informan baik lisan maupun data dokumen yang tertulis, perilaku subjek yang diamati di lapangan juga menjadi data dalam proses pengumpulan data hasil penelitian ini. Jenis data dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:

1. Catatan Lapangan.

Dalam membuat catatan lapangan, peneliti melakukan prosedur dengan mencatat seluruh peristiwa yang benar-benar terjadi di lapangan sebagai hasil observasi partisipatif yang dilakukan peneliti.

Catatan lapangan merupakan catatan tertulis tentang apa yang dilihat, didengar, dialami dan dipikirkankan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data. Catatan lapangan berfungsi sebagai jantungnya penelitian, karena tanpa catatan lapangan tidak akan diperoleh data yang lengkap dan terpercaya untuk disusun dalam laporan penelitian (Satori, 2011: 194).

Adapun proses catatan lapangan dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai berikut:

Pada waktu berada di lapangan peneliti membuat catatan-catatan sebagai hasil dari pengamatan, observasi dan wawancara, atau studi dokumentasi.

(5)

Selesai melakukan kegiatan tersebut (pulang ke rumah) barulah peneliti menyusun catatan lapangan secara utuh.

Catatan lapangan ini berbeda dengan catatan di lapangan. Ketika di lapangan saat pengumpulan data catatan yang dibuat berupa coretan seperlunya pada buku catatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Joukowsky (Satori, 2011: 194) bahwa, “Catatan di lapangan atau field notes, sesuai dengan namanya, merupakan catatan yang dibuat langsung pada buku catatan ketika peneliti berada di lapangan”. Catatan di lapangan ini diubah ke dalam catatan yang lengkap dan dinamakan catatan lapangan.

Proses penyusunan catatan lapangan terus berlanjut selama ada catatan dari lapangan sebagai hasil observasi, pengamatan dan studi dokumentasi. Penulisan catatan lapangan ini bertujuan untuk mencatat segala yang terjadi di lapangan dengan rinci dan menghindari kemungkinan lupa yang disebabkan keterbatasan peneliti.

2. Rekaman Audio Video

Peneliti merekam wawancara dengan beberapa pihak terkait, yaitu guru, siswa dan kepala sekolah. Dari data hasil rekaman tersebut peneliti deskripsikan dalam bentuk transkrip wawancara. Peneliti juga melakukan rekaman video terhadap aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

3. Dokumentasi

Data ini dikumpulkan melalui berbagai sumber data tertulis, baik yang berhubungan dengan masalah kondisi objektif, juga silsilah dan pendukung data lainnya.

(6)

4. Foto.

Foto merupakan bukti yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata namun sangat mendukung kondisi objektif penelitian berlangsung.

D.Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif maka yang menjadi instrumennya adalah peneliti sendiri. Pendekatan kualitatif menuntut kehadiran peneliti di lapangan karena peneliti sebagai instrumen utama penelitian, sekaligus sebagai perencana tindakan, pengumpul data, penganalisa data, dan pelapor hasil penelitian. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Moleong (2011: 53) bahwa: “Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir, dan akhirnya sebagai pelapor penelitian yang dilaksanakan”.

E.Sampel Sumber Data

Pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Sugiyono (2008: 218) mengemukakan bahwa purposive sampling

adalah “teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu”. Pertimbanga dimaksudkan untuk memperoleh data atau informasi yang luas, rinci, dan mendalam tentang kemampuan komunikasi siswa sehingga didapat suatu kebenaran yang bermakna dan menyeluruh. Sampel diambil dari tiga katagori siswa yang memiliki kemampuan matematika level tinggi, sedang dan rendah.

(7)

Sumber data penelitian terdiri dari unsur manusia sebagai instrumen kunci yaitu peneliti yang terlibat dalam observasi partisipasi, serta guru dan siswa sebagai unsur informan. Unsur non manusia digunakan sebagai data pendukung.

F.Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif, di mana data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata dan gambar, bukan angka-angka. Data tersebut berasal dari catatan observasi, naskah transkif wawancara, dokumen, foto, dan rekaman audio video, yang dikumpulkan melalui teknik observasi partisipasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012: 63) bahwa “Ada empat macam tekhnik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, angket, dokumentasi dan gabungan keempatnya”.

1. Observasi

Observasi menjadi teknik utama pengumpulan data penelitian ini, karena peneliti ingin melihat langsung gerak-gerik, sikap, suasana dan kesan secara menyeluruh dalam penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Alwasilah (2011: 165) bahwa “Observasi penelitian adalah pengamatan sistematis dan terencana yang diniati untuk perolehan data yang dikontrol validitas dan reliabilitasnya”. Hal senada dikemukakan Asmami (2011: 123) bahwa “Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian”. Peneliti meyakini bahwa suatu objek hanya dapat diungkap datanya apabila peneliti menyaksikan langsung melalui observasi.

(8)

Bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi (participant observation) yaitu metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan di mana observer atau peneliti terlibat dalam keseharian responden. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012: 65) bahwa, “Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka”. Adapun data yang ingin diungkap melalui observasi ini adalah seluruh aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung, terutama yang berhubungan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa.

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari guru dan siswa sebagai sumber data penelitian, maksudnya sambil observasi peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Melalui observasi partisipasi ini peneliti berharap data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan menyeluruh.

Tujuan peneliti melakukan observasi partisipasi adalah untuk memperoleh data yang lebih lengkap, tajam, sampai mengetahui tingkat makna dari perilaku yang nampak, yang tidak terungkapkan oleh responden dalam wawancara, sehingga dapat menepis kesenjangan antara apa yang dikatakan partisipan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Maleong (Satori, 2011: 117), bahwa “Observasi partisipasi pada dasarnya berarti mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara secermat mungkin sampai pada yang sekecil-kecilnya sekalipun”.

(9)

2. Wawancara

“Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu” (Sugiyono, 2012: 72).

Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal mendalam yang tidak ditemukan melalui observasi. Adapun data yang ingin diungkap peneliti melalui wawancara ini meliputi: masalah yang dihadapi siswa dan guru dalam mengembangkan kemampuan komunikasi matematis serta upaya guru dalam mengembangkan kemampuan tersebut.

Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam. Menurut Asmani (2011: 122-123) wawancara mendalam (in–depth interview) adalah:

Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Dalam pelaksanaan wawancara peneliti menggunakan instrumen sebagai pedoman wawancara disertai alat bantu lain yaitu: buku catatan untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data,serta audio video untuk merekam semua percakapan dan memotret aktivitas pembicaraan peneliti dengan sumber data.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan sebagai pelengkap dari observasi dan wawancara, sehingga hasil wawancara dan observasi akan lebih

(10)

kredibel/dapat dipercaya apabila didukung oleh dokumen yang terkait dengan fokus penelitian. Adapun dokumen yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: propil sekolah, Administrasi guru termasuk di dalamnya RPP dan data tentang perkembangan kemajuan dan nilai siswa.

Menurut Satori (2011: 149) studi dokumentasi adalah “Mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian”. Lebih lanjut Satori (2011: 147) menegaskan bahwa “Dokumen merupakan rekaman kejadian masa lalu yang ditulis atau dicetak, dapat berupa catatan anecdotal, surat, buku harian, dan dokumen-dokumen”.

Melalui studi dokumentasi ini, peneliti berharap memperoleh informasi bukan hanya dari orang sebagai nara sumber, tetapi memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan.

G. Analisis Data.

“Analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian” (Creswell, 2010: 274).

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan mulai dari sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai dari lapangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (Sugiyono, 2012: 18), “Analisis telah dimulai sejak

(11)

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil penelitian”.

Sebelum peneliti memasuki lapangan, analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian, namun masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan dan selama di lapangan.

Selama di lapangan analisis dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Jika setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti melanjutkan lagi sampai data yang dianggap kredibel.

Hal ini sesuai dengan pendapat Miles and Huberman (Sugiyono, 2011: 91) bahwa, “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas dalam analisis data ini meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification, seperti tampak pada halaman berikut ini:

Gb. 3.1 Komponen dalam analisis data Data Collection Data Reduction Data Display Conclusions: Drawing/Verifying

(12)

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa langkah yang dilakukan dalam analisis data pada penelitian ini adalah dari data yang sudah terkumpul, peneliti segera mereduksi data tersebut, dalam hal ini peneliti merangkum, memilih data yang pokok dan penting, dan membuat katagorisasi berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka.

Setelah data direduksi langkah selanjutnya mendisplay data (menyajikan data) dalam bentuk teks yang bersifat naratif, berupa grafik dan chart. Dalam mendisplay data, huruf besar, huruf kecil dan angka pada saat reduksi data disusun ke dalam urutan sehingga strukturnya dapat dipahami.

Langkah ketiga yang dilakukan oleh peneliti dalam analisis data adalah verification atau membuat kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan peneliti masil bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

H. Pengecekan Keabsahan Temuan.

Dalam penelitian kualitatif temuan atau data dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. (Sugiyono, 2008: 268)

Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan melalui uji kredibilitas yang meliputi triangulasi (triangulation), dan penggunaan referensi.

(13)

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. (Sugiyono, 2012: 125) .

Berpijak dari pendapat di atas maka triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi : triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi waktu.

a. Triangulasi sumber.

Triangulasi sumber dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber yaitu, guru, kepala sekolah dan siswa.

Data dari ketiga sumber tersebut dideskripsikan, dikatagorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut. Setelah data dianalisis dan menghasilkan suatu kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan tiga sumber data tersebut. Secara rinci gambaran triangulasi dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar 3.2. Triangulasi Sumber Data. Kepala

Sekolah

Guru

(14)

b. Triangulasi Teknik.

Triangulasi teknik dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya data yang diperoleh dengan wawancara di cek dengan observasi, dokumentasi atau catatan lapangan. Gambaran triangulasi teknik ini dapat dilihat dari gambar di halaman berikut:

Gambar 3.3. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data.

c. Triangulasi Waktu.

Karena waktu sering mempengaruhi kredibilitas data, maka peneliti melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, dan teknik yang lainnya dalam waktu atau situasi yang berbeda.

Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang sehingga sampai ditemukan kepastian gambar datanya. Gambaran triangulasi waktu yang dilakukan peneliti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 3.4. Triangulasi Waktu Pengumpulan Data. Observasi Wawancara Catatan Lapangan Sore Siang Pagi

(15)

I. Tahap-tahap Penelitian.

Penelitian ini dilakukan secara sistematis dengan tahapan penelitian sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan: a. Observasi Awal

Peneliti melakukan observasi awal ke lokasi penelitian dengan tujuan memotret profil sekolah mulai dari gambaran lokasi penelitian, mengetahui sejarah singkat SD Laboratorium UPI Cibiru, mengenal guru, siswa, latar belakang pendidikan subjek penelitian dan mengetahui sekilas tentang pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah tersebut.

b. Merumuskan Masalah.

Rumusan masalah sangat penting dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu peneliti harus merumuskan masalah setelah melakukan beberapa studi pendahuluan. Dengan adanya rumusan masalah, peneliti lebih terfokus dan mudah membuat laporan hasil penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan a. Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke lapangan (observasi) sesuai dengan acuan pada metode penelitian, wawancara dengan informan, serta mempelajari sumber-sumber tertulis melalui instrumen

(16)

penelitian, dan mempelajari dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian.

b. Analisis Data

Setelah melakukan persiapan, peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari lapangan kemudian menganalisis data tersebut untuk dijadikan laporan pada akhir penelitian dan disusun secara sistematis untuk memudahkan tahap penulisan laporan penelitian. Analisis data dilakukan setiap saat terutama setelah memperoleh data baru.

Seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa kelas IV SD Laboratorium UPI Kampus Cibiru, maka langkah konkrit yang dilakukan peneliti dalam menganalis tentang kemampuan komunikasi matematis tersebut adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan indikator komunikasi matematis yang akan dianalisis.

2) Mengumpulkan data mentah (transkrip wawancara, transkrip audio video, catatan lapangan, tranksrip observasi, dokumentasi, gambar/foto-foto, sebagai hasil dari kegiatan observasi, wawancara, rekaman audio video, dan studi dokumentasi yang peneliti lakukan selama proses penelitian berlangsung, terhadap aktivitas guru dan siswa yang berhubungan dengan kemampuan komunikasi matematis.

3) Mengolah dan mempersiapkan data tentang kemampuan komunikasi matematis siswa untuk di analisis.

(17)

4) Membaca keseluruhan data yang diperoleh dari lapangan selama melakukan penelitian.

5) Mengcoding data untuk memudahkan analisis.

6) Menyajikan data dengan teks naratif, gambar dan diagram batang.

7) Menarik kesimpulan tentang analisis kemampuan komunikasi matematis siswa berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian.

3. Tahap Penyusunan Laporan.

Setelah proses penelitian selesai dilaksanakan, peneliti membuat laporan penelitian berupa hasil yang sebenarnya yang diperoleh dari lapangan seperti catatan-catatan hasil observasi, wawancara, studi dokumentasi dan rekaman audio video yang kemudian digambarkan atau dideskripsikan ke dalam tulisan.

Gambar

Gambar 3.2. Triangulasi Sumber Data. Kepala
Gambar 3.3. Triangulasi Teknik Pengumpulan Data.

Referensi

Dokumen terkait

Masalah warna dapat berpengaruh terhadap karyawan didalam melaksanakan pekerjaan, akan tetapi banyak perusahaan yang kurang memperhatikan masalah warna. Dengan

• Dengan cara mengecek nilai Tail, jika Tail >= MAX-1 (karena MAX-1 adalah batas elemen array pada C) berarti sudah penuh..

Semakin positif sikap, norma subjektiftif yang mendukung, dan perceived behavior control yang positif seseorang terhadap penggunaan jasa klinik kecantikan, maka intensi seseorang

Hubungan keparahan karies gigi dengan konsumsi zat gizi dan status gizi anak Sekolah Dasar di Kecamatan Lhoknga.. Kabupaten

Setelah proses esterifikasi dan pemisahan dengan kromatografi kolom diperoleh metil 9Z,12Z,15Z-oktadekatrienoat dengan kemurnian 99,50 % yang selanjutnya diisomerisasi

Selanjutnya menyelesaikan studi S2 pada Program Magister Sains Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan konsentrasi Manajemen Sumber

Menggunakan Ekstrak Rumen Sapi Sebagai Starter” yang dilakukan dalam skala laboratorium.Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi

Hasil pengujian menunjukkan inovasi produk, inovasi proses, inovasi pemasaran dan inovasi organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja bisnis, dengan kata lain