Judul
Konservasi Ekosistem Nipah dan Hutan Penyangga Bagian Timur
Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Sebagai Kawasan
Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm)
Pelaksana
YAYORIN
Kerangka Presentasi
1. Deskripsi Kegiatan
2. Tujuan & Output
3. Capaian Tahun Pertama
4. Dukungan Stakeholders
5. Tantangan
6. Lessons Learned & Best Practices
Deskripsi Kegiatan
• Judul: Konservasi Ekosistem Nipah dan Hutan Penyangga Bagian Timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau Sebagai Kawasan Pencadangan Hutan Kemasyarakatan (HKm)
• Pelaksana: YAYORIN (YAYASAN ORANGUTAN INDONESIA), Pangkalan Bun Kalteng
• Fokus: Mitigasi Berbasis Lahan
• Waktu: Durasi 2 tahun (April 2016-Maret 2018)
• Total Pendanaan : Rp.2.576.720.000,-Latar belakang:
• kawasan proyek adalah kawasan ekosistem nipah dan hutan rawa
bergambut dengan gambut dalam dengan rata-rata 130-an meter (ICRAFT 2010);
• matapencaharian masyarakat setempat masih bergantung pada hasil hutan/SDA;
• masyarakat desa penyangga masih sebagian besar mengelola lahan bergambut untuk lahan pertanian/perkebunan dengan cara tebas bakar;
• HKm adalah solusi melindungi dan melestarikan hutan dengan
pemberdayaan dan penguatan kapasitas masyarakat desa sekitar kawasan penyangga (kawasan lokasi proyek)
• pengelolaan lahan pertanian yang mengurangi aktivitas pembakaran, upaya perlindungan kawasan nipah dan hutan melalui perdes dan pencadangan HKm, pengembangan matapencaharian alternatif ramah lingkungan dan kegiatan reforestasi akan mengurangi emisi dan
Latar belakang Program
•
Tahun 2009-2012, Yayorin sebagai salah satu pelaksana pilot
project REDD+ di Kalimantan Tengah melalui program Community
Forest Carbon mendukung pelestarian hutan hujan tropis dan
rawa bergambut, pengurangan emisi akibat perubahan alih fungsi
hutan dan kerusakan hutan akibat kebakaran hutan/lahan serta
mendukung pengembangan mata pencaharian alternatif yang
mendatangkan pendapatan tambahan bagi masyarakat yang
sumber kehidupannya masih bergantung pada hutan.
•
Berdasarkan RPJP SM Sungai Lamandau 2011-2020 Kotawaringin
Barat dan Sukamara menjelaskan dukungan berusaha yang lestari
di kawasan dan adanya kerjasama perindungan kawasan dengan
Pemantung dan Pengikan serta pengembangan usaha berskema
REDD (Bab VI hal 125-126)
•
Akibat Perubahan Iklim, dampak yang dirasakan masyarakat
adalah sumber air bersih di desa tersebut semakin sulit, karena
rawa-rawa gambut dan nipah serta hutan penyangga beralih
fungsi dan praktiknya banyak menimbulkan kebakaran
lahan/hutan.
•
Pasca kebakaran besar 2015 (yang diperkirakan siklus 5 tahunan
el nino), iklim di kabupaten Kotawaringin Barat kembali normal;
sebagai antisipasi program ini turut mendukung pencegahan
kebakaran hutan dan lahan dari pertanian tebas bakar dan
menekan laju alih fungsi hutan penyangga SMSL menjadi
perkebunan sawit
Latar belakang Program
Catatan ICRAF di laporannya 2010 berjudul Invenstment in Carbon Stocks in the
eastern buffer zone of Lamandau River Wildlifer Reserve, Central Kalimantan province,
Indonesia: REDD+ feasibility study menyatakan bahwa kawasan gambut di penyangga
SMSL termasuk kawasan gambut dalam dan didominasi oleh tanaman jelutung
(Dyera costulata) dan strategi yang bisa dilakukan untuk penyelamatan hutan
penyangga SMSL dengan pencadangan Hutan Kemasyarakatan dan reforestasi
dengan tanaman jelutung.
Ada 5 kelompok calon Pengelola HKm yang komitmen dengan HKm
Langkah HKm ini dipilih sebagai strategi untuk mitigasi dan adaptasi terhadap ancaman
perubahan iklim dan alih fungsi lahan berhutan dan melindungi habitat orangutan
Kalimantan, Pongo pygmaeus wurumbii dan juga pengelolaan lahan dan hutan
produksi yang lestari dan berkelanjutan.
Sebagai langkah kelanjutannya masih diperlukan :
•
Dukungan peningkatan kapasitas kelompok calon pengelola HKm
•
Dukungan perlindungan ekosistem penting Desa Tanjung Putri dan penyangga
Desa/SMSL
•
Dukungan terhadap peningkatan pendapatan alternatif dari jasa lingkungan dan non
kayu
•
Dukungan Bupati untuk membantu membuatkan pengajuan rekomendasi
Tujuan & Output
Maksud dan Tujuan
Output
Indikator Kegiatan ini bermaksud diajukan untuk mendukung penguranganemisi dengan kegiatan perlindungan dan rehabilitasi pada kawasan gambut, kawasan konservasi, kawasan bernilai konservasi tinggi dan ekosistem bakau (nipah) di blok hutan penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, kabupeten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah yang juga mendukung Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan mendukung program REDD+ serta Perubahan Iklim.
Pada 2017-2018, terehabilitasinya kawasan hutan terdegradasi seluas 400 hektar dan bermanfaat menunjang kehidupan
ekonomi kelompok HKm di hutan penyangga SM Sungai
Lamandau di blok Sungai Buluh dan Sungai Pengkajangan, Desa Tanjung Putri, Kalimantan Tengah dan terlindunginya 200 hektar ekosistem nipah-mangrove dan 2000 hektar hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok hutan Sungai Buluh-Sungai
Pengkajangan melalui Peraturan Desa Tanjung Putri dan Rekomendasi Bupati untuk Pencadangan kawasan Hutan Kemasyarakatan.
Output 1: Pelestarian Kawasan Hutan di Blok Penyangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau wilayah Sungai Pengkajangan-Sungai Buluh Desa Tanjung Putri melalui penanaman pohon
jelutung dan tanaman kehutanan lainnya (seperti belangeran, pulai, idat, nyatoh)
1. Ada 20 orang anggota Kelompok HKm SEPAKAT Desa Tanjung Putri yang akan melakukan penanaman jelutung di kawasan Blok Sungai Pengakajangan dan Sungai Buluh.
2. Pada Februari 2018, 40.000 pohon jelutung tertanam jelutung dan tanaman kehutanan lainnya tersebar di 40% lahan terdegradasi (400 hektar) dari 1000 hektar lahan hutan terdegradasi di Blok Sungai Pengkajangan-Sungai Buluh, kawasan Penyangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau.
Output 2: Peningkatan Kapasitas Kelompok HKm SEPAKAT Desa Tanjung Putri dalam mendukung pengelolaan HKm berbasis
tanaman kehutanan dan jasa lingkungan
1. Pada September 2016, 75% (18 orang) anggota kelompok hadir dalam pelatihan teknis pengelolaan kawasan.
2. Pada Januari 2017, 75% (18 orang) anggota kelompok hadir dalam pelatihan monitoring kawasan dan pembuatan laporan kegiatan.
Tujuan & Output
Maksud dan Tujuan
Output
Indikator
Kegiatan ini bermaksud diajukan untuk mendukung pengurangan emisi dengan kegiatan perlindungan dan rehabilitasi pada kawasan gambut, kawasan konservasi,
kawasan bernilai konservasi tinggi dan ekosistem bakau (nipah) di blok hutan penyangga bagian timur Suaka Margasatwa
Sungai Lamandau, kabupeten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah yang juga mendukung Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan mendukung program REDD+ serta Perubahan Iklim.
Pada 2017-2018, terehabilitasinya kawasan hutan terdegradasi seluas 400 hektar dan bermanfaat menunjang kehidupan
ekonomi kelompok HKm di hutan penyangga SM Sungai
Lamandau di blok Sungai Buluh dan Sungai Pengkajangan, Desa Tanjung Putri, Kalimantan Tengah dan terlindunginya 200
hektar ekosistem nipah-mangrove dan 2000 hektar hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok hutan Sungai Buluh-Sungai Pengkajangan melalui Peraturan Desa Tanjung Putri dan Rekomendasi Bupati untuk Pencadangan kawasan Hutan
Kemasyarakatan.
Output 3: Konservasi ekosistem nipah dan hutan di wilayah blok penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau melalui dukungan peraturan desa dan kawasan penyangga sebagai HKM melalui surat pencadangan HKm dari Bupati
1. Pada 2016, ada rencana dukungan untuk kelompok HKm dari pihak daerah bersama pemerintah pusat (BPDAS) bersama Ditjend Perhutanan Sosial KemenLHK untuk menginisiasi pertemuan dengan Bupati dalam mendorong dikeluarkan surat
rekomendasi pencadangan HKm di wilayah blok penyangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau oleh Bupati.
2. Pada 2017, ada draft peraturan desa untuk perlindungan ekosistem nipah dan hutan penyangga (daerah reforestasi jelutung Kelompok HKm SEPAKAT) yang diketahui warga desa Tanjung Putri.
3. Pada awal 2018, Peraturan Desa untuk konservasi ekosistem Nipah dan hutan penyangga (daerah reforestasi jelutung Kelompok HKm SEPAKAT)
ditandatangani Pemerintah Desa dan masuk ke Biro Hukum Pemda Kabupaten Kotawaringin Barat.
Tujuan & Output
Maksud dan Tujuan
Output
Kegiatan ini bermaksud diajukan untuk mendukung pengurangan emisi dengan kegiatan perlindungan dan rehabilitasi pada
kawasan gambut, kawasan konservasi, kawasan bernilai konservasi tinggi dan ekosistem bakau (nipah) di blok hutan penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, kabupeten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah yang juga mendukung Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan mendukung program REDD+ serta Perubahan Iklim.
Pada 2017-2018, terehabilitasinya kawasan hutan terdegradasi seluas 400 hektar dan bermanfaat menunjang kehidupan
ekonomi kelompok HKm di hutan penyangga SM Sungai
Lamandau di blok Sungai Buluh dan Sungai Pengkajangan, Desa Tanjung Putri, Kalimantan Tengah dan terlindunginya 200 hektar ekosistem nipah-mangrove dan 2000 hektar hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok hutan Sungai Buluh-Sungai
Pengkajangan melalui Peraturan Desa Tanjung Putri dan Rekomendasi Bupati untuk Pencadangan kawasan Hutan Kemasyarakatan.
Output 4: Pengembangan
usaha peningkatan ekonomi
dan ketahanan pangan melalui
pengelolaan usaha pertanian
rendah emisi dan perikanan
serta pengelolaan usaha
1. Pada pertengahan tahun 2017, masyarakat 30% petani desa Tanjung Putri mengelola lahan pertanian dengan mengantisipasi api/kebakaran.
2. Masyarakat berhasil memanen usaha perikanan karambanya
3. Pada 2017, kelompok HKm SEPAKAT dan kelompok wanita pendukung HKm memasarkan hasil dari olahan nipah/mangrove dan olahan produk perikanan.
4. Pada akhir 2016, Kelompok HKm SEPAKAT mempunyai Tempat
Pertemuan Usaha dan outlet
penampungan produk olahan pertanian, olahan perikanan, getah jelutung,
Tujuan & Output
Maksud dan Tujuan
Output
Indikator
Kegiatan ini bermaksud diajukan untuk mendukung pengurangan emisi dengan kegiatan perlindungan dan rehabilitasi pada kawasan gambut, kawasan konservasi, kawasan bernilai konservasi tinggi dan ekosistem bakau (nipah) di blok hutan penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, kabupeten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah yang juga mendukung Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan mendukung program REDD+ serta Perubahan Iklim.
Pada 2017-2018, terehabilitasinya kawasan hutan
terdegradasi seluas 400 hektar dan bermanfaat menunjang kehidupan ekonomi kelompok HKm di hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok Sungai Buluh dan Sungai
Pengkajangan, Desa Tanjung Putri, Kalimantan Tengah dan terlindunginya 200 hektar ekosistem nipah-mangrove dan 2000 hektar hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok hutan Sungai Buluh-Sungai Pengkajangan melalui Peraturan Desa Tanjung Putri dan Rekomendasi Bupati untuk
Pencadangan kawasan Hutan Kemasyarakatan.
Output 5: Meningkatkan Pengetahuan dan dukungan konservasi Masyarakat Desa Tanjung Putri tentang Manfaat Melestarikan Hutan dan
Dampak Perubahan Iklim
1. Antara 2016-2017, ada 2 Iklan Layanan Masyarakat di Radio yang disiarkan masing-masing 6 bulan untuk mendukung pelestarian hutan penyangga SM Sungai Lamandau terjaga dari kebakaran hutan, pembalakan liar dan alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit.
2. Pada 2016 mencetak dan membagikan 200 brosur tentang manfaat HKm mengurangi
dampak Perubahan Iklim dan praktek pertanian mencegah kebakaran lahan dan hutan.
3. Pada akhir tahun 2016, mencetak dan
membagikan 200 kalender berisi manfaat Hutan Penyangga dan HKm dalam mengurangi dampak perubahan iklim, mencegah kebakaran lahan dan hutan
4. Pada April-Mei 2016, mencetak dan
membagikan 250 t-shir kampanye pelestarian ekosistem nipah dan hutan penyangga SM Sungai Lamandau dalam pertemuan kelompok, pelatihan, sosialisasi dan pertemuan dengan pemerintah daerah/stake holder
Tujuan & Output
Maksud dan Tujuan
Output
Indikator
Kegiatan ini bermaksud diajukan untuk mendukung pengurangan emisi dengan kegiatan perlindungan dan rehabilitasi pada
kawasan gambut, kawasan konservasi, kawasan bernilai konservasi tinggi dan ekosistem bakau (nipah) di blok hutan penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau, kabupeten Kotawaringin Barat, provinsi Kalimantan Tengah yang juga mendukung Program Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan mendukung program REDD+ serta Perubahan Iklim.
Pada 2017-2018, terehabilitasinya kawasan hutan terdegradasi seluas 400 hektar dan bermanfaat menunjang kehidupan
ekonomi kelompok HKm di hutan penyangga SM Sungai
Lamandau di blok Sungai Buluh dan Sungai Pengkajangan, Desa Tanjung Putri, Kalimantan Tengah dan terlindunginya 200 hektar ekosistem nipah-mangrove dan 2000 hektar hutan penyangga SM Sungai Lamandau di blok hutan Sungai Buluh-Sungai
Pengkajangan melalui Peraturan Desa Tanjung Putri dan Rekomendasi Bupati untuk Pencadangan kawasan Hutan Kemasyarakatan.
Output 6: Penyampaian laporan kegiatan dan Survey KAP
1. Kelompok HKm SEPAKAT paham pentingnya manfaat mengelola Hutan Kemasyarakatan berbasis tanaman kehutanan bernilai ekonomis
berkelanjutan.
2. Masyarakat petani mengelola lahan pertanian dengan tidak melakukan atau mengurangi pembakaran.
3. Kelompok wanita pendukung HKm masih mengelola nipah.
4. Tidak ada alih fungsi lahan ekosistem nipah dan hutan penyangga menjadi perkebunan sawit.
5. Laporan tersusun dan diterima lembaga dana.
Output 7: Manajemen Ada dan tersusun dokumen administrasi pendukung kelengkapan laporan
Capaian Tahun Pertama
•
Dari 400 ha (4000x 1000 m2) yang ditanami baru 20%
(80 ha) sampai Maret 2017.
•
Tertanam 20% bibit jelutung dari 20.000 bibit jelutung
dan sudah 20 jalur dibuat dengan 4000 bibit tertanam
(1 jalur panjang 1 km, dengan jarak tanam 5 meter;
jadi per 1 km tertanam rata-rata 200 tanaman
jelutung)
•
20 ribu berikutnya akan ditanam Mei dan penanaman
selesai paling lambat Agustus 2017
Capaian Tahun Pertama
•
Sosialisasi proyek dihadiri 100 orang dari desa
Tanjung Putri, Mendawai RT 23, Tanjung
Terantang dan 5 dinas pemda Kab. Kotawaringin
Barat terkait
•
Pelatihan Pencegahan dan Pemadaman
Kebakaran Hutan dan Lahan diikuti 30 peserta
dari 2 desa (Tanjung Putri dan Mendawai RT 23)
•
Pelatihan Pengelolaan Pertanian Organik di
Lahan Tanpa Bakar diikuti oleh 30 orang petani
desa Tanjung Putri
•
Pelatihan Kepemanduan,Pemetaaan Potensi dan
Pengelolaan Kawasan terkait HKm diikuti 5
kelompok HKm dari 2 desa, 2 kelurahan dan 1
kelompok tani Wanita desa Tanjung Putri
•
Pelatihan Budidaya Ikan di KJA dan Kolam Terpal
diikuti oleh 40 peserta dari 3 desa (Tanjung
Capaian Tahun Pertama
•
Mendapat Rekomendasi Pencadangan
Area HKm dari Bupati Kotawaringin Barat
•
Mendapat Surat Pernyataan Bupati
Kotawaringin Barat bahwa kawasan
usulan HKm tidak untuk alih fungsi lahan
lain
•
Terbentuk draft dan kesepakatan desa
untuk Konsultasi Publik Draft Perdes
Perlindunbgan Ekosistem Nipah Desa
Tanjung Putri, Kec. Arut Selatan kab.
Kotawaringin Barat Propinsi Kalteng
•
Seluas 15.000-an hektar kawasan
penyangga hutan bagian timur SM Sungai
Lamandau dan lebih dari 200 hektar
ekosistem nipah tidak terbakar dan
beralih fungsi status kawasannya.
•
Usulan HKm sudah sampai diketahui
MenLHK dan dilanjutkan Koordinasi untuk
verifikasi dengan BPSKL Banjar Baru dan
tim Dit.PKPS, Ditjen PSKL KemenLHK
Capaian Tahun Pertama
•
Terbangunnya rumah outlet
sekaligus sekretariat kelompok
tani HKm
•
Terbangun Demplot
Percontohan Pertanian Organik
Tanpa Bakar
•
Terbangun 10 Keramba Jaring
Apung dan 4 Kolam Terpal
•
Diinisiasinya pintu air
untuk
menanggulangi kebanjiran lahan
pertanian akibat pasang laut
dan luapan karena banjir hujan
•
Sebanyak
70 orang petani dari
Desa Tanjung Putri dan 24
petani dari RT 23 Kelurahan
Mendawai mengadopsi pola
pertanian di demplot pertanian
proyek
Capaian Tahun Pertama
•
Ada 5 kelompok tani HKm komitmen mendukung
kelestarian hutan penyangga SMSL bagian timur
•
Ada sebanyak 150 orang petani dari 6 kelompok
tani desa Tanjung Putri yang tidak membakar
lahan untuk bertani padi maupun ladang dan
sekitar 300 hektar lahan pertanian Desa Tanjung
Putri tidak terbakar untuk pembukaan pertanian
sampai Maret 2017
•
Kelompok tani di Tanjung Putri ada 1 tertarik
KJA, ada 1 yang tertarik Kolam Terpal, di RT 23
Mendawai ada 24 orang tertarik mengelola
perikanan KJA ikan haruan/gabus
•
Terbentuk Kelompok Masyarakat Peduli Api
(MPA) bernama CAHAYA FAJAR dengan anggota
30 orang dari 2 desa (Tanjung Putri dan
Kelurahan Mendawai) dan 2 lagi terinisiasi dari
program lain di 2 desa penyangga lainnya
(Mendawai Seberang dan Desa Tanjung
Terantang)
Capaian Tahun Pertama
•
Tercetak 200 kalender dengan pesan global
perubahan iklim dan pesan khusus manfaat HKm
•
Tersebar lebih dari 130 kalender di kelompok tani
ladang dan tani ikan, kelompok wanita, kelompok
HKm desa Tanjung Putri, kantor desa dan kelompok
nelayan
Capaian Tahun Pertama
•
Kelompok HKm membuat RKT 5 tahun untuk
persiapan pasca Verifikasi (diantaranya penanaman,
pemanfaatan HHBK dan Jasa Lingkungan: Ekowisata)
•
Kelompok HKm SEPAKAT terus berkomitmen
rehabilitasi hutan penyangga area calon HKm
SEPAKAT dengan tanaman jelutung dan kehutanan
lainnya dan akan mengembangkan ide pelestarian
hutan terintegrasi dengan perikanan (sistem
beje-kolam embung parit)
•
Kelompok Tani Wanita Mandiri Desa Tanjung Putri
mulai kembangkan Usaha Olah Produk Perikanan
(ada pembeli) dan tetap mengolah nira tandan buah
nipah menjadi gula merah
•
Kelompok MPA merancang program Perikanan dan
beberapa proposal telah diajukan program desa
Konservasi BKSDA Kalteng dan BPBD Kotawaringin
Barat serta Dinas Perikanan Kotawaringin Barat
•
1 kelompok tani di Desa Tanjung Putri didampingi
Dinas Tanaman Pangan Hortikulturan dan
Perkebunan Kotawaringin Barat untuk bantuan
Optimalisasi Lahan dan 4 pintu air permanen
Dukungan Stakeholders
•
Bupati Kotawaringin Barat
•
Sekda, Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Pemda
Kotawaringin Barat bagian Pemerintahan
•
BPSKL Banjar Baru
•
Dit PSKL, Ditjen PSKL KemenLHK Jakarta
•
Dinas Kehutanan Kab. Kobar dan Propinsi Kalteng
•
Dinas Tanaman Hortikultura dan Perkebunan
Kotawaringin Barat
•
Dinas Perikanan Kotawaringin Barat
•
BPBD Kotawaringin Barat
•
KPHP Kotawaringin Barat
•
BKSDA Kalteng
•
Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Kalteng
•
Bappeda Kotawaringin Barat
•
Desa Tanjung Putri
Proses Rekomendasi HKm
Pelatihan dan
Pembinaan
Pertanian dan
Perikanan serta
Pelibatan
Pengamanan
Karhutla, dokumen
KLHS RPJMD Kab.
Dukungan Stakeholders
Dukungan stakeholders lainnya yang diperlukan:
•
BUMDES Desa dapat mendukung pengembangan usaha kelompok masyarakat,
khususnya kelompok tani tanaman pangan dan kelompok tani ikan juga kelompok
HKm
•
Program Pemda untuk bantuan peningkatan kapasitas, seperti studi banding menilik
kawasan HKm sebagai bentuk pembelajaran HKm ke kawasan HKm yang telah
berjalan baik, pembinaan dan sarpras di masyarakat tani dan pendukung program
kehutanan
•
Kedepan program ini masuk dalam RPJMD 2017-2021 kabupaten Kotawaringin
Barat. Yayorin sudah menyurati Kepala Bappeda Kotawaringin Barat dan siap
menerima masukan untuk RPJMD Kabupaten dan Yayorin juga telah masuk dalam
tim Penanggulangan Bencana Karhutla dan Musrenbang Kabupatenm Kotawaringin
Barat
•
Ada dukungan penghitungan emisi dari lembaga terkait
•
Ada tindak lanjut dari lembaga donor untuk support tindak lanjut program pasca
proyek
Tantangan
Tantangan atau kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan ini.
•
Dinamika dalam kelompok masyarakat yang didampingi
•
Solusi penerapan pertanian tanpa bakar untuk tanaman padi di lahan bergambut
masih terus diujicoba
•
Nilai ekonomis (finance) dari pertanian tradisional dan pendekatan semi modern
masih kalah dengan hasil perkebunan sawit Perluasan perkebunan sawit
pekarangan (menurut masyarakat/pola pikir masyarakat belum sampai) perlu
terus bukti dan pemahaman
•
Kebakaran Hutan Lahan mengkhawatirkan program rehabilitasi lahan
•
Masa Pilkades dan Pilkada - Perubahan pimpinan daerah (kabupaten
Kotawaringin Barat) dikhawatirkan terjadi perubahan kebijakan untuk
pengelolaan lahan dan kawawan hutan
•
Menghitung Emisi Karbon dilahan pertanian bergambut (belum pernah),jika
hutan sudah punya data ICRAF 2010
Lessons Learned & Best Practices
Pembelajaran dari pelaksanaan kegiatan. Bila ada disertai dengan studi kasus terkait
dengan praktik-praktik baik.
•
Pembelajaran pengolahan lahan bergambut terkena dampak pasut dan banjir luapan
saat hujan dengan mempelajari waktu-waktu pasut dan penerapan pintu air
membuahkan ide Pembuatan PINTU AIR.
•
Pengelolaan ikan di KJA yang sempat mengalami gagal panen pada salah satu jenis ikan,
menjadikan kelompok pengelola mempelajari jenis ikan yang kuat dibudidaya dengan
turunnya kualitas perairan dan terkena pengaruh pergantian air
•
Pengelolaan perawatan dan pemanfaatan nira nipah yang terkendala dengan sedikitnya
nira yang disadap mampu beberapa orang anggota kelompok Wanita Mandiri mempu
mengidentifikasi masalah terkait kemampuan tanda buah nipah dalam menghasilkan
nira
•
Budidaya ikan lokal di kolam terpal untuk jenis haruan/gabus (Canna striata) menjadi
praktik pertama pengembangan budidaya ikan lokal haruan di Kotawaringin Barat dan
mendorong ide pengelolaan perikanan di dalam area HKm mendukung progam Gubernur
Kalteng : melindungi hutan dengan pengembangan perikanan melalui sistem kolam
embung parit besar (beje) dalam hutan. Saat kemarau embung kolam ini menyimpan
ikan dan air,ikan di panendan air dimanfaatkan sebagai cadangan air dalam antisipasi
kebakaran hutan jika air tak terjangkau
Strategi Keberlanjutan
Strategi yang akan dilakukan untuk memastikan keberlanjutan kegiatan ini
•
Mengajukan permohonan usulan HKm ke MenLHK sampai Verifikasi Area
Usulan Pencadangan HKm (perlu dukungan BPSKL dan Dit. PKPS, Ditjen
PSKL,KemenLHK)
•
Pasca Proyek : mendapat SK Pencadangan Area HKm dan IUPHKm
(mendapat dukungan MenLHK melalui Dit.PKPS, Ditjen PSKL, KemenLHK)
•
Pasca Proyek: Menjadikan Desa Target di kawasan Penyangga SMSL bagian
timur sebagai Desa Konservasi atau Kampung Proklim (mendapat
dukungan Balai PPI, Ditjen PPI,KemenLHK)
Identifikasi peluang untuk replikasi atau scale-up
•
Kegiatan dapat direplikasikan di desa lainnya, seperti Kelurahan Mendawai
dan Desa Tanjung Terantang di kab. Kotawaringin Barat atau di kabupaten
lain di desa-desa dampingan Yayorin di Belantikan Hulu,Kab.Lamandau
Lampiran: Pencapaian Keuangan
Output
Jumlah Dana
Tahun Pertama
Prosentase
(%)
Output 1: Pelestarian Kawasan Hutan di Blok Penyangga Suaka Margasatwa Sungai Lamandau wilayah Sungai Pengkajangan-Sungai Buluh Desa Tanjung Putri melalui
penanaman pohon jelutung dan tanaman kehutanan lainnya (seperti belangeran, pulai, idat, nyatoh)
Rp. 126.925.000
37
Output 2: Peningkatan Kapasitas Kelompok HKm SEPAKAT Desa Tanjung Putri dalam mendukung pengelolaan HKm berbasis tanaman kehutanan dan jasa lingkungan
Rp. 18.110.250
55
Output 3: Konservasi ekosistem nipah dan hutan di wilayah blok penyangga bagian timur Suaka Margasatwa Sungai Lamandau melalui dukungan peraturan desa dan kawasan penyangga sebagai HKM melalui surat pencadangan HKm dari Bupati
Rp. 153.934.500
41
Output 4: Pengembangan usaha peningkatan ekonomi dan ketahanan pangan melalui pengelolaan usaha pertanian rendah emisi dan perikanan serta pengelolaan usaha
Rp. 222.327.780
49
Output 5: Meningkatkan Pengetahuan dan dukungan konservasi Masyarakat Desa Tanjung Putri tentang Manfaat Melestarikan Hutan dan Dampak Perubahan Iklim
Rp. 184.609.900
35
Output 6: Penyampaian laporan kegiatan dan Survey KAP