• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab III OBJEK DAN DESAIN. jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab III OBJEK DAN DESAIN. jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

44

Bab III

OBJEK DAN DESAIN

III.1 Objek Penelitian

III.1.1 Sejarah PT Jamsostek (Persero)

Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tanggung jawab dan kewajiban negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan negara, Indonesia seperti halnya berbagai negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat di sektor formal.

Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang pokok-pokok tenaga kerja, secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang

(2)

45 mewajibkan setiap pemberi kerja atau pengusaha swasta dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004, pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi maupun produktivitas kerja.

Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4 (empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya.

(3)

46 Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.

III.1.2 Visi, Misi, dan Nilai Nilai PT Jamsostek (Persero)

Dalam menjalankan usahanya, PT jamsostek (Persero) mempunyai visi dan misi yang ditetapkan sesuai dengan tujuan perusahaan yang tercantum dalam Anggaran Dasar PT Jamsostek (Persero). Disamping itu, PT Jamsostek memiliki nilai-nilai yang dianut seluruh insan Jamsostek.

1. Visi

Menjadi lembaga jaminan sosial tenaga kerja terpercaya yang unggul dalam pelayanan dan memberikan manfaat optimal bagi seluruh peserta dan keluarganya.

2. Misi

Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi; 1. Tenaga Kerja : Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja

dan keluarga.

2. Pengusaha : Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan

perlindungan kepada tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas.

(4)

47 3. Nilai-Nilai PT. Jamsostek (PERSERO)

Tata nilai perusahaan yang dianut oleh segenap insan Jamsostek adalah memiliki keyakinan iman dalam diri, bekerja profesional, menjadi teladan, memiliki integritas, serta mampu bekerjasama.

1. Iman, yaitu taqwa, berpikir positif, tanggung jawab, pelayanan tulus ikhlas.

2. Profesional, yaitu berprestasi, bermental unggul, proaktif dan bersikap positif terhadap perubahan dan pembaharuan.

3. Teladan, yaitu berpandangan jauh kedepan, penghargaan dan pembimbingan (reward & encouragement), pemberdayaan.

4. Integritas, yaitu berani, komitmen, keterbukaan.

5. Kerjasama, yaitu bersamaan, menghargai pendapat, menghargai orang lain.

III.1.3 Program Usaha PT Jamsostek (Persero)

Didalam perubahan Anggaran Dasar Perusahaan PT Jamsostek (Persero), Akta Notaris Nomor : 25 tanggal 29 Agustus 2008 notaris Nanda Fauz Iwan, SH, M.kn dicantumkan dalam pasal 3 maksud dan tujuan serta kegiatan usaha adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, dan khususnya mewujudkan peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja beserta keluarganya melalui Sistem Jaminan Sosial dengan menerapkan prinsip-prinsip Perusahaan Terbatas.

Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PT Jamsostek (Persero) melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:

(5)

48 1. Jaminan Hari Tua (JHT)

Program Jaminan Sosial merupakan program perlindungan yang bersifat dasar bagi tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin adanya keamanan dan kepastian terhadap risiko-risiko sosial ekonomi, dan merupakan sarana penjamin arus penerimaan penghasilan bagi tenaga kerja dan keluarganya akibat dari terjadinya risiko-risiko sosial dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja.

2. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)

Pemeliharaan kesehatan adalah hak tenaga kerja. JPK adalah salah satu program Jamsostek yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi masalah kesehatan. Mulai dari pencegahan, pelayanan di klinik kesehatan, rumah sakit, kebutuhan alat bantu peningkatan fungsi organ tubuh, dan pengobatan, secara efektif dan efisien.

3. Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat dimulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja.

4. Jaminan Kematian (JK)

Jaminan Kematian diperuntukkan bagi ahli waris dari peserta program Jamsostek yang meninggal bukan karena kecelakaan kerja. Jaminan Kematian diperlukan sebagai upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang.

(6)

49 5. Program Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja (TK-LHK)

Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di Luar Hubungan Kerja (LHK) adalah orang yang berusaha sendiri yang pada umumnya bekerja pada usaha-usaha ekonomi informal. Tujuan program ini adalah memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja tersebut kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia serta memperluas cakupan kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja. 6. Program sektor Konstruksi

Adalah Program jaminan sosial bagi tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian kerja waktu tertentu pada sektor jasa konstruksi yang diatur melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor: KEP-196/MEN/1999 Tanggal 29 September 1999. Setiap kontraktor induk maupun sub kontraktor yang melaksanakan proyek jasa konstruksi dan pekerjaan borongan lainnya wajib mempertanggungkan semua tenaga kerja (borongan atau harian lepas dan musiman) yang bekerja pada proyek tersebut kedalam Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM).

III.1.4 Struktur Organisasi PT Jamsostek (Persero)

Organisasi PT Jamsostek (Persero) terdiri dari unit kerja Kantor Pusat dan Kantor Daerah. Unit kerja Kantor Pusat terdiri dari unit kerja di bawah Direktur Utama dan 6 Direktorat. Unit kerja Kantor Daerah terdiri dari Kantor Wilayah (Kanwil) dan Kantor Cabang (Kacab). Struktur Organisasi PT. Jamsostek (Persero) sebagaimana

(7)

50 tertuang dalam Surat Keputusan Direksi Nomor: KEP/190/082007 bulan Agustus 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja PT. Jamsostek (Persero), adalah sebagai berikut :

Gambar III.1

Struktur Organisasi dan Tata Kerja PT Jamsostek (Persero)

(Sumber : Annual Report PT Jamsostek (Persero) tahun 2010)

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN nomor: KEP-213/MBU/2011 tanggal 13 Oktober 2011 tentang Perubahan Nomenklatur dan Pengalihan Tugas Anggota-Anggota Direksi PT Jamsostek (Persero), maka PT Jamsostek (Persero) menyusun Struktur Organisasi PT Jamsostek (Persero) sementara sambil ditetapkan struktur yang baru yang sesuai dengan Keputusan Menteri tersebut.

(8)

51

III.1.4.1 Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi PT Jamsostek (Persero)

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-14/MBU/2007 tanggal 16 Februari 2007 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-228/MBU/2008 tanggal 14 November 2008 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Komisaris Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja, serta Keputusan Menteri Negara BUMN nomor KEP-24/MBU/2011 tanggal 07 Februari 2011 tentang Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja maka komposisi Dewan Komisaris PT Jamsostek (Persero) pada tahun 2011 menjadi sebagai berikut :

1. Komisaris Utama : Bambang Subianto

2. Komisaris : Herry Purnomo

3. Komisaris : Hariyadi BS Sukamdani

4. Komisaris : Sjukur Sarto

5. Komisaris : Rekson Silaban

6. Komisaris : Prijono Tjiptoherijanto

Sehubungan dengan Keputusan Menteri Keuangan

Nomor:426/KMK.06/2003 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang antara lain menetapkan bahwa Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi harus memiliki 1 (satu) orang Komisaris Independen yaitu Komisaris yang tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Pemegang Saham dan/atau Direksi. Oleh karena itu Dewan Komisaris dengan surat Nomor :

(9)

52 84/DK/102010 tanggal 29 Oktober 2010 telah mengusulkan Saudara Bambang Subianto (Komisaris Utama) sebagai Komisaris Independen kepada Pemegang Saham PT Jamsostek (Persero).

Pada tanggal 13 Oktober 2011 sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : KEP-213/MBU/2011 tentang Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengalihan Tugas Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja menjadi :

1. Direktur Utama : Hotbonar Sinaga

2. Direktur Perencanaan, Pengembangan & Informasi : Myra Soraya Ratnawati Asnar

3. Direktur Umum dan SDM : HD Suyono

4. Direktur Keuangan : Karsanto

5. Direktur Kepesertaan : Ahmad Ansyori

6. Direktur Pelayanan : Djoko Sungkono

7. Direktur Investasi : Elvyn G. Masassya

III.1.4.2 Anak Perusahaan PT Jamsostek (Persero)

PT Jamsostek (Persero) memiliki anak perusahaan, yaitu PT Binajasa Abdikarya (PT Bijak). Berdasarkan Akta pendiriannya, tujuan pendirian PT Bijak adalah untuk mewujudkan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi tenaga kerja dan keluarganya dalam rangka turut melaksanakan dan menunjang kebijakasanaan serta program pemerintah di bidang penempatan tenaga kerja di dalam dan luar negeri pada khususnya serta bidang ketenagakerjaan pada umumnya. Kepemilikan saham sebagian

(10)

53 besar dimiliki oleh PT Jamsostek (Persero) yakni sebesar 99% dan 1% milik Koperasi Karyawan PT Jamsostek (Persero).

II.1.5 Penghargaan kepada PT Jamsostek (Persero)

Penghargaan-penghargaan yang diterima oleh PT Jamsostek (Persero) antara lain:

1. Peringkat II Annual Report Award (ARA) 2009 untuk kategori BUMN Keuangan non Listed dari 16 peserta dan peringkat ke-31 untuk kategori umum dari 176 peserta pada 22 September 2010.

2. The Best Insurance Companies 2010 kategori Asuransi Sosial dari sisi

inovasi Pelayanan Terbaik dari Majalah Investor pada 1 Juli 2010.

3. Pengadaan Barang dan Jasa Terbaik dari Kementerian BUMN pada 6 Agustus 2010. Perusahaan non Tbk terbaik dalam penerapan prinsip GCG dan E-proc.

4. Penghargaan sebagai perusahaan yang Peduli Terhadap Pendidikan dari Majalah Guruku pada tanggal 3 April 2010.

5. Perusahaan yang Terpercaya atas implementasi budaya tata kelola perusahaan yang baik dari Majalah SWA dan IIGC.

6. Peringkat pertama survey integritas pelayanan publik katagori BUMN yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

(11)

54

III.1.6 GCG pada PT Jamsostek (Persero) III.1.6.1 Sejarah GCG PT Jamsotek Persero

Bila Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) mulai diimplementasikan secara bertahap, maka daya mobilisasi dana publik yang dapat diraih akan sangat besar. Saat ini 4 badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS), yakni PT Jamsostek, PT Taspen, PT Askes Indonesia, dan PT Asabri, telah berhasil menghimpun dana masyarakat dalam bentuk premi asuransi dan iuran jaminan/tabungan hari tua yang jumlahnya mencapai dari lebih dari Rp 119,99 triliun dalam bentuk total kekayaan maupun dana investasi. Secara umum, jumlah tersebut masih relatif kecil dibanding dengan kekayaan seluruh perbankan (sekitar Rp 1.500 triliun). Namun bila pengelolaan dana dari masyarakat tersebut tidak dilaksanakan secara amanah serta mengacu pada aspek tata kelola perusahaan yang baik (good

corporate governance/GCG), maka bisa menimbulkan penyalahgunaan, bahkan

penyimpangan yang merugikan masyarakat. Pada dasarnya GCG pada BPJS mencakup 5 hal, yaitu sutruktur perusahaan, pengelolaan dana peserta, kepatuhan pada regulasi, implementasi manajemen risiko serta tanggung jawab sosial perusahaan (corporate

social responsibility/CSR) secara menyeluruh.

Dalam PT Jamsostek (Persero), penerapan GCG dimulai sejak tahun 2004. Prinsip GCG yang mengusung asas keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, adil, dan independent diterapkan untuk menunjang pencapaian visi dan misi perusahaan serta mendukung upaya pengembangan ke depan. Pada 2004, dilakukan pemetaan di PT Jamsostek dalam rangka pembangunan dan pengembangan serta implementasi GCG. Selanjutnya pada 2005, sudah diselesaikan tindak lanjut dari 90 rekomendasi hasil

(12)

55 pemetaan GCG. Terdapat 1 rekomendasi dalam pelaksanaan GCG di Jamsostek serta 30 rekomendasi untuk jangka menengah dan 59 rekomendasi untuk jangka pendek.

Pada tahun 2006, dilaksanakan penilaian atas penerapan prinsip-prinsip GCG oleh konsultan independen dengan skor pencapaian setara 80 persen. Pada 2007, dilakukan penyempurnaan dan legalisasi atas infrastruktur GCG. Selama periode ini, diterbitkan surat keputusan Direksi Nomor 227-231 Tahun 2007 yang mencakup pedoman pelaksanaan GCG menyangkut berbagai aspek. Selanjutnya dilakukan sosialisasi dan penandatanganan pakta integritas yang dilakukan bersamaan dengan sosialisasi kebijakan direksi Jamsostek ke seluruh unit kerja, baik di kantor pusat maupun kantor wilayah. Penandatanganan pakta integritas diawali oleh seluruh jajaran direksi PT Jamsostek dan seterusnya oleh kepala unit kerja beserta staf, rekanan perusahaan.

Pelaksanaan assessment GCG di PT Jamsostek pada 2007 yang oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menghasilkan kesimpulan Jamsostek sebesar 85,96 persen atau memperoleh predikat "Baik". Ini sesuai dengan Laporan Nomor 997 Tahun 2008. Seterusnya dibentuk Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko di PT Jamsostek yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi tambahan dalam pengelolaan risiko. Selain itu juga terdapat penilaian melalui indikator performa kunci (key performance indicators/ KPI) yang berbasis (balance scoreboard/ BSC) dengan penetapan peringkat terbaik pada tahun 2007. Penilaian (assessment) GCG di Jamsostek pada 2008 memperoleh predikat baik dengan nilai 86,15 persen, pelaksanaan GCG di Jamsostek terus disempurnakan dengan pembentukan Komite Integritas yang diketuai Direktur Utama PT Jamsostek. Selain itu juga penyusunan pedoman pengenalan dan

(13)

56 pengembangan untuk direksi dan komisaris serta penilaian KPI berbasis BSC untuk direksi dan komisaris.

Hasil yang dicapai dari penerapan GCG di jamsostek, yakni meraih peringkat pertama pada ajang Annual Report Award (ARA) 2006 dan 2007 untuk kategori BUMN Keuangan Non-Listed. Penghargaan ini berdasarkan transparansi perusahaan. Selain itu, sebanyak 4 direktorat dan 22 kantor cabang sudah menerima sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO:9001:2000 serta penurunan temuan yang tidak jelas dari auditor independen di bidang keuangan. Dan yang paling signifikan adalah capaian peningkatan perolehan laba yang pada 2008 sebesar Rp 1,1 triliun atau meningkat dibanding 2007 yang hanya mencapai Rp 998,4 miliar.

Aktualisasi GCG lainnya antara lain : Kampanye Pakta Integritas, wadah laporan pelanggaran oleh insan Jamsostek, informasi kinerja perusahaan dalam www.jamsostek.co.id, membuat brosur, panel, dan jumpa pers untuk sosialisasi, mengikuti Annual Report Award (ARA) dan GCG Award tiap Tahun , membangunan sistem pelaporan pelanggaran Whistle Blowing System (WBS), membangun e-learning GCG, serta evaluasi kebijakan direksi.

III.1.6.2 Pendekatan dan Pentahapan GCG pada PT Jamsostek (Persero)

PT Jamsostek (Persero) mengacu keberhasilan penerapan implementasi tata kelola perusahaan (GCG) dari 3 aspek, yakni:

1. Compliance (kepatuhan), yaitu sejauh mana perusahaan telah mematuhui

(14)

57 2. Conformance (kesesuaian dan kelengkapan), yaitu sejauh mana perusahaan

telah berperilaku sesuai dengan berbagai aspek yang menjadi prinsip GCG dan kelengkapan perangkat dalam memenuhi kebutuhan implementasi GCG. 3. Performance (unjuk kerja), yaitu sejauh mana perusahaan telah menampilkan

bukti yang menunjukan bahwa perusahaan telah mendapatkan manfaat yang nyata dari penerapan prinsip GCG di dalam perusahaan.

III.1.6.3 Tujuan Penerapan GCG pada PT Jamsostek (Persero)

Dalam penerapan GCG kepada seluruh insan Jamsostek, PT Jamsostek (Persero) mengharapkan tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut adalah:

1. Tujuan Umum :

a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara menjalankan prinsip GCG agar perusahaan dapat dikelola secara profesional.

b. Mendorong agar pengelola perusahaan dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pemangku kepentingan.

c. Meningkatkan kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional. 2. Tujuan Khusus :

a. Tercapainya kesinambungan usaha perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi, serta kewajaran dan kesetaraan.

(15)

58 b. Pemberdayaan fungsi dan kemandiriaan masing-masing organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham.

c. Mejadikan pemegang saham, anggota dewan komisaris, dan anggota direksi dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

d. Terciptanya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan, terutama disekitar perusahaan.

e. Optimalisasi nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.

f. Peningkatan daya saing perusahaan secara nasional mau internasional, sehingga menimbulkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.

III.1.6.4 Infrastruktur GCG PT Jamsostek (Persero)

Pelaksanaan GCG di PT Jamsostek (Persero) mengacu pada Keputusan Direksi PT Jamsostek (Persero) yang berkaitan dengan infrastruktur GCG yang memuat prinsip-prinsip yang berlaku bagi insan JAMSOSTEK, yaitu Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh karyawan PT Jamsostek (Persero) yang meliputi:

(16)

59 1) Keputusan Direksi Nomor KEP/353/122009 tentang Pedoman GCG.

2) Keputusan Direksi Nomor KEP/354/122009 tentang Pedoman Board Manual.

3) Keputusan Direksi Nomor KEP/355/122009 tentang Pedoman Perilaku. 4) Keputusan Direksi Nomor KEP/356/122009 tentang Pedoman Benturan

Kepentingan.

5) Keputusan Direksi Nomor KEP/307/102008 tentang Pedoman Pengenalan dan Pengembangan Direksi dan Dewan Komisaris.

6) Keputusan Dewan Komisaris Nomor KEP/04/Dekom/112008 tentang Pedoman Penetapan & Penilaian KPI Dewan Komisaris.

7) Keputusan Direksi Nomor KEP/349/112008 tentang Petunjuk Teknis Rapat Direksi.

8) Roadmap GCG 2011 – 2015.

9) Keputusan Direksi Nomor KEP/199/082009 tentang Sistem Pelaporan Pelanggaran.

10) Keputusan Direksi Nomor KEP/200/082009 tentang Penetapan Charter Komite Integritas.

11) Keputusan Direksi Nomor KEP/202/082011 tentang Pengangkatan Komite Integritas.

12) Keputusan Direksi Nomor KEP/162/062008 tentang Pedoman Pelaksanaan Rapat di lingkungan PT Jamsostek (Persero).

13) Keputusan Direksi Nomor KEP/22/012009 tentang Pedoman Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Anak Perusahaan.

(17)

60 14) Keputusan Direksi Nomor KEP/90/052006 tentang Pedoman Pengungkapan

dan Klasifikasi Informasi.

15) Keputusan Direksi Nomor KEP/219/082007 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan dan Penilaian Key Performance Indicators berdasarkan metode

Balanced Scorecard.

16) Keputusan Direksi Nomor KEP/179/062009 tentang Laporan Harta kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).

17) Keputusan Direksi Nomor KEP/203/082011 tentang Penetapan Charter Komite Antisuap Jamsostek.

18) Keputusan Direksi Nomor KEP/204/082011 tentang Pedoman Antisuap PT Jamsostek (Persero)

19) Keputusan Direksi Nomor KEP/205/082011 tentang Pengangkatan Komite Antisuap PT Jamsostek (Persero).

20) Pedoman Gratifikasi PT Jamsostek (Persero).

Dalam wawancara dengan Bapak Imam Santoso, dapat diketahui bahwa saat ini sedang dilakukan revisi infrastruktur GCG PT Jamsostek (Persero)yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate

Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.

III.1.6.5 Struktur Tatakelola PT Jamsostek (Persero)

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Organ Perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Perusahaan meyakini bahwa hubungan yang wajar antar organ

(18)

61 perusahaan sangat berpengaruh positif terhadap keberhasilan pengelolaan perusahaan dan implementasi GCG. Dengan demikian, perusahaan secara tegas memisahkan fungsi dan tugas Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi sebagai organ perusahaan.

Struktur tatakelola perusahaan yang telah disesuaikan dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara yang berlaku pada PT. Jamsostek (Persero) adalah sebagai berikut :

Gambar III.2

Struktur Tata Kelola PT Jamsostek (Persero)

(Sumber Laporan GCG PT Jamsostek (Persero) tahun 2011)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Dewan Komisaris Direksi

• Biro Sekretariat Perusahaan • Biro Pengawasan Intern •Komite GCG •Komite Etika

•Komite Anti Suap

•Sekretaris Dekom

•Komite Audit

•Komite Manajemen Risiko

•Sistem Pengendalian Intern

•Manajemen Risiko

(19)

62

III.1.6.6 Prinsip-Prinsip GCG PT Jamsostek (Persero)

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam menjalankan GCG dalam PT Jamsostek (Persero) adalah :

1. Transparansi (Transparency)

Prinsip ini dijalankan dengan menjaga objektivitas dengan penyediaan informasi yang material dan relevan.

2. Akuntabilitas (Accountability)

Prinsip ini dijalankan dengan membuat pemisahaan tugas dan wewenang dengan mempertanggungjawabkan kinerja secara terbuka dan wajar.

3. Pertanggungjawaban (Responsibility)

Prinsip ini diwujudkan dengan mematuhi peraturan perundang-undangan dan melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan.

4. Kemandirian (Independency)

Prinsip ini dijalankan dengan pengelolaan perusahaan secara professional tanpa benturan kepentingan.

5. Keadilan (Fairness)

Prinsip ini diwujudkan dengan memperlihatkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain berdasarkan asaz kewajaran dan kesetaraan.

III.1.6.7 Stakeholders PT Jamsostek (Persero)

Pemangku kepentingan PT Jamsostek (Persero) menyentuh seluruh lapisan yang meliputi DPR, pemerintah, pengusaha, pekerja, dan peserta yang mempunyai kepentingan dan kontribusi yang pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan

(20)

63 peserta dan keluarganya dengan pengelolaan perusahaan secara profesional yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel III.1

Stakeholders PT Jamsostek (Persero)

NO Stakeholders Kepentingan dan Kontribusi

Lembaga Legistatif

I a. DPR - Jamsostek menjalankan undang-undang secara konsisten, beroperasi secara efisien, dan mampu memberikan perlindungan sosial kepada tenaga kerja sebagai bagian dari rakyat Indonesia.

II Pemerintah

a. Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi

- Jamsostek menjalankan amanat undang-undang dalam memberikan perlindungan jaminan sosial dengan penyelenggaraan yang produktif.

b. Kementerian Keuangan - Jamsosotek memberikan kontribusi pembangunan di pasar uang dan pasar riil melalui investasi dan ketaatan dalam membayar pajak.

c. Kementerian BUMN / Pemegang Saham

- Jamsostek diselenggarakan sebagai organisasi nirlaba dengan tata kelola yang baik sebagai alat negara dalam memberikan perlindungan kepada tenaga kerja.

III Pengusaha

a. Apindo - Jamsostek dapat menyediakan perlindungan jaminan sosial yang layak, terjangkau dan mudah diakses dalam hal pembayaran iuran dan penyediaan manfaat serta beroperasi secara efisien. b. REI - Jamsostek memberikan peluang kerjasama usaha

untuk pendirian perumahan bagi peserta dan tenaga kerja.

c. Asosiasi Pengusaha Lain - Jamsostek dapat memberikan peluang kerjasama dengan pengusaha sejalan dengan usaha memberikan kesejahteraan kepada tenaga kerja. IV Pekerja

a. FK-SPSI - Jamsostek memberikan pelayanan yang optimal, mudah dijangkau, dan memberikan manfaat yang layak.

b. Serikat Pekerja BUMN - Jamsostek memberikan pelayanan yang optimal, mudah dijangkau, dan memberikan manfaat yang layak.

c. Serikat Pekerja Lainnya - Jamsostek memberikan pelayanan yang optimal, mudah dijangkau, dan memberikan manfaat yang layak.

d. Karyawan PT Jamsostek (Persero)

- Jamsostek sebagai tempat bekerja mencari nafkah dan memberikan kesempatan untuk berkembang secara optimal.

(21)

64

NO Stakeholders Kepentingan dan Kontribusi

V Peserta

a. Perusahaan - Jamsostek sebagai alat memberikan perlindungan jaminan sosial kepada karyawannya dengan mudah diakses, informatif, gampang melakukan pembayaran dan beroperasi secara efisien.

b. Tenaga Kerja - Jamsostek memberikan pelayanaan yang optimal, mudah dijangkau, dan mamberikan manfaat yang layak

(Sumber: Laporan GCG PT Jamsostek (Persero) tahun 2011)

III.2 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratoria, dimana dalam penelitian ini penulis mengevaluasi penerapan prinsip-prinsip GCG pada PT Jamsostek (Persero), sehingga dapat diketahui kekurangan atau kelemahan dalam penerapannya serta memberikan saran atas kekurangan atau kelemahan tersebut. Dalam penelitian ini, penulis membuat suatu daftar indikator evaluasi GCG yang mengacu pada Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER -01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Daftar tersebut terdiri dari 27 indikator dengan 157 parameter evaluasi. Daftar tersebut digunakan untuk review dokumen dan pedoman wawancara yang dilakukan dengan Bapak Imam Santoso selaku Kepala Urusan Kesekretariatan Umum di Biro Sekretariat Perusahaan PT Jamsostek (Persero). Dokumen atau data yang digunakan dalam review dokumen adalah Akta Nomor: 25 tanggal 29 Agustus 2008 Notaris Nanda Fauz Iwan, SH,M.Kn tentang Anggara Dasar PT Jamsostek (Persero), Annual Report PT Jamsostek (Persero) tahun 2010, Laporan GCG PT Jamsostek (Persero) tahun 2011, serta data-data yang berkaitan dengan GCG PT Jamsostek (Persero) (table data yang digunakan dalam penelitian data dilihat pada

(22)

65 tabel IV.2). Dari hasil wawancara dan review dokumen, maka dilakukan pengkodean untuk menghitung nilai yang diperoleh PT Jamsostek (Persero).

Dari hasil review dokumen dan wawancara, penulis melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar standar standar penerapan GCG dalam PT Jamsostek (Persero) telah sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik

(Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Evaluasi tersebut

menggunakan metode Koefisien Jaccard (Jaccard’s coefficients), sehingga dapat diketahui besarnya kesesuaian antara standar GCG pada PT Jamsostek (Persero) dengan PERMEN: PER-01/MBU/2011. Disamping itu, penulis juga melakukan evaluasi penerapan prinsip-prinsip GCG sehingga dapat diketahui bagaimana gambaran penerapan prinsip-prinsip GCG pada PT Jamsostek (Persero) serta kelemahan atau kekurangannya. Saran yang diberikan oleh penulis dalam penelitian ini berupa rekomendasi atas perbaikan atas kelemahan atau kekurangan dalam penerapan prinsip-prinsip GCG pada PT Jamsostek (Persero).

Referensi

Dokumen terkait

Isolat ASLT2 memiliki aktivitas reduksi nitrat dan pertumbuhan sel yang lebih tinggi pada medium dengan glukosa dibandingkan gliserol dan asetat sebagai sumber C baik pada

Memperhatikan minat masyarakat di Kota Surabaya yang cukup besar untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi dan melihat sebaran tiga etnis mayoritas (Jawa, Madura, Tionghoa)

IKMAL MAULANA | Web Programming Development 7 BAB 3 Modul : Membangun Aplikasi Berbasis Web Dasar – dasar HTML, PHP, dan Query MySQL.. Form pada aplikasi berbasis PHP dibuat

Di sisi lain, novel populer lebih mudah dibaca dan lebih mudah dinikmati karena semata- mata menyampaikan cerita Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2005: 19). Novel populer

Pendidikan orang dewasa terdiri dari sekolah-sekolah, seperti sekolah tinggi Folk, asosiasi pendidikan orang dewasa, dan kursus bahasa untuk orang non- Norwegia, kursus pasar

Dalam memenuhi kebutuhan informasi tersebut, taruna melakukan pencarian informasi bertahap yang terdiri dari: starting, menentukan topic sebelum mencari

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji/membuktikan: (1) ada tidaknya perbedaan keterampilan menulis narasi siswa kelas VII antara kelompok yang diberi model

'DUL KDVLO SHQHOLWLDQ PHQJHQDL ³+XEXQJDQ Derajat Penyakit Hipertensi Dengan Tingkat Kecemasan Pada Kelompok Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kahakitang