• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa UNAIR Ciptakan Metode Dakwah Sehat untuk Sehatkan Santri di Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mahasiswa UNAIR Ciptakan Metode Dakwah Sehat untuk Sehatkan Santri di Surabaya"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Mahasiswa UNAIR Ciptakan

Metode “Dakwah Sehat” untuk

Sehatkan Santri di Surabaya

UNAIR NEWS – Kesehatan merupakan salah satu kunci suksesnya

penyelenggaraan pendidikan dan dakwah di pondok pesantren. Pondok pesantren berperan penting dalam pengembangan mental dan karakter yang harus didukung dengan peningkatan kualitas hidup di dalam pelaksanaannya. Pondok Pesantren pada umumnya memiliki masalah yang begitu klasik, yaitu tentang kesehatan santri dan masalah terhadap penyakit.

Hal ini juga dialami oleh Yayasan Pondok Pesantren Tahfidhul Qur’an (YPPTQ) Sunan Giri, Surabaya. Selama ini kegiatan kesehatan di Pondok Pesantren Sunan Giri, Surabaya, hanyalah sebatas sosialisasi dari puskesmas tentang kebersihan. Belum ada fasilitas kesehatan seperti unit kesehatan santri, palang merah remaja, pelatihan dan penanganan kesehatan.

Hal itulah yang mendorong mahasiswa UNAIR untuk menciptakan sebuah metode “Dakwah Sehat”. Tim PKM-M yang beranggotakan l i m a o r a n g i n i D e d e W u l a n i t a S a r i ( S 1 K e s e h a t a n Masyarakat/2015), Tya Nisvi Rahmadhani (S1 Kesehatan Masyarakat/2015), Inas Pramitha Abdini Haq (S1 Kesehatan Masyarakat/2015), Nurul Tri Wahyudi (S1 Kedokteran Hewan/2013), dan Anjar Ani (S1 Pendidikan Ners/2013) untuk menerapkan Dakwah Sehat.

“Hal ini merupakan sistem pembinaan tanggap kesehatan yang berbasis SAFAAT (santri, first-aid, al-waqayituwata’ziiza) yang mengutamakan peningkatan berdakwah kesehatan, peningkatan kompetensi dan kesehatan dari santri dan untuk santri, peningkatan kemampuan pertolongan pertama pada kecelakaan (rehabilitative), dan preventif penyakit dan promosi kesehatan,” terang Dede Wulanita.

(2)

Dede juga menambahkan bahwa pada program ini, tim PKM-M juga mencetak kader yang diharapkan dapat menjadi pelopor kesehatan di pondok pesantren. Nantinya, pada akhir Program tim PKM-M Dakwah Sehat ini akan terbentuk 10 kader pada setiap kamar yang diharapkan dapat melanjutkan program Dakwah Sehat.

“Selain itu kader diharapkan dapat mejadi konsultan perilaku kesehatan di lingkungan pondok pesantren. Dan juga program kami ini akan memiliki beberapa luaran program yaitu mewujudkan santri Pondok Pesantren Tahfidhul Qur’an (YPPTQ) menjadi santri yang tanggap kesehatan akan penyakit-penyakit yang rawan terjadi di pondok pesantren,” imbuhnya.

Ketua Tim PKM-M Dakwah Sehat juga menambahkan, melalui Dakwah Sehat ini diharapkan santri akan memiliki keterampilan kesehatan dengan mengkolaborasi antara ilmu agama yang mereka miliki dan ilmu tentang kesehatan dengan cara berdakwah mengenai kesehatan. Sehingga para santri di Pondok Pesantren Tahfidhul Qur’an (YPPTQ) Sunan Giri nantinya akan dapat menyikapi masalah kesehatan kearah promotif dan preventif. “Kami juga berharap bahwa program Dakwah Sehat ini dapat menjadi pelopor bagi Pondok Pesantren yang lain dalam menciptakan pemberdayaan santri di Indonesia menuju kemandirian kesehatan dan peningkatan taraf hidup sesuai dengan potensi dan karakteristik yang ada di pondok pesantren,” pungkasnya.

Editor: Nuri Hermawan

(3)

’Pummach’, Alat Penurun Logam

Berat pada Kerang

UNAIR NEWS – Kerang, merupakan biota laut yang kaya gizi yang sangat digemari masyarakat untuk dikonsumsi. Sayangnya, selama ini di dalam kerang terdapat kandungan kadar logam berat seperti timbal (Pb), cadmium (Cd) dan merkuri (Hg) yang sangat berbahaya. Jika seseorang mengonsumsi makanan yang terpapar timbal (Pb) tinggi bisa menyebabkan keracunan, diare, dan pingsan mendadak. Jika mengonsumsi makanan yang terpapar

cadmium (Cd) bisa merusak hati, paru-paru dan ginjal.

Sedangkan makanan yang terpapar merkuri (Hg) bisa menyebabkan rusaknya jaringan kulit hingga saraf.

Berangkat dari realitas itulah lima orang mahasiswa Universitas Airlangga membuat inovasi dan berhasil membuat alat yang bisa untuk menurunkan kadar logam berat tersebut. Alat tersebut diberi nama PUMMACH (Depuration Mini Machine) yang mudah dioperasionalkan di kalangan nelayan.

Kelima mahasiswa dari lintas fakultas di UNAIR itu adalah Oktavia Arini Zuhriastuti (S1 Budidaya Perairan, 2014) sebagai ketua tim, Moch. Yazid Abdul Zalalil Amin (D3 Higiene Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 2014), Luqmanul Hakim (S1 Pendidikan Dokter Gigi, 2014), Ria Setiawati (S1 Pendidikan Dokter, 2014) dan Abdul Hamid (D3 Otomasi Sistem Instrumentasi, 2015).

Dibawah bimbing Dr. Ir. Endang Dewi Masithah, MP., yang juga Wakil Dekan I Fakultas Perikanan dan Kelautan UNAIR, inovasi dan kreativitas itu dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi (PKM-T), dan berhasil lolos seleksi pendanaan Kemenristekdikti tahun 2017.

Dijelaskan oleh Oktavia Arini Zuhriastuti, ketua Tim PKM-T, latar belakang digagasnya PUMMACH ini, karena laut sebagai

(4)

tempat bermuaranya berbagai saluran air, sehingga menjadi tempat berkumpulnya berbagai zat pencemar lingkungan. Salah satu zat yang berbahaya itu adalah logam berat. Keberadaan logam berat di perairan sangat berbahaya, baik secara langsung untuk kehidupan biota laut maupun secara tak langsung bagi kesehatan manusia.

Disisi lain, diantara biota laut yang dapat terpapar logam berat adalah kerang. Hal ini karena kerang bisa hidup dengan cara menyerap dan menyaring makanan di lingkungan habitatnya

( f i l t e r f e e d e r ) , j a d i k e r a n g d a p a t m e n g o l a h d a n

mentransformasi setiap logam berat yang masuk dalam tubuh dan menyebabkan kerang dapat bertahan hidup.

”Tentu saja hal itu membuat masyarakat cemas, sebab kerang merupakan salah satu makanan favorit di masyarakat karena memiliki kandungan gizi sangat baik dan ekonomis. Karena itulah kami berusaha membuat alat untuk membantu para nelayan bisa menurunkan kadar logam berat pada kerang tangkapannya, sehingga mampu meningkatkan daya beli konsumen,” kata Oktavia. Oktavia dan timnya melakukan praktik PUMMACH ini sentra penangkapan kerang di Desa Banjar Kemuning, Kecmatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo. Disinilah masyarakat nelayan sekaligus diajari cara menurunkan kadar logam berat pada kerang tersebut.

(5)

Berlangsungnya Proses Depurasi pada Alat PUMMACH. (Foto: Dok PKMT PUMMACH)

Ditambahkan oleh Oktavia, untuk mengoperasionalkan mesin PUMMACH dibutuhkan daya listrik. Selain itu alat ini dirancang dari berbagai komponen, seperti kotak kontainer, pompa air, sinar UV, filter air, flow meter, pipa kran, dan rak kontainer.

Cara pengoperasian alat ini, pertama harus mengecek kran untuk memastikan jalur diluar aliran tertutup rapat, tidak ada kebocoran. Selanjutnya mengisi kontainer dengan air laut yang sudah diatur salinitas dan suhunya. Berikutnya menyalakan semua komponen seperti sinar UV dan filter air. Terakhir memasukkan kerang pasca-panen itu ke dalam rak kontainer. Jika langkah itu sudah dilakukan, maka proses depurasi pada alat PUMMACH mulai berlangsung untuk selama 24 jam. Dalam kurun waktu itu kerang akan mengalami puasa, sehingga akan terjadi proses ekskresi, yaitu kerang mengeluarkan logam berat yang ada dalam saluran pencernaannya. Dari hasil proses eksresi tersebut akan diserap melalui filter air yang berbahan

(6)

dari cangkang kerang. Proses itu akan berlangsung terus-menerus hingga kadar logam berat pada kerang menurun secara bertahap.

Kelebihan dari alat PUMMACH ini, meskipun ukuran yang ditawarkan mini (kecil), tetapi kapasitas kerang yang dapat dimasukkan bisa 10 kg. Selain itu, Efektifitas penurunan logam berat pada kerang mampu mencapai hingga 40%. Kemudian yang terakhir, dengan adanya sinar UV pada PUMMACH maka kerang akan steril dari bakteri (salmonella, campylobacter, shigella,

cholerae) dan virus (norovirus, hepatitis A, astrovirus). (*)

Editor: Bambang Bes

Akademisi FH Jadi Peneliti

Tamu di NUS Law School

UNAIR NEWS – Dr. Herlambang Perdana Wiratraman, S.H., M.A

menjadi akademisi pertama Fakultas Hukum se-Indonesia yang diundang oleh Center of Asian Legal studies (CALS) National University of Singapore Law School untuk melakukan kolaborasi riset. Kolaborasi riset itu berlangsung sejak Mei hingga Juni 2017.

CALS merupakan salah satu pusat studi ternama di Asia yang didirikan pada tahun 2012. Lembaga ini menjadi bagian dari strategi hukum NUS untuk memposisikan diri sebagai sekolah hukum dalam skala Asia. Lembaga ini juga mengkaji perkembangan hukum di kawasan Asia.

“Di sana diajak berkolaborasi melakukan penelitian dan menulis, baik dalam bentuk buku maupun artikel jurnal. Selain itu juga mengisi kuliah tamu serta menjadi narasumber dalam

(7)

dua konferensi mengenai bedah buku bertajuk pluralism

jurisprudence serta tantangan menjadi lawyer,” ungkap salah

satu pengajar Hukum Tata Negara tersebut.

Tak hanya itu, di NUS Herlambang juga memberikan kuliah dengan t o p i k “ A d a t C o u r t i n I n d o n e s i a ’ s J u d i c i a l S y s t e m : Constitutional Law Analysis” yang dihadiri oleh para dosen, profesor, serta mahasiswa dari berbagai jenjang.

“Respon mereka sangat baik. Hal itu dapat dilihat dari antusias mereka saat bertanya. Dalam kesempatan tersebut, saya mendapat sekitar 20 pertanyaan. Bahkan waktu diskusi yang disediakan terasa kurang,” tutur Herlambang kepada UNAIR NEWS Kamis (15/6).

Ada hubungan yang terjalin baik antara FH UNAIR dengan NUS. Sebelumnya, salah satu pengajar NUS pernah diundang ke FH UNAIR untuk memberikan kuliah tamu. Dari kerjasama itulah akhirnya Herlambang diundang untuk melakukan penelitian di fakultas hukum universitas terbaik di Asia tersebut.

Menjadi peneliti maupun dosen tamu di universitas luar negeri bukan hal baru bagi Herlambang. Sebelumnya, Herlambang kerap memenuhi undangan dari berbagai universitas di luar negeri, seperti Asia Research Center Murdoch University, Australia (2012), Graduate School of International Development Nagoya University, Japan, (2015), serta Vietnam National University Law School dan Cantho University Law School, Vietnam, (2017). “Saya berharap dengan adanya kesempatan dan kerjasama ini menjadikan hubungan FH UNAIR dan NUS Law School semakin kuat. Bagi saya, profesi akademisi sungguh menyenagkan apabila kita benar-benar tertarik untuk mendalaminya. Keilmuan harus ditempatkan untuk kemajuan Indonesia,” imbuh laki-laki peraih penghargaan Ashoka tahun 2001 ini.

Bila tidak ada halangan, usai menyelesaikan penelitian di NUS Herlambang akan menghadiri undangan di Melbourne Law School sebagai dosen tamu. (*)

(8)

Penulis : Pradita Desyanti Editor : Binti Q. Masruroh

Sambut Lebaran, Dharma Wanita

FH UNAIR Kembali Adakan Bazar

UNAIR NEWS – Sejumlah dosen perempuan, istri dosen, dan

karyawati yang tergabung dalam Dharma Wanita Fakultas Hukum Universitas Airlangga kembali menggelar bazar untuk menyambut datangnya hari kemenangan, Jumat (9/6). Acara yang dilaksanakan di sekitar area parkir Gedung A FH tampak ramai dan dipenuhi oleh teenan-teenan yang sebagian besar adalah anggota Dharma Wanita FH UNAIR.

Bazar kali ini memberikan kemudahan bagi warga, khususnya anggota Dharma Wanita untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan harga yang terjangkau. Tidak hanya bazar, Dharma Wanita FH UNAIR juga memberikan bantuan dana kepada anak asuh serta membagikan berbagai doorprize seperti lemari es, TV, mesin cuci, sepeda mini, serta hadiah menarik lainnya yang semakin membuat antusias pembeli bertambah.

Bazar yang dihadiri tidak kurang dari 10 teenan ini mendapat respon positif khususnya keluarga besar FH UNAIR.

“Selama persiapan hingga pelaksanaan bazar dirinya tidak menemukan kendala yang berarti karena kerjasama yang luar biasa dari berbagai pihak. Selain itu adanya donator juga semakin mempermudah kelangsungan acara,” ujar Ny. Radian.

Dengan terselenggaranya acara ini diharapkan dapat mempererat tali silaturahmi antar anggota Darma Wanita UNAIR. Dan, dapat

(9)

menjadi pembelajaran agar acara yang ingin diselenggarakan kembali tahun depan dapat berejalan lebih baik.

“Harapannya, dengan diadakannya bazar kita dapat mempererat tali silaturahmi dengan keluarga besar FH UNAIR, serta menjadikan acara ini sebagai pembelajaran. Dalam artian, agar acara acara selanjutnya dapat berjalan lebih baik, misalnya dari segi fasilitas dan doorprize yang lebih meriah lagi agar sesuai dengan bidikan kita,” imbuh Ny. Radian. (*)

Penulis : Pradita Desyanti Editor : Binti Q. Masruroh

Produk Peremajaan Kulit dari

Metabolit Stem Cell Dinilai

Aman

UNAIR NEWS – Tim peneliti Departemen Kesehatan Kulit dan

Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga–RSUD Dr. Soetomo dan Pusat Riset Stem Cell UNAIR tengah mengembangkan serum peremajaan kulit (rejuvenation) berupa stem cell yang menggunakan produk metabolit dari amnion.

Dalam prosesnya, mereka terus mengembangkan formulasi untuk menghasilkan komponen produk topikal untuk peremajaan kulit yang aman dan berkualitas.

Salah satu tim peneliti, Dr. dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, Sp.KK (K), FINSDV, FAADV, mengungkapkan alasan penggunaan produk metabolit stem cell dalam pembuatan sediaan topikal untuk peremajaan kulit.

(10)

Produk metabolit merupakan produk yang dihasilkan oleh stem

cell. Dalam prosesnya, peneliti menggunakan bahan-bahan

metabolit yang dihasilkan oleh stem cell. Setelah diteliti, bahan-bahan tersebut mengandung unsur growth factor yang berfungsi untuk meregenerasi sel-sel kulit.

“Prosedur dimulai dari bahan membran amnion kemudian dilakukan isolasi dan kultur stem cell di laboratorium. Dalam proses tersebut, sel akan memproduksi bahan-bahan metabolite yang kaya akan berbagai growth factor. Proses ini dapat diulang beberapa kali untuk pengambilan supernatan. Bahan metabolite ini yang kemudian dimanfaatkan sebagai bahan utama sediaan topikal,” jelasnya.

Cita mengakui, produk stem cell memang lebih berkualitas daripada produk metabolitnya. Namun, aplikasi stem cell lebih rumit dan memakan biaya cukup tinggi. Berdasarkan alasan itulah, tim peneliti memutuskan untuk menyederhanakan proses, meningkatkan kemampuan produksi, dan membuat produk lebih aman digunakan.

“Karena mengandung sel, maka stem cell hanya dapat digunakan oleh pemilik sel itu sendiri, tidak bisa diaplikasikan pada orang lain. Karena dikhawatirkan, jika diaplikasikan pada orang lain, justru dapat menimbulkan risiko penolakan dari tubuh,” ungkapnya.

“Tentu saja tim kami meneliti sesuai prosedur standar Good

Clinical Practice (GCP),” tegas doktor lulusan UNAIR. Tambah vitamin

Demi upaya untuk meningkatkan uji keberhasilan produk m e t a b o l i t s t e m c e l l d a r i a m n i o n , p e n e l i t i t e n g a h mengkombinasikan komponen metabolit dengan vitamin C dan vitamin E. Penambahan kedua unsur vitamin ini diperlukan untuk memaksimalkan proses penyembuhan luka, serta sebagai antioksidan.

(11)

Menurut Cita, keberadaan luka dapat mengakibatkan radikal bebas sehingga diperlukan penambahan vitamin C dan E untuk menangkal terjadinya radikal bebas.

“Secara deduktif eksploratif teori penambahan vitamin C dan E sebenarnya mampu memberikan efek antioksidan. Namun faktanya, penelitian kami belum sampai ke situ. Tahap ini sedang berjalan. Dan lagi sampel belum maksimal, karena belum mencapai 30 sampel,“ ungkapnya.

Namun dari hasil pengamatan, Cita menilai pemberian serum kombinasi ini menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding pada produk metabolit yang tidak dikombinasi.

“Nanti kita lihat hasilnya. Jika hasilnya lebih baik, maka yang akan dikembangkan adalah serum yang kombinasi ini, tapi kalau hasilnya sama saja, ya, nggak usah repot-repot dikombinasi,” jelasnya.

Saat ini, proses uji coba produk metabolit stem cell telah melibatkan sebanyak 30 sampel. Sementara, uji coba untuk kombinasi vitamin C dan vitamin E masih dalam proses. Cita menargetkan, seluruh proses uji coba dan penelitiannya akan selesai tahun ini.

Selanjutnya, produk serum akan didaftarkan ke BPOM. Jika sudah mengantongi surat ijin, barulah serum ini dilempar ke pasaran. “Mudah-mudahan tahun depan serum ini sudah bisa beredar. Untuk tahun ini kami fokus tuntaskan penelitiannya terlebih dulu. Setelah itu publikasi, sembari mendaftarkan ke BPOM dan menggandeng industri, semoga segera terwujud,” ungkapnya. Selain itu, Cita mengungkapkan bahwa pihaknya belum menemukan adanya risiko alergi selama proses uji coba produk metabolit tersebut.

“Bahan kosmetik apapun sebenarnya berisiko alergi. Dalam hal ini, penyebab alergi bukan karena produknya, melainkan respon

(12)

tubuh masing-masing orang yang berbeda. Ada yang hipersensitif pada bahan tertentu, sementara orang lain tidak,” jelasnya. Penulis: Sefya H. Istighfarica

Editor: Defrina Sukma S

Mahasiswa UNAIR Ciptakan

Sarana Edukasi Kemaritiman

dengan

Aplikasi

”Game”

Android

UNAIR NEWS – Sebagai negara maritim terbesar di dunia, Indonesia memiliki kekayaan alam bawah laut yang sangat besar. Berbagai biota laut hidup dan berkembang di perairan Nusantara ini. Namun, pengetahuan mengenai kondisi kemaritiman itu masih sangat kurang.

Hal ini terkait dengan lemahnya pendidikan kemaritiman di Indonesia, yang hingga saat ini belum ada metode maupun media yang memfasilitasi pembelajaran dengan menerapkan sistem kemaritiman. Padahal penerapan pembelajaran kemaritiman harusnya diawali dari usia dini agar dapat optimal, sehingga edukasi kemaritiman sejak dini sangat diperlukan demi terciptanya negara yang berbasis SDA pada maritim.

Berkaitan dengan persoalan itulah empat mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) menawarkan karya cipta sebuah sarana edukasi kemaritiman untuk usia dini menggunakan perangkat lunak permainan (software

(13)

android.

Dibawah bimbingan dosen mereka, Annur Ahadi Abdillah, S.Pi., M.Si., keempat mahasiswa tersebut: Rusdiatin (ketua kelompok), dengan anggota Nur Wantika, M. Athoillah Sholahudin, dan Shobrina Silmi Qori’ Tartila, membuat Software game dengan judul “SNAIL (Snake and Invincible Ladder) Fishieries

Education Games: Aplikasi Pengenalan Dunia Maritim pada

Anak-Anak”.

Proposalnya tentang software ini berhasil lolos dari penilaian Dirjen Dikti pada Kemenristekdikti, yang kemudian memberinya dana pengembangan melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) tahun 2016.

”Software ini kami harapkan tidak hanya sekedar sebagai hiburan, tetapi juga sebagai bahan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan anak usia dini terkait dengan kemaritiman, khusunya tentang biota laut,” kata Rusdiatin dalam penjelasan resminya.

BERBASIS ANDROID

Ditambahkan oleh Rusdiatin, SNAIL merupakan sebuah game berbasis android yang dapat dimainkan oleh dua orang atau lebih. Ketika ingin bermain, pemain disuguhkan dengan dua tema

background berbeda yang dapat dipilih. Tema tersebut terdiri

dari laut dan terumbu karang.

Disamping memilih tema, pemain juga diharuskan memilih karakter dan jumlah karakter yang ingin dimainkan. Karakter tersebut antara lain: clawn fish, starfish, jellyfish dan

crab. Ketika pemain memilih tema dan karakter sesuai dengan

yang diinginkan, maka akan muncul sebuah informasi mengenai tema maupun karakter yang dipilih.

(14)

BENTUK permainan “ular tangga” di HP. (Foto: Dok Tim SNAIL)

Game ini terdiri dari 100 bidak dengan jumlah ular 5 dan

tangga 5. Cara menjalankan karakter dari game ini dengan kocok dadu. Ketika pemain sampai pada bagaian ular maupun tangga, pemain akan dihadapkan pada sebuah pertanyaan seputar maritim. Jika pemain berhasil menjawab pertanyaan dengan benar, maka saat berada di tangga itu, pemain akan naik mengikuti tangga, sehingga perjalanan akan cepat selesai, dan jika pemain berada di bagian ular maka pemain tidak akan turun.

Namun, jika sebaliknya pemain tidak dapat menjawab soal maka ia akan tetap stay di tangga dan yang berada pada bagian ular maka pemain akan turun mengikuti bentuk ular tersebut. Begitu seterusnya seperti permainan ular-tangga (namun disini pada HP android), sampai permainan selesai.

Menurut Rusdiatin, SNAIL buatannya ini memiliki keuanggulan di bidang pendidikan maritim, yaitu memberikan sebuah pembelajaran mengenai kemaritiman pada anak. Tidak hanya pertanyaan seputar kemaritiman yang ditonjolkan, tetapi juga dari segi tampilan, background, dan karakter yang dapat menambah pengetahuan anak mengenai maritim.

(15)

perlu khawatir dan takut anaknya akan lalai atau lengah dengan tugas sekolahnya seperti pada game-game lain yang tidak memberikan manfaat pada anak. SNAIL dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang edukatif dan kreatif pada anak,” kata Rusdiatin. (*)

Editor: Bambang Bes

Kafilah MTQ UNAIR Kembali

Sabet Prestasi

UNAIR NEWS – Tim kafilah MTQ UNAIR cabang Hifdzil Quran

kembali menyabet prestasi pada perlombaan Musabaqah Hifdzil Quran (MHQ) Tingkat Perguruan Tinggi pada 6-8 Juni lalu. Perlombaan yang diselenggarakan dalam Rangka Peringatan HUT TNI ke-72 itu diselenggarakan di Wilayah Korem 084/Bhaskara Jaya.

Perlombaan diikuti oleh beberapa Universitas di Surabaya, seperti Universitas Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh November, dan Universitas Airlangga. Dalam perlombaan itu, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) MTQ UNAIR mengirimkan sebanyak 18 mahasiswa.

Anis Fauziyah mahasiswa Fakultas Keperawatan angkatan tahun 2013 menjadi juara terbaik I Golongan 10 Juz Putri. Sedangkan Dinda Az-zahra mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan tahun 2015 menjadi juara terbaik II Golongan 5 Juz Putri.

Mohammad Faiz Hayat selaku penanggung jawab MTQ UNAIR yang juga merupakan salah satu perwakilan peserta MTQ UNAIR mengatakan, para perwakilan UNAIR memang sangat bersemangat dalam mempelajari Al-Quran. Mereka juga sudah memiliki bekal

(16)

ilmu sejak masuk ke perguruan tinggi.

“Sebagian dari mereka banyak yang berasal dari pondok pesantren. Jadi sudah terbiasa dengan perlombaan ini. Kami niatkan mengikuti acara ini sebagai kesempatan kami untuk muraja’ah hafalan serta melatih kembali tilawah kami,” terang Faiz.

UKM MTQ UNAIR tidak hanya mengirimkan perwakilan di cabang Musabaqah Hifdzil Quran, namun juga pada cabang Musabaqah Tilawah Quran serta cabang Banjari.

Kepada UNAIR NEWS Faiz mengatakan, tidak terdapat persiapan khusus untuk mengikuti perlombaan ini. Hal ini dikarenakan memang setiap hari para peserta sudah sering menggunakan waktu mereka untuk muraja’ah Al-quran.

“Ternyata Allah memberi lebih dari yang kami inginkan. Perwakilan kami ternyata menjadi juara dalam perlombaan tersebut. Alhamdulillah Allah telah memberi lebih,” tambah Faiz.

Faiz menuturkan, untuk mempelajari Al-quran apalagi menghafalkan Al-quran dapat dikatakan gampang-gampang susah. Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk bisa menghafalnya. Apalagi, ditambah dengan dukungan dari orang tua untuk tetap menjaga hafalan serta terus menambah hafalan hingga 30 Juz. Untuk bisa menjadi Hafidz dan Hafidzah, menurut Faiz, seseorang harus pandai menjaga pergaulan. Seorang hafidz atau hafidzah juga harus ditashih atau dibimbing oleh guru Al-qur’an yang baik.

“Harapan yang kami inginkan untuk UKM MTQ UNAIR adalah tetap semangat dalam mecari ridho Illahi dan dapat menambah hafalan serta mempelajari kandungan Al-quran. Karena dengan mempelajari Al-quran lah, manusia dapat mengetahui isi seluruh alam semesta, sebab ridho Allah ada di dalamnya,” tutur Faiz. (*)

(17)

Penulis : Ainul Fitriyah

Editor : Binti Q. Masruroh

’Aloe-deopads’

Mahasiswa

Farmasi UNAIR dapat Atasi

Keringat dan Bau Badan

UNAIR NEWS – Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki suhu cuaca relatif panas. Suhu panas ini bisa memantik masalah serius, yaitu derasnya keringat yang berlebih dan bau badan (BB) yang terjadi pada masyarakat, sehingga dapat menurunkan kepercayaan diri.

Berangkat dari masalah itulah lima mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Noor Annisa Mones (2016), Nurullia Tanjung (2016), Anita Probo (2016), Ade Prima (2016), dan Fayruz Aquila (2014), membuat inovasi produk yang dapat mengatasi keringat berlebihan dan bau badan, sekaligusmencegah noda kuning pada ketiak baju.

Keberhasilan inovasinya itu kemudian dituangkan dalam proposal pada Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) dengan judul “COOLPACK SUKET (Cooling Pack Sehat untuk Ketiak)”. Setelah dinilai oleh Kemristekdikti, proposal ini lolos untuk memperoleh dana pengembangan dalam program PKM tahun 2016.

Inovasi kelima mahasiswa UNAIR ini menghasilkan produk

Aloe-deopads, produk yang terdiri dari pads dan gel yang mengandung

lidah buaya (Aloe vera L.). Menurut Noor Annisa Mones, Ketua TimPKM-K dari Fak. Farmasi UNAIR ini, hasil inovasinya ini

(18)

sudah melalui survei pasar dengan responden mahasiswa dan masyarakat dan menuai respon sangat baik.

“Kami telah melakukan survei pasar menggunakan angket online dan hasilnya cukup baik di masyarakat. Survei itu kami lakukan pada Maret 2017 dengan 69 responden yang merasa penasaran d e n g a n p r o d u k k a m i d a n b e r h a r a p p r o d u k i n i s e g e r a direalisasikan,” terang Mones.

Pads yang dapat menempel pada baju yang disertai gel Aloe vera L ini berkhasiat dapat meminimalkan tumbuhnya bakteri penyebab

bau badan. Aloe-deopads merupakan alternatif dari deodorant yang dapat digunakan masyarakat untuk mengatasi keringat berlebih dan bau badan.

Aloe vera L atau lidah buaya mengandung senyawa antrakuinon

yang dapat menangkal bakteri, sehingga dapat mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab bau badan. Selain itu gel Aloe

vera L ini memiliki kandungan air yang tinggi yang bersifat

dingin sehingga dapat mengatasi keringat berlebih.

Mones Dkk juga mengemas hasil inovasinya ini dengan desain yang unik, sehingga mampu menarik minat calon pembeli.

Aloe-deopads dapat dipesan melalui LINE dengan id @flh8206j atau Instagram dengan akun aloedeopads.

Cara penggunaan Aloe-deopads ini dengan menempelkan pads pada bagian dalam ketiak baju. Kemudian gel Aloe vera L. dioleskan pada pads sesuai takaran. Aloe-deopads ini dinyatakan aman karena gel Aloe vera L. yang kami gunakan sudah terbukti manfaatnya. Oleh sebab itu, konsumen tidak perlu ragu menggunakannya untuk mencegah keringat berlebihannya. “Dengan harga Rp 25.000 konsumen akan mendapatkan dua pasang

Aloe-deopads yang memberikan sensasi dingin pada ketiak,

sehingga tak perlu malu lagi akibat keringat berlebih,” kata Mones. (*)

(19)

UNAIR Tingkatkan Publikasi

dan Internasionalisasi

UNAIR NEWS – Lembaga pemeringkatan Quacquarelli Symonds World

Class University (QS WUR) telah merilis laporan peringkat terbaru tahun 2018. Dalam laporan tersebut, Universitas Airlangga berhasil naik satu posisi ke angka 702 dari tahun sebelumnya.

Rektor UNAIR Prof. Dr. Mochammad Nasih menyatakan, dari hasil laporan pemeringkatan terbaru, UNAIR mengalami peningkatan di sejumlah bidang antara lain academic reputation dan employer

reputation.

Menurut Nasih, ada dua faktor yang menyebabkan peningkatan pada reputasi akademik. Yakni, jumlah dosen dan hasil riset yang memperoleh pengakuan internasional.

“Poin kita naik dari 13,5 menjadi 15 karena academic

reputation dan employer reputation kita lumayan. Sedangkan,

untuk bidang lainnya masih naik secara perlahan. Banyak dosen dan hasil-hasil riset kita yang mendapatkan pengakuan dari internasional. Selain itu, iklim akademik juga sudah ditata. Nanti pasti kelihatan lah hasilnya,” tutur Nasih.

Rektor mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan berbagai rancangan khususnya dalam menghangatkan iklim akademik. Sivitas akademika ditarget untuk bisa menghasilkan lebih dari 700 artikel di prosiding, dan 400 artikel di jurnal internasional bereputasi.

Berbagai upaya untuk mensukseskan rencana tersebut juga telah dibentuk di antaranya pembentukan tim yang menangani publikasi dan bantuan finansial.

(20)

“Kita bikin konferensi yang menghasilkan prosiding yang terindeks. Tahun lalu, kita masih ada di angka 242 untuk publikasi penelitian, target kita tahun ini ada di angka 400. Tahun depan, Insya Allah ada peningkatan yang signifikan. Sekarang masih menata pondasinya,” terang Nasih.

Terkait rancangan program internasionalisasi, UNAIR telah membentuk unit baru bernama Airlangga Global Engagement (AGE). Unit akan secara intensif menangani berbagai program kerjasama akademik yang dilakukan UNAIR dan pihak-pihak eksternal.

Nasih mengaku, melalui keberadaan unit AGE, UNAIR akan terus mendorong program gelar ganda (double degree), akreditasi dan sertifikasi internasional.

“AUN (ASEAN University Networking) setidaknya ada tiga program studi. Untuk program studi yang akan diakreditasi, akan divisitasi tahun depan tapi yang jelas kita sekarang sudah

summit. Ada prodi Kimia, Biologi, Fisika, dan Farmasi.

Semuanya di bidang life science,” imbuh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

Terkait dengan target menembus peringkat 500 perguruan tinggi terbaik di dunia tahun 2019, Rektor merasa optimis bahwa target tersebut akan tercapai. “Sepanjang semuanya support target-target kita akan tercapai. Jumlah riset dan publikasi kita akan terdongkrak,” pungkas Nasih.

Penulis : Defrina Sukma S Editor : Nuri Hermawan

(21)

Mahasiswa FISIP UNAIR Bina

Potensi

Anjal

untuk

Lestarikan Budaya

UNAIR NEWS – Anak Jalanan (anjal) merupakan satu masalah krusial di Indonesia. Sekitar setengah dari 3,15% jumlah total anak terlantar di Indonesia, atau sekitar 124.332 anak, berada di kota besar seperti Surabaya. Padahal anjal merupakan salah satu asset bangsa yang dilindungi Undang-undang bahwa “Fakir

miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara” (UUD RI

Pasal 34 ayat 1). Namun kenyataannya “berlian” asset bangsa itu terabaikan.

Tertarik dengan persoalan itu, lima mahasiswa FISIP Universitas Airlangga melakukan pengabdian masyarakat (pengmas) dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2017, yakni membina anjal dengan kegiatan pelestarian seni budaya. Proposal PKMM Tim “Takasimura” FISIP UNAIR ini akhirnya disetujui dan memperoleh dana hibah pengembangan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI.

Dalam survey yang telah dilakukan bersama Save Street Child (SSC) Surabaya, bahwa kegiatan seni budaya seperti tari-tarian tradisional pada komunitas anjal di Kota Surabaya diketahui pernah ada. Misalnya “Tari Jaranan” yang dipentaskan dalam perayaan ulang tahun komunitas SSC. Karena itu pihak SSC sangat berharap adanya pengembangan program seni budaya di komunitas ini dengan menyetujui kerjasama pengmas bersama tim “Takasimura” FISIP UNAIR.

”Anak jalanan sering dijadikan bahan cemoohan dan tatapan miring. Pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat semestinya memerhatikan mereka dengan program yang melibatkan peran anjal. Kehidupan mereka di jalanan itu karena keterpaksaan.

(22)

Mereka tidak seperti yang dibayangkan masyarakat selama ini, mereka punya bakat luar biasa,” kata Ulpa Jinatul Jannah, ketua tim PKMM “Takasimura” FISIP UNAIR.

Tim PKMM ini melakukan pengmas melalui kerjasama dengan SSC Surabaya, Komunitas Airlangga Taruna Budaya, dan Sanggar Bathoro Katong. Konsep pengmas yang dilakukan dengan melakukan latihan gerak tari, seminggu sekali, di Skatepark Taman Bungkul Surabaya. Kegiatannya antara lain pemutaran kartun animasi mengenai Reog Ponorogo, membagikan started kit seperti gantungan kunci, kaos Reog Takasimura sebagai identitas kebanggaan dan misi pelestarian budaya.

Kelima anggota PKMM “Takasimura” ini adalah Ulpa Jinatul Jannah (FISIP 2016/ketua), Aisyah Nusa Ramadhana (FISIP 2016), Andik Prasetyo (Vokasi 2016), Muhammad Azharuddin (FH 2016) dan Dwi Viviani (FISIP 2014). Tim ini percaya bahwa dengan memberikan pembinaan dan penanganan serta kesempatan pada anak-anak jalanan maka bakat mereka akan tersalurkan, terwadahi, dan akan mengubah mindset buruk masyarakat bahwa anak jalanan sebenarnya membanggakan juga.

(23)

bermain reog. (Foto: Dok PKMM)

”Pandangan miring masyarakat terbantahkan dengan kenyataan dalam unjuk penampilan bahwa ketika anjal diberi kesempatan atau difasilitasi untuk mengembangkan potensi dirinya dengan pendekatan yang baik, keterampilan mereka sungguh mengagumkan dan luar biasa. Ini bukti bahwa anjal juga asset bangsa,” tambah Aisyah Nusa, salah seorang anggota tim PKMM ini.

Andik Prasetyo, mahasiswa D3 Pariwisata Fakultas Vokasi UNAIR yang juga anggota Sanggar “Bathoro Katong” Rungkut Surabaya menjelaskan bahwa Reog Ponorogo merupakan salah satu asset budaya bangsa Indonesia yang wajib dilestarikan, sehingga tidak diklaim oleh pihak lain.

”Melalui PKM ini kami mencoba bekerjasama dengan SSC Surabaya dan Komunitas Airlangga Taruna Budaya menggelar pelatihan tiap minggu dan unjuk hasil. Terimaksih kepada Sanggar ‘Bathoro Katong’ dengan semua perangkat sanggarnya untuk menunjang proses latihan sampai pentas,” kata Andik Prasetyo.

”Saya senang sekali ada mahasiswa UNAIR yang perduli dan menjalankan pengmas ke SSC Surabaya. Kami terbuka dengan berbagai kerjasama yang membanggakan seperti ini, semoga kedepan dapat ikut memfasilitasi lagi adik-adik SSC ini,” kata salah seorang koordinator Save Street Child Surabaya. (*)

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi antara tingkat kematangan dan lama pengeringan terhadap vigor benih gambas menunjukkan hasil yang tidak nyata.. Begitupula pada masing-masing perlakuan, pada

Motivasi belajar Matematika pada siswa SMA kelas X diukur menggunakan skala motivasi belajar Matematika yang mencakup delapan ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar

Selain itu pengujian ini mengharuskan caprive portal bisa terhubung ke server RADIUS dalam mengambil data user di server LDAP.Dalam pengujian ini pernagkat lunak

Proses penelitian meliputi pengukuran dan perhitungan kapasitas pemipilan, tingkat kebersihan, persentase biji jagung rusak, serta konsumsi bahan bakar pada tiga

Maksud penulisan Tugas Akhir dari perencanaan peningkatan jalan pada ruas jalan RA-Basuni STA 0+000 - 3+757 Kabupaten Mojokerto agar mampu mengatasi volume sesuai

Dari hasil tersebut dapat mengindikasikan bahwa akurasi data estimasi kedalaman dapat diterima untuk kedua sumber data tersebut namun memiliki nilai korelasi yang lemah

Dengan terbitnya buku “KECAMATAN PRAMBANAN DALAM ANGKA 2020” ini, diharapkan dapat berkesinambungan pada tahun-tahun yang akan dating, sehingga data-data yang

Informasi keuangan di atas telah disusun untuk memenuhi Peraturan OJK No.48/POJK.03/2017 tanggal 12 Juli 2017 tentang Transparansi Kondisi Keuangan BPR, Surat Edaran OJK