PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.
PANDUAN DESAIN FTTH
Versi
Tanggal
: 1.0
: Nopember 2012
Diterbitkan oleh:
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.
DIVISI AKSES
Jl. Gatot Subroto Kav.52 Jakarta
Telepon : + 62 21 529 034 82
Faksimili : + 62 21 522 13 00
Hak Cipta PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. 2012
Dilarang memperbanyak dokumen ini dalam bentuk apapun, sebagian atau keseluruhan, tanpa ijin tertulis dari penerbit.
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH KATA PENGANTAR
PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.
PANDUAN DESAIN FTTH
Nomor Dokumen
Versi
Ditetapkan di
Tanggal
PGS EGM DIVISI AKSES
ARIEF MUSTA’IN
NIK.670134
:
: 1.0
: Jakarta
: Nopember 2012
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tak berlebihan kiranya bila kunci keunggulan sebuah bangsa saat ini dan mendatang, akan sangat ditentukan dengan sejauh mana level broadband adoption terjadi. Sejauh ini, kesejahteraan sebuah bangsa selalu berbanding lurus dengan tingkat penetrasi broadbandnya. Sehingga kita bisa memahami pertumbuhan broadband dunia sangat pesat dimana tahun 2012 ini secara total jumlah pelanggan broadband mencapai 430,2 juta. Dari beberapa sumber disebutkan bahwa ekonomi suatu negara akan tumbuh berkembang sebesar 1,38 % jika tingkat penetrasi broadband naik 10 %, dan bila penetrasi internet naik 10 % akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,12 %, sedangkan penetrasi seluler naik 10 % akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,81 %. Dengan demikian kekuatan dan kemampuan negara atau operator dalam menggelar layanan broadband akan menjadi indikator kunci untuk tumbuhnya ekonomi di suatu negara. Bahkan di Industri ICT sendiri, semua pemainnya bersusah payah untuk me-recode DNA-nya agar bisa segera menjadi yang terdepan dalam kompetisi mempersiapkan diri menjadi Broadband Company. Bila tidak, akan menjadi masa lalu.
Lebih jauh mengenai broadband, maka hal tersebut tidak akan lepas dengan teknologi FTTH (Fiber To The Home) yang telah diyakini sebagai teknologi masa depan (future proof). Saat ini, tidak kurang dari 600 Industri Telco di dunia tengah memikirkan, merancang dan mengeksekusi hal yang sama, yaitu FTTH. FTTH merupakan infrastruktur akses yang menggunakan teknologi fiber optik, dimana saat ini merupakan satu-satunya infrastruktur terbaik yang mampu mendeliver layanan di atas 2 Gbps. Dengan demikian banyak operator telekomunikasi saat ini baik domestik maupun internasional yang menggunakan teknologi tersebut.
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH KATA PENGANTAR
Buku panduan desain FTTH ini menjadi dokumen yang sangat penting. Karena desain merupakan langkah awal untuk mengimplementasikan teknologi FTTH di TELKOM. Bila TELKOM sukses dalam mendesain FTTH, maka dapat dijamin bahwa setengah dari pekerjaan FTTH berhasil.
Saya selaku DIRUT TELKOM sangat berterima kasih atas selesainya panduan desain FTTH ini. Hal tersebut merupakan suatu bukti bahwa visi untuk
membentuk great competence SDM TELKOM tidaklah hanya berupa angan- angan semata tetapi insya Allah akan segera terwujud.
Mudah-mudahan buku panduan desain FTTH ini bermanfaat dan dapat menjadi acuan utama bagi internal TELKOM dalam memahami tentang teknologi dan karakteristik FTTH dan mendukung program Broadband TELKOM.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Oktober 2012
ARIEF YAHYA
DIVISI AKSES DAFTAR ISI PEDOMAN DESAIN FTTH DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN………... KATA PENGANTAR……… DAFTAR ISI ………. DAFTAR GAMBAR ………. DAFTAR TABEL ……….. 1. UMUM ……… 1.1 Latar Belakang ……….. 1.2 Ruang Lingkup ………. 1.3 Maksud dan Tujuan ………. 1.3.1 Maksud ……….. 1.3.2 Tujuan ……… 1.4 Singkatan ……….. 1.5 Daftar Istilah ……….. 2 PENGENALAN FTTH ……….. 2.1 Pengertian Desain FTTH ……… 2.2 Konsep Dasar Desain ………. 2.2.1 Memenuhi Kebutuhan Pasar ………. 2.2.2 Tepat Sasaran ……….. 2.2.3 Efektif dan Efisien ………. 2.3 Aturan Umum Desain FTTH ……….. 3. MODUS APLIKASI ……….. 3.1 Pembagian Modus Aplikasi FTTH ……… 3.1.1 Fiber To The Building ………. 3.1.2 Fiber To The Home ……….. 3.1.3 Fiber To The Tower ………. 3.2 Gambaran Upstream dan Downstream FTTH ……… 4. List of Material ……….. 4.1 Tabel LoM yang dibutuhkan untuk FTTH ……… 4.2 Contoh Material FTTH ……… 5. DESAIN KABEL FEEDER ……….. 5.1 Pengaturan Desain Feeder ……… 5.1.1 Konfigurasi Kabel Feeder ……… 5.1.1.1 Konfigurasi Ring ………... 5.1.1.2 Konfigurasi Star ……… 5.1.1.3 Konfigurasi Bus ……… 5.1.2 Moda/Pola Penggelaran Feeder ……… 5.1.2.1 Bawah Tanah ……… 5.1.2.1.1 Instalasi dengan subduct/microduct ………. 5.1.2.1.1.1 Menggunakan duct ……….. 5.1.2.1.1.2 Menggunakan microduct ………. 5.1.2.1.2 Instalasi Menggunakan Kabel Tanam Langsung/HDPE ……… 5.1.2.2 Atas Tanah ……… 5.1.2.2.1 Instalasi Aerial Cable ………... 5.1.3 Standard Feeder ……….. ii iii v vii viii 1 1 1 1 1 1 1 3 7 7 9 9 9 9 9 12 13 13 13 13 13 14 14 14 15 15 15 15 16 17 17 17 17 17 17 17 18 18 18
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DAFTAR ISI 5.2 Konfigurasi ODF/FTM ………. 5.2.1 Desain ODF ……….. 5.2.2 Konfigurasi di FTM ……….. 5.3 Desain ODC ……….. 6 DESAIN KABEL DISTRIBUSI ……… 6.1 Pengaturan Desain Distribusi ……… 6.1.1 Konfigurasi Segment Distribusi ……… 6.1.2 Moda/Pola Penggelaran Distribusi ……….. 6.1.2.1 Bawah Tanah ……… 6.1.2.1.1 Menggunakan Duct System ……… 6.1.2.1.2 Menggunakan Microduct System ………. 6.1.2.2 Atas Tanah ……… 6.1.2.2.1 Menggunakan Aerial System ………. 6.1.3 Standard Desain Kabel Distribusi ……….. 6.1.3.1 Duct System ……….. 6.1.3.2 Micro Duct System ………... 6.1.3.3 Aerial System ……… 7. DESAIN KABEL PENANGGAL ……….. 7.1 Pengaturan Desain Penanggal/Drop Kabel ……… 7.1.1 Konfigurasi Kabel Penanggal/Drop Kabel ………... 7.1.2 Moda/Pola Penggelaran Distribusi ……… 7.1.3 Standard Kabel Penanggal/Drop Kabel ……… 7.2 Contoh Desain Kabel Penanggal ……….. 7.3 Panduan PSB/IKR ……… 7.3.1 Pengaturan di Segmen PSB dan IKR ………... 8. DESAIN LOKASI ……….. 8.1 Desain Lokasi FTTH ……… 8.2 Panduan Desain untuk Jaringan FTTH ……… 8.2.1 Inisialisasi dan Survey Demand ………. 8.2.2 Membuat Skema Duct FO ……….. 8.2.3 Membuat Skema Feeder FO ……….. 8.2.4 Survey Lokasi ……… 8.2.5 Plotting Lokasi ODC & ODP ………... 8.2.6 Penentuan Jalur & Bundeling Kabel Distribusi ……… 8.2.7 Membuat Peta Lokasi Distribusi ……… 8.2.8 Membuat Skema Kabel FO Distribusi ……….. 8.2.9 Penghitungan Volume BoQ ……… 9. LEGENDA ………. DAFTAR PUSTAKA ……… 18 18 19 19 21 21 21 22 22 22 22 23 23 23 23 24 25 27 27 27 27 27 28 29 29 30 30 32 32 33 33 34 35 36 36 37 37 47 49
DIVISI AKSES DAFTAR GAMBAR PEDOMAN DESAIN FTTH DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14. Gambar 15. Gambar 16. Gambar 17. Gambar 18. Gambar 19. Gambar 20. Gambar 21. Gambar 22. Gambar 23. Gambar 24. Gambar 25. Gambar 26. Gambar 27. Gambar 28. Gambar 29. Gambar 30. Gambar 31. Gambar 32. Gambar 33. Gambar 34. Gambar 35. Gambar 36. Gambar 37. Gambar 38.
Konfigurasi Jarlokat dan Jarlokaf ……….. Segmen – Segmen Catuan pada Jaringan FTTH ……….. Konfigurasi Desain FTTH berdasarkan penempatan PS …….. Contoh Perhitungan Link Budget ………... Modus Aplikasi FTTH ……….. Topologi FTTx (ITU-T G.984.2) ………. Upstream dan Downstream pada FTTH ……….. Contoh Material FTTH ………. Elemen Feeder (Segmen A) ………... Konfigurasi Ring ………... Konfigurasi Star ……… Konfigurasi Bus ………. Desain ODF ……….. Konfigurasi FTM ………... ODC ……… Diagram Konstruksi ODC ……… Elemen Distribusi (Segmen B) ………... Konfigurasi Kabel Distribusi ……… Konfigurasi Duct System ………. Micro Duct System ………... Aerial System ……… Elemen Kabel Drop/Penanggal (Segmen C) ………... Desain Kabel Penanggal Instalasi Dalam Pipa ………... Desain Kabel Penanggal Instalasi dengan Penggantung ……. Contoh Konfigurasi PSB/IKR ……….. Desain HRB 1 ………... Desain HRB 2 ………... Desain HRB 3 ………... Desain Residence dengan Duct System ……….. Desain Residence dengan Aerial System ……… Peta Rencana Pembangunan FTTH ………. Skema Duct FO ……… Skema Kabel Feeder FO ……… Site Plan/Kertas Kerja ………. Contoh Plotting ODP dan ODC ……….. Jalur & Bundeling Kabel Distribusi ……… Peta Lokasi Distribusi ……….. Skema Kabel Distribusi ………...
7 8 8 10 12 12 13 14 15 16 16 17 18 19 19 20 21 21 24 25 26 27 28 28 29 30 30 31 31 31 32 33 34 34 35 36 36 37
DIVISI AKSES DAFTAR TABEL PEDOMAN DESAIN FTTH DAFTAR TABEL Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Loss Maksimum ……… List of Material FTTH ………... Standard IEC untuk Desain & Spesifikasi Teknik Microduct … BoQ FTTH ……….
10 14 24 37
AC : Air Conditioner
ADSL : Asymmetric Digital Subcriber Line
APC : Angle Phsycal Contact
AVO Meter : Ampere, Volt, Ohm Meter
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
UMUM
1.
1.1
UMUM
Latar Belakang
Latar belakang dari penyusunan panduan desain FTTH adalah sebagai berikut :
1.2
Program Master Plan MP3EI Road Map INSYINC 2014
Program IDN (Indonesia Digital Network)
Implementasi teknologi FTTH untuk program modernisasi Akses, solusi backhaul Node B & WiFi dan Solusi Enterprise
Program TELKOM 15.10.5.1 Broadband pada tahun 2013
Belum adanya guidance untuk Desain, Construction dan OM FTTH Perlu updating PPJFO 2010
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari pedomaan desain FTTH ini adalah untuk menjelaskan/membahas tentang langkah – langkah desain, menentukan
material dan perangkat akses yang digunakan pada FTTH Gedung/Building, Rumah/Home maupun Tower.
baik di
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
Panduan desain FTTH ini disusun dengan maksud diantaranya sebagai berikut :
Sebagai acuan dalam melaksanakan pekerjaan pendesainan FTTH di
lingkungan Telkom.
Memberikan penjelasan tentang prosedur desain dan tata caranya yang benar.
Sebagai sarana pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM) baik internal Telkom maupun Mitra dalam membuat desain jaringan FTTH end to end.
1.3.2 Tujuan
Tujuan Panduan Desain FTTH ini diantaranya sebagai berikut :
1.4
Mendukung Road Map INSYINC 2014
Mendukung Program IDN (Indonesia Digital Network)
Menjamin suksesnya program 15.10.5.1 Broadband di Indonesia pada tahun 2013, yang terdiri atas :
o 15 juta Homepass
o 10 Juta Voice dengan Broadband Connected (Prewired)
o 5 Juita LIS Broadband
o 1 Juta Access Point Wifi Menyusun guidance desain FTTH
Menjamin kualitas dan suksesnya implementasi FTTH
BNC : British Naval Connector
BTS : Base Transceiver Station
BoQ : Bill of Quantity
CATV : Community Antenna Television
CPE : Costumer Premise Equipment
CT : Central Terminal
DDF : Digital Distributiuon Frame
DP : Distribution Point
DSLAM : Digital Subcriber Line Access Multiplexer
EMI : Electro Magnetic Interface
EMP : Electronic Marking Post
FC : Ferrule Connector
FDF : Fiber Distribution Frame
FITL : Fiber In The Loop
FO : Fiber Optic
FTTB : Fiber To The Building
FTTC : Fiber To The Curb
FTTH : Fiber To The Home
FTTZ : Fiber To The Zone
GPON : Gygabit Passive Optical Network
HDPE : High Density Polyethyline
HRB : High Rise Building
IC : Intermediate Crossconnect
IKG : Instalasi Kabel Gedung IKK : Instalasi Kabel Kawasan IKP : Instalasi Kabel Pelanggan IKR : Instalasi Kabel Rumah IPTV : Internet Protocol Television
IPDSLAM : Internet Protocol Digital Subcriber Line Access Multiplexer
IOR : Index Of Refraction
JARLOKAF : Jaringan Lokal Akses Fiber JARLOKAT : Jaringan Lokal Akses Tembaga JARLOKAR : Jaringan Lokal Akses radio KAF : Kabel Akses Fiber Optik
KPA : Kotak Pembagi Antara
KPP : Kotak Pembagi Pilar
KPPT : Kotak Pembagi Permukaan Tanah KPTP : Kotak Pembagi Terminal Post KLPA : Kabinet Luar untuk Perangkat Aktif
KTB : Kotak Terminal Batas
LAN : Local Area Network
LED : Light Emmiting Diode
LOS : Line Of Sight
MC : Main Crossconnect
MCB : Main Circuit Breaker
MDF : Main Distribution Frame
MEA : Metro Ethernet Access
MFDF : Main Fiber Distribution Frame
Modem : Modulator dan Demodulator
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
MSAN : Multi Service Access Network
MSOAN : Multi Service Optical Access Network
ODC : Optical Distribution Cabinet
ODF : Optical Distribution Frame
ODN : Optical Distribution Network
ODP : Optical Distribution Point
OLT : Optical Line Terminal
ONT : Optical Network Termination
ONU : Optical Network Unit
OSP : Outside Plant
OTB : Optical Termination Block
OTDR : Optical Time Domain Reflectometer
OTP : Optical Termination Premises
PABX : Private Area Branch Exchange
PC : Phsycal Contact
POTS : Plain Old Telephone Service
PPJAFO : Panduan Pemasangan Jaringan Akses Fiber Optik PPJT : Panduan Pemasangan Jaringan Telekomunikasi
PVC : Poly Vinyl Chlorid
PON : Passive Optical Network
PS : Passive Splitter
QAM : Quadrature Amplitude Modulation
QPSK : Quadrature Phase Shift Keying
R2BB : Ready To Broadband
RFI : Radio Frequency Interference
RK : Rumah Kabel
RT : Remote Terminal
SC : Standard Connector
SIP : Session Initiation Protocol
ST : Straight Tip
STB : Set Top Box
STEL : Standar Telekomunikasi
STP : Shielded Twisted Pair
STO : Sentral Telepon Otomat
TC : Telecommunications Closet
TDM : Time Division Multiplexing
TIME : Telecomunication, Information, Multimedia and Edutaiment
TO : Telecommunications Outlet
TR : Telecommunication Room
UTP : Unshielded Twisted Pair
WA : Work Area
Xdsl : X Digital Subscriber Line
Aerial Distribusi : Kabel udara fiber optik yang diterminasi di ODC dan
ODP
Aerial Drop : Kabel udara fiber optik yang diterminasi di ODP dan
OTP
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
UMUM
1.5 Daftar Istilah
Distribution Point (DP) : Bagian dari jaringan akses tembaga yang berfungsi sebagai titik sambung dimana pada satusisi
diterminasikan kabel sekunder/kabel catu langsung dan pada sisi lainnya diterminasikan kabel
saluran penanggal (Drop Wire).
Jaringan Akses : Seluruh jaringan transmisi antara sentral lokal dan terminal pelanggan.
Jaringan Lokal Akses Fiber
: Sekumpulan jaringan akses yang menggunakan kabel fiber optik.
Kabel Distribusi : Kabel fiber optik yang diterminasi di ODC dan ODP
Kabel Drop : Kabel fiber optik yang diterminasi di ODP dan OTP
Kabel Feeder : Kabel fiber optik yang diterminasi di ODF dan ODC
Kabel Indoor : Kabel fiber optik yang diterminasi di OTP dan Roset optik.
Kabel Duct : Kabel tanah yang dalam pemasangannya harus diletakkan dalam pipa-pipa dibawah permukaan
tanah (STEL-K008 dan STEL-K009)
Kabel Tanam Langsung : Kabel tanah yang dalam pemasangannya ditanam secara langsung di bawah permukaan tanah (STEL-
K-007)
Kabel Tieline : Kabel-kabel yang dipasang untuk menghubungkan antara dua perangkat jaringan yang berbeda tetapi
dalam satu level.
LVD (Low Voltage Disconect)
: Salah satu fungsi pada rectifier untuk menjaga batere dari over discharge.
LPF (Line Power Filter) : Salah satu fungsi pada rectifier untuk menstabilkan tegangan catuan dan memproteksi dari tegangan kejut.
Mediation Device (MD) : Perangkat yang dipergunakan untuk
menghubungkan perangkat OLT ke sistem manajemen jaringan.
ODC (Optical
Distribution Cabinet)
: Tempat terminasi antara kabel feeder dan kabel distribusi
Optical Distribution Frame (ODF)
: Titik terminasi kabel fiber optik, sebagai tempat peralihan dari kabel fiber optik outdoor dengan kabel fiber optik indoor dan sebaliknya. Fungsi lainnya sebagai titik koneksi perangkat ke ODN dan sebagai titik cross connect antara ODF-ODF. Wujud dari
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
ODF adalah berbentuk rak dan dipasang di sisi sentral maupun disisi pelanggan (HRB).
Optical Distribution Network (ODN)
: Suatu jaringan transmisi kabel fiber optik antara perangkat OLT dan ONU.
Optical Line Terminal (OLT)
: Jenis perangkat aktif yang merupakan sub system
dari Optical Access Network yang berdasarkan
teknologi PON, berfungsi sebagai antarmuka sentral dengan jaringan yang dihubungkan ke satu atau lebih jaringan distribusi optik.
Optical Management : Merupakan sistem pendukung kegiatan operasi pemeliharaan dengan kemampuan untuk mengukur serta memonitor fluktuasi
Optical Network Unit (ONU)
: Jenis perangkat aktif yang merupakan sub system
dari Optical Access Network yang berdasarkan
kepada teknologi PON, berfungsi sebagai antarmuka pengguna dengan jaringan yang
dihubungkan ke satu jaringan distribusi optik (ODN). Perangkat aktif yang ditempatkan di sisi jaringan/FTTC atau disisi pelanggan (FTTB/FTTH) yang masih membutuhkan perangkat tambahan untuk tiap layanan.
ONT (Optical Network Termination)
: Perangkat aktif yang ditempatkan di sisi pelanggan dan telah dilengkapi port-port layanan (RJ-11,RJ-45, RF)
OTP (Optical Termination Premisis)
: Tempat terminasi antara kabel drop dan kabel
indoor
Optical Rosset : Merupakan perangkat tempat terminasi antara kabel indoor dan patchcord atau pig tail yang tersambung ke terminal ONT (Optical Network Terminal).
PIT : Lubang yang dibuat dengan ukuran tertentu sesuai
kebutuhan yang digunakan untuk keperluan pekerjaan boring mesin atau boring manual atau rojok
Passive Optical Network (PON)
: Salah satu jenis teknologi akses fiber optik yang
menggunakan konfigurasi Point to Multipoint.
Passive Splitter (PS) : Suatu perangkat pasif dalam suatu jaringan PON yang berfungsi sebagai pencabangan dari satu
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
saluran fiber optik menjadi beberapa saluran fiber optik dan umumnya diletakan antara OLT dan ONU.
Patchcord : Seutas fiber optik berisi 1 (satu) core atau lebih yang mempunyai pelindung fiber sendiri dan dilengkapi 2 (dua) buah konektor pada kedua ujungnya.
Pigtail : Seutas fiber optik berisi 1 (satu) core mempunyai pelindung fiber sendiri dan dilengkapi hanya 1 (satu) buah konektor pada salah satu ujungnya.
Remote Terminal (RT) : Perangkat aktif pada jaringan akses fiber optik yang
berdasarkan teknologi DLC yang peletakannya dilaksanakan disisi pelanggan.
Rumah Kabel (RK) : Bagian yang penting dari struktur jaringan kabel yang berfungsi diantaranya sebagai titik terminasi akhir dari jaringan kabel primer, titik terminasi awal dari jaringan kabel sekunder dan titik terminasi awal/akhir dari Kabel Tie Line.
Shelter : Bangunan permanen yang sengaja dibuat untuk menempatkan perangkat-perangkat akses.
Tieline : Kabel penghubung yang penyambungkan perangkat yang satu level
UVD (Up Voltage
Disconnect)
: Salah satu fungsi pada rectifier untuk membatasi tegangan yang berlebihan.
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
PA
I
rur
I
rur
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
PENGENALAN FTTH
2.
2.1
PENGENALAN FTTH
Pengertian Desain FTTH
FTTH dapat didefinisikan sebagai arsitektur jaringan optic mulai dari sentral office (STO) hingga ke perangkata pelanggan, sedangkan desain berasal dari kata Desaino dalam bahasa Itali yang artinya adalah suatu gambar yang mengandung arti atau bermakna, jadi dalam bahasan disini desain merupakan suatu seni yang dituangkan dalam bentuk gambar dan mengandung arti, tentu didalamnya terdapat keterangan- keterangan seperti dimensi, symbol – symbol yang digunakan, penamaan, spesifikasi, ukuran dan lain – lain tergantung desain apa yang ditampilkan.
Sebelum penjelasan lebih lanjut terlebih dahulu lihat analogi dari jarlokat dengan jarlokaf, seperti gambar dibawah ini.
SD PR O Pro f e s sio n a l W o r k sa ti to n 6 0 0 0 SD ROLINT 8000 ES C DL T SD S D ProfessionalWorksatiton6000 PR O SD DATAX eZ128 KTA ERDRRS/CCSSOT/RD/RCD1/
AL MT ES T P WR ER R-OV F32 16 8 4 2 1SYNC MO DE R A T E S TS P NCR MO
DE RATE ERRNS ERR RS T
01 ++ SD PoC ve 080 HPJ1401A S D DATAX eZ128 KTA ERDRRS/CCSSOT/RD/RCD1/
AL MT ES T P WR ER R-OV F32 16 8 4 2 1SYNC MO DE R A T E S TS P NCR MO
DE RATE ERRNS ERR RS T
01 ++ SD PoC ve 080 HPJ1401A
Gambar 1. Konfigurasi Jarlokat dan Jarlokaf
Dalam jaringan akses fiber / FTTH sama hal seperti pada jaringan akses tembaga dimana terdapat segmen – segmen catuan, pada jaringan FTTH terdapat Catuan Kabel Feeder, Catuan Kabel Distribusi, Catuan Kabel Drop dan Catuan kabel Indoor dan peraqngkat aktif seperti OLT dan ONU/ONT seperti pada gambar dibawah ini:
DIVISI AKSES DAF PEDOMAN DESAIN FTTH PENGENALAN FTTH S egmen A Segmen B Segmen C Segmen D OLT OD F OD C OD P OT P R OSET M E fo Feeder fo D is trib u s i fo D ro p In d o o r ON T P a th c o rd P a th c o rd ST B
Gambar 2. Segmen – Segmen Catuan pada Jaringan FTTH Keterangan Gambar :
Segmen A : Catuan kabel Feeder Segmen B : Catuan kabel Distribusi
Segmen C : Catuan kabel Penanggal/Drop Segmen D : Catuan kabel Rumah/Gedung
Dalam mendesain jaringan FTTH sangat perlu diketahui tentang teknologi perangkat aktifnya, karena ada kaitannya dengan penggunaan core optik, Pada panduan atau Panduan disini teknologi yang digunakan adalah GPON.
Didalam konfigurasi desain FTTH ini terdapat passive spliter yang penempatannya bisa di ODF, ODC maupun di ODP tergantung dari kondisi demandnya. Central Switch Homerun Centralized Splitting Distributed Splitting OLT Optical Line Termination Optical Line Termination Optical Line Termination ODN Fiber Service Area Interface 1x32 Single Coupler spliter 1x32 Single Coupler Spliter Access Terminal ONT Distributed Couplers 1x4 Spliter 1x8 Spliter
Gambar 3. Konfigurasi Desain FTTH berdasarkan penempatan PS Karena FTTH harus dapat dapat melayani bandwidth Up to 100 M maka Spliting maksimal yang diperbolehkan adalah sebanyak 32, sehingga kombinasi splitter dalam instalasi menjadi sebagai berikut :
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH PENGENALAN FTTH
2.2
Two Stage menggunakan kombinasi Spliter n:4 dan n:8, atau n:2 dan n:16.
Konsep Dasar Desain
Dalam mendesain suatu jaringan FTTH harus mempertimbangkan berbagai aspek diantaranya layanan yang akan di delivery, pemilihan teknologi,
keuntungan dan kerugian, cost serta analisa pasar serta pengembangan dimasa mendatang.
2.2.1 Memenuhi kebutuhan pasar
Dalam mendesain jaringan harus disesuaikan dengan trend teknologi saat ini dan perkembangannya serta disesuaikan dengan kebutuhan calon pelanggan baik untuk saat ini maupun untuk masa mendatang.
2.2.2 Tepat sasaran
Artinya dalam merencanakan pembangunan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada dilapangan serta untuk memenuhi kebutuhan demand yang baru, sehingga hasil dari pembangunan tidak mubazir, artinya sesuai dengan tata ruang master plan dari pengembang atau dari pemda dalam hal ini dinas tata kota.
2.2.3 Effektif & Effisien
Dalam merancang desain harus mempertimbangkan cost atau aspek ekonomisnya, sehingga hasil pembangunan tidak berlebihan serta tepat guna.
2.3 Aturan Umum Desain FTTH Moda Penggelaran FTTH
o
o o
Duct System untuk perumahan/HRB yang sudah menyiapkan SPBT dan di lokasi yang tidak dimungkinkan membangun Aerial System dengan potensi demand broadband yang tinggi
Aerial System: Untuk area perumahan dan kawasan BF dan optimalisasi Pole eksisting,
Microduct System: Untuk HRB dan perumahan yang tidak memungkinkan aerial dan duct.
Link budget Jaringan fiber optik GPON dari OLT dan ONT adalah 28 dB (GPON). Untuk mengantisipasi kebutuhan operasional (perbaikan jaringan FO) maka desain FTTH dengan maksimum redaman 25 dB atau ekivalen dengan panjang fiber optik dari OLT sampai dengan ONT maksimum 17 km.
NO. NETWORK
ELEMENT BATASAN UKURAN
1 Kabel Max 0.35 dB/km
2 Splicing Max 0.1 dB
3 Connector Loss Max 0.25 dB (Refer IEC 61300-3-34 Grade B attenuation)
4 Splitter 1:2 Max 3.70 dB DIVISI AKSES
Gambar 4. Contoh Perhitungan Link Budget
PEDOMAN DESAIN FTTH PENGENALAN FTTH
Maksimum total panjang FO feeder untuk konfigurasi RING adalah 20 km Splitter Max 2 stage dengan konfigurasi 1 core feeder maks. ke 32 Home Pass/Lebih sesuai dengan link budget yang diperoleh, dengan aturan sbb.:
o o
Secara umum menggunakan Two Stage (contoh penempatan splitter, splitter 1:4 di ODC dan 1:8 di ODP).
Single stage dipergunakan untuk: HRB, perumahan dimana semua rumah dipenuhi sampai dengan roset, demand terkonsentrasi dalam jumlah kecil, dan lokasi dengan jarak jangkauan yang jauh (Link budget kristis)
Type connector yang digunakan per elemen adalah SC-UPC
Type tiang yang digunakan untuk sistem aerial dapat menggunakan tiang beton atau tiang besi beserta aksesoris masing-masing tiang
Kontribusi Loss Maksimum Per Elemen
5 Splitter 1:4 Max 7.25 dB 6 Splitter 1:8 Max 10.38 dB 7 Splitter 1:16 Max 14.10 dB 8 Splitter 1:32 Max 17.45 dB
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
DIVISIAKSES PEDOMAN DESAIN FTTH MODUS APLIKASI
3. MODUS APLIKASI
Sesuai dengan definisinya jaringan fiber pada FTTH sampai dengan lokasi pelanggan, sehingga FTTH diaplikasikan pada Gedung bertingkat ( HRB ), Perumahan dan untuk layanan Backhaul.
High Building
Villa Groups Multi-Dwelling
MODUS APLIKASI FTTH
Gambar 5. Modus Aplikasi FTTH
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menentukan modus aplikasi FTTH, yaitu sebagai berikut :
Densitas pelanggan untuk saat ini dan masa mendatang.
Jenis layanan yang diperlukan untuk saat ini dan kemungkinan
perkembangannya di masa mendatang Teknologi yang akan dipilih untuk layanan Broadband dimasa depan apakah menggunakan ADSL, VDSL atau HFC, hal ini akan berpengaruh pada boundary area TKO.
DIVISIAKSES PEDOMAN DESAIN FTTH MODUS APLIKASI
3.1 Pembagian Modus Aplikasi FTTH
3.1.1 Fiber To The Building
TKO terletak didalam gedung dan biasanya terletak pada ruang telekomunikasi di basement atau tersebar dibeberapa lantai, terminal pelanggan dihubungkan denganTKO melalui kabel tembaga Inddor atau IKG, FTTB dapat dianalogikan dengan Daerah Catu Langsung pada jaringan kabel tembaga.
3.1.2 Fiber To The Home
TKO terletak didalam rumah pelanggan, terminal pelanggan dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indoor atau IKR hingga beberapa puluh meter saja, FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok ( TB ), Konfigusasi FTTH dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
3.1.3 Fiber To The Tower
TKO terletak didalam shelter dari pada Tower, terminal equipment system GSM/ CDMA dihubungkan dengan TKO melalui kabel tembaga Indoor atau IKR hingga beberapa puluh meter saja, FTTH dapat dianalogikan sebagai pengganti Terminal Blok ( TB ).
3.2 Gambaran Upstream dan Downsteram FTTH
Berikut merupakan gambaran upstream dan downstream pada FTTH dengan perangkat aktif GPON
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH LIST of MATERIAL (LoM)
4.
4.1
LIST of MATERIAL (LoM)
Tabel LoM yang dibutuhkan untuk FTTH
Berikut adalah LoM yang dibutuhkan dalam desain jaringan FTTH, dibagi per segmen.
Tabel 2. List of Material FTTH
4.2 Contoh Material FTTH
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL FEEDER
5. DESAIN KABEL FEEDER
Kabel Feeder adalah kabel fiber optik yang menghubungkan antara 2 perangkat yaitu ODF disisi STO dan ODC dioutdoor, kabel feeder yang keluar dari STO minimal kapasitas 96 core baik untuk untuk sisstem Duct maupun aerial dengan type kabel G 652 D.
Gambar 9. Elemen Feeder (Segmen A)
5.1 Pengaturan Desain Feeder
5.1.1 Konfigurasi Kabel Feeder
Konfigurasi kabel feeder harus mempunyai system back up (Dual Route
Preferred), dimana terminasi di STO dilakukan di FTM/ODF dan terminasi di luar STO dilakukan di ODC (outdoor/HRB).
Konfigurasi kabel feeder bisa berbentuk Ring, Star dan Bus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan yang ada.
5.1.1.1Konfigurasi Ring
Konfigurasi Ring digunakan apibila menginginkan system yang redundant dan kondisi geografis di lapangan memungkinkan untuk dibuat jaringan feeder berbentuk Ring.
D em an d s.d 1 1 5 2 HP D C G .652 D , 24C 1 750 m DIVISI AKSES 49-96 49-96 PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL FEEDER
ODC 576 97-120 ODC 97-120 288 STO ODC 576 FTM 1-48 1-48 121-144 121-144 ODC 288 ODC 288 ODC 288 157-168 157-168 145-156 145-156
Gambar 10. Konfigurasi Ring
5.1.1.2 Konfigurasi Star
Konfigurasi Star menghubungkan semua kabel dari tiao ODP ke central point sebagai konsentrator yaitu ODC.
ODC 288 241-264 193-240 Pathcord DC G.652D, 48C 2001 m ODC 288 STO 01-264 01-264 ODC FTM DC G.652D, 264C 1050 m 576 145-192 ODC 288 DC G.652D, 48C 851 m 01-048 097-144 ODC 288 DC G.652D, 48C 2355 m DC G.652D, 96C 1275 m ODC 288 ODC 288 DC G.652D, 96C 1305 m 049-096
D C G .6 5 2 D , 2 6 4 C 1 0 5 0 m
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
DESAIN KABEL FEEDER
5.1.1.3 Konfigurasi Bus
Konfigurasi Bus digunakan apabila kondisi lapangan tidak mmemungkinkan di desain menggunakan Ring.
STO HOST ODC 288 DC G.652D, 264C 2500m ODC 576 DC G.652D, 264C 1250m ODC 288 DC G.652D, 264C 1750m ODC 288 FTM Cad 2 4 core 217-264 121-216 73-120 25-72
Gambar 12. Konfigurasi Bus
5.1.2 Moda/Pola Penggelaran Feeder
Secara umum pola penggelaran Feeder dibagi mmenjadi dua yaitu Instalasi Bawah Tanah dan Atas Tanah, sebagai berikut :
5.1.2.1 Bawah Tanah
5.1.2.1.1 Instalasi dengan subduct/microduct
Instalasi ini dimanfaatkan untuk mengoptimalkan ketersediaan polongan duct eksisting dan untuk lokasi inner city. Adapun hal – hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
5.1.2.1.1.1 Menggunakan duct
Kabel Feeder menggunakan Kabel FO Duct STEL K 015 dan diinstalasi melalui Route Duct MH
Apabila pada area tersebut memiliki tersedia potensi polongan eksisting Sementara pembangunan Duct baru harus memiliki syarat sebagai berikut:
o Terdapat minimal 5 buah feeder yang melewati rute feeder tersebut.
o Rute feeder sudah terarah/tertata.
Demand berpotensi berkembang selama minimal 30 Tahun
5.1.2.1.1.2 Menggunakan microduct
Kabel Feeder menggunakan Kabel FO ABC diinstalasi dalam MD Apabila demand pada lokasi tersebut tidak berpotensi berkembang lagi, contoh : Perumahan Cluster dan tidak ada Duct Eksisting/Penuh
Kelemahannya material masih import dan tenaga kerja khusus/terbatas
5.1.2.1.2 Instalasi Menggunakan Kabel Tanam Langsung/HDPE
Instalasi ini digunakan untuk lokasi yang memungkinkan dilakukan penggalian/rojok dan tidak ada ketersediaan duct existing dengan ketentuan sebagai berikut :
Kabel Tanam Langsung menggunakan Kabel HDPE.
Apabila Demand lambat tumbuh untuk solusi jangka pendek selama minimal 3 Tahun dan tidak ada Duct Eksisting/Penuh.
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL FEEDER
5.1.2.2 Atas Tanah
5.1.2.2.1 Instalasi Aerial Cable
Instalasi ini digunakan untuk lokasi – lokasi yang tidak memungkinkan dilakukan dengan cara duct, degnan ketentuan sebagai berikut :
Kabel Feeder menggunakan KU diinstalasi melalui tiang2 route, kalau ada
route Duct diusahakan kabel Feeder menggunakan kabel Duct. Apabila terdapat regulasi tidak boleh menggunakan kabel bawah tanah Demand lambat tumbuh
5.1.3 Standard Feeder
Standard yang digunakan dalam penggelaran kabel Feeder adaalah sebagai berikut :
Kedalaman Penggelaran kabel optic dengan cara HDPE minimal 1.5 meter,
5.2
dengan tetap memperhatikan peraturan/regulasi setempat. Kapasitas feeder dari STO minimal 96 core.
Jenis kabel yang digunakan adalah kabel loose tube (bila maksimum 2 x 264 core) atau kabel Ribbon (bila kapasitas diatas 2 x 264 core).
Konfigurasi ODF/FTM 5.2.1 Desain ODF Cable management Frame Cable management Splice Room FTB
ODF for OSP
termination Grounding Bar system pentanahan ODF for Pathcord Equipment termination Gambar 13. Desain ODF
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL FEEDER
Adapun konfigurasi FTM di STO adalah sebagai berikut :
Gambar 14. Konfigurasi FTM
5.3 Desain ODC
Secara Garis besar pembagian space pada ODC adalah sebagai berikut : Spliter 1:4 Input Spliter Output Spliter Parking lot Kabel Distribusi Kabel Feeder
XXXX
Kabel FeederXXXX
Kabel Distribusi Gambar 15. ODCDIVISI AKSES
Gambar 16. Diagram Konstruksi ODC
PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL FEEDER
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL DISTRIBUSI
6. DESAIN KABEL DISTRIBUSI
Kabel Distribusi adalah kabel fiber optik yang menghubungkan antara 2 perangkat yaitu ODC dengan ODP, apabila kesulitan untuk penempatan ODC dan demand yang dekat dengan catuan STO dimungkinkan juga menggunakan system Fiber Catu Langsung ( FCL )
Gambar 17. Elemen Distribusi (Segmen B)
6.1 Pengaturan Desain Distribusi
6.1.1 Konfigurasi Segment Distribusi
Konfigurasi segment distribusi meliputi hal – hal sebagai berikut :
Segmen distribusi adalah perangkat diantara ODC sampai dengan ODP Pemasangan segmen distribusi harus menjangkau semua homepass dengan pemasangan ODP Closure secara bertahap.
Pada tahap awal pemasangan fix ODP (type Pole, pedestal, wall) dapat dilakukan untuk lokasi yang sangat berpotensi.
Dimungkinkan untuk menggunakan konfigurasi Fiber Catu Langsung apabila demand berdekatan dengan STO atau kesulitan dalam melakukan SITAC ODC.
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL DISTRIBUSI
Keterangan Gambaar :
Hanya 1 atau 2 core kabel yang turun ke ODP dan core lainnya dilewatkan
tanpa sambungan (Konsep Kemudahan untuk dipetik).
Konstruksi kabel distribusi menggunakan model satu selubung/tube berisi satu core
Instalasi Splitter max di 2 sisi yaitu di ODC dan di ODP, sehingga 1 core dapat melayani maks. 32 pelanggan.
Terminasi FO dari STO berada di ground level masing-masing tower dalam bentuk ODF/ODC (dengan splitter) dengan ODP dipasang dimasing-masing Lantai, dengan kapasitas ODP disesuaikan dengan jumlah tenant per lantai. Untuk type super block HRB menggunakan 2 stage splitter.
6.1.2 Moda/Pola Penggelaran Distribusi
6.1.2.1 Bawah Tanah
6.1.2.1.1 Menggunakan Duct System
Duct system digunakan untuk perumahan/HRB yang sudah menyiapkan SPBT dan di lokasi yang tidak memunggkinkan membangun aerial system dengan potensi demand broadband yang tinggi.
Yang harus diperhatikan pada saat mendesain dengan menggunakan duct system adalah sebagai berikut :
Area kawasan/ruko atau perumahan yang tidak memungkinkan sistem aerial, kabel distribusi diterminasi di ODP pedestal maupun wall
Kapasitas ODP yang digunakan adalah 8 sampai16 port dengan konfigurasi varian splitter
Menggunakan handhole pit minimal di tiap 2 rumah. Hubungan antara handhole pit menggunakan pipa PVC 2 inch.
Kabel distribusi dan kabel drop dilakukan di dalam pipa dengan kedalamam
yang sama. Kedalam galian untuk kabel/duct disesuaikan dengan pengembang dengan minimal kedalaman 40 cm
kebijakan
Diijinkan untuk mendesain kabel distribusi duct yang dipetik ke tiang dan dapat diteruskan menggunakan tipe Aerial,
Contoh: Area tersebut sudah memungkinkan menggunakan Aerial dan Masuk ke dalam suatu Gang.
6.1.2.1.2 Menggunakan Microduct system
Microduct system digunakan untuk HRB dan perumahan yang tidak memungkinkan menggunakan system aerial maupun duct.
Adapun yang harus diperhatikan dalam mendesain kabel distribusi dengan system microduct adalah sebagai berikut :
Microduct system digunakan untuk lokasi dimana ada keterbatasan pembangunan dengan cara duct dan aerial
Konsep microduct diarahkan untuk HRB atau kawasan dimana semua tenant/rumah akan dilayani FTTH sehingga dibutuhkan penarikan microduct ke semua lokasi tenant/perumahan dimana dibutuhan kualitas yang prima.
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL DISTRIBUSI
Terminasi ABF dilakukan di ODC dan di roset. Alokasi core cadangan sebanyak minimal 10.
6.1.2.2 Atas Tanah
6.1.2.2.1 Menggunakan Aerial System
Aerial system digunakan untuk area perumahan di kawasan Brown Field dan optimalisasi pole existing.
Adapun yang harus diperhatikan dalam mendesain kabel distribusi dengan system aerial adalah sebagai berikut :
Sistem aerial adalah solusi dengan prioritas utama dalam perencanaan.
Kapasitas ODP yang digunakan adalah 8/16 port dengan konfigurasi splitter
1:8/1:16 tergantung kebutuhan dan konfigurasi rencana.
Terminasi kabel distribusi di ODP dilakukan dengan cara splicing per core menuju pigtail splitter.
Keluaran dari ODP berupa port adaptor
Drop cable yang diterminasi di ODP melalui pigtail.
Alokasi core cadangan sebanyak minimal 2 Core untuk Kabel Distribusi 12 Core dan 4 Core untuk Kabel Distribusi 24 Core.
6.1.3Standard Desain Kabel Distribusi
Secara umum standard dalam penggelaran kabel distribusi adalah sebagai berikut :
Untuk duct system di area perumahan, kedalaman penggelaran kabel
distribusi sama dengan kabel drop dengan tetap memperhatikan peraturan pengembang kawasan dan dinas tata kota setempat.
Kapasitas distribusi dari 8 – 24 core. Jenis kabel G.652d.
Kabel Indoor tanpa Jelly hanya digunakan di HRB (Perlu dibuatkan STEL). Secara spesifik berdasarkan pola penggelaran distribusi, standard penggelaran kabel distribusi adalah sebagai berikut :
6.1.3.1 Duct System
Persyaratan bahan ODP sesuai dengan STEL- K-049-2008 versi 1 Jenis kabel Single Mode G.652d
Felksibilitas tinggi dan mudah dalam penanganan gangguan. Mempunyai konstruksi selubung yang baik.
Mempunyai struktur selubung per core (atau 1 tube untuk 1 core).
Performansi kabel tidak berubah pada kondisi cuaca ekstrim -25oC sampai
Description Unit No. Of Core
2 – 60 60 - 72 72-96 96-144
Jumlah fiber/tube x Jumlah tube - 12 X 5 12 X 6 12 X 8 12 X 12
Nominal Outer Diameter mm 5,6 6,0 7,2 7,4
Nominal cable weight Kg/km 25 30 43 70
Max tensile load N 300 700 1000 1400
Temperature - Operation oC -25 - 60 -25-60 -25 - 60 -25 - 60
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
DESAIN KABEL DISTRIBUSI
Gambar.19 Konfigurasi Duct System
6.1.3.2 Micro Duct System
Menggunakan jenis kabel G.652d Kapasitas kabel s.d 144 core.
Desain dan spesifikasi teknik mengacu kepada standard IEC.
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL DISTRIBUSI
Gambar 20. Micro duct system
6.1.3.3 Aerial System
Jenis Kabel G.652.d, Single mode fiber type
Mempunyai Supporting wire/messenger wire yang terbuat dari bahan metal. Mempunyai tension member/strength member.
Mempunyai pelindung core.
Tahan terhadap suhu luar -25oC sampai dengan +60oC.
Fiber: 0.5 mm-coated optical fiber.
DIVISI AKSES
Gambar 21. Aerial System
PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL DISTRIBUSI
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL PENANGGAL
7. DESAIN KABEL PENANGGAL
Kabel Penanggal adalah kabel fiber optik yang menghubungkan antara 2 perangkat yaitu ODP dengan OTP.
Gambar 22. Elemen Kabel Drop/Penanggal (Segmen C)
7.1
7.1.1
Pengaturan Desain Penanggal/Drop Kabel
Konfigurasi Kabel Penanggal/Drop Kabel
Untuk konfigurasi yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
Segmen penanggal adalah kabel yang terhubung dari port ODP hingga port OTP atau Roset (Jika tidak ada OTP).
Pada tahap awal pemasangan fix ODP (type Pole, pedestal, wall) dapat terhubung pada port di ODP yang menggunakan fusion conector atau fast conector begitu pula di OTP.
Drop kabel yang digunakan baik 2 core maupun 1 core yang diatas tanah menggunakan Barier atau penguat kabel yang ditengahnya terdapat mesengger (untuk 2 core).
7.1.2 Moda/Pola Penggelaran Distribusi
Untuk Duct System, saluran penanggal dipakai pada perumahan/HRB yang sudah menyiapkan SPBT.
Saluran Penanggal aerial menjadi prioritas utama untuk area perumahan dan kawasan BF serta optimalisasi pole existing.
7.1.3 Standard Kabel Penanggal / Drop Kabel
Untuk duct system di area perumahan, kedalaman penggelaran kabel distribusi sama dengan kabel drop dengan tetap memperhatikan peraturan pengembang kawasan dan dinas tata kota setempat.
Kapasitas saluran penanggal dari 1 – 2 core. Jenis kabel G.657A/B.
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL PENANGGAL
7.2 Contoh Desain Kabel Penanggal
Gambar 23. Desain Kabel Penanggal Instalasi Dalam Pipa
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL PENANGGAL
7.3 Panduan PSB/IKR
7.3.1 Pengaturan di Segmen PSB dan IKR
Untuk efisiensi cost dan loss link budget sdrop cable digunakan dari ODP sampai dengan roset (optical outlet) di dalam rumah.
Terminasi drop cable dengan roset dilakukan dengan cara splicing. Terminasi dari optical roset dengan ONT menggunakan patchcord. Penempatan roset dapat dilakukan di dinding maupun di meja disamping CPE.
Untuk kerapian drop cable didalam rumah dapat dimasukkan dalam ducting rumah maupun ditutupi oleh tray cable.
Standard Drop Cable dan patchcord adalah G.657.
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL PENANGGAL
8. DESAIN LOKASI
8.1 Desain Lokasi FTTH
Pada Panduan desain FTTH ini, desain lokasi dibagi menjadi 2 (dua) bagian besar yaitu desain untuk HRB dan desain untuk Residensial, seperti contoh pada gambar dibawah ini :
Gambar 26. Desain HRB 1
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL PENANGGAL
Gambar 28. Desain HRB 3
Gambar 29. Desain Residence dengan Duct System
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL PENANGGAL
Keterangan Gambar 30 di atas adalah sebagai berikut :
Fixed Access System
o Digunakan apabila demand di area yang dilewati kabel distribusi sudah fixed dan potensinya besar. (Demand mendahului Alpro)
Free Access System
8.2
o Digunakan apabila demand di area yang dilewati kabel distribusi masih mungkin berkembang dan lokasi demand belum fixed. (Alpro mendahului Demand/Leading Supply)
Panduan Desain untuk Jaringan FTTH
8.2.1 Inisialisasi dan Survey Demand
Langkah – langkah inisialisasi adalah sebagai berikut :
Klasifikasi demand DSLAM, VD 10, 20, 50, 100 Mbps
Buat perencanaan dengan berdasarkan (Speeds, distances)
Buat desain yang didalamnya terdapat nama jalan, poles, duct system, nomor kabel.
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL PENANGGAL
8.2.2 Membuat Skema Duct FO
Dari Peta Rencana Pembangunan FTTH dibuat skema duct, sebagai berikut :
Gambar 32. Skema Duct FO
8.2.3 Membuat Skema Feeder FO
Skema Feeder FO kita buat berdasarkan skema duct FO yang telah dibuat sebelumnya, kapasitas kabel feeder adalah 144 core dan ditarik dari STO (kabel baru), dengan asumsi kabel existing pada jalur tersebut telah habis terpakai.
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL PENANGGAL
Gambar 33. Skema Kabel Feeder FO
8.2.4 Survey Lokasi
Pada contoh penggelaran FTTH ini survey dilakukan pada lokasi FTTH Area 1 dengan membuat site plan sesuai dengan hasil survey sebagai berikut :
DIVISI AKSES
8.2.5 Plotting Lokasi ODC & ODP
PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL PENANGGAL
Dari peta lokasi atau kertas kerja yang ada, kemudian dapat dilakukan plotting letak ODP – ODP yang akan mencatu masing – masing unit rumah, dan plotting letak ODC yang akan mencatu masing – masing ODP, dalam peletakan ODP sebaiknya diletakan di batas persil antar dua rumah, sedangakan peletakan ODC disesuaikan dengan kondisi dilapangan yang memungkinkan serta pertimbangan lainnya seperti perijinan, operasional serta pengembangan / ekspansi dimasa mendatang.
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL PENANGGAL
8.2.6 Penentuan Jalur & Bundeling Kabel Distribusi
Setelah lokasi ODP dan ODC ditentukan maka dapat dilakukan penentuan jalur dan bundeling kabel distribusi sebagai berikut :
Gambar 36. Jalur & Bundeling Kabel Distribusi
8.2.7 Membuat Peta Lokasi Distribusi
Setelah jalur dan bundeling kabel distribusi ditentukan, maka selanjutnya dibuat Peta Lokasi Distribusi sebagai berikut :
NO DESAINATOR URAIAN PEKERJAAN SATUAN Vol Total
A KABEL & PENYAMBUNGAN
1 DC-OF-SM-12D Pengadaan dan pemasangan Kabel Duct Fiber Optik Single Mode 12 core G 652 D (termasuk perijinan PEMDA, PU, Warga)
meter
2 DC-OF-SM-24D Idem 24 core meter
3 DC-OF-SM-48D Idem 48 core meter
4 DC-OF-SM-96D Idem 96 core meter
5 DC-OF-SM-144D Idem 144 core meter
6 DC-OF-SM-288D Idem 288 core
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
DESAIN KABEL PENANGGAL
8.2.8 Membuat Skema Kabel FO Distribusi
Dari Peta lokasi Distribusi, kemudian dikembangkan menjadi skema kabel FO distribusi sebagai berikut :
Gambar 38. Skema Kabel Distribusi
8.2.9 Penghitungan Volume BoQ
Dari langkah – langkah desain diatas, untuk mengetahui jumlah material dan biaya yang diperlukan untuk penggelaran FTTH dimaksud maka gambar – gambar tersebut harus dituangkan dalam bentuk table (BoQ). Adapun BoQ FTTH yang dimaksud adalah sebagai berikut :
7 DC-OF-SM-432D Idem 432 core 8 DC-OF-SM-960D Idem 960 core
9 AC-OF-SM-12D Pengadaan dan pemasangan Kabel Udara Fiber Optik Single Mode 12 core G 652 D (termasuk perijinan PEMDA, PU, Warga)
meter
10 AC-OF-SM-24D Idem 24 core meter
11 AC-OF-SM-48D Idem 48 core meter
12 AC-OF-SM-96D Idem 96 core meter
13 DC-OF-SM-12C
Pengadaan dan pemasangan Kabel Duct Fiber Optik Single Mode 12 core G 655 C (termasuk perijinan PEMDA, PU, Warga)
meter
14 DC-OF-SM-24C Idem 24 core meter
15 DC-OF-SM-48C Idem 48 core meter
16 DC-OF-SM-96C Idem 96 core meter
17 AC-OF-SM-12C
Pengadaan dan pemasangan Kabel Udara Fiber Optik Single Mode 12 core G 655 C (termasuk perijinan PEMDA, PU, Warga)
meter
18 AC-OF-SM-24C Idem 24 core meter
19 AC-OF-SM-48C Idem 48 core meter
20 AC-OF-SM-96C Idem 96 core meter
21 DC-OF-SM-8-SC Pengadaan dan pemasangan Kabel Duct Fiber Optik Single Mode 8 core G 652 D, "Easy to split" (termasuk perijinan PEMDA, PU, Warga)
meter
22 DC-OF-SM-12-SC Idem 12 Core meter
23 DC-OF-SM-24-SC Idem 24 Core meter
24 AC-OF-SM-8-SC
Pengadaan dan pemasangan Kabel Udara Fiber Optik Single Mode 8 core G 652 D, "Easy to split" (termasuk perijinan PEMDA, PU, Warga)
meter
25 AC-OF-SM-12-SC Idem 12 Core meter
26 AC-OF-SM-24-SC Idem 24 Core meter
27 SC-OF-SM-24
Pengadaan dan pemasangan alat sambung (cabang/ lurus) untuk Fiber Optik kapasitas 12 - 24 core
pcs
28 SC-OF-SM-48 Idem 12 - 48 core pcs
29 SC-OF-SM-96 Idem 12 - 96 core pcs
30 SC-OF-SM-144 Idem 12 - 144 core pcs
31 SC-OF-SM-288 Idem 12 - 288core pcs
32 OS-SM-1 Eks Penyambungan Kabel Optik Single Mode kap
1 core dengan cara fusion splice core
33 OS-SM-6 Penyambungan Kabel Optik Single Mode kap
6 core dengan cara fusion splice pcs
34 OS-SM-12 Idem kap 12 core pcs
35 OS-SM-24 Idem kap 24 core pcs
36 OS-SM-48 Idem kap 48 core pcs
37 OS-SM-96 Idem kap 96 core pcs
38 OS-SM-144 Idem kap 144 core pcs
39 OS-SM-288 Idem kap 288 core pcs
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
40 AB-OF-SM-2D Pengadaan dan pemasangan Air Blown Cable Optik, Single Mode 2 core, G 652 D (termasuk perijinan PEMDA, PU, Warga)
meter
41 AB-OF-SM-4D Idem 4 core meter
42 AB-OF-SM-8D Idem 8 core meter
43 AB-OF-SM-12D Idem 12 core meter
44 AB-OF-SM-24D Idem 24 core meter
45 AB-OF-SM-48D Idem 48 core meter
46 AB-OF-SM-72D Idem 72 core meter
47 AB-OF-SM-96D Idem 96 core meter
48 AB-OF-SM-144D Idem 144 core meter
49 GC-OF-SM-1D
Pengadaan dan pemasangan Drop Cable FO Duct /under ground 1 Core Single Mode, G.657
meter
50 GC-OF-SM-2D idem 2 core
51 HC-OF-SM-1D Pengadaan dan pemasangan Drop Cable FO
atas tanah /aerial 1 Core Single Mode, G.657 meter
52 HC-OF-SM-2D idem 2 core meter
53 IC-OF-SM-1D Pengadaan dan pemasangan Indoor Cable FO
Single Mode 1 core, G.657 meter
54 IC-OF-SM-2D Idem 2 core meter
55 PC-SC-2-BI Patch cord 2 meter, Bend Insensitive (SC/APC
To SC/UPC) dari Roset ke ONT, G.657 pcs
56 PC-SC-5-BI Patch cord 5 meter, Bend Insensitive (SC/APC
To SC/UPC) dari Roset ke ONT, G.657 pcs
57 PC-SC-2 Patch cord 2 meter, (SC/APC To SC/APC),
G.657 pcs
58 PC-SC-5 Patch cord 5 meter (SC/APC To SC/APC),
G.657 pcs
59 PC-SC-10 Patch cord 10 meter (SC/APC To SC/APC),
G.657 pcs
60 PC-SC-20 Patch cord 20 meter (SC/APC To SC/APC),
G.657 pcs
61 PC-FC-20 Patch cord 20 meter (FC/APC To FC/APC),
G.657 pcs
62 PC-SC-30 Patch cord 30 meter (SC/APC To SC/APC),
G.657 pcs
63 PC-FC-30 Patch cord 30 meter (FC/APC To FC/APC),
G.657 pcs
64 PC-SC-40 Patch cord 40 meter (SC/APC To SC/APC),
G.657 pcs
65 PC-FC-40 Patch cord 40 meter (FC/APC To FC/APC),
G.657 pcs
66 PC-SC-2 Patch cord 2 meter, (SC/UPC To SC/UPC),
G.657 pcs
67 PC-SC-5 Patch cord 5 meter (SC/UPC To SC/UPC),
G.657 pcs
68 PC-SC-10 Patch cord 10 meter (SC/UPC To SC/UPC),
G.657 pcs
69 PC-SC-20 Patch cord 20 meter (FC/UPC To FC/UPC), pcs
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
DIVISI AKSES
G.657
PEDOMAN DESAIN FTTH DESAIN KABEL PENANGGAL
70 71 72 73 74 75 B PC-FC-20 PC-SC-30 PC-FC-30 PC-SC-40 PC-FC-40 PC-FC-40 NODE TERMINAL
Patch cord 20 meter (SC/UPC To SC/UPC), G.657
Patch cord 20 meter (FC/UPC To FC/UPC), G.657
Patch cord 30 meter (SC/UPC To SC/UPC), G.657
Patch cord 30 meter (FC/UPC To FC/UPC), G.657
Patch cord 40 meter (SC/UPC To SC/UPC), G.657
Patch cord 40 meter (FC/UPC To FC/UPC), G.657 pcs pcs pcs pcs pcs pcs
Pengadaan dan pemasangan kabinet ODC (Outdoor) kap 144 core dengan space untuk
76 ODC-C-144
Splitter
spliter modular termasuk material adaptor SC/UPC, pigtail, pondasi berlapis keramik, lantai kerja, patok pengaman (5 buah), berikut pelabelan
Pengadaan dan pemasangan kabinet ODC (Outdoor) kap 288 core dengan space untuk 77 ODC-C-288
Splitter
spliter modular termasuk material adaptor
SC/UPC, pigtail, pondasi berlapis keramik, pcs lantai kerja, patok pengaman (5 buah),
berikut pelabelan
Pengadaan dan pemasangan kabinet ODC (Outdoor) kap 576 core dengan space untuk 78 ODC-C-576
Splitter
spliter modular termasuk material adaptor
SC/UPC, pigtail, pondasi berlapis keramik, pcs lantai kerja, patok pengaman (5 buah),
berikut pelabelan
Pengadaan dan pemasangan ODC-Pole ( 79 ODC -C- 48
Splitter
Outdoor ) with space for passive spliter,
adaptor SC/UPC kap 48 core, berikut pcs
pelabelan
Pengadaan dan pemasangan ODP type
80 ODP-CU-8 Closure Underground Kap 8 core with space pcs
for splitter, Adapter SC/UPC
81 ODP-CU-16 idem 16 core pcs
Pengadaan dan pemasangan ODP type 82 ODP-CA-8 Closure Aerial Kap 8 core berikut space pasive
spliter (1:8), adapter SC/UPC,berikut pcs
pelabelan
Pengadaan dan pemasangan ODP type 83 ODP-CA-16 Closure Aerial Kap 16 core berikut space 2
pasive spliter (1:8), adapter SC/UPC,berikut pcs pelabelan
84 ODP-A-8
Pengadaan dan pemasangan ODP type Indoor/wall Kap 8 core berikut space pasive spliter (1:8), adapter SC/UPC,berikut pelabelan
pcs
85 ODP-A-16
Pengadaan dan pemasangan ODP type Indoor/wall Kap 16 core berikut space 2 pasive spliter (1:8), adapter SC/UPC,berikut pelabelan
pcs
86 ODP-A-24
Pengadaan dan pemasangan ODP type Indoor/wall Kap 24 core berikut space 3 pasive spliter (1:8), adapter SC/UPC,berikut pelabelan
pcs
87 ODP-A-48
Pengadaan dan pemasangan ODP type Indoor/wall Kap 48 core berikut space 6 pasive spliter (1:8), adapter SC/UPC,berikut pelabelan
pcs
88 ODP-PL-8 Pengadaan dan pemasangan ODP ( Pilar ) kap 8 core termasuk pigtail, berikut space 1 splitter (1:8), pelabelan.
pcs
89 ODP-PL-16 Pengadaan dan pemasangan ODP ( Pilar ) kap 16 core termasuk pigtail, berikut space 2 splitter (1:8), pelabelan.
pcs
90 TC-SM-12
Pengadaan dan Pemasangan OTB termasuk terminasi dan penyambungan kabel optik Single mode kap 12 core serta Adapter (SC Connector), pigtail dan protection sleeve pada cassette/box pcs 91 TC-SM-24 Idem 24 core pcs 92 TC-SM-48 Idem 48 core pcs 93 TC-SM-72 Idem 72 core pcs 94 TC-SM-96 Idem 96 core pcs 95 TC-SM-144 Idem 144 core pcs 96 RS-IN-SC-1P
Pemasangan dan terminasi Roset/Indoor Optical Outlet with SC Adaptor - kap 1 port berikut pigtail
pcs
97 RS-IN-SC-2P idem 2 port pcs
98 RS-IN-SC-4P idem 4 port pcs
99 TC-MK-SC-1P Roset Optik Modular Keystone ( Ditanam
ditembok ) dengan SC Adaptor kap 1 port Unit
100 TC-MK-SC-2P idem 2 port Unit
101 TC-MK-SC-4P idem 4 port Unit
102 PS-1-2-ODC Pengadaan dan pemasangan Passive Splitter
1:2, type modular, for ODC, termasuk pigtail pcs
103 PS-1-4-ODC Idem, 1 : 4 pcs
104 PS-1-8-ODC Idem, 1 : 8 pcs
105 PS-1-16-ODC Idem, 1 : 16 pcs
106 PS-1-32-ODC Idem, 1 : 32 pcs
107 PS-1-2-ODP
Pengadaan dan pemasangan Passive Splitter 1:2, type PLC/Modular, for ODP, termasuk adaptor
pcs
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
108 PS-1-4-ODP Idem, 1 : 4 pcs
109 PS-1-8-ODP Idem, 1 : 8 pcs
110 PS-1-16-ODP Idem, 1 : 16 pcs
111 PS-1-32-ODP Idem, 1 : 32 pcs
112 PS-2-2-ODP Pengadaan dan pemasangan Passive Splitter 2:2, type Modular, for ODP, termasuk adaptor
113 PS-2-4-ODP Idem, 2 : 4
114 PS-2-8-ODP Idem, 2 : 8
115 PS-2-16-ODP Idem, 2 : 16 116 PS-2-32-ODP Idem, 2 : 32 117 PS-2-2-ODP
Pengadaan dan pemasangan Passive Splitter 2:2, type PLC/Modular, for ODP, termasuk adaptor
118 PS-2-4-ODP Idem, 2 : 4
119 PS-2-8-ODP Idem, 2 : 8
120 PS-2-16-ODP Idem, 2 : 16 121 PS-2-32-ODP Idem, 2 : 32
122 SITAC ODC Akuisisi Lahan SITAC ODC Node
ALUR KABEL
123 PU-S7.0-140
Pengadaan dan Pemasangan Tiang Besi 7 meter, berikut cat & cor pondasi dan assesories - kekuatan tarik 140 kg
pcs
124 PU-S9.0-140 Pengadaan dan Pemasangan Tiang Besi 9 meter, berikut cat & cor dan assesories - kekuatan tarik 140 kg
pcs
125 PU-C9.0-300 Pengadaan dan Pemasangan Tiang Beton 9 meter, berikut assesories
126 GU-G Pengadaan dan Pemasangan Temberang
Tarik pcs
127 PU-SB-7.0-140 Pengadaan dan pemasangan temberang
sokong 7 meter, kekuatan tarik 140 kg pcs
128 PU-AS Asesoris tiang eksisting set
129 GB-G1
Pengadaan dan Pemasangan Grounding 1 titik rod pada ODP /kotak pembagi dengan maks 3 ohm
pcs
130 GB-G3 Pengadaan dan Pemasangan Grounding 3 titik
rod pada ODC dengan maks 1 ohm pcs
131 Grounding di Eksisting
Pengadaan dan Pemasangan material Grounding di lokasi gedung eksisting dengan cara integrasi
pcs
132 TC-XX-ODC
Pengaddaan dan Pemasangan Rise Pipe untuk pengaman kabel optik ke ODC Pole / titik naik KU diamater 1 panjang 3 meter
pcs
133 TC-OF-R-19 Pengadaan dan pemasangan rak kabel 19
inch untuk Fiber Optik Closed Rack, 2,2 Mtr pcs 134 FLEX-PIPE Pengadaan dan pemasangan Flexible pipe (pipa spiral) ukuran 1.5 inch termasuk
aksesoris.
meter
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
135 PP-OF-IN Pengadaan dan Pemasangan Pipe Protector Indoor Cable (PVC White) High Impact Conduit 20 mm
meter
136 PP-OF-OUT
Pengadaan dan Pemasangan Pipe Protector Outdoor Cable ( PVC Black) High Impact Conduit 20 mm
meter
137 TC-OF-DC-10 Pengadaan dan pemasangan Duct Cable
untuk Route Kabel menuju Roset, 10x20 mm meter
138 TC-OF-DC-20 idem 20x40 mm meter
139 TC-OF-CR-100
Pengadaan dan pemasangan Tray Cable, Lebar 100 mm tebal 5 mm Alumunium disesuaikan kebutuhan
meter
140 TC-OF-CR-200 idem 200 mm meter
141 TC-OF-CR-300 idem 300 mm meter
142 DD-S3-1
Pengadaan dan pemasangan Pipa Besi Diameter Dalam 100 mm dan ketebalan pipa 3,65 mm untuk crossing 1 pipa
meter
143 DD-S3-2 Pengadaan dan pemasangan Pipa besi diameter dalam 100 mm dan ketebalan pipa 3,65 mm untuk crossing 2 pipa
meter
144 DD-S3-3 Pengadaan dan pemasangan Pipa besi diameter dalam 100 mm dan ketebalan pipa 3,65 mm untuk crossing 3 pipa
meter
145 DD-V4-1 Pengadan dan Pemasangan Pipa Duct dengan pengecoran diameter dalam 100 mm, ketebalan 4 mm, 1 pipa
meter
146 DD-V4-2 Idem, 2 pipa meter
147 DD-V5-1 Pemasangan Pipa Duct dengan pasir dia 100
mm , 1 pipa ( crossing ) meter
148 DD-V5-2 Idem, 2 pipa meter
149 DD-DA-S1
Pengadaan dan pemasangan pipa Duct menempel pada jembatan menggunakan Pipa Galvanis diamenter dalam 100 mm, tebal 3,65 mm, 1 pipa
meter
150 DD-BSS-S1 Pengadaan dan pemasangan pipa Duct pada jembatan dengan menempel menggunakan Pipa besi Galv 1 pipa (Parit)
meter
151 DD-BTS-S1 Pengadaan dan pemasangan Pipa Duct
dengan penguat sendiri 1 pipa meter
152 DD-BTS-S2 Pengadaan dan pemasangan Pipa Duct
dengan penguat sendiri 2 pipa meter
153 HB-PS-1
Pengadaan dan pemasangan Pipa Duct dengan system gantung 1 pipa bentang s/d 40 meter
meter
154 HB-PS-2 Pengadaan dan pemasangan Pipa Duct dengan system gantung 2 pipa bentang lebih 40 meter
meter
155 DD-BMR Boring pada Lintasan Kereta Api
menggunakan 2 pipa track
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
156 DC-SD-1 Pengadaan dan Pemasangan 1 Subduct 27/32
mm pada polongan route Duct meter
157 DC-SD-3 Pengadaan dan Pemasangan 3 Subduct 27/32
mm pada polongan route Duct meter
158 DC-SD-1 Big Pengadaan dan Pemasangan 1 Subduct Big
pada polongan route Duct meter
159 DC-SD-2 Big Pengadaan dan Pemasangan 2 Subduct Big
pada polongan route Duct meter
160 DCD-PVC-1 Pembuatan Duct Cable Distribusi diameter
pipa PVC 2 inc AW 1 pipa meter
161 DCD-PVC-2 idem 2 pipa meter
162 DCD-PVC-4 idem 4 pipa meter
163 DD-BM-1 Pemasangan Pipa Duct dengan cara boring
manual /mesin 1 pipa meter
164 DD-BM-2 Idem 2 pipa meter
165 DD-BM-HDPE-1
Boring manual/mesin untuk HDPE / Micro Duct diameter dalam 33 mm 1 pipa kedalaman 1,5 meter
meter
166 DD-BM-HDPE-2 Idem, 2 pipa meter
167 DD-HDPE-1
Pengadaan dan Pemasangan 1 pipa HDPE/HDPE BIG untuk kabel FO, Include Soket HDPE
meter
168 DD-HDPE-2 Idem 2 pipa
169 DD-ROD Pembersihan pada route Duct yang kosong /
Rodding Duct Existing. meter
170 DD-RV-1 Perbaikan Route Duct / HDPE, 1 pipa. meter
171 DD-RV- CONCRETE
Relocate dan Exspand Pipa in Counter Wall by
Bobok Concrete m3
172 BC-TR-0.4
Galian, Pengurugan kembali dan perbaikan kembali, pengisian pasir, deeksten dan tanda rute kabel tanah dan tempat sambung kedalaman 0.4 meter
meter
173 BC-TR-0.6
Galian, Pengurugan kembali dan perbaikan kembali, pengisian pasir, deeksten dan tanda rute kabel tanah dan tempat sambung kedalaman 0.6 meter
meter
174 BC-TR-5
Galian, Pengurugan kembali dan perbaikan kembali, pengisian pasir, deeksten dan tanda rute kabel tanah dan tempat sambung kedalaman 1,5 meter
meter
175 BD-SK Pembobokan dan perbaikan Dinding untuk
lubang Sparing Kabel Titik
176 BP-IC Pembobokan dan perbaikan Plafon untuk
route Indoor Cable Titik
177 SMD-ABS-2A
Pengadaan dan pemasangan Alat Sambung Micro Duct cabang/lurus 2 cabang,termasuk connector,gas block & end cap
pcs
178 SMD-ABS-3A idem 3 cabang pcs
179 SMD-ABS-4A idem 4 cabang pcs
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
180 DD-MDDI-1A Pengadaan dan Pemasangan 5/3.5mm Micro Duct, Direct Install, 1 way, untuk Air Blown kabel FO termasuk connector
meter
181 DD-MDDI-2A Idem 2 way meter
182 DD-MDDI-4A Idem 4 way meter
183 DD-MDDI-7A Idem 7 way meter
184 DD-MDDI-12A Idem 12 way meter
185 DD-MDDI-19A Idem 19 way meter
186 DD-MDDI-24A Idem 24 way meter
187 DD-MDDI-1B
Pengadaan dan Pemasangan 10/8mm Micro Duct, Direct Install, 1 way, untuk Air Blown kabel FO termasuk connector
meter
188 DD-MDDI-2B Idem 2 way meter
189 DD-MDDI-4B Idem 4 way meter
190 DD-MDDI-7B Idem 7 way meter
191 DD-MDDI-1C Pengadaan dan Pemasangan 12/10mm Micro Duct, Direct Install, 1 way, untuk Air Blown kabel FO termasuk connector
meter
192 DD-MDDI-2C Idem 2 way meter
193 DD-MDDI-4C Idem 4 way meter
194 DD-MDDI-7C Idem 7 way meter
195 DD-MDDB-1A Pengadaan dan Pemasangan 5/3.5mm Micro Duct, Direct Buried, 1 way, untuk Air Blown kabel FO termasuk connector
meter
196 DD-MDDB-2A Idem 2 way meter
197 DD-MDDB-4A Idem 4 way meter
198 DD-MDDB-7A Idem 7 way meter
199 DD-MDDB-12A Idem 12 way meter
200 DD-MDDB-19A Idem 19 way meter
201 DD-MDDB-24A Idem 24 way meter
202 DD-MDDB-1B Pengadaan dan Pemasangan 10/8mm Micro Duct, Direct Buried, 1 way, untuk Air Blown kabel FO termasuk connector
meter
203 DD-MDDB-2B Idem 2 way meter
204 DD-MDDB-4B Idem 4 way meter
205 DD-MDDB-7B Idem 7 way meter
206 DD-MDDB-1C
Pengadaan dan Pemasangan 12/10mm Micro Duct, Direct Buried, 1 way, untuk Air Blown kabel FO termasuk connector
meter
207 DD-MDDB-2C Idem 2 way meter
208 DD-MDDB-4C Idem 4 way meter
209 DD-MDDB-7C Idem 7 way meter
210 GB-K-A1 Gambar Kertas kalkir ukuran A1 Hard Copy &
Soft lbr
211 GB-L-A1 Gambar Kertas lighdruk ukuran A1 lbr
D MANHOLE, PERBAIKAN & MODIFIKASI
212 MH-HIS5 Pembuatan Manhole Lurus Type HIS5 pcs
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
213 MH-HIS5T Pembuatan Manhole Type HIS5T pcs
214 MH-HII S 7 Pembuatan Manhole Type HIIS7 pcs
215 MH-HH1 Pembuatan Handhole Type HH1 pcs
216 MH-HH2 Pembuatan Handhole Type HH2 pcs
217 MH-CA Peninggian Tutup Manhole/Handhole pcs
218 MH-MOD Modifikasi Manhole/Handhole (sesuai
luasan) m3
219 MH-RS Instalasi struktur rak dalam manhole yang
ada. kg
220 HH-PIT-60 Pembuatan HH ukuran diameter dalam (P X
L X T = 60x40x60) cor beton 1 : 2 : 3 pcs 221 HH-PIT-40 Pembuatan HH ukuran diameter dalam (P X
L X T = 40x40x40) cor beton 1 : 2 : 3 pcs 222 HH-PIT-Portable Pengadaan dan pemasangan HH Pit
Portable beserta aksesorisnya pcs
DIVISI AKSES PEDOMAN DESAIN FTTH
DESAIN KABEL PENANGGAL
Didalam mendesain jaringan FTTH material dan jasa yang digunakan tidak harus mencakup seluruh item di dalam BoQ tersebut di atas, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lapangan.