• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Isi"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi saat ini sudah banyak berkembang, khususnya pada dunia telekomunikasi. Kebutuhan komunikasi zaman sekarang tidak hanya pada layanan voice saja, tetapi sudah merambat ke layanan data (internet dan intranet) dan video (UseeTV dan CCTV). Untuk menggunakan ketiga layanan tersebut secara optimal, membutuhkan bandwidth yang lebih besar dan transmisi yang berkecepatan tinggi.

Jaringan lokal yang menggunakan kabel tembaga memiliki keterbatasan bandwidth dan kecepatan transmisi untuk memberikan layanan data dan video secara optimal. Maka dari itu, PT Telkom membuat megaproyek untuk menggantikan media transmisi jaringan dari kabel tembaga ke serat optic sebagai modernisasi telekomunikasi Indonesia yang disebut dengan fiber to the home (FTTH) yang berbasis teknologi Gigabit Passive Optical Network.

Untuk pelanggan yang masih aktif menggunakan layanan telepon dari Telkom, akan ada teknisi Telkom yang datang untuk instalasi kabel optic dan mengalihkan jalur telepon di kabel tembaga ke jalur kabel optic.

(2)

Optical Distribution Point (ODP) yang paling dekat ke rumah pelanggan sampai ke roset, pemasangan Optical Network Terminal (ONT) di rumah pelanggan, dan apa yang dilakukan jika terjadi ONT tidak terkoneksi dengan jaringan FTTH (atau dalam bahasa lapangan disebut loss).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses Instalasi Kabel Rumah (IKR) dan Migrasi?

2. Apa saja masalah yang terjadi pada jaringan FTTH dari ODP ke rumah pelanggan?

3. Bagaimana cara mengatasinya?

1.3 Batasan Masalah

Pada laporan kerja praktek ini, penulis hanya membatasi pembahasan hanya terfokus pada proses IKR dan Migrasi, masalah yang terjadi pada saat IKR dan Migrasi, dan cara mengatasinya.

1.4 Tujuan dan Manfaat

1.4.1 Tujuan

Tujuan penulisan laporan penelitian kegiatan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kerja Praktik dan Seminar di tahun ajaran 2016.

(3)

Manfaat dari kerja praktek ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses instalasi kabel rumah (IKR) dan migrasi, apa saja masalah yang akan terjadi dalam proses IKR dan migrasi, dan bagaimana cara mengatasinya.

1.5 Tempat dan Waktu

(4)

BAB II

PT INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA

2.1 Sejarah Singkat

Perusahaan didirikan sebagai evolusi dari kerja sama PN Telekomunikasi dan Siemen AG pada tahun 1966. Kerja sama ini berlanjut pada pembentukan Pabrik Telepon dan Telegraf (PTT) sebagai Bagian dari LPP Postel pada tahun 1968. Pada tahun 1974, bagian ini dipisahkan dari LPP Postel menjadi sebuah Perseroan Terbatas yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi.

Pendirian Perusahaan ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No: 34 tahun 1974 tanggal 23 September 1974 tentang Penyetoran Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Industri Telekomunikasi dan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No: Kep-1771/MK/IV/12/1974 tanggal 28 Desember 1974 tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan. Anggaran Dasar Perusahaan dibuat oleh Akta Notaris

(5)

Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-40994.A.H.01.02, Tahun 2012 tanggal 27 Juli 2012.

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: 036/MPBUMN/ 1988, PT INTI (Persero) dimasukkan ke dalam kelompok Industri Strategis. Pada tanggal 17 Januari 1998 dikeluarkan sebuah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No: 12 tahun 1998 yang menghilangkan peran departemen teknis dalam mengelola BUMN. Sebagai tindak lanjutnya, pembinaan INTI beralih ke Kementrian Negara Pendayagunaan BUMN. Pada tahun yang sama BPIS beralih status menjadi sebuah holding company dengan nama PT Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero) atau PT BPIS dan sepuluh BUMN strategis di bawahnya menjadi anak perusahaan. Kondisi ini berakhir pada tahun 2002, dimana PT BPIS dibubarkan pada bulan Maret 2002 sesuai Peraturan Pemerintah Nomor: 52 Tahun 2002. Selanjutnya pengelolaan INTI beralih kembali ke Kementrian Negara Pendayagunaan BUMN.

Periode 1974-1984

(6)

kontribusi pada prestasi penjualan tertinggi di periode ini, yaitu sebesar 24,3 milyar rupiah di tahun 1981.

Fasilitas produksi yang dimiliki INTI pada periode ini antara lain:

 Pabrik Perakitan Telepon Pabrik

 Perakitan Peralatan Transmisi

 Pabrik Mekanik dan Plastik

 Laboratorium Software Komunikasi Data (PACKSATNET) bekerjasama dengan Logitech.

Kerjasama Teknologi yang pernah dilakukan pada era ini antara lain dengan Siemens AG, BTM, PRX, JRC. Pada era tersebut produk Pesawat Telepon Umum Koin (PTUK) INTI menjadi standar Perumtel (sekarang Telkom).

Periode 1985-1998

(7)

sebelumnya, antara lain Pabrik Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI) pertama di Indonesia dengan teknologi produksi Trough Hole Technology (THT). Pabrik STDI berkapasitas 150.000 Satuan Sambungan Telepon (SST) ini dibangun pada tahun 1984 dan produksi pertamanya sebesar 10.000 SST diluncurkan pada tahun 1985. Di kemudian hari kemampuan pabrik ini dilengkapi juga dengan teknologi produksi Surface Mounting Technology (SMT). Produk STDI ini berkontribusi sangat signifikan bagi pertumbuhan penjualan dan laba INTI. Walaupun pada tahun 1990 pemerintah membuka persaingan dengan mengijinkan dua pemasok sentral digital lainnya, yaitu AT&T dan NEC, namun sampai dengan tahun 1998 INTI masih tetap menjadi market leader dalam hal pangsa pasar infrastruktur telekomunikasi, yaitu sebesar 60% dari total pasar nasional.

Dengan memanfaatkan fasilitas pabrik ini pula, ruang lingkup produk INTI dilengkapi oleh Pulse Code Modulation (PCM), Private Automatic Branch Exchange (PABX), dan pesawat telepon meja INTI 111 yang semuanya merupakan produk lisensi dari Siemens AG. Disamping itu INTI juga memproduksi perangkat-perangkat hasil pengembangan sendiri seperti Stasiun Bumi Kecil (SBK), High Frequency (HF) Radio, Digital Microwave Radio (DMR), Sistem Telepon Kendaraan Bergerak (STKB), Pesawat Telepon Umum Coin Box dan Pesawat Telepon Umum Swalayan (PTUS). Sejak tahun 1989, produk INTI dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

(8)

2. Produk transmisi; dan

3. Produk terminal atau CPE.

Kerjasama Teknologi yang pernah dilakukan pada periode ini antara lain :

 Bidang sentral dengan Siemens AG

 Bidang transmisi dengan Japan Radio Company

 Bidang CPE dengan Siemens AG, BTM, Tamura, Syapura, dan Tatung TEL

Dari ketiga kategori produk tersebut, produk yang memberikan kontribusi terbesar dalam penjualan INTI adalah produk sentral.

Pada era ini, INTI memiliki reputasi dan prestasi yang signifikan, yaitu :

 Menjadi pionir dalam proses digitalisasi sistem dan jaringan telekomunikasi di Indonesia.

 Bersama Telkom telah berhasil dalam proyek otomatisasi telepon di ensio seluruh ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan di seluruh wilayah Indonesia.

(9)

pada periode ini adalah Sentral Telepon Digital Indonesia (STDI). Pada periode ini pula PT INTI (Persero) berhasil mengembangkan produk SBK 3 kanal dan Sentral Telepon Digital Indonesia Kecil (STDI-K).

Periode 1998-2002

Dengan berakhirnya TBCA dengan Siemens AG, INTI mengukuhkan diri sebagai penyedia solusi engineering, terutama sebagai system integrator untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Indonesia, tidak terkecuali pembangunan infrastruktur telekomunikasi seluler. Tidak kurang dari 2000 BTS telah dibangun oleh INTI di seluruh penjuru Indonesia. Pada periode ini aktivitas ensiononal dipersiapkan untuk dipindahkan kepada anak perusahaan PT INTI (Persero).

Pada tahun 2002, Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor: 52 Tahun 2002, Pembubaran PT. BPIS dan PT INTI di bawah KN. BUMN. Bisnis terbesar pada periode ini adalah pembangunan jaringan seluler.

Periode 2003-2008

(10)

oleh INTI, tetapi secara spin-off dengan mendirikan anak-anak perusahaan dan usaha patungan, seperti :

 Bidang CPE, dibentuk anak perusahaan bernama PT.INTI PISMA International yang bekerja sama dengan JITech International, bertempat di Cileungsi Bogor

 Bidang mekanik dan ension, dibentuk usaha patungan dengan PT PINDAD bernama PT.IPMS, berkedudukan di Bandung, yang resmi berdiri di bulan Juli 2004.

 Bidang-bidang switching, akses dan transmisi, dirintis kerja sama dengan beberapa perusahaan multinasional seperti SAGEM, MOTOROLA, ALCATEL, Ericsson, Samsung.

Bisnis terbesar pada periode ini adalah CDMA. RMJ (regional metro junction) dan jaringan akses fiber optic dan Out Site Plant (OSP), digital microwave link, pembangunan tower nasional, CME dan power supply serta indoor coverage.

Periode 2009-2012

(11)

Periode 2012-Sekarang

PT INTI (Persero) memantapkan langkahnya untuk memasuki bisnis solusi Engineering, system integrator dan pengembangan produk-produk genuine. Beberapa produk genuine unggulan PT INTI antara lain: Smart PBX, General Purpose Agent (INTI Power Utilities Monitoring & Control, Flood Forecasting and Warning System) I-PERISALAH dan KWH Meter. Pengembangan untuk produk produk genuine INTI lainnya masih berlanjut, seperti Converter Kit untuk BBM ke Gas, Smart meter untuk Gas dan Air, EDC berbasis USSD dengan Telkomsel, Pembaca KTP Elektronik, kerja sama pengembangan dan produksi untuk sistem transportasi dengan PT KAI dengan produk Garansi (Pencegahan Pelanggaran Sinyal).

2.2 Strukur Organisasi

Bagan Struktur Organisasi PT.INTI (terlampir)

2.3 Visi dan Misi PT.INTI

2.3.1 Visi

Visi PT.INTI adalah Smart Innovations For Better Life.

2.3.2 Misi

(12)

 Membangun sinergi inovasi nasional dalam rangka menyediakan solusi cerdas di bidang telekomunikasi, informatika, elektronika, dan energi bagi

peningkatan hidup masyarakat yang lebih baik.

 Membangun kemandirian nasional di bidang IT untuk mewujudkan industri strategis yang professional, efektif, efisien, dan inovatif.

 Memaksimalkan nilai perusahaan serta mengupayakan pertumbuhan yang berkesinambungan.

(13)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 TITO Project

PT Industri Telekomunikasi Indonesia (INTI) akan menggenjot proyek Trade In Trade Off (TITO) kabel tembaga milik Telkom yang dijalani sejak 2011. Perseroan sejauh ini sudah menyelesaikan proyek TITO dalam tiga placement order (PO). PO pertama untuk empat sentral telepon otomat (STO), PO kedua sebanyak dua STO, dan ketiga sebanyak lima STO. Pada 2013 perseroan akan menyelesaikan PO keempat hingga kesepuluh untuk 31 STO. Proyek STO keempat sampai kesepuluh menggunakan teknologi baru, yakni fiber to the home (FTTH). Melalui teknologi baru ini, kapasitas bandwidth yang diterima pelanggan Telkom bisa mencapai 100 Megabit per second (Mbps).

(14)

keuntungan cukup besar bagi INTI dengan syarat harga tembaga di London Metal Exchange (LME) stabil.

Sebelumnya, Direktur Utama INTI Tikno Sutisna mengungkapkan, proyek TITO sebagai pemasok utama pendapatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini selama 2012 dan 2013. Pada 2012 dan 2013, proyek dari Telkom diperkirakan menopang 70% pendapatan perseroan .

INTI selama ini menjalani lini usaha system integrator, managed services, genuine product, manufacturing IT& services, seat management, serta mobile devices dan content.

3.2 FTTH dan GPON

3.2.1 FTTH

Fiber to the Home (FTTH) merupakan suatu format penghantaran signal optik dari pusat penyedia layanan (provider) ke pengguna dengan menggunakan serat optik sebagai medium penghantarannya.

(15)

Penghantaran dengan menggunakan teknologi FTTH ini dapat menghemat biaya dan mampu mengurangkan biaya operasi dan memberikan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan. Ciri-ciri inheren serat optik mengirimkan signal telekomunikasi dengan bandwidth yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan kabel konvensional.

3.2.2 GPON (Gigabit Passive Optical Network)

GPON merupakan teknologi FTTx yang dapat mengirimkan informasi sampai ke pelanggan menggunakan kabel optik. Prinsip kerja dari GPON itu sendiri ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU, untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan pelanggan. Pada prinsinya, PON adalah sistem point to multipoint, yang dimana menggunakan splitter sebagai pembagi jaringannya. Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM (Time Division Multiplexing) sehingga mendukung layanan T1, E1 dan DS3.

Adapun beberapa keunggunal yang dimiliki oleh teknologi GPON adalah:

a. Mendukung aplikasi triple play (suara,data, dan video) pada layanan FTTx yang dilakukan melalui satu core fiber optik.

(16)

c. GPON mengurangi penggunaan banyak kabel dan peralatan pada kantor pusat bila dibandingkan dengan arsitektur point to point. Hanya satu port optik di central office (menggantikan multiple port).

d. Alokasi bandwidth dapat diatur.

e. Biaya maintanence yang murah karena menggunakan komponen pasif. f. Transparan terhadap laju bit dan format data.

GPON dapat secara fleksibel mentransferkan informasi dengan laju bit dan format yang berbeda karena setiap laju bit dan format data ditransmisikan melalui panjang gelombang yang berbeda. Laju bit 1.244 Gbit/s untuk upstream dan 2.44 Gbit/s untuk downstream.

g. Biaya pemasangan, pemeliharaan dan pengembangan lebih effisien.

Hal ini dikarenakan arsitektur jaringan GPON lebih sederhana dari pada arsitektur jaringan serat optik konvensional.

(17)

3.2.3 Topologi Jaringan

Topologi jaringan sistem FTTH teknologi GPON menggunakan topologi star. Berikut adalah bagan topologi dari setiap perangkat sistem FTTH dari OLT sampai ke ONT.

Gambar 3.2.3 Topologi jaringan

3.2.4 Fiber Optik

Serat optik merupakan sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastic yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan digunakan untuk

(18)

dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara, karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit.

Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus

digunakan sebagai saluran komunikasi. Perkembangan teknologi serat optik saat ini, telah dapat menghasilkan pelemahan (attenuation) kurang dari 20 decibels (dB)/km. Dengan lebar jalur (bandwidth) yang besar sehingga kemampuan dalam

mentransmisikan data menjadi lebih banyak dan cepat dibandingan dengan penggunaan kabel konvensional. Dengan demikian serat

optik sangat cocok digunakan terutama dalam aplikasi sistem telekomunikasi. Pada prinsipnya serat optik memantulkan dan membiaskan sejumlah cahaya yang merambat didalamnya.

(19)

Kelebihan Dan Kekurangan Fiber Optik

Kelebihan Fiber Optik

 Kapasitas (bandwidth) yang besar dalam mentransmisi informasi yang ada memiliki kecepatan yang tinggi, hingga mencapai beberapa gigabit/detik.

 Sinyal degradasi lebih kecil,tidak terpengaruh pada gelombang

elektromagnetik dan frekuensi radio Karena terbuat dari kaca dan plastik murni.

 Ukurannya kecil, ringan, Lebih tipis dan Fleksibel.: mempunyai diameter yang lebih kecil daripada kabel tembaga sehingga memudahkan suplai dan pemasangan.

 Murah jika membandingkannya dengan banyaknya daya transmisi dari kabel tembaga Kapasitas lebih besar

 Serat optik aman, Tidak mudah terbakar : tidak mengalirkan listrik.

Kekurangan Fiber Optik

(20)

penyambungan, karena memerlukan alat khusus dan memerlukan keahlian dan ketelitian dalam penyambungan kabel fiber optik.

Konektor Optik Pada Jaringan FTTH

Pada sistem FTTH teknologi GPON, fiber optik saling terkoneksi antar perangkat menggunakan konektor SC.

3.3. Komponen Jaringan FTTH

3.3.1 Optical Line Terminal (OLT)

Optical Line Terminal (OLT) atau biasa disebut juga dengan Optical Line Termination adalah perangkat yang berfungsi sebagai titik akhir (end-point) dari layanan jaringan optik pasif. Perangkat ini mempunyai dua fungsi utama, antara lain:

 Melakukan konversi antara sinyal listrik yang digunakan oleh penyedia layanan dan sinyal optik yang digunakan oleh jaringan optik pasif.

 Mengkoordinasikan multiplexing pada perangkat lain di ujung jaringan, atau biasa disebut dengan Optical Network Terminal (ONT).

(21)

OLT menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan (service provider) data, video, maupun voice/telepon. Perangkat OLT meliputi:

 DCS (Digital Cross-connect), yang melayani nonswitched dan non-locally switched TDM trafik ke jaringan telepon.

Voice Gateway, yang melayani locally switched TDM/voice trafik ke PSTN.

 IP Routers atau ATM Edge Switch, yang melayani trafik data.

Video Network Device, yang melayani trafik video.

(22)

3.3.2 Fiber Termination Management (FTM)

Fiber Termination Management adalah suatu perangkat yang digunakan untuk terminasi, interkoneksi dan cross connect fisik kabel optik baik dari outside plant (OSP), maupun dari perangkat aktif, serta merupakan tempat melakukan fungsi monitoring dan pengukuran serat optik. (sesuai STEL L-055-2011) versi 1 ODF FMS (Optical Distribution Frame dan Fiber Management System) Adalah bagian daripada FTM, yaitu perangkat yang berupa suatu frame tertutup dengan struktur mekanik berupa rack atau shelf atau struktur lain yang mempunyai fungsi utama sebagai tempat pegangan kabel (fiber) dan passive spliter (elemen pasif lainnya), dilengkapi fiber organizer serta mampu melindungi elemen-elemen didalamnya yang digunakan untuk tempat terminasi kabel serat optik yang berasal dari OSP dan perangkat aktif.

Komponen FTM

1. Fiber Termination Box (FTB)

Desain konstruksi FTB atau dapat juga disebut Panel berbentuk modular dan atau tersusun dari beberapa sub panel yang berisi susunan konektor adaptor SC/UPC. Sub panel tersebut harus terpasang secara Swing atau Slidding pada modul FTB yang di-mounting pada struktur rak 19”.

(23)

Setiap Panel FTB atau Sub-Panel harus dilengkapi dengan pigtail dan cassette tempat penyimpanan slack pigtail dan protection sleeve.

Masing-masing Panel/Sub Panel harus dilengkapi dengan kabel/pathcord guide.dengan sempurna.

2. Splice room

Splice room harus dilengkapi splice tray yang berfungsi untuk mengamankan dan melindungi sambungan fiber/protection sleeve. Splice room dapat ditempatkan di Cassette pada Panel atau sub modul/sub panel FTB.

A B

Gambar 3.3.2.1 FTM

Keterangan gambar:

(24)

Gambar 3.3.2.2 FTM kedua sisi - tampak dekat

3.3.3 Optical Distribution Cabinet (ODC)

ODC (Optical Distribution Cabinet) atau sering juga disebut rumah kabel adalah suatu perangkat pasif yang diinstalasi diluar STO yang menyediakan sarana transmisi optik dari STO ke ODP. Bisa di lapangan (outdoor), atau bisa juga di dalam ruangan/di MDF gedung HRB (indoor). Fungsi dari ODC adalah:

1. Sebagai titik terminasi ujung kabel feeder dan pangkal kabel distribusi.

2. Sebagai titik distribusi kabel dari kapasitas besar ( feeder ) menjadi beberapa kabel yang kapasitasnya lebih kecil lagi ( distribusi ) untuk flesibilitas.

(25)

splitter, sehingga cara kerjanya membagi daya optik sama rata. Selain itu splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik.

Alat ini sedikitnya terdiri dari output 2 port dan bisa lebih hingga mencapai output 32 port. Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standard direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON Standard. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem, seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.3.3 Redaman spliter pasif

Rasio Redaman didistribusikan oleh FTM, akan menjadi 2 core dari ODC.

(26)

Gambar 3.3.3 ODC

3.3.4 Optical Distribution Point (ODP)

Optical Distribution Point (ODP) adalah suatu perangkat pasif (lebih kecil dari ODC) yang diinstalasi diluar STO yang menyediakan sarana transmisi optik dari ODC ke ONT. OPD adalah titik akhir distribusi core, maka di dalam suatu ODP harus ada space untuk melakukan splicing (penyambungan serat optik) antara distribusi core dengan konektor pigtail. Space pada ODP juga berfungsi untuk menyimpan spliter sebagai fungsi titik awal dari instalasi kabel rumah yang menggunakan drop cable.

(27)

Ditinjau dari lokasi atau tempat pemasangannya ODP dapat di bagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. ODP tipe Wall/ On Pole, ODP jenis ini dipasang di dinding atau juga bisa dipasang diatas tiang yang tentunya pada instalasi kabel drop atas tanah (aerial).

2. ODP tipe Pedestal, jenis ODP ini diinstalasi diatas permukaan tanah, dan ODP ini digunakan untuk instalasi kabel drop bawah tanah dengan pelindung pipa. 3. ODP tipe Closure, jenis ODP ini sangat fleksibel bisa dipasang dibawah

tanah, diatas tiang bahkan bisa juga dipasang diantara dua tiang (pada kabel distribusi aerial).

Spliter ODP

Pada ODP menggunakan Spliter dengan rasio 1:8.

(28)

Gambar 3.3.4.2 Spliter ODP

3.3.5 Optical Network Terminal (ONT)

Optical Network Terminal (ONT) adalah perangkat aktif pada jaringan FTTH di sisi pengguna/pelanggan yang berfungsi sebagai pengubah sinyal optik menjadi sinyal listrik. Keluaran dari ONT adalah berupa layanan:

1. Voice/telepon

2. Data/internet

3. Video/UseeTV dan CCTV

(29)

3.4. Tahapan IKR dan Migrasi

Untuk melakukan IKR dan migrasi, ada beberapa tahapan, yaitu: 1. Work order (WO)

2. Cek validasi dan survey lokasi 3. Menyiapkan peralatan

4. IKR dan migrasi

3.4.1 Work Order (WO)

Work order (WO) adalah data pelanggan telkom yang akan di migrasi ke jalur fiber optik. Data tersebut berisi nama, nomor telepon, alamat rumah, jalur ODP terdekat, dan lain-lain.

Gambar 3.4.1 Screenshoot work order

(30)

3.4.2.1 Cek Validasi

Setelah mendapatkan WO, teknisi IKR dan migrasi harus mengecek validasi nomor pelanggan ke pihak kantor untuk info terbaru tentang status nomor pelanggan. Cek validasi biasanya menggunakan media social telegram.

Pelanggan yang memiliki tunggakan administrasi atau berhenti berlangganan speedy biasanya tidak bisa diizinkan di eksekusi oleh pihak kantor, karena proses pengalihan jalur akan terhambat.

Jika nomor pelanggan tersebut aktif, maka teknisi IKR-migrasi akan menelepon pelanggan tersebut untuk menjelaskan pengalihan jalur kabel telepon, melakukan perjanjian waktu survey, dan waktu instalasi kabel.

3.4.2.2 Survey Lokasi

Setelah mendapatkan persetujuan dengan pelanggan, maka dilakukanlah survey lokasi ke rumah pelanggan. Survey lokasi bertujuan untuk mengetahui berapa meter jarak rumah pelanggan dengan ODP terdekat (di WO) untuk penarikan drop cable, lokasi telepon, dan juga lokasi stop kontak yang dekat dengan telepon untuk adaptor modem (ONT). Berikut adalah proses survey lokasi yang penulis ketahui dari lapangan:

a. Ketuk rumah pelanggan

b. Perhatikan kesopanan dan kesantunan

(31)

d. Informasikan ke pelanggan tentang pengalihan jalur dari kabel tembaga ke fiber optik, kelebihan-kelebihan menggunakan fiber optik, dan kekurangannya

e. Lakukan survey jarak antara ODP dengan tempat yang akan dipasang roset

f. Perhatikan setiap lekukan rumah yang akan dilewati drop cable untuk mengambil perlengkapan tambahan yang bertujuan untuk kerapihan di rumah pelanggan g. Minta contact person pelanggan tersebut dan tentukan waktu untuk instalasi drop

cable dan migrasi bersama pelanggan tersebut h. Berpamitan dengan sopan dan santun

i. Selesai

3.4.3 Pengambilan Peralatan

Setelah survey lokasi, mengetahui, dan mempunyai data atas kondisi lapangan, teknisi akan kembali ke STO untuk mengambil peralatan IKR migrasi. Berikut adalah peralatan yang diperlukan dalam proses IKR migrasi:

1. Drop cable (ukuran sudah disesuaikan dengan rumah pelanggan) 2. Stopper clamp

3. Holder/polestrap hook (untuk di tiang)

4. Clam hook (untuk di dinding rumah pelanggan) 5. Cable clamp dan cable duct

(32)

9. Optical Network Terminal (ONT) 10.Tangga

11. Safety belt 12.Helm 13. Cutter 14. Knifetang 15.Alcohol

16.Alat tulis dan berita acara 17. Optical Power Meter (OPM) 18.Dan lainnya jika diperlukan.

Berikut adalah gambar material IKR-migrasi.

(33)

Gambar 3.4.3 Peralatan IKR migrasi

3.4.4 IKR dan Migrasi

Tangga Safety belt

OPM dan patchcord

Helm

ONT

(34)

3.4.4.1 IKR

Instalasi kabel rumah (IKR) adalah pemasangan drop cable optik pada jaringan FTTH dari ODP sampai ke roset di dalam rumah pelanggan yang diletakan sedekat-dekatnya dengan pesawat telepon dan stop kontak.

Penarikan kabel dari ODP ke roset di rumah pelanggan dilakukan seperti berikut ini:

1. Pasangklem holder di Tiang 2. Pasangklem holder di Pelanggan

3. Lepaskan / pisahkan messenger wire dengan FO cable sepanjang 150 cm 4. Pasang messenger wire yang sudah dilepaskan tadi ke stopper untukTiang 5. Tambatkan Stopper ke klem holder tiang

6. Koneksikan drop cable ke spliter di ODP dan cek redaman oleh OPM di ujung kabel lainnya

Nilai redaman <26 dBm masih dalam batas toleransi. Jika >25 dBm, cari

port lain di spliter tersebut yang redamannya <25 dBm. Jika tidak ada,

bersihkan setiap port atau ganti splitternya jika semua nilai redaman pada

portnya >25 dBm.

7. Tarik drop cabledari ODP ke rumah pelanggan

(35)

9. Lepaskan/ pisahkan messenger wire sepanjang SO cm ikatkan ke stopper disisi Rumah

10.Pasang Messenger wire yang sudahdiJepaskantadike stopper untukrumahpelanggan

11.Tambatkan stopper ke klem holder rumah pelanggan

12.Lepas messenger wire dari klem holder pelanggan hingga ke arah Roset 13.Install dropwire yang sudahdilepas messenger wire sampai ke sisi Roset yang

ada di pelanggan

14.Gunakan flexible pipe dan kabel duct untuk menghindari dari kerusakan (metode installasi disesuaikan dengan kondisi rumah pelanggan)

15.Pasang Roset

Sambungkan drop cable ke konektor yang ada pada roset.

16.Selesai

Gambar 3.4.4.1 IKR (terlampir)

3.4.4.2 Migrasi

Migrasi adalah aktivasi pengalihan jalur telepon dari kabel tembaga ke fiber optik menggunakan perangkat aktif berupa modem/terminal optik (ONT) yang merupakan ujung dari jaringan FTTH yang berada di dalam rumah pelanggan yang tersambung dengan roset melalui patchcord.

(36)

2. Koneksikan ONT dan roset dengan patchcord

Jika pada indicator led ’los’ pada ONT tidak menyala, maka itu

membuktikan bahwa instalasi kabel rumah hingga ke ONT telah selesai.

3. Selanjutnya adalah laporan ke pihak kantor untuk proses pemindahan jalur melalui media social telegram.

Tunggu sampai indicator ‘Tel 1’ pada ONT menyala.

Gambar 3.4.4.2.1 Indikator tel 1 sudah menyala

4. Setelah ‘tel 1’ menyala, lakukan pemindahan jalur pada kabel telepon.

Gambar 3.4.4.2.2 Pengalihan jalur kabel

5. Informasikan ke pelanggan tentang karakteristik fiber optik

Setelah selesai informasikan ke pelanggan tentang karakteristik fiber optik

(37)

optik jika pelanggan ingin mengatur ulang posisi/jalur kabel optik di dalam

rumah.

6. Isi berita acara dan minta tanda tangan pelanggan

Mengisi berita acara yang ditandatangani pelanggan adalah sebagai bukti

telah menyelesaikan IKR migrasi pada nomor telepon tertentu atas nama

orang tertentu.

7. Bereskan sisa-sisa instalasi kabel dan berpamitan dengan sopan dan santun 8. Selesai

3.5 Analisa Masalah dan Repair 3.5.1 Analisa Masalah

Gangguan pada jaringan FTTH, khususnya dari ODP hingga ke ONT

seringkali terjadi pada drop cable. Baik itu pada kabel optiknya atau dari konektornya

yang menyebabkan ONT loss. Gangguan yang menyebabkan kerusakan ini seringkali

terjadi karena efek luar. Berikut adalah 3 gangguan pada drop cable yang

menyebabkan ONT loss:

1. Natural Disaster

Fiber dibentangkan pada tiang, persoalannya adalah stress yang berulang dari angin topan, hujan yang deras dan lain-lain, sama seperti perubahan karena umur, yang menyebabkan rusak dan loss.

(38)

Diserang oleh binatang, seperti bajing/tupai, tikus, burung gagak dan lain-lain, menyebabkan kerusakan dan fiber putus. Di sebelah barat Jepang, telah banyak laporan kerusakan disebabkan oleh jangkrik bertelur di kabel.

3. Fiber menekuk/bending di perumahan pelanggan

Terkadang, orang-orang menata ulang furniture mereka dan memindahkan ONT dapat membekokkan fiber terlalu banyak, menyebabkan patah dan loss yang tinggi.

3.5.2 Repair

Repair adalah tim pada divisi TITO project yang bertugas untuk melakukan perbaikan ketika ada gangguan pada jaringan FTTH dari ODC hingga ke ONT. Untuk jobdesk tim repair pada laporan ini, penulis hanya focus pada repairing dari ODP ke ONT saja.

Berdasarkan pengetahuan penulis di lapangan, setelah mengetahui ada

kerusakan di rumah pelanggan, baik itu merupakan tugas langsung dari koordinator

lapangan atau permintaan langsung pelanggan via pihak telkom, maka akan

ditugaskan tim gangguan ke rumah pelanggan tersebut dan akan dilakukan repairing dari ODP ke ONT seperti pada bagan berikut.

Bagan 3.5.2 Teknik Repair dari ODP ke ONT (terlampir)

(39)

Spilcing fiber optik pada drop cable adalah menggabungkan drop cable yang terputus karena kerusakan yang diakibatkan oleh efek dari luar. Berikut adalah teknik splicing yang penulis dapatkan di lapangan:

1. Kupas drop cable hingga terlihat bagian core 2. Pasang protectorslip/pelindung core dan heatring

Gambar 3.6.1 Pemasangan protector slip 3. Kupas core menggunakan tang pengupas

core. Berikan jarak sekitar 3cm untuk pengupasan core.

(40)

4. Bersihkan core yang telah di kupas menggunakan tissue dan pasang core pada splicer hook/dudukan core pada splicer. Lakukan pada kedua sisi core yang akan di splice.

Gambar 3.6.3 Pemasangan core pada splicer hook

5. Simpan splicer hook pada dudukannya di splicer, tutup, lalu tekan set. Tunggu sampai proses splice selesai. Setelah selesai, tekan reset.

Gambar 3.6.4 Proses splicing

(41)

Gambar 3.6.5 Proses heating

7. Setelah selesai dipanaskan dan core terlindungi, tutup keseluruhan core dengan heatring, panaskan supaya menempel.

Gambar 3.6.6 Memanaskan heatring

(42)

BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Instalasi kabel rumah dan migrasi dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu mendapatkan WO, survey lokasi, persiapan peralatan sesuai dengan kondisi rumah pelanggan, instalasi, lalu pengalihan jalur atau migrasi.

Jika suatu hari terjadi loss pada ONT, maka yg harus dilakukan adalah mengecek drop cable, apakah harus di ganti total (instalasi kabel ulang) atau hanya membuang bagian yang rusak dan melakukan splicing, mengganti konektor roset, dan mengganti patchcord.

5.2 Saran

Adapun saran penulis kepada beberapa bagian di proyek FTTH adalah sebagai berikut:

1. Koordinasi dan Komunikasi

Koordinasi dan komunikasi antar bagian pada proyek ini sangat penting untuk kelancaran proses IKR migrasi.

(43)

Pelatihan khusus untuk teknisi IKR migrasi sangat penting untuk hasil daripada IKR migrasi yang akan berpengaruh pada kepuasan pelanggan dan keselamatan kerja, baik dari sisi kerapihan atau pengetahuan pelanggan tentang jaringan FTTH dan karakteristik fiber optik itu sendiri.

3. Kelengkapan Safety Tools Untuk Teknisi IKR Migrasi

Safety tools sangat penting untuk teknisi IKR migrasi sebagai pendukung keselamatan dan kelancaran pada proses IKR migrasi.

4. Kelengkapan Peralatan Tim Gangguan

(44)

DAFTAR PUSTAKA

ADC. (2005). Fundamentals of Fiber Cable Management. North America: ADC Telecommunications, Inc

Anonim. (2008).Modul Telkom. Bandung: Telkom Bandung.

Bull, Connolly, Eileen. (2012). FTTH Handbook. Europe: FTTH Council Dewi, L.C. (2011). Wireless Technology Development History, Now, And Then. Jakarta: School of Computer Science Binus University.

ST., Solekan. (2009). Sistem Telekomunikasi. Bandung: Politeknik Telkom Bandung. Wahana Komputer. (2010). Cara Mudah Membangun Jaringan Komputer dan Internet. Jakarta Selatan: mediakita.

Wahyono, Teguh. (2007). Building & Maintenance Pc Server. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Yugianto, G.G.,& Rachman, O. (2009). Router. Bandung: Informatika Bandung.

Tukhib, Feddy. Apa itu Fiber to the Home (FTTH)? [online]

Tersedia: http://feddytw.com/kopihitam/apa-itu-fiber-to-the-home-ftth/. [28 November 2014]

Arifinela. GPON [online]

(45)
(46)

DAFTAR LAMPIRAN

(47)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PT.INTI

(48)

TEKNIK REPAIR DARI ODP KE ONT

(49)

GAMBAR IKR

1. Model IKR

Gambar 3.4.4.1.1 Model IKR

(50)

Gambar 3.4.4.1.2 Instalasi outdoor drop cable

3. Instalasi indoor drop cable

Gambar

Gambar 3.2.2 Diagram blok jaringan FTTH teknologi GPON
Gambar 3.2.3 Topologi jaringan
Gambar 3.2.4.1 Serat Optik dan bagian-bagiannya
Gambar 3.3.1 OLT
+7

Referensi

Garis besar

Isi

Dokumen terkait

Menurut Cahyaningsih (2006), pakan alami dari jenis zooplankton yang diberikan pada larva udang windu antara lain dapat berupa Artemia dengan cara dilakukan

Simpan di dalam bekas asal atau bekas lain yang diluluskan yang diperbuat daripada bahan yang sesuai, tutup ketat apabila tidak digunakan.. Simpan dan guna jauh daripada

Dalam perancangan buku ensiklopedia ini strategi-strategi yang digunakan merupakan strategi yang bersangkutan dengan bagaimana penyampaian informasi secara efektif,

pemeliharaan irigasi lahan kering adalah pendekatan kualitatif. Peneliti telah memiliki sebuah model kelembagaan hasil penelitian terdahulu yang terdapat pada bakal

Pemberdayaan pengelolaan usaha bisnis pendukung bidang pariwisata ini sangat diperlukan, salah satunya di bidang pelaporan keuangan usaha, yang dilakukan sesuai dengan

Materi perkuliahan ini meliputi analisis masalah keterbelakangan, sub ordinat dan ketidak berdayaan kaum perempuan, isu gender serta program pendidikan pemberdayaan perempuan

Ketika program di run angka muncul tampilan untuk memasukan angka , masukan angka 10 seperti contoh diatas , program akan otomatis menampilkan hasil perkalian dari

ada kepastian, baik bagi petugas pajak maupun semua wajib pajak dan seluruh masyarakat (Rosdiana dan Tarigan, 2005, p. Asas kepastian antara lain mencakup kepastian