• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGERTIAN,KERUSAKAAN DAN PEMELIHARAAN PADA PULVERIZER UNIT 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENGERTIAN,KERUSAKAAN DAN PEMELIHARAAN PADA PULVERIZER UNIT 7"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PENGERTIAN,KERUSAKAAN DAN PEMELIHARAAN PADA PULVERIZER UNIT 7

3.1. Pengertian Pulverizer

Pulverizer atau Mill adalah suatu alat bantu pada ketel uap dengan bahan bakar batubara yang berfungsi sebagai penggiling batubara kasar agar menjadi halus atau serbuk (coal finesses) dengan ukuran 200 mess masuk ke ruang bakar (furnace)untuk digunkan pada proses pembakaran. Tujuan penghalusan batubara ini adalah agar batubara lebih mudah terbakar sehingga pembakaran lebih sempurna dan dapat tercapai.

Pulverizer dapat di bagi menjadi dua macam tipe, yaitu vertikal air-swept pulverizer dan horizontal air-swept pulverizer.

1. Vertikal air-swept pulvirezer

Pada pulverizer jenis ini, udara mengalir secara vertikal dari bawah keatas untuk membawa serbuk batubara keluar dari pulverizer. Kelebihan

pulverizer jenis vertikal air-sweptadalah dapat digunakan untuk menggiling batubara dengan kadar air tinggi (lebih dari 20%). Akan tetapi, pulverizer tipe ini membutuhkan udara panas dari luar untuk mengeringkan batubara. Mekanisme reduksi ukuran batubara pada adalah dengan menggerus batubara diantara tyredan table.Klasifikasi ukuran batubara hasil

penggilingan dilakukan dengan classifier. Contoh pulverizer jenis vertikal air-swept adalah EL Ball-and-race dan MPS Roll-and-race.

2. Horizontal air-swept pulverizer

Pada pulverizer jenis horizontal air-swept pulverizer, udara mengalir secara horizontal untuk membawa serbuk batubara keluar dari

pulverizer.Pulverizer jenis ini hanya dapat digunakan untuk menggiling batubara dengan kadar air kurang dari 20%. Oleh karena itu, tidak diperlukan udara panas dari luar. Mekanisme reduksi ukuran batubara

(2)

adalah dengan hantaman (impact) dan gerusan (attrition). Batubara masuk ke bagian penghantam (impact setion) untuk dihancurkan menjadi butiran-butiran kecil untuk reduksi awal kemudian melewati stationayand

movingpegs untuk reduksi lebih lanjut. Pada akhirnya, sebuah kipas penghembus (exhauster fan) mengalirkan udara untuk mengeringkan dan transportasi serbuk batubara.

Agar layak digunakan untuk proses penggilingan batubara, pulverizer harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Kelembutan hasil penggilingan optimun untuk batubara desain pada berbagai jangkauan operasi pulverizer.

2. Mempunyai respons yang cepat terhadap perubahan beban. 3. Stabil dan dapat aman beroperasi sepanjang jangkauan beban.

4. Mudah dilakukan perawatan selama masa pakai pulverizer, terutama elemen-elemen penggilingnya

5. Mampu menangani berbagai macam variasi sifat batubara. 6. Temperatur mill outlet adalah 66oC.

7. Kapasitas batubara yang masuk dalam mill adalah 60-70 ton/jam

8. Udara pembakaran dalam mill merupakan udara temper dan udara air heater. 9. 6 mill bekerja semua untuk menghasilkan 600 MW.

3.2 Spesifikasi Pulverizer pada Boiler Unit 7 PLTU Suralaya

Pada boiler unit 7 PLTU Suralaya, terdapat 6 (enam) buah pulverizer tiap unit. Satu pulverizer menyuplai batubara ke satu rangkaian burner. Spesifikasi pulverizer pada boiler unit 7 PLTU Suralaya adalah sebagai berikut:

Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox Company, Canada

Tipe : MPS-89N

Kapasitas : 56.246 kg/jam (124.000 lb/jam)

Kadar air batubara : 28,3 %

HHV batubara minimal : 4225 kcal/jam

(3)

Kelembutan hasil penggilingan : 200 Mesh (75 mikron) Kecepatan putaran grinding table : 23,5 rpm

Motor penggerak : Westinghouse 850 HP/3 Kv /3Φ/ 50 Hz/982 rpm

Tingkat kebisingan : ± 93 dB

Sementara itu, arti kode yang digunakan sebagai nama tipe pulverizer MPS-89 adalah sebagai berikut:

 M berasal dari bahasa Jerman Muhle yang berarti penggiling

 P berasal dari bahasa Jerman Pendel yang berarti pendulum dan menggambarkan gerakan memutar yang dilakukan oleh roll akibat menempel pada pressure frame.

 S berasal dari bahasa Jerman Schussel yang berarti piring dan menggambarkan grinding ring.

 89 berarti diameter picth roll whell pulverizer 89 inchi (2260)

 N adalah kode untuk kapsitas dasar spesifik menengah (K untuk kapasitas rendah dan G untuk kapasitas tinggi)

Bagian –bagian utama pulverizer tipe MPS-89 secara umum dapat dibagi menjadi tiga bagian,yaitu rumah gear (gear box), rumah bawah (bottom housing), rumah tengah (intermediate housing), dan rumah tengah (top housing).

(4)

3.3 Bagian-Bagian Pulverizer

Gambar 3.1 Bagain-bagian Pulverizer Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA 3.3.1 Rumah gear (gearbox)

Gear Box berfungsi untuk merubah atau menurunkan putaran motor dari input 983 rpm menjadi output gear box menjadi 23,5 rpm untuk menggerakan atau memutar yoke.dalam gearbox terdapat 9 bearing. Putaran motor input dibuat 23,5 rpm karena komponen-komponen dalam pulverizer yang mempunyai beban berat.

(5)

Gambar 3.2 Gearbox

Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA 3.3.2 Rumah bawah (bottom housing)

1. Throat ring

Throat ring berfungsi untuk mengarahkan dan membuat turbolensi udara primary air agar membawa coal finasse keruang bakar menjadi sempurna dan untuk mengeluarkan pyrite batubara dan benda asing yang tidak tergiling.

Gambar 3.3 Throat ring Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA

2. Yoke

Yoke terletak pada plat adapter yang menempel pada poros berkecepatan rendah dari gearbox. Yoke dikuni pada plat dengan baut dan pasak.

3. Ring seat

(6)

4. Yoke air seal

Yoke air seal terleta di dasar ruamah bawah pulverizer.Yoke air seal berfungsi untuk mencegah udara primer dan serbuk batubara keluar dari pulverizer melalui permukaan lauar yoke yang berputar.

5. Pyrite plows

Pyrite plows disekrup pada permukaan bawah yoke. Pyrite plows berfungsi untuk meenyingkirkan batu,besi, da material yag tidak dapat digiling. Pyrite plows juga digunakan untuk membersihkan batubara dari pulverizer pada saat dilakukan pemeliharaan. Pulverizer MPS-89N mempunyai dua pyrite plows yang terpisah 180 derajat satu sama lain. Pyrite plows terdiri dari outer pyrite plows dan inner pyrite plows.

6. Pyrite box

Pyrite box berfungssi sebagai tempat penampungan sementara bagi material-material yang tak tergiling dari batubara. Pyrite box mempunyai gerbang pintu masuk dan pisau pintu keluar yang dioperasikan dengan udara. Pyrite box disekrup pada bagian bawah primary air.

Gambar 3.4 Pyrite Box Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA

(7)

7. Primary air inlet

Primary air berupa ruang silinder dibawah thoat ring. Udara primer masuk ke ruang secara radial melalui saluran udara primer. Udara tersebut masuk ke yoke seal, mengisolir udara panas agar tidak masuk ke gearbox. Melalui throat ring mengangkut batubara halus, fungsi lainnya adalah mensirkulasi batubara serta megeringka batubara.

8. Loading cylinder

Berfungsi untuk penyetelan spring.

Gambar 3.5 Loading cylinder Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA 9. Inerting header

Merupakan pipa steam uap basah yang masuk ke mill yang berfungsi untuk membersihkan mill dari batubara halus yang mengotori mill.

3.3.3 Rumah tengah (intermediate housing) 1. Roll whell assemblies (Tyre)

Terdapat tiga bauah roll whell assemblies padda tiap puverizer. Pada roll whell assemblies terdapat ban (tire) yang terbuat dari material tahan aus (VAM-20). Kekerasan ban berkisar antara 360 sampai 400 angka kekerasan Brinell (Brinell hardness number). Ban mempunyai permukaan berbentuk bola untuk memaksimalkankinerja penggilingan. Untuk melindungi

(8)

bantalan roll whell assemblies dari serbuk batubara, digunakan udara perapat (seal air) seperti pada yoke. Tire berfungsi untuk menggiling batubara dari coal feeder masuk didalam pulverizer. Dalam tyre terdapat bearing 10 dan 11.

Gambar 3.6 Roll whell assemblies Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA 2. Pressure frame

Rangka segitiga terletak di atas roll whell assemblies dan disebut pressure frame. Rangka ini berfungsi untuk menahan roll whell pada tempatnya serta meneruskan gaya pegas ke roll whell untuk proses penggilingan atau dalam kata lain fungsi dari pressure frame sebagai dudukan spring untuk menekan roll bracket.

Gambar 3.7 Pressure frame Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA

(9)

3. Loading Road/Spring

Puverizer MPS-89N mempunyai 18 pegas penekan heliks yang terletak diantara pressure frame dan spring frame untuk menghasilkan beban pada roll whell. Enam pegas terdapat pada tiap sisi segitiga pressure frame.

Gambar 3.8 Loading Road/Spring Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA 4. Spring frame

Rangka segitiga yang terletak diatas loading springs disebut spring frame. Spring frame tersebut dari baja mampu as ASTM A36. Spring frame terhubung dengan tiga silinder hidrolik pada dasar pulverizer. Silinder hidrolik ini berfungsi untuk mengatur besarnya gaya pegas pada roll whell. Spring frame terdiri dari 18 spring dan ukuran 54,6 cm2 yang menekan tyre atau roll whell.

Gambar 3.9 Spring frame Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA

(10)

5. Intermediate housing

Intermediate housing merupakan rumah bagian tengah dari pulverizer. Pada intermediate housing terdapat pintu yang dapat dibuka pada saat proses pemeliharaan

6. Seal air pipe

Merupakan pipa tempat mangalirnya udara perapat. 7. Seal air header

Sebagai pengumpul udara utama. 8. Cover cone

Merupakan penutup yoke dan berfungsi untuk membuat batubara dari row coal downspout jatuh merata sehingga dapat dihaluskan secara merata oleh tyre dan GRS.

9. Grinding ring segment (GRS)

Grinding ring terdiri atas 2 segmen yang berbentuk kue pastel yang identik. Dua bauh tiap segmen digunakan untukk menempelkan grinding ring pada ring seat. Ketebalan normal grinding ring adalah 12 cm. Grinding ring terbuat dari bahan tahan aus, yaitu VAM-20. GRS berfungsi sebagai meja atau tempat dudukan tyre.

Gambar 3.10 Grinding ring segment (GRS) Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA

(11)

3.3.4 Rumah atas (top housing) 1. Classifier

Classifier berfungsi untuk memisahkan sebuk batubara (coal finesses) yang kasar dengan yang halus, dimana yang halus langsung menuju ruang bakar dan yang kasar jatuh tergiling kembali.

2. Louver section

Classifier louver section merupakan katup yang bisa meembuka dan menutup sebagai tempat jalannya terjadinya gaya sentrifugal yang besar pada partikel batubara yang besar sehingga bergerak kearah dinding luar classifier cone dan jatuh kebawah untuk digiling kembali.

3. Classifier cone

Classifier cone berfungsi sebagai tempat masuknya batubara kasar yang tidak lolos seleksi di adjustable classifier. Classifier cone dilapisi dengan keramik setebal 12 mm (1/2 inchi).

4. Classifier discharge section

Classifier discharge section terletak di bagian bawah classifier cone. Cassifier discharge section berfungsi sebagai pintu untuk mengembalikin batubara yang masih kasar untuk dgiling kembali.

Gambar 3.12 Classifier discharge section Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA

(12)

5. Raw coal inlet pipe

Batubaramasuk ke pulverizer dengan dijatuhkan dari bagian tengah classifier melalui ra coal inlet pipe dari coal feeder. Hal ini memungkinkan batubara untuk jatuh lurus ke tengah-tengah cover cone. Raw coal inlet pipe terbuat dari 304 Stainless stell. Pada MPS-89N terdapat 6 coal pipe tiap unitnya.

6. Swing valve

Berfungsi sebagai jalan batubara yang telah digiling menuju ke burner. Terdapat 6 swing valve dalam satu mill.

Gambar 3.13 Swing valve Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA 7. Seal air header

Seal air terletak pada dinding dalam rumah atas pulverizer pada tengah-tengah antara bagian bawah classifier loufer section dan bagian bawah rumah atas pulverizer. Seal air header ini menyuplai udara perapat ke tiga roll whell assemblies. Tekanan udara perapat disini dijaga konstan 635 mmwg (25 in.) lebih tinggi daripada di zona penggilingan.karena fungsi udara perapat adalah untuk melindungi perapat oli roll whell, hanya udara bersih yang digunakan.

8. Adjustable classifier

(13)

3.4 Prinsip Kerja Pulverizer Tipe MPS-89N

Batubara masuk ke pulverizer melalui pipa batubara mentah (raw coal pipe) yang terletak tepat di tengah bagian atas pulverizer. Batubara jatuh kebawah oleh gaya gravitasi dan mengalir secara radial kebagian tepi grinding table akibat adanya sentrifugal. Mekanisme reduksi ukuran partikel batubara adalah adanya gesekan antara partikel yang berada diantara grinding ring dan roll whell. Mekanisme penggilingan semacam ini menghasilkan tingkat keausan elemen penggiilngan rendah. Nosel-nosel yang berada pada bagian bawah grinding ring menyemburkan udar primer (primary air) kedalam pulverizer. Aliran udara primer akan membawa partikel-partikel batubara keatas dan memasuki sudu-sudu classifier. Partikel yang lembut akan lolos dari classifier. Dan ikut terbawa udara primer menuju burner. Sementara itu, partikel-partikel yang lebih besar dan berat akan kembali ke bawah dan mengalami penggilingan lebih lanjut.

3.5 Pengoperasian Pulverizer pada Boiler Unit 7 PLTU Suralaya 1. Proses star-up Pulverizer

Proses start-up pulverizer dimulai dengan menghidupkan motor penggerak pulverizer kemudian membuka seluruh katup-katup pada saluran udara primer sehingga udara primer dari primary Air Heater mengalir masuk kedalam pulverizer. Udara primer tersebut disuplay oleh Primary Air Fan (PAF). Setelah aliran udara primer mencapai kondisi steady dan temperatur yang diinginkan, udara perapat (seal Air) dialirkan dengan cara membuka Seal Air Valve. Udara perapat ini disuplay oleh Seal Air Fan (SAF). Fungsi udara perapat adalah untuk mencegah serbuk batubara meengotori oli pelumas pada grinding roll assemblies. Tekanan udara perapat sedikit dari pada tekanan udara primer.

Setelah udara primer dan udara perapat dapat bekerja dengan baik, Coalfeeder dihidupkan sehingga batubara masuk ke pulverizer dan proses penggilingan dimulai. Bukan Classifier diatur sekitar 50-60% sehingga kelembutan serbuk batubara yang dialirkan ke burner melalui coal pipe adalah 200 mesh.

(14)

3.6 Jumlah BatuBara Yang Masuk Kedalam Pulverizer

Jumlah batubara yang masuk kedalam pulverizer bergantung kepada kuaitas batubara yang digunakan semakin tinggi nilai kalor yang dimiliki batubara maka semakin banyak batubara yyang masuk per jam nya kedalam pulverizer. Berikut ini adalah analysis batubara yang digunakan di PLTU Suralaya:

Table 3.1 Proximate analysis batubara yang digunakan di PLTU Suralaya

Kandungan Asal Batubara

(Dalam % massa) Bukit Asam Adora Berau

Volatile matter 32,06 36,8 3,4 Fixed carbon 34,91 36,6 36,4 Moisture content 27,65 24,2 24,1 Surface moisture 2,46 2,15 2,14 Ash content 5,48 0,9 3,0 Shulpur content 0,26 0,09 0,72 HGI 57 45 49 Relative density 1,36 1,31 -

Heating value (kcal/kg) 5025 5220 5237

Sumber : HUMAS PLTU SURALAYA

Berdasarkan tabel diatas, jumlah batubara yang digunakan di PLTU Suralaya hitung dengan menggunakan persamaan kapasitas dasar terkoreksi (corrected base capasity) yaitu:

Corrected Base Capasity = Base Capasity.Cg.Cs

Dimana: Cg = faktor koreksi kapasitas untuk kemampuan giling batubara Cs = faktor koreksi kapasitas untuk kandungan air permukaan

Batubara

(15)

TABEL 3.2 Jenis-jenis Batubara

NO ASAL BATUBARA Base

Capasity

Cg Cs Corrected Base Capasity

1 Bukit Asam 56246 1,16 1,0 62245 kg/jam

2 Adora 56246 0,9 1,0 50621 kg/jam

3 Berau 56246 0,98 1,0 55121 kg/jam

Sumber : HUMAS PLTU SURALAYA

Dari perhitungan diatas dapat diketahui jumlah batubara yang masuk kedalam pulverizer tiap jamnya bergantung pada faktor koreksi dari kemampuan giling batubara dimana semakin besar faktor koreksi dari kemampuan gilingnya maka semakin mudah batubara itu digiling dan faktor kemampuan giling ini dipengaruhi oleh nilai kalor yang dimiliki dari batubara sehingga semakin tinggi nilai kalor dari batubara maka akan semakin sedikit batubara yang diperlukan dalam proses pembakaran pada burner.

3.7 Jenis - Jenis Kerusakaan Yang Terjadi Pada Pulverizer

Kerusakaan bisa terjadi akibat beberapa faktor, banyak sekali faktor yang dapat memyebabkan kerusakaan khususnya pada mesin yng beroperasi secara terus menerus pemeliharaan saja tidak cukup untuk menghindari dari kerusakan oleh karena itu perlu adanya langkah-langkah dalam mengatasi kerusakan yang sering terjadi.

Pada mesin pulverizer adalah mesin yang digunakan untuk mensupplay kebutuhan bahan bakar batubara pada boiler yang beroperasi terus menerus dan hanya pada saat overhaul saja mesin dimatikan oleh karena itu pada mesin ini sering terjadi kerusakan yang diakibatkan berbagai hal diantaranya adalah batubara yang jelek dan banyak membawa benda asing menjadi penyebab utama dalam kerusakan pada mesin pulverizer berikut ini adalah jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada mesin pulverizer:

(16)

NO JENIS-JENIS KERUSAKAN

1 Wear plate sudah aus mengakibatkan gape besar antara Wear plate housing dan wear plate frame dan menimbulkan roll whell berada tidak pada posisi center dan vibrasi didalam pulverizer.

2 Masuknya benda asing yang terbawa oleh batubara menyebabkan adanya kelainan suara dan dapat merusak baut throat ring, roll whell/tyre.

3 Terjadinya explosive didalammesin pulverizer pada waktu star atau stop dapat menimbulkan kerusakan pada part pulverizer.

4 Bearing pada tyre rusak karena kemasukan batubara halus sehingga pelumasan tidak normal yang mengakibatkan tyre macet kemudian pecah.

5 Oli gearbox tercemar air

6 Keterlambatan jadwal pemeliharaan dapat menurunkan kinerja mesin pulverizer dan menimbulkan kerusakaan.

7 Seal oli gearbox rusak.

3.8 Penanganan Kerusakan

Ada beberapa tindakan yang harus diketahui dalam menangani beberapa permasalahan/kerusakan yang sering terjadi yaitu:

NO PENANGANAN KERUSAKAN

1 Jika ada bagian dari pulverizer yang rusak maka langkah perbaikannya adalah dengan mengganti bagain yang rusak.

2 Jika ada benda asing yang masuk dalam pulverizer dan benda tersebut membahayakan bagi komponen pulverizer maka dilakukan stop operasi dari pulverizer kemudian benda diambil secara manual dengan terlebih dahulu menutup bunker silogate dan batubarayang drain dikosongkan.

3 Jika terjadi plugging/batubara tidak turun maka operasi di stop dan kemudian batubara yang tidak turun disodok dengan menggunakaan besi panjang hingga batubara terurai/turun ke bawah.

(17)

3.9Pengertian Pemeliharaan

Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kegiatan pekerjaan atau perbaikan yang dilakukan terhadap peralatan atau instalasi denga tujuan supaya peralatan atau instalasitersebut dapat dioperesikan secara maksimal, handal,efisien,aman, dan mencapai umur pakai (life time) yang diharapkan. Pemeliharaan diperlukaan karena setiap peralatan baik dioperasikan maupun tidak, cepat atau lambat akan rusak juga. Pemeliharaan yang baik akan memperlambat terjadinya kerusakan.

3.10 Tujuan Pemeliharaan Pada Mesin Pulverizer

Tujuan pemeliharaan adalah untuk mencegah terjadinya gangguan pada saat unit beroperasi, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih besar atau yang fatal dan peralatan tersebut mempunyai masa pakai yang lebih lama, menhasilkan untuk kerja yang lebih baik serta tingat keselamatan lebih terjamin.

3.11 Jenis-jenis Pemeliharaan Pada Mesin Puverizer

Ada 2 jenis katagori pemeliharaan komponen-komponen mesin pulverizer yaitu: - Pemeilharaan yang bersifat Rutin

- Pemeliharaan yang bersifat Periodik 3.11.1 Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan yang bersifat rutin ialah pemeliharaan yang dilakukan secara beulang dengan periode waktu harian, mingguan dan bulanan dengan kondisi sedang beroperasi, yaitu meliputi:

NO PEMELIHARAA RUTIN

1 Pemeriksaan temperatur gearbox, pelumas, cooler, dan dilakukan setiap hari 2 Pemeriksaan kebocoran pelumas, udara primary piston pyrite (upper dan

lower gate) dalam setiap hari.

3 Pemeriksaan vibrasi, kelainan suara, oli gearbox, tekanan oil pump gearbox sekali dalam seminggu.

4 Pemeriksaan air breather setiap bulan

5 Memeriksa lubrication oil system, termasuk juga memeriksa tekanan oil pump system.

(18)

Pemeriksaan dan pemeliharaan tersebut diatas bermaksud untuk menjaga mesin pulverizer agar selalu beroperasi secara handal bila mengetahui terjadi kelainan dalam beroperasi dapat diatasi secepat mungkin agar tidak terjadi kerusakaan yang lebih besar.

3.11.2 Pemeliharaan Periodik

Pemeriksaan yang bersifat periodik ialah pemeriksann yang dilakukan berdasarkan lama operasi dari pulverizer, yaitu:

- Pemeriksaan 3000 jam - Pemeriksaan Major

Pemeriksaan periodik ini kegiatan yang dilakukan meliputi pembongkaran (disassembly), pemeriksaan (inspection) dan pengujian (testing). Kegiatan pemeriksaan tersebut tidak harus semua komponen dilakukan sama, melainkan tergantung dari klasifikasi periodiknya.

1. Inspeksi tiap 3000 jam operasi

Inspeksi sudah terjadwal dan dilakukan setiap 3000 jam operasi atau pemeliharaan setara dengan 6 bulan. Dalam satu bulan terdiri dari 720 jam dikalikan 6 bulan, jadi didapt 4320 jam. 720 jam merupakaan standar operasi suatu pulverizer. Namun karena PLTU Suralaya unit 7 memiliki 6 mill yang menghasilkan 600 MW maka dalam pemeliharaan hanya bekerja 650 jam dalam satu bulan, dan jika dikalikan 6 bulan maka kurang lebih 3000 jam operasi, sehingga inspeksi 3000 jam dilakukan setiap 6 bulan sekali. Pada saat inspeksi 3000 jam operasi, pulverizer dihentikan operasinya (shut down). Oleh karena itu, bagian pemeliharaan harus mengajukan taging ke control room untuk

menghentikan operasi pulverizer yang diusulkan. Jika disetujui maka inspeksi 3000 jam operasi dapat dilakukan.

Waktu yang dibutuhkan untuk inspeksi 3000 jam operasi sekitar satu minggu dengan jam kerja pukul 08.00 sampai pukul 22.00.jumlah personel yang dibutuhkan untuk insepksi 3000 jam operasi adalah 7 orang. Akan tetapi, pada kondisi tertentu inspeksi 3000 jam operasi

(19)

dapat dilakukan selama 3 hari dengan jam kerja dari pukul 08.00 sampai pukul 22.00 yang terbagi menjadi dua sift kerja.

Kegiatan yang dilakukan pada inspeksi 3000 jam operasi adalah sebagai berikut :

NO KEGIATAN INSPEKSI TIAP 3000 JAM OPERASI

1 Ijin kerja ke K3 2 Tagging peralatan 3 Persiapan tool set 4 Buka manhole mill

5 Pemasangan lampu penerangan

6 Mengganti pada pada roll whell assemblies

7 Menyetel kembali pegas pembebanan (loading spring) pada kondisi normal, yaitu 540 mm.

8 Memeriksa tingkat keausan tyre dengan wear gause.

9 Memeriksa tingkat keausan grinding ring segment

10 Memeriksa semua perapat (seal), bila rusak diganti 11 Memeriksa tingkat keausan pyrite plow

12 Memeriksa kondisi classifier inlet vanes. Jika masih baik, classifier inlet vanes dicat ulang, tetapi jika rusak diganti.

13 Memeriksa ketebalan intermediate housing

14 Melapisi intermediate housing dengan wear plate dengan cara dilas. Hal ini dilakukan karena intermediate housing bergesekan dengan campuran batubara dan udara panas sehingga sangat mudah aus.

15 Penggantian throat ring.

16 Memeriksa kondisi spring. Jika ada yang patah harus diganti. 17 Pengecatan gear box mill dan melakukan pembersihan area kerja.

2. Pemeliharaan Major

Pemeliharaan major dilakukan setiap 4,5 tahun sekali atau kira-kira 22.000 jam. Pemeilharaan mayor dilakukan karena diperkirakan tingkat keausan tyre dan grinding ring segments sudah mencapai 50-60%. Sama

(20)

halnya dengan inspeksi 3000 jam operasi, pulverizer harus dihentikan operasinya dan bagian pemeliharaan harus mengajukan taging terlebih dahulu ke control Room.

Waktu yang dibutuhkan untuk pemeliharaan major adalah 18 hari dengan jam kerja pukul 08.00 sampai pukul 22.00. jumlah personel yang dibutuhkan untuk pemeliharaan major adalah mayor adalah 12 orang. Akan tetapi, pada kondisi tertentu pemeliharaan major dapat dilakukan selama 10 hari dengan jam kerja dari pukul 08.00 sampai pukul 22.00 yang dibagi menjdi dua shift kerja.

Kegiatan yang dilakukan pada pemeliharaan major adalah sebagai berikut:

NO KEGIATAN PEMELIHARAAN MAJOR

1 Ijin kerja K3 2 Tagging peralatan 3 Persiapan tool set 4 Buka manhole mill

5 Pemasangan lampu penerangan

6 Mengerjakan semua item dalam inspeksi 3000 jam operasi

7 Mengganti tyre. Jika memungkinkan, tyre direkondisi dengan cara di las menggunakan las listrik hingga mencapai ketebalan semula atau dganti dengan yang baru.

8 Mengganti grinding rng segments. Ketebalan awal grinding ring segments adalah 12 cm. Pada saat dilakukan pemeliharaan mayor, ketebalan grinding ring segments biasanya sudah berkurang sekitar 4 cm.

Grinding rig segments juga dapat direkondisi dengan cara di las menggunakan las listrik hingga mencapai ketebalan yang semula. 9 Mengganti semua bantalan (bearing), terutama pada gearbox dan roll

whell assemblies.

10 Mengecek classifier inlet vanes

Gambar

Gambar 3.1 Bagain-bagian Pulverizer  Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA  3.3.1  Rumah gear (gearbox)
Gambar 3.2 Gearbox
Gambar 3.4 Pyrite Box  Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA
Gambar 3.5 Loading cylinder  Sumber : UNIT 7 PLTU SURALAYA  9.  Inerting header
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada proses ini limbah yang dihasilkan berupa potongan-potongan kecil kayu serta serbuk yang digunakan langsung sebagai bahan bakar mesin boiler perusahaan, serta

Proses produksi yang terus menerus akan terjadi jika perusahaan yang berproduksi membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan pcralatan atau mesin dan jenis

Dalam siklus bawah, bahan bakar primer memproduksi energi panas suhu tinggi dan panas yang keluar dari proses digunakan untuk membangk itkan daya melalui boiler pemanfaat

Di dalam prinsip kerja PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Paiton unit 5 dan 6 secara umum yaitu adanya pembakaran dengan bahan bakar batubara pada boiler untuk

Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan beton dan akan mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh mengandung bahan yang

Agregat halus yang digunakan untuk pembuatan beton dan akan mengalami basah dan lembab terus menerus atau yang berhubungan dengan tanah basah, tidak boleh mengandung bahan yang

Proses produksi yang terus-menerus akan terjadi jika perusahaan yang berproduksi membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan peralatan atau mesin dan jenis mesin

Sifat-sifat lainnya Beberapa sifat batubara bahan bakar yang penting, antara lain nilai kalor atau nilai panas, sifat-sifat titik leleh abu atau ash fusion temperature, susunan abu