• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Proses pengambilan data pada pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan PAKEM pada siklus I peneliti menggunakan lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, lembar pengamatan kegiatan guru, dan lembar kegiatan siswa. Selama proses pembelajaran dipantau dan dinilai oleh guru observer dan pengamat (Mahasiswa).

Setelah melakukan penelitian, data penelitian yang diperoleh kemudian dianalisis. Hasil analisis ini kemudian dipaparkan sebagai berikut.

4.1.1 Siklus I

a. Hasil Belajar

Untuk mengukur hasil belajar siswa pada konsep kalor yang disajikan dengan menerapkan pendekatan PAKEM , maka pada akhir pembelajaran siklus I dilakukan penilaian atau evaluasi tertulis menggunakan soal essay sebagaimana terdapat pada lampiran 10, Soal yang diberikan berjumlah 6 butir soal essay.

Hasil belajar pada siklus I, dengan presentase siswa yang mencapai KKM atau dalam hal ini dikategorikan tuntas mencapai 48.28% atau 14 siswa yang tuntas dan sisanya sebesar 51.72% atau 15 siswa yang tidak tuntas dari 29 jumlah siswa kelas X. Hal ini dikarenakan siswa yang tidak tuntas tidak mencapai krieteria keberhasilan yaitu 70. Hasil belajar siswa pada Siklus I dapat dilihat pada lampiran 14.

(2)

b. Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran

Pengamatan terhadap keterlaksanaan pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung dilakukan oleh guru observer. Aspek yang diamati dalam lembar keterlaksanaan pembelajaran terdiri dari 11 aspek. Hasil analisis data pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2. Hasil analisis data pengamatan keterlaksanaan pembelajaran Siklus I.

SKALA PENILAIAN

PERSENTASE JUMLAH ASPEK

(%) PERSENTASE RATA-RATA (%) PERTEMUAN 1 PERTEMUAN 2 SB 36 0 18 B 46 73 60 C 18 27 22 K 0 0 0

Berdasarkan tabel 2 di atas, diketahui bahwa presentase aspek dengan skala penilaian Sangat Baik (18%), Baik (60%), Cukup (22%) dan Kurang (0%). Data hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 15. Hasil pengamatan untuk tiap aspek dan presentase rata-rata dapat juga dilihat pada diagram batang dan diagram lingkaran di bawah ini :

(3)

Gambar 6 : Diagram Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I.

Gambar 7 : Diagram Lingkaran Presentase hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran Siklus I.

c. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru

Pengamatan kegiatan guru pada siklus I sebanyak 2 kali, sesuai dengan jumlah rancangan pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan oleh guru observer selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan deskriptor komponen kegiatan guru dalam pembelajaran sebagaimana terdapat pada lampiran 6 yang dijadikan acuan dalam pengamatan/penilaian, dapat diketahui bahwa jumlah aspek yang diamati sebanyak 13 aspek. Data hasil pengamatan kegiatan guru pada Siklus I

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 S ka la P en il a ia n Aspek Pengamatan Pertemuan I Pertemuan II 18% SB 60% B 22% C 0% K Sangat Baik Baik Cukup Kurang

(4)

dapat dilihat pada lampiran 16 dan hasil analisis datanya disajikan dalam tabel 3 di bawah ini :

Tabel 3. Hasil analisis pengamatan kegiatan guru Siklus I.

SKALA PENILAIAN PERSENTASE JUMLAH ASPEK (%) PERSENTASE RATA-RATA (%) PERTEMUAN 1 PERTEMUAN 2 SB 8 15 11.5 B 77 69 73 C 15 8 11.5 K 0 8 4

Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa kegiatan guru pada Siklus I dengan skala penilaian Sangat Baik (11.5%), Baik (73%), Cukup (11.5%) dan Kurang (4%). Hasil pengamatan untuk tiap aspek dan presentase rata-rata dapat juga diinterprestasikan ke dalam diagram batang dan diagram lingkaran, maka hasilnya akan tampak seperti pada gambar 8 dan 9.

Gambar 8 : Diagram Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus I.

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Ska la P eni lai an Aspek Pengamatan Pertemuan I Pertemuan II

(5)

Gambar 9 : Diagram Lingkaran Presentase Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Pada Siklus I.

d. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh 4 orang pengamat (Mahasiswa). Aspek yang diamati dalam lembar aktivitas siswa adalah 14 aspek. Rata-rata persentase aktivitas siswa adalah 73%. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dianalisis, diketahui bahwa masih terdapat beberapa aspek yang belum terlaksana sesuai dengan yang diharapkan. Untuk lebih jelasnya hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 17.

4.1.2 Refleksi Siklus I

Penerapan pendekatan PAKEM ini sangatlah membantu siswa untuk lebih fokus, karena seluruh siswa dituntut agar selalu aktif, kreatif agar pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan terhadap materi yang diajarkan.

Setelah melakukan analisis terhadap hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tindakan kelas yang dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan PAKEM belum terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu dilakukan refleksi untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Kekurangan setiap aspek pada siklus I dipaparkan di bawah ini :

11.5% SB 73% B 11.5% C 4% K Sangat Baik Baik Cukup Kurang

(6)

a. Hasil Belajar

Untuk hasil belajar, jumlah soal evaluasi yang diberikan kepada siswa sejumlah 6 butir soal essay. Soal yang dibuat berdasarkan indikator yang akan dicapai. Setelah dianalisis, terdapat beberapa tujuan pembelajaran yang belum mencapai ketuntasan. Tujuan-tujuan pembelajaran yang belum tercapai dipaparkan pada tabel dibwah ini :

Tabel 4. Rincian tujuan pembelajaran yang belum tuntas pada Siklus I

No TUJUAN MATERI

JENIS

KOGNITIF

1.

Menuliskan pengertian kalor dan berikan contohnya.

Pengertian kalor dan contohnya

C2

2.

Membedakan kalor lebur, kalor uap dan kalor lenyap

Perbedaan kalor lebur, kalor uap dan kalor lenyap

C2

3.

Menggambarkan dan jelaskan diagram perubahan wujud zat

Diagram perubahan wujud benda

C3

4.

Menghitung kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda

Mengitung kalor yang dibutuhkan

C4

Berdasarkan rincian materi yang belum tuntas pada tabel 4, maka penelitian akan dilanjutkan pada Siklus yang ke-II. Pada Siklus yang kedua dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan.

(7)

b. Keterlaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan analisis hasil pengamatan, masih terdapat beberapa aspek dalam keterlaksanaan pembelajaran yang belum terlaksana dengan baik. Aspek-aspek tersebut adalah Aspek-aspek-Aspek-aspek yang masih berkategori cukup dalam hasil pengamatan. Pada pengamatan keterlaksanaan pembelajaran jumlah aspek yang diamati sebanyak 11 aspek. Beberapa aspek yang perlu diperbaiki pada siklus berikut yaitu pengorganisasian siswa oleh guru kedalam kelompok belajar, penyampaian penjelasan tambahan, apersepsi dan alokasi waktu.

c. Kegiatan Guru

Hasil analisis data pengamatan guru menunjukkan bahwa ada beberapa aspek dalam kegiatan guru yang mendapat kualitas cukup (C) dan kurang (K), aspek-aspek ini yang nantinya akan mendapatkan perbaikan. Pada pengamatan kegiatan guru jumlah aspek yang diamati sebanyak 13 aspek. Ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya, yaitu menyampaikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, membimbing siswa melakukan percobaan, dan menyampaikan penjelasan tambahan.

d. Aktivitas Siswa

Pada pengamatan aktivitas belajar siswa, aspek yang diamati sejumlah 14 aspek. Ada beberapa aspek yang perlu diperbaiki pada siklus berikutnya yaitu mengungkapkan pendapat sebagai respon atas apersepsi, mengungkapkan pendapat sebagai respon atas motivasi, membentuk kelompok belajar, mendiskusikan hasil percobaan bersama masing-masing kelompok, mengerjakan evaluasi.

(8)

4.1.3 Siklus II

Tindakan pada siklus II merupakan penyempurnaan tindakan yang dilakukan pada siklus I. Setelah melakukan penelitian untuk siklus yang ke-II, data yang diperoleh kemudian dianalisis. Hasil analisis data penelitian pada siklus ini dipaparkan sebagai berikut.

a. Hasil Belajar

Pada akhir pembelajaran siklus II dilakukan penilaian atau evaluasi tertulis menggunakan soal essay berjumlah 4 butir soal essay. Hasil belajar siswa dapat dilihat pada lampiran 24. Dari lampiran tersebut dapat di simpulkan bahwa hasil belajar pada siklus II dengan presentase siswa yang mencapai KKM atau dalam hal ini dikategorikan tuntas mencapai 82.76% atau 24 siswa yang tuntas dan sisanya sebesar 17.24% atau 5 siswa yang tidak tuntas dari 29 jumlah siswa.

b. Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran

Seperti halnya pada Siklus I, pengamatan terhadap keterlaksanaan pembelajaran masih menggunakan instrument yang sama. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan hasil analisisnya ditampilkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Hasil analisis pengamatan keterlaksanaan pembelajaran Siklus II.

SKALA PENILAIAN PERSENTASE JUMLAH*) ASPEK (%) RATA-RATA (%) PERTEMUAN 1 PERTEMUAN 2 SB 36 45 41 B 64 55 59 C 0 0 0 K 0 0 0

(9)

Berdasarkan Tabel 5 di atas, terlihat bahwa persentase aspek penilaian telah mengalami peningkatan. Tidak ada aspek keterlaksanaan pembelajaran yang mendapat kriteria cukup atau kurang. Hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 25. Dan hasil pengamatan untuk tiap aspek dan presentase rata-rata dapat juga dilihat pada diagram batang dan diagram lingkaran di bawah ini :

Gambar 10. Diagram Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II.

Gambar 11. Diagram Lingkaran Persentase Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II.

0 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Sk al a P en ilai an Aspek Pengamatan Pertemuan I Pertemuan II 41% SB 59% B Sangat Baik Baik Cukup Kurang

(10)

c. Pengamatan Kegiatan Guru

Pengamatan terhadap kegiatan guru dalam proses pembelajaran Siklus II ini juga dilakukan oleh guru observer selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan deskriptor komponen kegiatan guru dalam pembelajaran sebagaimana terdapat pada lampiran 6 yang dijadikan acuan dalam pengamatan/penilaian, dapat diketahui bahwa jumlah aspek yang diamati sebanyak 13 aspek. Hasil analisis datanya disajikan dalam tabel 6 di bawah ini :

Tabel 6. Hasil analisis pengamatan kegiatan guru Siklus II.

SKALA PENILAIAN PERSENTASE JUMLAH ASPEK (%) RATA-RATA (%) PERTEMUAN 1 PERTEMUAN 2 SB 54 77 65,5 B 46 23 34,5 C 0 0 0 K 0 0 0

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa kegiatan guru telah mengalami peningkatan. Hasil pengamatan kegiatan guru yang memperoleh kriteria sangat baik dan baik dalam dua kali pertemuan memperoleh rata-rata nya yaitu kriteria sangat baik 65,5% dan kriteria baik memperoleh rata-rata 34,5%. Aspek-aspek yang dalam pengamatan kegiatan guru tidak ada yang berkategori cukup atau kurang. Hasil pengamatan untuk tiap aspek dan presentase rata-rata dapat juga diinterprestasikan ke dalam diagram batang dan diagram lingkaran, maka hasilnya

(11)

akan tampak seperti pada gambar 12 dan 13. Hasil pengamatan kegiatan guru dapat dilihat pada lampiran 26.

Gambar 12. Diagram Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus II.

Gambar 13. Diagram Lingkaran Persentase Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus II.

d. Pengamatan Aktivitas Siswa

Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh 4 orang pengamat (Mahasiswa). Aspek yang diamati dalam lembar aktivitas siswa adalah 14 aspek. Rata-rata persentase aktivitas siswa mencapai 86% dari yang semula hanya 73%. Hasil pengamatan aktivitas siswa dapat dilihat pada lampiran 27.

0 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Sk al a P e ni lai an Aspek Pengamatan Pertemuan I Pertemuan II 65,5% SB 34,5% B Sangat Baik Baik Cukup Kurang

(12)

4.1.4 Refleksi Siklus II

Refleksi dimaksud untuk mengetahui kualitas pembelajaran atau dengan kata lain refleksi dimaksudkan untuk melihat apakah capaian pada pembelajaran siklus II telah sesuai dengan indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan.

Penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan PAKEM pada materi Kalor untuk pembelajaran Siklus II, baik menyangkut keterlaksanaan pembelajaran, kegiatan guru, maupun kegiatan siswa telah terlaksana sesuai rencana. Hal ini dapat dilihat dari persentase keberhasilan untuk tiap-tiap indikator. Untuk pengamatan keterlaksanaan pembelajaran kategori sangat baik sebesar (41%) sedangkan kategori baik (59%). Untuk pengamatan kegiatan guru kategori sangat baik sebesar (65,5%), sedangkan kategori baik (34,5%). Dan Rata-rata persentase aktivitas siswa adalah 86%. Hal yang sama juga berlaku pada hasil belajar pada siklus II, yaitu mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Dengan demikian terdapat peningkatan persentase yang diraih dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Indikator kinerja yang ditetapkan telah dicapai pada siklus II. Dengan demikian, penelitian dinyatakan telah berhasil.

4.2 Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki proses pembelajaran sebelumnya, yang kegiatan belajar siswa cenderung membosankan bahkan aktivitas siswa hanya duduk, diam, dengar dan pada akhirnya hasil belajarnya menurun akibat dari penggunaan metode pembelajaran yang monoton pada guru. Oleh karena itu peneliti mengggunakan

(13)

model pembelajaran kooperatif melalui pendekatan PAKEM dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika.

Penelitian ini menggunakan dua siklus. Pada siklus I, terdiri dari tiga (3) pertemuan. Pertemuan I, materi yang diajarkan adalah pengertian kalor dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari, membedakan kapasitas kalor dan kalor jenis serta menghitung kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda, Pertemuan ke-II membahas tentang perubahan wujud zat/benda, kalor laten dan membedakan kalor lebur, kalor lenyap dan kalor uap, dan Pertemuan terakhir merupakan evaluasi.

Hasil penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis. Dari hasil analisis inilah kemudian diketahui kekurangan-kekurangan yang ada pada Siklus I dan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki kekurangan tersebut, Tahap inilah yang disebut dengan refleksi. Penelitian kemudian dilanjutkan pada Siklus II. Siklus ke-II ini terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan I membahas tentang pengertian pemuaian dan berikan dua contoh dalam kehidupan sehari-hari dan perbedaan pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume. pertemuan ke-II membahas tentang pengertian perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi dan berikan contoh dalam kehidupan sehari-hari dan menghitung laju radiasi yang dipancarkan plat, Pertemuan III merupakan evaluasi.

(14)

4.2.1 Hasil Belajar

Data hasil belajar diperoleh dengan memberikan tes uraian sebanyak 6 butir tes pada Siklus I. Tes yang diberikan meliputi jenis kognitif pengetahuan (C1) sebanyak 1 butir tes, pemahaman (C2) sebanyak 3 butir tes, Aplikasi (C3) sebanyak 1 butir tes dan analisis (C4) sebanyak 1 butir tes. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa hanya 14 orang dari 29 orang siswa yang tuntas atau 48.28% siswa yang tuntas sedangkan sisanya yaitu 51.72 % tidak tuntas. Dengan demikian pada siklus I ini penelitian dinyatakan belum berhasil sebab indikator kinerja yang ditetapkan tidak tercapai.

Setelah dilakukan analisis diketahui bahwa soal yang tidak tuntas sebanyak 4 soal terdiri dari jenis kognitif pemahaman (C2) 2 butir tes, jenis kognitif aplikasi (C3) 1 butir tes dan jenis kogntif analisis (C4) 1 butir tes.

Hasil belajar siswa pada siklus II telah mengalami peningkatan. Dari yang semula hanya 48.28% yang tuntas pada siklus I menjadi 82.76% yang tuntas pada siklus II. Perbedaan antara persentase capaian hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 14.

(15)

Gambar 14. Perbedaan antara persentase capaian hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II.

Berdasarkan Diagram pada gambar 14 di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara siklus I dan Siklus II. Jika pada siklus I skor capaian tertinggi adalah 94 yang diraih oleh satu orang dan skor capaian terendah adalah 20 oleh satu orang, maka pada siklus II skor capaian tertinggi siswa adalah 100 yang diraih oleh dua orang dan skor capaian terendah adalah 62 yang diraih oleh tiga orang.

4.2.2 Keterlaksanaan Pembelajaran

Peneliti menggunakan lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran selama proses pembelajaran berlangsung, dan selama pengamatan peneliti dibantu oleh seorang observer. Data keterlaksanaan pembelajaran diambil selama proses pembelajaran kecuali pada saat evaluasi.

Untuk data keterlaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah tergolong baik, namun masih ada 2 aspek yang belum tercapai, yang mendapat nilai 2 atau kategori cukup baik yaitu 1) Pengorganisasian siswa oleh guru ke dalam

0 20 40 60 80 100 120 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 P ro p o rs i Siswa Siklus I Siklus II

(16)

kelompok belajar belum optimal dilakukan disebabkan karena pada saat pengorganisasian siswa kedalam kelompok, suasana menjadi tidak tertib. Siswa saling berteriak untuk mencari teman kelompoknya sehingga suasana kelas menjadi ribut. Pada siklus II, kekurangan-kekurangan ini diperbaiki. guru memanggil satu persatu anggota kelompok kemudian berkumpul bersama anggotanya pada tempat yang telah ditentukan; 2) Alokasi waktu pun belum terlaksana dengan optimal karena pada saat mengerjakan LKS tidak diberi batasan waktu. Untuk memperbaikinya, pada siklus II guru memberikan batasan waktu saat mengerjakan LKS.

Hasilnya, pengorganisasian kelompok juga berjalan lebih tertib dibandingkan sebelumnya, waktu yang digunakan pun sesuai dengan alokasi waktu yang ditetapkan. Perbandingan hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 15. Diagram perbandingan hasil pengamatan keterlaksanaan pembelajaran antara siklus I dan siklus II

0 10 20 30 40 50 60 70 K C B SB P ro po rs i (% ) Kualitas Penilaian Siklus I Siklus II

(17)

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan hasil keterlaksanaan pembelajaran antara siklus I dan siklus II. Pada siklus II proporsi kualitas penilaian meningkat. Dimana proporsi kualitas baik (B) dan sangat baik (SB) menjadi 100% dibandingkan pada siklus I yakni 78%.

4.2.3 Kegiatan Guru

Secara umum, kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus I sudah tergolong baik, namun masih ada 4 aspek yang belum tercapai, yang mendapat nilai 2 atau cukup dan nilai 1 atau kurang diantaranya yaitu 1) Menyampaikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran juga belum optimal karena guru menggunakan bahasa yang kurang komunikatif. Hal ini disebabkan karena guru masih berada pada tahap penyesuaian diri dengan kelas. Untuk memperbaikinya, pada siklus II guru mengubah bahasa yang digunakan menjadi lebih komunikatif dalam menyampaikan tujuan pembelajaran serta menambah media gambar yang diprint out untuk memperjelas apersepsi yang disampaikan; 2) Membimbing siswa melakukan percobaan belum maksimal dikarenakan guru hanya menetap pada kelompok tertentu sehingga kelompok lain merasa terabaikan. Untuk memperbaikinya, pada siklus II guru mengarahkan dan berkeliling untuk memantau semua kelompok; 3) Menyampaikan penjelasan tambahan dari materi belum terlaksana dengan baik yang mengakibatkan masih banyak siswa yang belum memahami betul materi yang diajarkan. Untuk memperbaikinya, pada siklus II guru berupaya memberi bimbingan yang optimal kepada siswa, selama proses pembelajaran guru akan memperhatikan pengelolaan waktu sehingga dapat diupayakan untuk memberikan penjelasan tambahan.

(18)

Perbedaan persentase capaian kegiatan guru pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini.

Gambar 16. Diagram Perbedaan persentase capaian kegiatan guru pada siklus I dan siklus II.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan hasil kegiatan guru antara siklus I dan siklus II. Pada siklus II proporsi kualitas penilain meningkat. Dimana proporsi kualitas baik (B) dan sangat baik (SB) menjadi 100% dibandingkan pada siklus I yakni 84.5%.

4.2.4 Aktivitas Siswa

Pada pelaksanaan siklus I masih ada beberapa aspek yang belum tercapai antara lain : 1) Mengungkapkan pendapat sebagai respon atas apersepsi, 2) Mengungkapkan pendapat sebagai respon atas motivasi belum optimal dilakukan karena hubungan emosional antara guru dan siswa yang belum terjalin dengan baik, siswa masih takut dan malu mengungkapkan pendapat mereka. Untuk memperbaiki hal ini, pada siklus II guru menggunakan bahasa yang lebih

0 10 20 30 40 50 60 70 80 K C B SB P ro po rs i ( %) Kualitas Penilaian Siklus I Siklus II

(19)

komunikatif sehingga siswa lebih termotivasi dalam mengungkapkan pendapat mereka. Selain itu pada siklus II ini hubungan emosional sudah terjalin dengan baik; 3) Membentuk kelompok belajar belum terlaksana dengan baik disebabkan karena pada saat membentuk kelompok siswa menjadi ribut. Siswa saling berteriak memanggil teman kelompoknya dan ada juga yang keluar masuk ruangan. Untuk memperbaiki hal ini, pada siklus II guru lebih mengarahkan dan memantau siswa dalam membentuk kelompok belajar; 4) Mendiskusikan hasil percobaan bersama masing-masing kelompok belum terbangun dengan baik karena kerja sama dalam kelompok yang masih kurang, untuk memperbaikinya, pada siklus II guru membimbing siswa untuk saling berinteraksi dalam kelompok; 5) Mengerjakan evaluasi belum dilakukan karena guru tidak memberikan evaluasi. Untuk memperbaikinya, pada siklus II guru mengoptimalkan waktu yang digunakan agar dapat diberikan evaluasi kepada siswa sebagai pengetahuan tambahan.

(20)

Perbandingan hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar diagram di bawah ini.

Gambar 17. Diagram Perbandingan hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II.

Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa adanya perbandingan hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Pada siklus II nilai rata-rata aktivitas seluruh siswa 86% dibandingkan pada siklus I yakni 73%.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 P ro po rs i ( %) Siswa Siklus I Siklus II

Gambar

Tabel 2. Hasil analisis data pengamatan keterlaksanaan pembelajaran Siklus I.
Gambar 7 : Diagram Lingkaran Presentase hasil pengamatan keterlaksanaan             pembelajaran Siklus I
Gambar 8 : Diagram Hasil Pengamatan Kegiatan Guru pada Siklus I.
Gambar 9 : Diagram Lingkaran Presentase Hasil Pengamatan Kegiatan Guru  Pada Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Djamil Padang periode 1 Januari – 31 Desember 2013 didapatkan penderita tonsilitis kronis berdasarkan umur terbanyak adalah pada kelompok usia 11-20 tahun,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme good corporate governance yang diproksikan dengan struktur kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, kualitas

Sedangkan skenario kedua adalah Indonesia hanya ikut dalam AFTA (perdagangan bebas antar negara-negara ASEAN) tetapi tidak ikut dalam perdagangan bebas ASEAN-China sementara

Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih. melakukan perbuatan yang

Sedangkan mereka yang bersekolah saja, mutu dan kompetensi serta moralitasnya rata-rata masih kurang dari harapan, apalagi masyarakat miskin yang terpaksa tidak dapat

Berangkat dari beberapa kerangka teoritis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelayan yang diberikan oleh

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pendekatan bermain lompat kanguru pada materi lompat jauh dengan menggunakan media botol aqua dan pralon sebagai

diberikan. 2) Akomodasi : Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang mandiri harus dilibatkan