• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA PANGKALPINANG"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada Desember 2014 di Kota Pangkalpinang terjadi inflasi sebesar 2,58 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,26 setelah sebelumnya November 2014 juga mengalami inflasi yakni sebesar 1,10 persen dengan IHK 115,29.

 Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 3,59 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,47 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 2,33 persen; kelompok sandang sebesar 1,31 persen; kelompok kesehatan 1,51 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,03 persen; kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 5,65 persen.

 Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2014 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2014 terhadap Desember 2013) masing-masing sebesar 6,81 persen.

 Komponen inti pada Desember 2014 memberikan andil inflasi sebesar 0,55 persen dan komponen bergejolak juga inflasi sebesar 0,80 persen. Sementara komponen yang harganya diatur oleh pemerintah memberikan andil inflasi terbesar yakni1,23 persen.

No.01/01/19/Th.XIII, 2 Januari 2015

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

K

OTA

P

ANGKALPINANG

DESEMBER 2014 INFLASI 2,58 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya di daerah perkotaan. Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di pasar tradisional maupun modern pada Desember 2014 di Kota Pangkalpinang terjadi inflasi 2,58 persen, atau terjadi peningkatan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 115,29 pada November 2014 menjadi 118,26 pada Desember 2014. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2014 dan

(2)

Inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 3,59 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,47 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 2,33 persen; kelompok sandang sebesar 1,31 persen kelompok kesehatan 1,51 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga0,03 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 5,65 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Desember 2014 antara lain bensin, beras, tarif listrik, udang basah, ikan selar, bahan bakar rumah tangga, daging ayam ras, angkutan udara, batu, dan cabai rawit. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cumi-cumi, kangkung, bayam, sotong, kentang, bawang merah, ikan bulat, ikan tongkol, pir, dan ikan kembung.

Seluruh kelompok pengeluaran memberikan andil/sumbangan inflasi pada Desember 2014, yaitu kelompok bahan makanan 0,90 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,09 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,60 persen; kelompok sandang 0,06 persen; kelompok kesehatan 0,06 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,002 persen; serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,87 persen.

Tabel1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Pangkalpinang Desember2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK November 2014 IHK Desember 2014 Inflasi Desember 20141) Laju Inflasi Tahun Kalender 20142) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) U m u m (Headline) 115,29 118,26 2,58 6,81 6,81 1 Bahan Makanan 112,33 116,36 3,59 3,39 3,39

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 119,44 120,00 0,47 8,63 8,63 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 116,53 119,25 2,33 8,85 8,85

4 Sandang 112,12 113,59 1,31 6,61 6,61

5 Kesehatan 113,55 115,26 1,51 8,13 8,13

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 116,14 116,17 0,03 6,56 6,56 7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 114,40 120,86 5,65 6,98 6,98

1)

(3)

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang (2012=100) Desember 2014

Kelompok Pengeluaran Sumbangan Inflasi

(%)

(1) (2)

U M U M 2,58

1. Bahan Makanan 0,90

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 0,09 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar 0,60

4. Sandang 0,06

5. Kesehatan 0,06

6. Pendidikan, Rekreasi,dan Olahraga 0,002

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 0,87

Gambar 1

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Pangkalpinang Desember 2014 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60 1.80 2.00 2.20 2.40 2.60 A n d il (% )

Umum 1. Bhn.makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan

4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Transpor

(4)

Tabel 3

Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Pangkalpinang Desember 2014

Komoditi Persentase Perubahan Harga Sumbangan Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Bensin 14,87 0,68 2. Beras 5,35 0,22 3. Tarif Listrik 4,12 0,17 4. Udang Basah 46,87 0,15 5. Ikan Selar 21,88 0,14

6. Bahan Bakar Rumahtangga 7,55 0,13

7. Daging Ayam Ras 8,01 0,11

8. Angkutan Udara 10,23 0,11 9. Batu 20,00 0,10 10. Cabai Rawit 42,62 0,07 11. Ikan Kembung -0,94 -0,01 12. Pir -6,25 -0,01 13. Ikan Tongkol -4,20 -0,01 14. Ikan Bulat -8,06 -0,01 15. Bawang Merah -2,22 -0,01 16. Kentang -14,41 -0,03 17. Sotong -6,82 -0,03 18. Bayam -11,11 -0,03 19. Kangkung -16,67 -0,06 20. Cumi-Cumi -12,50 -0,06

(5)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Desember 2014 mengalami inflasi 3,59 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 112,33 pada November 2014 menjadi 116,36 pada Desember 2014.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 7 subkelompok mengalami inflasi, 2 subkelompok mengalami deflasi, dan 2 subkelompok stabil. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan 6,76 persen dan inflasi terendah terjadi pada subkelompok ikan diawetkan 0,33 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi adalah subkelompok sayur-sayuran 2,46 persen serta subkelompok lemak dan minyak 0,02 persen. Sementara subkelompok kacang-kacangan dan subkelompok bahan makanan lainnya stabil.

Kelompok ini pada Desember 2014 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,90 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain beras, udang basah, ikan selar,dan daging ayam ras.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada Desember 2014 mengalami inflasi 0,47 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 119,44 pada November 2014 menjadi 120,00 pada Desember 2014.

Dua subkelompok mengalami inflasi yaitu subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,39 persen serta subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 1,56 persen. Sementara subkelompok makanan jadi stabil.

Kelompok ini pada Desember 2014 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,09 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah rokok kretek filter, gula pasir, dan kopi.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Desember 2014 mengalami inflasi sebesar 2,33persen atau terjadi peningkatan indeks dari 116,53 pada November 2014 menjadi 119,25 pada Desember 2014.

Seluruh subkelompok pada kelompok ini pada Desember 2014 mengalami inflasi, yaitu: subkelompok biaya tempat tinggal 1,70 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 4,99 persen; subkelompok perlengkapan rumah tangga 0,65 persen; serta subkelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,70 persen.

Pada Desember 2014 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,60 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi diantaranya adalah batu, tarif listrik, kontrak rumah, dan sewa rumah.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Desember 2014 mengalami deflasi 1,31 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 112,12 pada November 2014 menjadi 113,59 pada Desember 2014.

(6)

Seluruh subkelompok mengalami inflasi pada Desember 2014 yaitu subkelompok sandang laki-laki 2,43 persen; subkelompok sandang wanita 0,85 persen; subkelompok sandang anak-anak 0,66 persen; dan subkelompok barang pribadi dan sandang lain 0,90 persen.

Kelompok ini pada Desember 2014 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil deflasi sebesar 0,06 persen. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi adalah baju kaos berkerah, celana panjang jeans, dan sandal kulit.

5. K e s e h a t a n

Kelompok kesehatan pada Desember 2014 mengalami kenaikan indeks dari 113,55 pada November 2014 menjadi 115,26 atau terjadi inflasi 1,51 persen.

Pada Desember 2014, dua subkelompok dalam kelompok ini tidak mengalami perubahan indeks atau stabil, yaitu subkelompok jasa kesehatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani. Sementaras ubkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok obat-obatan sebesar 4,58 persen serta subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 1,77 persen.

Kelompok ini pada Desember 2014 secara keseluruhan memberikan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,06 persen. Andil inflasi terbesar adalah komoditas sabun mandi, shampo, dan hand body lotion.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga pada Desember 2014 inflasi sebesar 0,03 persen atau terjadi kenaikan indeks dari116,14 pada November 2014 menjadi 116,17 persen pada Desember 2014.

Kelompok ini pada Desember 2014 secara keseluruhan memberikan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,002 persen. Andil inflasi terbesar adalah komoditas modem internet dan flashdisk.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Desember 2014 mengalami inflasi 5,65 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 114,40 pada November 2014 menjadi 120,86 pada Desember 2014.

Subkelompok yang mengalami inflasi hanya subkelompoktranspor sebesar 8,15 persen sementara subkelompok lainya stabil yakni: subkelompok komunikasi dan pengiriman; subkelompok sarana dan penunjang transpor; serta subkelompok jasa keuangan.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Desember 2014 memberikan sumbangan inflasi 0,87persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil inflasi yaitu bensin, angkutan udara, dan mobil.

(7)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender 2014 (Januari-Desember) dan tahun ke tahun (Desember 2014 terhadap Desember 2013) menggambarkan tingkat inflasi pada rentang waktu yang sama jadi besarannya juga sama, yakni Pangkalpinang inflasi sebesar 6,81 persen dan sejalan dengan kota lainnya yang mengalami inflasi juga dari kota Tanjung Pandan yang merupakan inflasi tertinggi dari seluruh kota pantauan IHK yakni mencapai dua digit sebesar 13,14 persen; Palembang 8,38 persen; dan DKI Jakarta 8,95 persen.(Lihat Tabel 4).

Tabel 4

Inflasi Desember 2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun ke Tahun Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta

Inflasi Pangkalpinang Tanjung Pandan Palembang DKI Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Desember 2014 2,58 3,21 2,75 2,74

2. Tahun Kalender 2014 6,81 13,14 8,38 8,95

3. Desember 2014 terhadap

Desember 2013 (year on year) 6,81 13,14 8,38 8,95

Gambar 2

Inflasi Desember 2014, Tahun Kalender 2014, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjung Pandan, Palembang, dan DKI Jakarta

0 2 4 6 8 10 12 14

Inflasi Desember 2014 Inflasi Tahun Kalender (Januari-Desember) 2014

Inflasi Year on Year Desember 2014 thd

Desember 2013 Pangkalpinang Tanjung Pandan Palembang Jakarta

(8)

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada Desember 2014 di 82 kota IHK, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke 4,53 persen dengan IHK 123,90dan terendah terjadi di Meulaboh 1,17persen dengan IHK 120,56.

Fenomena baik inflasi maupun deflasi di kota pantauan IHK ini dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga. Serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bbm, tarif listrik dan bahan bakar rumah tangga. Khususnya inflasi bulan ini dipengaruhi secara dominan sebagai dampak kebijakan harga BBM sebagai komoditas yang dikonsumsi hampir oleh seluruh masyarakat yang naik per 18 November 2014 (bensin dan solar subsidi) serta Tarif Dasar Listrik yang beberapa kali mengalami kenaikan pada tahun ini.

Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota (sebelumnya 16 kota), pada Desember 2014 tercatat seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 3,21 persen dengan IHK 126,82 dan terendah terjadi di Meulaboh sebesar1,17 persen dengan IHK 120,56. (Lihat Tabel 5).

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Desember 2014 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100)

K O T A Desember 2014 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 120,56 1,17 2. Banda Aceh 114,84 2,19 3. Lhokseumawe 115,49 1,95 4. Sibolga 119,40 1,72 5. Pematang Siantar 121,97 2,69 6. Medan 120,69 2,53 7. Padang Sidempuan 118,26 2,29 8. Padang 126,03 2,66 9. Bukit Tinggi 118,22 1,84 10. Tembilahan 124,06 1,71 11. Pekanbaru 119,56 1,69 12. Dumai 119,60 1,66 13. Bungo 119,06 2,07 14. Jambi 120,04 2,61

(9)

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Desember 2014 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota (sebelumnya 23 kota), tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Serang 3,07 persen dengan IHK123,07 dan terendah terjadi di Tegal 1,66 persen dengan IHK 114,73. (Lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Desember 2014 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100)

K O T A Desember 2014 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 119,41 2,74 2. Bogor 118,49 1,86 3. Sukabumi 119,34 2,43 4. Bandung 117,11 2,34 5. Cirebon 117,11 1,78 6. Bekasi 117,49 1,99 7. Depok 118,97 2,13 8. Tasikmalaya 116,97 2,44 9. Cilacap 121,18 1,77 10. Purwokerto 117,36 2,00 11. Kudus 124,16 2,47 12. Surakarta 116,84 2,28 13. Semarang 118,73 2,40 14. Tegal 114,73 1,66 15. Yogyakarta 116,84 1,76 16. Jember 117,52 2,64 17. Banyuwangi 117,67 2,50 18. Sumenep 117,30 2,60 19. Kediri 118,96 2,52 20. Malang 119,16 2,72 21. Probolinggo 118,72 2,15 22. Madiun 116,83 2,20 23. Surabaya 117,81 2,23 24. Tangerang 124,82 2,39 25. Cilegon 120,92 2,54 26. Serang 123,07 3,07 PANGKALPINANG 118,26 2,58

(10)

Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

Pada Desember 2014 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33 (sebelumnya 27 kota) tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke 4,53 persen dengan IHK 123,90 dan terendah terjadi di Tual 1,43persen dengan IHK 125,34.(Lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Desember 2014 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

(2012=100) K O T A Desember 2014 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 125,47 2,80 2. Denpasar 116,44 1,99 3. Mataram 117,47 2,27 4. Bima 120,28 1,93 5. Maumere 113,20 2,22 6. Kupang 120,06 3,58 7. Pontianak 122,22 2,82 8. Singkawang 117,67 2,33 9. Sampit 117,23 2,01 10. Palangkaraya 116,16 1,69 11. Tanjung 116,93 2,38 12. Banjarmasin 115,97 1,63 13. Balikpapan 118,92 2,31 14. Samarinda 120,19 2,52 15. Tarakan 126,63 2,49 16. Manado 118,61 3,83 17. Palu 120,21 2,86 18. Bulukumba 125,61 2,73 19. Watampone 117,35 2,43 20. Makassar 116,50 2,69 21. Pare-Pare 117,71 3,75 22. Palopo 116,54 2,78 23. Kendari 116,16 3,27 24. Bau-Bau 121,89 3,34 25. Gorontalo 115,26 4,12 26. Mamuju 116,85 2,45 27. Ambon 115,04 1,85 28. Tual 125,34 1,43 29. Ternate 122,30 3,11

(11)

INFLASI KOMPONEN INTI, HARGA DIATUR PEMERINTAH, DAN BERGEJOLAK

Komponen yang harganya diatur pemerintah memberikan andil inflasi1,23 persenyang sejalan dengan bulan sebelumnya yang juga memberikan andil inflasi namun lebih kecil yakni sebesar 0,10 persen, dimana komoditas tarif listrik dan bensin serta angkutan udara memberikan andil inflasi cukup tinggi.

Sementara komponen bergejolak memberikan andil inflasi 0,80persen yang sejalan dengan November 2014 dengan andil inflasi sebesar 0,33 persen. Andil inflasi ini dipicu oleh naiknya harga komoditas diantaranya beras, cabai rawit, ikan selar, dan cabai merah. (Lihat Tabel 8).

Komponen inti pada Desember 2014 memberikan andil inflasi sebesar 0,55 persen yang sejalan dengan November 2014 dengan andil inflasi komponen inti sebesar 0,67 persen. Andil inflasi ini dipicu oleh naikknya harga komoditas ikan hapau, ikan kerisi, dan nanas.

Tabel 8

DekomposisiLaju dan Andil Inflasi/Deflasi Desember 2014 Menurut Kelompok Komponen, (2012=100)

Komponen November 2014 Desember 2014 IHK November 2014 Laju Inflasi/Deflasi November 2014 Andil Inflasi/Deflasi November 2014 IHK Desember 2014 Laju Inflasi/Deflasi Desember 2014 Andil Inflasi/Deflasi Desember 2014 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Umum 115,29 1,10 1,10 118,26 2,58 2,58

Harga Diatur Pemerintah 110,45 0,50 0,10 114,88 6,68 1,23

Bergejolak 113,56 0,54 0,33 114,56 4,01 0,80

(12)

KOMODITAS DENGAN ANDIL INFLASI/DEFLASI TERBESAR SELAMA TAHUN 2014

Perkembangan baik inflasi maupun deflasi sangat dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga. Kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bbm, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga juga memberi dampak yang sangat signifikan. Inflasi selama tahun 2014 dipengaruhi secara dominan sebagai dampak kebijakan penyesuaian harga BBM sebagai komoditas yang dikonsumsi hampir oleh seluruh masyarakat, kenaikan Tarif Dasar Lsitrik secara bertahap, kenaikan harga LPG 12 kg, dan faktor cuaca yang mempengaruhi ketersediaan dan distribusi berbagai komoditas.

Tabel 9

20 Komoditas dengan Andil Inflasi/Deflasi Terbesar Tahun 2014

Komoditi Persentase Perubahan Harga Sumbangan Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Bensin 29,97 1,26 2. Tarif Lsitrik 24,08 0,88 3. Mie 23,65 0,37 4. Kontrak Rumah 6,41 0,34

5. Bahan Bakar Rumahtangga 17,64 0,28

6. Air Kemasan 34,65 0,22

7. Rokok Kretek Filter 6,62 0,21

8. Ikan Kerisi 19,75 0,18

9. Sewa Rumah 5,83 0,15

10. Beras 3,18 0,14

11. Tahu Mentah -12,50 -0,03

12. Telur Ayam Ras -8,80 -0,05

13. Ayam Hidup -15,28 -0,07

14. Ikan Selar -9,05 -0,08

(13)

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Herum Fajarwati, MM

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425

Referensi

Dokumen terkait

Suhu pengeringan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap organoleptik warna dan indeks pencoklatan, serta memberikan pengaruh berbeda tidak nyata

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana framing pemberitaan yang dilakukan oleh media online Detik.com dan Vivanews.com menyampaikan peristiwa di Kebun

Gillin dan Gillin (1982: 263) menjelaskan lebih lanjut mengenai perubah-an sosial yang dikutip oleh Soerjono Soekanto dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar

, sebagai badan khusus yang bertugas mengadministrasi kan semua perjanjian di bidang HAKI telah membuat model mengenai perjanjian lisensi untuk negara berkembang. Di dalam

Hasil pengujian hipotesis ketujuh (H7) menunjukkan bahwa kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian ulang dengan menggunakan loyalitas merek

Menurut Hanafiyah, jilid sebagai sebagai ta’zi>r harus harus dicambukan lebih keras dari jilid dalam had agar dengan ta’zi>r orang yang terhukum akan menjadi jera,

Pelaksanaan pembelajaran didasarkan pada RPP yang telah dibuat sehingga prosesnya sesuai arah yang diinginkan. Dengan kata lain, pelaksanaan tindakan ini meliputi siapa melakukan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ISLAMIC