KLORIN DIOKSIDA
CHLORINE DIOXIDE
1. N a m a
Golongan
Asam anorganik
Sinonim / Nama Dagang
Anthium dioxcide; Chlorine peroxide; Chlorine oxide; Chlorine (IV) oxide; Chloroperoxyl; Chloryl radical; Alcide; Doxcide 50; EZ Flow; Purogene.
Nomor Identifikasi :
Nomor CAS : 10049-04-4
Nomor OHS : 04610
Nomor RTECS : FO3000000
Nomor EC (EINECS) : 233-162-8
UN : 9191 (larutan beku)
STCC : 4918110
2. Sifat Fisika Kimia
Nama bahan
Klorin dioksida
Deskripsi
Pada suhu ruang, klorin dioksida merupakan gas berwarna kuning atau kuning kemerahan, berbau klorin; Kristal padat klorin dioksida berwarna merah kekuningan; Klorin dioksida cair berwarna coklat kemerahan; Ambang batas bau 0,1 ppm; Berat molekul 67,46; Rumus molekul ClO2 ; Titik didih 10oC (50 F); Titik
lebur -59oC (-74,2 F); Titik beku -60oC (-76 F); Gravitasi spesifik 1,64 pada 0oC (32 F) (cair); Tekanan uap >760 mmHg pada 20oC (68 F); Kerapatan uap (udara=1): 2,3; Larut dalam alkali, asam sulfat. Kelarutan dalam air 0,8 g/mL pada 20oC.
Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya
Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi Kebakaran 4 = Amat sangat mudah terbakar Reaktivitas 3 = Sangat reaktif
Klasifikasi EC:
O = Pengoksidasi
F+ = Sangat mudah terbakar
T+ = Sangat beracun
C = Korosif
Xn = Berbahaya
N = Berbahaya untuk lingkungan
R2 = Berisiko meledak karena guncangan, gesekan, api, atau sumber nyala lain
R6 = Mudah meledak dengan atau tanpa
bersinggungan/kontak dengan udara
R8 = Bersinggungan/kontak dengan bahan yang dapat
menyala dapat menimbulkan api
R9 = Mudah meledak jika bercampur dengan bahan yang dapat menyala
R12 = Amat mudah menyala
R22 = Berbahaya jika tertelan
R26 = Sangat beracun jika terhirup
R34 = Menyebabkan kanker
R36 = Menyebabkan iritasi pada mata
R37 = Menyebabkan iritasi pada sistem pernafasan
R38 = Menyebabkan iritasi pada kulit
R50 = Sangat beracun bagi organisme perairan
S2 = Jauhkan dari jangkauan anak-anak
S13 = Jauhkan dari makanan, minuman, dan bahan makanan
hewan
S20 = Jangan makan atau minum jika sedang menggunakan
bahan ini
S23 = Jangan menghirup gas/asap/uap/spray (penamaan
S24 = Hindari persinggungan/kontak dengan kulit
S25 = Hindari jangan sampai terkena mata
S26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis
S36 = Pakai/kenakan pakaian pelindung yang tepat
S37 = Pakai/kenakan sarung tangan yang tepat
S38 = Jika ventilasi tidak memadai, pakai peralatan
pernafasan yang tepat
S39 = Pakai/kenakan pelindung mata/wajah
S45 = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah sakit/puskesmas (perlihatkan label kemasan)
S46 = Jika tertelan, cari segera pertolongan medis dan perlihatkan wadah ini atau label
S61 = Hindari/cegah pembuangan ke lingkungan. Rujukan pada Lembar Data Keamanan/Instruksi Khusus
3. Penggunaan
Pemutih selulosa, bubur kertas, tepung, kulit, lemak dan minyak, tekstil, beewax; pemurnian air; pengontrol aroma dan rasa air; pembersihan dan penyamakan kulit; pembuatan garam klorida; bahan pengoksidasi; bakterisida, antiseptik, deodoran; mempercepat pematangan tepung; digunakan pada pengolahan air; desinfektan pada air limbah.
4. Identifikasi Bahaya
Risiko utama dan sasaran organ
Bahaya utama terhadap kesehatan: Berpotensi fatal jika terhirup, berbahaya jika tertelan, luka bakar pada saluran pernafasan, luka bakar pada kulit, luka bakar pada mata.
Organ sasaran: Mata, saluran pernafasan, kulit, membran mukosa.
Rute paparan
Paparan jangka pendek Terhirup
Luka bakar, muntah, sulit bernafas, sakit kepala, pusing, warna kulit kebiruan, kongesti paru, kematian.
Kontak dengan kulit
Luka bakar.
Kontak dengan mata
Kontak dapat menyebabkan kemerahan, iritasi, nyeri, pandangan kabur, tearing, luka pada kornea, luka bakar, kebutaan.
Tertelan
Bukan merupakan paparan yang normal. Berbahaya jika tertelan, dapat menyebabkan iritasi pada esofagus, lambung, dan membran mukosa.
Paparan jangka panjang Terhirup
Asma, kerusakan paru.
Kontak dengan kulit
Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek.
Kontak dengan mata
Sama seperti efek yang dilaporkan pada paparan jangka pendek.
Tertelan
Tidak terdapat informasi adanya efek berat yang berarti.
5. Stabilitas dan reaktivitas
Reaktivitas : Stabil pada suhu dan kondisi penyimpanan
normal.
Dapat meledak jika terguncang, tergesek, atau dipanaskan.
Kondisi yang harus dihindarkan : Hindarkan kontak dengan bahan yang
mudah terbakar. Dapat menyala atau meledak jika kontak dengan bahan yang mudah terbakar. Gas berbahaya dapat terakumulasi pada ruang terbatas/tertutup rapat. Wadah dapat pecah atau meledak jika
terpapar panas. Hindarkan terkena sinar matahari langsung atau panas berlebih. Hindarkan gesekan atau kontaminasi. Jauhkan dari sumber air atau sumur.
Tancampurkan : Amina, bahan mudah terbakar, logam, basa.
Korosif terhadap baja, stainless stell, dan banyak bahan lainnya. Hindarkan kontak dengan bahan pereduksi.
Klorin dioksida dengan
Karbon monoksida : Meledak jika dicampur.
Difluoroamina : Interaksi pada fasa gas bersifat eksplosif.
Hidrogen : Dapat meledak.
Merkuri : Klorin dioksida meledak jika diguncang
bersama merkuri.
Bahan organik : Bahan organik jika kontak dengan klorin dioksida dapat meledak jika ada guncangan atau percikan.
Fosfor : Menyala atau meledak.
Fosfor pentaklorida : Kemungkinan meledak.
Kalium hidroksida : Cairan atau gas oksida akan meledak jika kontak dengan kalium hidroksida padat atau larutan pekatnya.
Sulfur : Kemungkinan menyala dan meledak.
Gula : Dapat menyala dan meledak.
Bahaya dekomposisi : Produk dekomposisi termal: gas klorin,
halida asam. Gas klorin dapat membentuk asam hidroklorik jika bercampur dengan udara atau uap.
Polimerisasi : Tidak terpolimerisasi
6. Penyimpanan
Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku.
Simpan terpisah dari bahan tancampurkan.
Simpan terpisah dari bahan yang mudah meledak dan bahan pereduksi.
7. Toksikologi
Toksisitas
Data pada hewan
Data iritasi:
100 mg mata-kelinci (iritasi ringan). Data toksisitas:
LD50 oral-tikus (rat) 292 mg/kg; LCL50 inhalasi-tikus (rat) 500 ppm/15 menit
(mengacu pada ppm di udara, bukan di larutan); LCL0 inhalasi-tikus (rat) 260
ppm/2 jam; LD50 tidak dilaporkan-tikus (rat) 140 mg/kg; TDL0 oral-tikus (rat) 365
mg/kg/1 tahun kontinyu; TCL0 inhalasi-tikus (rat) 10 ppm/4 jam intermittent
selama 14 hari.
Karsinogenik
Berdasarkan IARC, OSHA, EPA, dan ACGIH, klorin dioksida tidak terdaftar sebagai bahan karsinogen.
Mutagenik
Mutasi pada mikroorganisme – Salmonella typhimurium 400 µg/cawan (-S9); Inhibisi DNA – oral-tikus (rat) 84 mg/kg selama 12 minggu kontinyu; Uji mikronukleus – intraperitoneal-tikus (mouse) 3200 µg/kg.
Data Reproduksi
TDL0 oral-tikus (rat) betina pra kehamilan/1-20 hari 960 mg/kg selama 76 hari;
TDL0 oral-tikus (rat) betina pasca kehamilan/21 hari 570 mg/kg selama 14 hari
kontinyu. .
Informasi Ekologi
Relatif tidak beracun terhadap kehidupan perairan
Toksisitas pada ikan : LC50 Fathead minnow (Pimephales promelas)
muda (juvenile) 0,02 mg/L selama 96 jam kontinyu
dewasa 0,17 mg/L selama 96 jam kontinyu LC50 Bluegill (Lepomis macrochirus) muda 0,15
mg/L selama 96 jam kontinyu
LC50 (Mortalitas) Harlequinfish, red rasbora
(Rasbora heteromorpha) 6400000 µg/L selama 96 jam
Toksisitas pada invertebrata : LC50 (Mortalitas) Cockle (Cerastoderma edule)
>500000 µg/L selama 48 jam
Toksisitas pada alga : (Klorofil) Alga hijau (Cladophora sp.) 2600 µg/L selama 24 jam
8. Efek Klinis
Keracunan akut Terhirup
Menghirup >5 ppm klorin dioksida dapat menyebabkan timbulnya gejala iritasi berat pada saluran pernafasan, termasuk batuk, tersedak, bersin, nyeri pada hidung, mulut dan tenggorokan, rhinitis, dan luka bakar pada membran mukosa. Jika bahan terhirup dalam jumlah yang cukup, kemungkinan dapat timbul edema paru dan bronkitis, seringkali dengan perioda laten 5-72 jam. Gejala yang timbul dapat berupa rasa sesak di dada, sakit kepala, dyspnea, frothy sputum, muntah, sianosis, dan pusing. Gejala pada fisik dapat meliputi lemah, denyut jantung cepat, hipotensi, moist rales (ronki yang dihasilkan oleh adanya cairan di dalam bronkus), dan hemokonsentrasi. Kemungkinan pemulihan akan lama dan kemungkinan dapat kambuh kembali. Pada kasus paparan berat, dapat terjadi kematian akibat anoksia dalam jangka waktu beberapa jam setelah onset gejala edema paru atau setelah kambuh. Menghirup bahan sebanyak 150 ppm/15 menit bersifat letal terhadap tikus (rat).
Kontak dengan kulit
Kontak langsung dapat menyebabkan nyeri hebat, luka bakar, dan kemungkinan timbul noda kekuningan atau kecoklatan. Luka bakar yang timbul kemungkinan dalam dengan tepi yang tajam dan penyembuhan berlangsung lambat disertai pembentukan jaringan parut.
Kontak dengan mata
Kontak langsung dapat menyebabkan nyeri, lakrimasi, pandangan kabur, fotofobia, dan luka bakar, kemungkinan berat. Tingkatan luka bergantung pada konsentrasi dan lamanya kontak. Pada luka bakar ringan, epitelium beregenerasi dengan cepat dan mata dapat pulih sempurna. Pada kasus berat, tingkatan luka mungkin tidak jelas/nyata selama beberapa minggu. Pada akhirnya, keseluruhan kornea kemungkinan menjadi sangat vascularized dan buram menyebabkan kebutaan. Pada kasus yang paling berat, kemungkinan mata menjadi rusak secara total.
Tertelan
Menelan 292 mg/kg klorin dioksida bersifat letal terhadap tikus (rat).
Keracunan kronik Terhirup
Menghirup klorin dioksida secara berulang atau berkepanjangan selama beberapa tahun dapat menyebabkan timbulnya bronkitis kronik dan emfisema, disertai peningkatan dyspnea dan bronkitis asmatik. Menghirup uap klorin dioksida dengan konsentrasi 19 ppm secara berulang dapat menyebabkan kematian pada pekerja. Pada tikus (rat), paparan berulang bahan 10 ppm/hari/10-13 hari dapat menyebabkan dyspnea dan kematian.
Kontak dengan kulit
Efeknya bergantung pada konsentrasi dan lama paparan. Paparan berulang atau berkepanjangan dengan bahan yang bersifat asam dapat menimbulkan dermatitis atau efek yang mirip dengan paparan akut.
Kontak dengan mata
Efek bergantung pada konsentrasi dan lamanya paparan. Paparan berulang atau berkepanjangan terhadap bahan yang bersifat asam kemungkinan menyebabkan konjungtivitis atau efek seperti pada paparan akut.
Tertelan
Telah dilaporkan efek pada bayi baru lahir (newborn) dan fertilitas akibat paparan klorin dioksida melalui penelanan yang berkepanjangan pada mencit dan tikus hamil. Pemberian bahan ini pada bayi tikus (rat) yang baru lahir menyebabkan lesi neurotoksik.
9. Pertolongan Pertama
Terhirup
Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Jaga tetap hangat dan beristirahat. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan kulit
Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Untuk luka bakar, tutup area yang terluka dengan kain kassa streril, kering, dan longgar. Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Kontak dengan mata
Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Tutup dengan perban steril. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Tertelan
Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jika pasien dapat menelan, segera berikan air untuk diminum untuk mengencerkan isi lambung. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.
Catatan untuk dokter: Untuk pernafasan, pertimbangkan pemberian oksigen.
Secara medis, pasien harus terus dipantau selama 48 jam karena kemungkinan timbulnya edema paru yang tertunda.
10. Penatalaksanaan
Stabilisasi
a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara.
b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida.
c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis:
Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 mL/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam.
Anak-anak: 200-300 µg/kg BB.
Dekontaminasi
a. Dekontaminasi mata
Dilakukan sebelum membersihkan kulit:
- Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya.
- Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata.
- Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya.
- Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata.
b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku)
- Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat.
- Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit.
- Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.
- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup.
- Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya.
- Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri
Batas paparan klorin dioksida (untuk konsentrasi di udara dan bukan larutan berair):
0,1 ppm (0,3 mg/m3) OSHA TWA 0,3 ppm (0,9 mg/m3) OSHA STEL
0,1 ppm (0,3 mg/m3) NIOSH direkomendasikan TWA 10 jam 0,3 ppm (0,9 mg/m3) NIOSH direkomendasikan STEL 0,1 ppm (0,3 mg/m3) ACGIH TWA
0,3 ppm (0,9 mg/m3) ACGIH STEL
0,3 mg/m3 (0,1 mL/m3) DFG MAK 1 kali/shift
Metode pengukuran: Bubbler; Kalium iodida; Kromatografi ion; OSHA # ID202.
Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus
tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan.
Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran
pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja.
Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia.
Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. Respirator: Berdasarkan rujukan dari NIOSH dan/atau OSHA
1 ppm – Setiap respirator cartridge bahan kimia dengan cartridge yang menyediakan perlindungan terhadap bahan ini
Setiap respirator pemasok udara 2,5 ppm – Setiap respirator pemasok udara
Setiap respirator pemurni udara, bertenaga, dengan cartridge yang menyediakan perlindungan terhadap bahan ini
5 ppm – Setiap respirator cartridge bahan kimia yang dilengkapi masker wajah penuh dan cartridge yang menyediakan perlindungan terhadap bahan ini
Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh dan canister yang menyediakan perlindungan terhadap bahan ini
Setiap peralatan pernafasan serba lengkap yang dilengkapi masker wajah penuh
Setiap respirator pemasok udara yang dilengkapi masker wajah penuh
Pelindung wajah untuk keluar dari sumber paparan (Escape):
Setiap respirator pemurni udara yang dilengkapi masker wajah penuh dan
canister yang memberikan perlindungan terhadap bahan ini.
Setiap tipe escape yang memadai, dengan alat bantu pernafasan serba lengkap.
Sedangkan untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan:
Setiap respirator pemasok udara dengan pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode tekanan atau tekanan positif lain digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah.
Setiap alat pernafasan serba lengkap dengan pelindung wajah penuh.
12. Manajemen Pemadam Kebakaran
Bahaya ledakan dan kebakaran: Bahaya kebakaran hebat. Bahaya ledakan
hebat. Wadah kemungkinan pecah atau meledak jika terpapar panas.
Media pemadam kebakaran: Air. Gunakan semprotan air untuk mengurangi
uap. Jangan gunakan bahan kimia kering, karbon dioksida atau bahan pemadam yang berhalogen.
Kebakaran besar: Basahi dengan air Gunakan air dari lokasi atau jarak yang
aman.
Pemadaman Kebakaran: Dinginkan wadah menggunakan semprotan air hingga membaik setelah api padam. Menjauhlah dari tangki. Untuk kebakaran di kargo atau area gudang: Dinginkan wadah menggunakan air dari selang tak berawak atau monitor nozzles hingga membaik setelah api padam. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, lakukan langkah-langkah berikut: Jauhkan orang yang tidak berkepentingan, isolasi area berbahaya, dan dilarang masuk. Biarkan api membakar. Radius evakuasi untuk tangki, rail car, atau truk tangki: 800 m (½ mil). Gunakan bahan pemadam yang memadai di sekeliling api. Dinginkan wadah menggunakan semprotan air hingga membaik setelah api padam. Gunakan air dari lokasi atau jarak aman. Hindarkan menghirup bahan atau produk samping pembakaran. Menyingkirlah jika kebakaran tidak dapat dikendalikan atau jika wadah terpapar api secara langsung. Radius evakuasi: 500 m (1/3 mil).
13. Manajemen Tumpahan
Hindarkan kontak dengan bahan yang mudah terbakar. Jangan menyentuh tumpahan bahan. Hentikan kebocoran jika memungkinkan dilakukan tanpa timbul risiko pribadi. Kurangi uap menggunakan semprotan air.
Tumpahan yang sedikit: Basahi dengan air.
Tumpahan yang banyak: Dibendung untuk dibuang kemudian. Jauhkan orang yang tidak berkepentingan, isolasi area berbahaya, dan dilarang masuk.
14. Daftar Pustaka
OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997.
http://msds.chem.ox.ac.uk (Diunduh September 2010)
http://toxnet.nlm.nih.gov (Diunduh September 2010)
http://www.cdc.gov (Diunduh September 2010)
http://www.ercoworldwide.com (Diunduh September 2010)
http://www.haloxtech.com (Diunduh September 2010)
http://www.metconeng.com (Diunduh September 2010)
http://www.osha.gov (Diunduh September 2010)
http://www.pureline.com (Diunduh September 2010)--- Disusun oleh:
Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010