• Tidak ada hasil yang ditemukan

H. M. Rapi Anci, Menuju Kepala Sekolah. MENUJU KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL Oleh : H. M. Rapi Anci

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "H. M. Rapi Anci, Menuju Kepala Sekolah. MENUJU KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL Oleh : H. M. Rapi Anci"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MENUJU KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL Oleh :

H. M. Rapi Anci

Abstrack :

School is organization able to be told to have the character of complex and unique. Having the character of complex because school is organization in it there are relevant various dimension to attainment of commitment. Unique of school by certain characteristic which dont have by other organization. As for characteristic is the existence of study process as enableness of process humanize human being. Complexity and unique which had by education claim to existence by a role of the leader of school (headmaster) very basal is attainment of education target. Attainment of education targret also relied on good management. Orders creatid to arrange every personel to school in attainment of education target. So, the headmaster must profesional have to owning skill of manajerial so that created good management pettern.

Kata Kunci: Kepala sekolah profesional, karakteristik kepala sekolah profesional, langkah-langkah menuju kepala sekolah profesional

PENDAHULUAN

Sosok kepala sekolah yang dirindukan adalah kepala sekolah yang mampu memberikan keteladanan dari sekolah yang dipimpinnya. Keberadaannya sangat dirindukan dan kepemimpinannya sangat bagus sekali dalam mengelola sekolah yang unggul di masyarakat. Kepala sekolah menjadi ujung tombak perbaikan pendidikan.

Kepala sekolah yang professional adalah kepala sekolah yang memahami administrasi pembelajaran dengan baik. Selain itu, beliau juga mampu menjadi sahabat terbaik buat para guru yang ada di sekolah tersebut. Kepala sekolah yang mampu mengelola semua komponen yang ada di dalam sekolah, dan dapat berinteraksi dengan baik.

Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan kepala sekolah. Karena kepala sekolah sebagai pemimpin di lembaganya, maka kepala sekolah harus mampu membawa lembaga ke arah tercapainya tujuan yang telah di tentukan. Kepala sekolah harus mampu melihat adanya perubahan terhadap regulasi pendidikan dan kehidupan globalisasi.

Kepemimpinan kepala sekolah sangat menunjang akan tercapainya pengelolaan sekolah yang efektif dan efisien. Untuk menciptakan sekolah yang efektif dan efisien, kepala sekolah sebagai manajer pendidikan di

(2)

tingkatan sekolah dan ujung tombak utama dalam mengelola pendidikan diharapkan mampu memegang tugas dan bertanggung jawab memegang peran aktif dalam memajukan sekolah / lembaga pendidikan.

Hakekat Kepala Sekolah Profesional a. Definisi Kepala Sekolah

Kepala sekolah menurut Wahjosumijo yaitu kepala sekolah terdiri dari dua kata, yaitu kepala dan sekolah. Kata kepala dapat di artikan ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedangkan sekolah adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan “sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”.

Dari uraian di atas, maka kepala sekolah dapat diartikan bahwa seorang pemimpin yang mempunyai usaha dalam pendidikan dan pengajaran yang banyak dibebani dengan kewajiban-kewajiban yang beraneka ragam untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

b. Definisi Kepala Sekolah Profesional

Kata professional berasal dari kata sifat, yang berarti “pencaharian” dan sebagai kata benda yang berarti “orang yang mempunyai keahlian”. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat professional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk pekerjaan itu. Jadi bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Nana Sujana 1988).

Selanjutnya Profesionalisme menurut Mohamad Surya (2007:214) adalah: sebutan yang mengacu pada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionlanya. Sementara Sudarwan Danin (2002:23) mendefinisikan bahwa: Profesionalisme adalah komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus-menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa profesionalisme adalah suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dapat tercapai secara berkesinambungan.

Jadi kepala sekolah profesional adalah kepala sekolah yang mempunyai kemampuan untuk memimpin dan memberdayakan segala sumber daya yang ada di suatu sekolah secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama dan selalu mengembangkan kompetensinya dengan komitmen yang tinggi.

(3)

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sehingga kepala sekolah yang memimpin harus professional, karena dalam mengelola sekolah banyak tugas-tugas yang harus diselesaikan. Adapun tugas-tugas dari kepala sekolah seperti yang dikemukakan Wahjosumidjo (2002:97) adalah:

1. Kepala sekolah bekerja dengan dan melalui orang lain.

2. Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah.

3. Kepala sekolah bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan. Kepala sekolah bertindak dan bertanggungjawab atas segala tindakan yang dilakukan oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepala sekolah.

4. Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat mengatur pemberian tugas secara cepat serta dapat memprioritaskan bila terjadi konflik antara kepentingan bawahan dengan kepentingan sekolah.

5. Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan satu solusi yang feasible. Serta harus dapat melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang saling berkaitan.

6. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan sekolah sebagai suatu organisasi di dalamnya terdiri dari manusia yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda yang bisa menimbulkan konflik untuk itu kepala sekolah harus jadi penengah dalam konflik tersebut.

7. Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran politis kepala sekolah dapat berkembang secara efektif, apabila: (1) dapat dikembangkan prinsip jaringan saling pengertian terhadap kewajiban masing-masing, (2) terbentuknya aliasi atau koalisi, seperti organisasi profesi, OSIS, BP3, dan sebagainya; (3) terciptanya kerjasama (cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan. 8. Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai macam

pertemuan kepala sekolah adalah wakil resmi sekolah yang dipimpinnya. 9. Kepala sekolah mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu organisasi pun yang berjalan mulus tanpa problem. Demikian pula sekolah sebagai suatu organisasi tidak luput dari persoalan dan kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan kepala

(4)

sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit tersebut.

Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai pemimpin, yang tidak kalah penting dari itu semua seyogyanya kepala sekolah memahami dan mengatahui perannya. Adapun peran-peran kepala sekolah yang menjalankan peranannya sebagai manajer seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002:90) adalah:

1. Peranan hubungan antar perseorangan

a. Figurehead, figurehead berarti lambang dengan pengertian sebagai kepala sekolah sebagai lambang sekolah.

b. Kepemimpinan (Leadership). Kepala sekolah adalah pemimpin untuk menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos kerja dan peoduktivitas yang tinggi untuk mencapai tujuan.

c. Penghubung (liasion). Kepala sekolah menjadi penghubung antara kepentingan kepala sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal kepala sekolah menjadi perantara antara guru, staf dan siswa.

2. Peranan informasional

a. Sebagai monitor. Kepala sekolah selalu mengadakan pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan adanya informasi-informasi yang berpengaruh terhadap sekolah.

b. Sebagai disseminator. Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menyebarluaskan dan memabagi-bagi informasi kepada para guru, staf, dan orang tua murid.

c. Spokesman. Kepala sekolah menyabarkan informasi kepada lingkungan di luar yang dianggap perlu.

3. Sebagai pengambil keputusan

a. Enterpreneur. Kepala sekolah selalu berusaha memperbaiki penampilan sekolah melalui berbagai macam pemikiran program-program yang baru serta malakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungan sekolah.

b. Orang yang memperhatikan gangguan (Disturbance handler). Kepala sekolah harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi dan ketepatan keputusan yang diambil.

c. Orang yang menyediakan segala sumber (A Resource Allocater). Kepala sekolah bertanggungjawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau menerima sumber-sumber yang disediakan dan dibagikan.

d. A negotiator roles. Kepala sekolah harus mampu untuk mengadakan pembicaraan dan musyawarah dengan pihak luar dalam memenuhi kebutuhan sekolah.

(5)

Peranan Kepemimpinan Kepala Sekolah Profesional sejalan dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap akuntabilitas sekolah, maka meningkat pula tuntutan terhadap kinerja kepala sekolah. Kepala Sekolah diharapkan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai manajer dan leader. Sebagai pemimpin pendidikan di sekolah kepala sekolah memiliki tanggung jawab sepenuhnya untuk mengembangkan seluruh sumber daya sekolah. Efektivitas kepemimpinan kepala sekolah tergantung kepada kemampuan bekerjasama dengan seluruh warga sekolah, serta kemampuannya mengendalikan pengelolaan sekolah untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Profesionalisme kepala sekolah adalah suatu bentuk komitmen kepala sekolah untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dapat tercapai secara berkesinambungan.

Menuju Kepala Sekolah Profesional 1. Karakteristik Kepala Sekolah Profesional

a. memiliki kejujuran dan integritas pribadi;

b. mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk bekerja di bidangnya;

c. memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikategorikan ahli pada suatu bidang;

d. berusaha mencapai tujuan dengan target-target yang ditetapkan secara rasional;

e. memiliki standar yang tinggi dalam bekerja;

f. memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dengan standar kualitas yang tinggi;

g. mencintai dan memiliki sikap positif terhadap profesinya yang antara lain tercermin dalam perilaku profesionalnya dan respons orang-orang yang berkaitan dengan profesi/ pekerjaannya;

h. memiliki pandangan jauh ke depan (visionary); i. menjadi agen perubahan;

j. memiliki kode etik, dan k. memiliki lembaga profesi.

Menurut Depdiknas kepala sekolah profesional harus mengetahui: a. mengapa pendidikan yang baik diperlukan di sekolah; b. Apa yang diperlukan untuk meningkatkan mutusekolah; dan

c. Bagaimana mengelola sekolah untuk mencapai prestasi terbaik. Kemampuan untuk menguasai jawaban atas ketiga pertanyaan ini akan dapat dijadikan standar kelayakan apakah seseorang dapat menjadi kepala sekolaefektif atau tidak.

Secara umum, ciri dan perilaku kepala sekolah profesional dapat dilihat daritiga hal pokok, yaitu:

(6)

a. Kemampuannya berpegang kepada citra atau visilembaga dalam menjalankan tugas;

b. Menjadikan visi sekolah sebagai pedomandalam mengelola dan memimpin sekolah;

c. Memfokuskan aktifitasnya kepada pembelajaran dan kinerja guru di kelas. Pemimpin harus memiliki visi dan mampu menerjemahkan visi ke dalam kebijakan yang jelas dan tujuan yang spe-sifik, (Sallis, 1993: 86). Adapun secara lebih detil, deskripsi tentang kualitas dan perilaku kepala sekolah profesional dapat diambil dari pengalaman riset di sekolah-sekolah unggul dan sukses di negara maju. Atas dasar hasil riset tersebut, dapat dijelaskan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Kepala sekolah profesional memiliki visi yang kuat tentang masa depan sekolahnya, dan mendorong semua staf untuk mewujudkan visi tersebut; b. Kepala sekolah profesional memiliki harapan tinggi terhadap

prestasi siswa dan kinerja staf;

c. Kepala sekolah profesional tekun mengamati para guru dikelas dan memberikan umpan balik yang positif dan konstruktif dalam rangka memecahkan masalah dan memperbaiki pembelajaran;

d. Kepala sekolah profesional mendorong pemanfaatan waktu secara efisien dan merancang langkah-langkahuntuk meminimalisasi kekacauan; e. Kepala sekolah profesional mampu memanfaatkan sumber-sumber

material dan personil secara kreatif; dan

f. Kepala sekolah profesional memantau prestasi siswa secara individual dan kolektif dan memanfaatkan informasi untuk mengarahkan perencanaan instruksional

2. Langkah-langkah Menuju Kepala Sekolah Profesional

Setiap kepala sekolah memiliki harapan dan cita-cita menjadi kepala sekolah berprestasi baik di tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi bahkan nasional. Untuk mencapai hal itu, memang tidak mudah dan perlu waktu serta usaha keras di samping berdo’a kepada Allah SWT. Namun bila berpangku tangan, malas dan tidak mempunyai program maupun strategi khusus maka sampai kapanpun, harapan dan cita-cita menjadi kepala sekolah berprestasi akan menjadi impian belaka. Agar tidak hanya menjadi impian dan di angan-angan saja maka seoraang kepala sekolah harus memulai dengan melaksanakan tugas dan kewajibannya secara professional dan penuh dedikasi. Setelah itu, berusaha dengan segala daya upaya untuk mengerahkan energi kompetensi yang dimiliki dan diimbangi semangat yang membara dalam meningkatkan prestasi sekolah. Dalam membangun sekolah yang berkualitas dan berprestasi tidaklah semudah membalik kedua telapak tangan, tetapi harus memfungsikan kompetensinya yaitu kepribadian, professional, pedagogic, sosial, manajerial dan kewirausahaan. Wujud dari keberhasilan kepala sekolah akan tampak dari peningkatan segala aspek

(7)

seperti prestasi siswa, motivasi dan kinerja guru, jumlah sarana dan prasarana, tata kelola administrasi, transparansi dan akuntabilitas keuangan, dan hubungan harmonis dengan masyarakat serta partisipasi masyarakat. Untuk menjadi kepala sekolah berprestasi harus memiliki motivasi yang besar disetai kinerja yang optimal, di samping itu juga harus menjalin kerja sama dengan semua pihak agar lebih mudah dan ringan. Karena semua orang yang menjadi kepala sekolah memiliki harapan dan cita-cita yang sama, maka kepala sekolah yang siap menanam dengan kerja ikhlas, kerja cerdas, kerja keras, dan kerja tuntas akan memetik hasilnya Semakin tinggi tingkatan wilayah yang diikuti semakin tinggi persaingannya. Semua kepala sekolah pasti berbuat dan berusaha sebaik mungkin di lembaga masing-masing untuk dinilai seberapa besar peningkatan yang di capai selama kurun waktu tertentu dibanding dengan hasil yang dicapai oleh kepala sekolah lain. Di sinilah nanti akan diketahui bahwa pemenang atau juara yang dipilih pastilah kepala sekolah terbaik dan unggul di antara yang baik. Sudah barang tentu, penilaiannya meliputi dari segala aspek dengan cara sebagai berikut: (1) tes tulis baik akademik dan psikotes, (2) tes wawancara atau interview dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, (3) Presentasi atau paparan hasil PTS atau The best Parctice, (4) penilaian Portofolio, dan (5) Penilaian verifikasi di unit kerja atau di lapangan.

Selanjutnya, agar seorang pemimpin sekolah dapat dikatakan kepala sekolah profesional, setidaknya yang bersangkutan harus bisa mengaplikasikan pemahaman sebagai berikut.

a. Jadikan jabatan pemimpin sekolah sebagai jabatan amanah. Jabatan pemimpin pada hakikatnya, bukan bukti kemuliaan. Juga bukan bukti meningkatnya harkat dan derajat di mata Allah SWT. Jabatan pemimpin hanyalah berbagi tugas dan peran saja. Itulah sebabnya, pada saat kita menjabat pemimpin, tidak usah merasa lebih pintar, cerdas, atau hebat. Pemimpin sekolah yang dicintai tim adalah pemimpin yang tidak arogan, tawadhu, selalu menampung aspirasi dari tim dalam melaksanakan kewenangan, tidak otoriter, dan tidak hawek (memperkaya diri).

Berdasarkan kaca mata di lapangan, banyak citra pemimpin sekolah yang terpuruk di mata tim, kondisi itu disebabkan karena sifat hawek khususnya dalam manajemen keuangan. Potret buram ini, bukan saja menjadi malapetaka, pada saat melaksanakan kepemimpinan di sekolah, juga menjadi bumerang pada saat ia pensiun.

Pemimpin yang hawek tidak akan dihargai. Dicemooh. Dicaci. Bahkan, dalam catatan sejarah, bisa jadi eksistensi yang bersangkutan menjadi catatan terburuk sepanjang zaman. Naudzubillah. Berdasarkan kenyataan tersebut, tak ada pilihan lain, jika seorang pemimpin yang ingin dicintai timnya berkemaslah memperbaiki diri saat ini juga.

(8)

b. Menjadi contoh kebaikan. Pemimpin sekolah adalah figur. Karenanya, segala tindak tanduknya sangat berpengaruh terhadap organisasi yang dipimpinnya. Kebaikan yang dipertontonkan oleh pemimpin selama ia menjabat, akan menjadi kenangan terindah bagi timnya. Selain itu, tim akan meniru pola kepemimpinan tersebut pada suatu hari nanti.

c. Menjadi jalan kebaikan. Idealnya sebuah jabatan harus menjadi jalan kebaikan sebanyak-banyaknya bagi umat. Demikian juga dengan jabatan pemimpin sekolah. Manfaatkan jabatan pimpinan sebagai upaya menjadi wasilah kebaikan bagi orang lain.

Banyak di antara pemimpin sekolah, yang tidak mempergunakan momen ini untuk mengeruk pahala sebanyak-banyaknya. Malah sebaliknya, kita pernah mendengar ada pemimpin sekolah yang mempergunakan jabatannya untuk berdusta. Salah satu misalnya, membuat SK untuk guru honorer sekian puluh tahun untuk kepentingan syarat CPNS, padahal kenyataannya tidak demikian.

d. Menjadi pelayan yang baik. Pemimpin adalah pelayan. Itulah sebabnya, dalam melaksanakan kewenangan dan fungsi yang bersangkutan harus mampu mengkolaborasikan posisi sebagai manajer dan pelayanan. Makna pelayan dalam konteks ini, yakni seorang pemimpin jangan jaga imej (jaim), ingin dikultuskan, diagung-agungkan, bahkan dihormati secara berlebihan. Pemimpin yang disukai adalah pemimpin yang memiliki rasa empati, simpati, hormat, ramah dan melaksanakan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun) terlebih dahulu, sebelum timnya pun melakukan hal yang sama.

Jabatan pemimpin adalah jabatan sementara. Jabatan itu hanyalah topeng. Oleh karena itu, jangan tergiur oleh kemasan topeng. Munculkan jati diri yang sebenarnya melalui akhlak mulia. Inilah kunci sebenarnya agar seorang pemimpin disukai, dicintai, dan dirindukan oleh timnya. Selamat menjadi figur pemimpin sekolah yang profesional.

(9)

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Kepala sekolah dapat adalah seorang pemimpin yang mempunyai usaha dalam pendidikan dan pengajaran yang banyak dibebani dengan kewajiban-kewajiban yang beraneka ragam untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2. Kepala sekolah profesional adalah kepala sekolah yang mempunyai kemampuan untuk memimpin dan memberdayakan segala sumber daya yang ada di suatu sekolah secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama dan selalu mengembangkan kompetensinya dengan komitmen yang tinggi.

3. Kepala sekolah dikatakan profesional apabila memiliki karakteristik, antara lain:

a. memiliki kejujuran dan integritas pribadi;

b. mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk bekerja di bidangnya;

c. memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat dikategorikan ahli pada suatu bidang;

d. berusaha mencapai tujuan dengan target-target yang ditetapkan secara rasional.

e. memiliki standar yang tinggi dalam bekerja;

f. memiliki motivasi yang kuat untuk mencapai keberhasilan dengan standar kualitas yang tinggi;

g. mencintai dan memiliki sikap positif terhadap profesinya yang antara lain tercermin dalam perilaku profesionalnya dan respons orang-orang yang berkaitan dengan profesi/ pekerjaannya;

h. memiliki pandangan jauh ke depan (visionary); i. menjadi agen perubahan;

j. memiliki kode etik, dan k. memiliki lembaga profesi.

4. Untuk menjadi kepala sekolah profesional, harus melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Jadikan jabatan pemimpin sekolah sebagai jabatan amanah. Jabatan pemimpin pada hakikatnya, bukan bukti kemuliaan. Juga bukan bukti meningkatnya harkat dan derajat di mata Allah SWT. Jabatan pemimpin hanyalah berbagi tugas dan peran saja. Itulah sebabnya, pada saat kita menjabat pemimpin, tidak usah merasa lebih pintar, cerdas, atau hebat.

b. Menjadi contoh kebaikan. Pemimpin sekolah adalah figur. Karenanya, segala tindak tanduknya sangat berpengaruh terhadap

(10)

organisasi yang dipimpinnya. Kebaikan yang dipertontonkan oleh pemimpin selama ia menjabat, akan menjadi kenangan terindah bagi timnya. Selain itu, tim akan meniru pola kepemimpinan tersebut pada suatu hari nanti.

c. Menjadi jalan kebaikan. Idealnya sebuah jabatan harus menjadi jalan kebaikan sebanyak-banyaknya bagi umat. Demikian juga dengan jabatan pemimpin sekolah. Manfaatkan jabatan pimpinan sebagai upaya menjadi wasilah kebaikan bagi orang lain. Menjadi pelayan yang baik. Pemimpin adalah pelayan. Itulah sebabnya, dalam melaksanakan kewenangan dan fungsi yang bersangkutan harus mampu mengkolaborasikan posisi sebagai manajer dan pelayanan.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/18/profesionalisme-kepemimpinan-kepala-sekolah/. (Diakses tanggal 04 Mei 2014)

http://sdnbanjarmadu120561.blogspot.com/2012/10/ciri-ciri-kepala-sekolah-profesional.html. (Diakses tanggal 04 Mei 2014)

Lppks.org/berita/kepala-sekolah/158/menuju-kepala-sekolah-profesional. (Diakses tanggal 04 Mei 2014)

Rohmat. Kepemimpinan Pendidikan: Konsep dan Aplikasi. Cet 1; STAIN Press: Yogyakarta, 2010.

Untung Sutikno.

http://untungsutikno.wordpress.com/2013/05/19/menjadi-kepala-sekolah-berkarakter-dan-profesional/. (Diakses tanggal 04 Mei 2014)

Waluyo Iskak. http://waluyoiskak.blogspot.com/2012/12/kiat-jitu-menjadi-seorang-kepala.html. (Diakses tanggal 04 Mei 2014)

Referensi

Dokumen terkait

Dukungan social merupakan dukungan emosional yang berasal dari suami anggota keluarga, bahkan pemberi keperawatan kesehatan yang membantu individu ketika suatu masalah

Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di RSUP HAM Medan Retrieved from

melakukan studi pustaka terhadap bahan pustaka yang bersifat hukum, yang berkaitan dengan dampak yuridis perubahan nama Laut Cina Selatan menjadi Laut Natuna

8 Tetapi temuan ini tidak sesuai dengan penelitian dari Korkmaz pada guru sekolah dasar dan sekolah menegah pertama di Turkey menemukan bahwa guru perempuan mengalami

Penelitian ini didapatkan 102 mahasiswi yang berusia 17–20 tahun dengan pertambahan tinggi badan yang pesat pada masa remaja akan mulai melambat dan berhenti pada usia ini.. 3

Efek fitoremediasi kiapu terhadap sulfat menunjukkan penurunan yang lebih besar daripada wlingen. Pada air limbah setelah fitoremediasi dengan tanaman kiapu kadar

Gambar 3.6 form input produk pada category produk yang sudah terinput sebelumnya, produk-poduk yang terinput akan disesuaikan pada category nya masing-masing, sehingga

Dari hasil Tabel 4 terlihat bahwa debit puncak banjir membesar setelah pembendungan (RS 27) yang menunjukkan adanya air yang tertahan oleh bendungan alam sebelumnya