• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA CV. GOODTEA MENGGUNAKAN METODE MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE (MAKE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA CV. GOODTEA MENGGUNAKAN METODE MOST ADMIRED KNOWLEDGE ENTERPRISE (MAKE)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT PADA CV. GOODTEA

MENGGUNAKAN METODE MOST ADMIRED KNOWLEDGE

ENTERPRISE (MAKE)

Sri Wasiyanti

Akademik Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika (AMIK BSI) Jl. Margonda Raya, Depok

http://www.bsi.ac.id [email protected]

Abstract

Application of knowledge management within an organization can improve the company's core competency. This is due to intangible assets that are managed in knowledge management (external structure, internal structure, and competence of individuals) is a source of core competency. Through this research can know how far the importance of knowledge management for a company to exist in the present and future by using methods of Most Admired Knowledge Enterprise. Key words:Knowledge Management, Most Admired Knowledge Enterprise

I. PENDAHULUAN

Banyaknya perusahaan baik skala kecil maupun berskala besar telah banyak menimbulkan persaingan diantara perusahaan yang bergerak dalam bidang sejenis. Mereka berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dalam bidangnya. Untuk bisa tetap bertahan bahkan bisa jadi yang terdepan memang dibutuhkan kiat-kiat dan strategi-strategi bisnis yang memerlukan perhitungan dan keterampilan yang matang untuk mengelola itu semua. Pengetahuan (knowledge) merupakan aset yang paling penting yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan, terkadang suatu perusahaan memiliki pengetahuan yang baik tetapi hanya terbatas ada di dalam setiap karyawannya tanpa ada pengelolaan yang baik. Untuk itulah di dalam penelitian ini penulis mencoba memberikan gambaran akan pentingnya pengelolaan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap karyawan agar bisa dikelola dan dikembangkan menjadi hal-hal positif demi kemajuan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Knowledge Management

Istilah Kowledge Management pertama kali diperkenalkan kira-kira pada awal tahun 1990-an. Namun studi awal tentang Kowledge Management telah dilakukan pada pertengahan tahun 1980-an antara lain oleh Karl Erik Sveiby dan Tom lloyd (1987) dengan bukunya yang berjudul Managing Knowhow: Add Value…by

Valuing Creativity. Sedangkan istilah intellectual capital yang merupakan unsur dari Kowledge Management pertama kali diperkenalkan secara populer oleh Thomas A. Stewart pada tahun 1991 di majalah Fortune yang mendifinisikan intellectual capital sebagai berikut: “Intellectual capital is the sum of everything the people of the company know which gives a competitive advantage in the market”.

Kowledge Management kemudian berkembang menjadi ilmu yang banyak diterapkan di berbagai perusahaan. Sampai saat ini sudah ada beberapa pakar yang secara serius mengembangkan knowledge management .

Penerapan knowldege management di dalam organisasi atau perusahaan menurut Bambang Setiarso (2009) meliputi tiga aspek yakni:

a. Knowledge atau informasi yakni pengetahuan serta informasi yang dimiliki oleh masing-masing sumber daya manusia yang berada pada pikiran mereka masing-masing

b. Teknologi yakni bentuk teknologi yang digunakan perusahaan c. Organization culture yakni budaya

perusahaan untuk saling berbagi pengetahuan (knowledge sharing).

B. Jenis dan Konversi Knowledge

Menurut Hirotaka Takeuci (1998), Knowledge pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

(2)

1. Tacit knowledge adalah knowledge yang ada pada diri seseorang dan relatif sulit untuk diformalkan/diterjemahkan, sehingga masih ada hambatan untuk dikomunikasikan dengan individu lain. Tacit knowledge bersifat subyektif, intuisi, terkait erat dengan aktivitas dan pengalaman individu serta idealisme, values, dan emosi. Tacit knowledge memiliki dua dimensi, yaitu:

a. Dimensi teknis, yang lebih bersifat informal dan know-how dalam melakukan sesuatu. Dimensi teknis yang mengandung prinsip-prinsip dan teknis pengetahuan yang diperoleh karena pengalaman ini, relatif sulit didefinisikan dan dijelaskan.

b. Dimensi kognitif, terdiri dari kepercayaan persepsi, idealisme, values, emosi dan mental yang juga sulit dijelaskan. Dimensi ini akan membentuk cara seseorang menerima segala sesuatu yang ada di lingkungannya.

2. Explicit Knowledge adalah knowledge yang sudah dapat dikemukakan dalam

bentuk data, formula, spesifikasi produk, manual, prinsip-prinsip umum, dan sebagainya. Knowledge ini telah menjadi milik perusahaan dan siap untuk ditransfer kepada semua individu dalam perusahaan secara formal dan sistematis. Interaksi antara tacit dan explicit knowledge ini disebut sebagai proses konversi knowledge (process knowledge conversion). Proses konversi dapat berasal dari knowledge yang bersifat tacit atau explicit untuk diubah menjadi knowledge yang bersifat tacit atau explicit. Apabila knowledge telah berubah menjadi tacit, maka knowledge siap digunakan antara lain untuk menghasilkan produk baru dan melakukan pelayanan yang lebih baik, sedangkan bila knowledge telah diubah menjadi explicit, maka knowledge siap untuk ditransfer kepada seluruh karyawan dalam perusahaan atau diubah ke dalam expert system. Menurut cara yang digunakan, terdapat 4 proses konversi knowledge yaitu:

Tacit Knowledge

Explicit Knowledge

Gambar 1.1. Proses Konversi Knowledge To

Tacit Knowledge Explicit Knowledge

Sumber: Sveiby, Karl Erik (1996), The New Organizational Wealth: Managing and Measuring Knowledge-Based Assets, San Fransisco: Berret-Koehler

Publishers, Inc, hal.47

1. Socialization adalah proses mentransfer pengalaman untuk menciptakan tacit knowledge melalui aktivitas pengamatan, imitasi, dan praktek. Proses ini tidak cukup hanya dilakukan dengan mendengarkan dan berpikir.

2. Externalization adalah proses

mengungkapkan dan

menterjemahkan tacit knowledge ke dalam konsep yang eksplisit seperti buku, manual, laporan, dan sebagainya.

3. Combination adalah proses mengkombinasikan explicit knowledge yang berbeda menjadi explicit knowledge yang baru melalui analisis, pengelompokkan, dan penyusunan kembali. Alat untuk melakukan proses ini misalnya data base dan computer network .

4. Internalization adalah proses penyerapan explicit knowledge menjadi tacit knowledge yang biasanya dilakukan melalui belajar Socialization Externalization Internalization Combination F R o m

(3)

sambil bekerja atau melakukan simulasi.

C. Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE)

Menurut Bambang Setiarso (2009) Make Admired Knowledge Enterprise (MAKE) memiliki delapan kriteria yang berkaitan dengan unsur-unsur yang dimana kriteria untuk mengukur seberapa tinggi kadar pengetahuan dalam sebuah perusahaan sehingga dalam kriteria tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Menciptakan budaya perusahaan yang didorong oleh pengetahuan 2. Mengembangkan knowledge

workers melalui kepemimpinan manajemen senior

3. Menyajikan produk/jasa/solusi berbasis pengetahuan

4. Memaksimalkan modal intelektualitas perusahaan

5. Menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif

6. Menciptakan suatu organisasi pembelajar

7. Memberikan nilai tambah berdasarkan pengetahuan pelanggan

8. Mentransformasikan pengetahuan perusahaan menjadi nilai tambah untuk pemegang salam

Sehingga penjelasan dari delapan kriteria diatas bila dijabarkan sangat berguna bagi perusahaan untuk mengembangkan dan berpeluang mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adapun penjelasan dari delapan kriteria itu sebagai berikut:

1. Menciptakan budaya perusahaan yang didorong oleh pengetahuan:

a. Mengembangkan dan menyebarkan pengetahuan yang didorong visi dan strategi perusahaan;

b. Menentukan perusahaan inti (set pengetahuan);

c. Merancang struktur perusahaan berdasarkan pengetahuan;

d. Mengembangkan dan mengelola nilai-nilai pengetahuan;

e. Mengembangkan dan mengelola perilaku pengetahuan perusahaan; f. Mengembangkan dan mengelola

sistem/proses pengetahuan perusahaan;

g. Membuat dan mengelola sebuah strategi sumber daya manusia berbasis pengetahuan.

2. Mengembangkan knowledge workers melalui kepemimpinan manajemen senior:

a. Mengembangkan gaya majemen perusahaan yang mendorong akusisi, knowledge sharing dan aplikasi penciptaan nilai;

b. Menyediakan kebutuhan finansial dan non finansial untuk mendukung knowledge management;

c. Mendorong dan mendukung strategi pendekatan pengetahuan; d. Mengembangkan dan melatih

pemimpin pengetahuan;

e. Mengenali memberikan reward kepada pemimpin pengetahuan. 3. Menyajikan produk/jasa/solusi berbasis

pengetahuan

a. Mengembagkan strategi penciptaan pengetahuan dan inovasi;

b. Mengembangkan dan melatih sumber daya manusia agar dapat memunculkan ide dan inovasi; c. Meningkatkan pengetahuan

perusahaan;

d. Mengelola transfer pengetahuan dan gagasan sebagai poin dari tindakan;

e. Mengenali dan memberikan penghargaan kepada inovator; f. Mengelola produksi atau layanan

barang dan jasa berbasis pengetahuan;

g. Mengukur nilai yang berasal dari penciptaan pengetahuan.

4. Memaksimalkan modal intelektualitas perusahaan

a. Mengembangkan strategi modal intelektual;

b. Mengembangkan melatih sumber daya manusia mengenai konsep modal intelektual dan perangkatnya;

c. Mengembangkan alat-alat untuk mengukur modal intelektual d. Memperluas modal intelektual e. Melindungi aset pengetahuan; f. Memberikan reward pada sumber

daya manusia yang meningkatkan modal intelektual

5. Menciptakan lingkungan untuk berbagi pengetahuan secara kolaboratif

(4)

a. Mengembangkan katagorisasi dan penggunaan knowledge;

b. Pemetaan knowledge di organisasi; c. Konversi tacit individu ke eksplisit

perusahaan;

d. Menciptakan mekanisme knowledge sharing dan best practice di internal dan eksternal; e. Menyediakan platform teknologi

dan informasi untuk knowledge sharing;

f. Akses keahlian internal dan eksternal;

g. Sistem reward

6. Menciptakan suatu organisasi pembelajar a. Strategi pembelajaran di perusahaan; b. Mengembangkan percepatan pembelajaran; c. Menyiapkan metodologi,alat, teknik belajar;

d. Konversi tacit ke eksplisit; e. Belajar dengan melakukan; f. Pendampingan dan monitoring; g. Mengembangkan infarstruktur

organization learning;

h. Beralih belajar individu menjadi organisasi pembelajar.

7. Memberikan nilai tambah berdasarkan pengetahuan pelanggan

a. Strategi perusahaan yang berdasarkan pengetahuan pelanggan;

b. Peta nilai pelanggan;

c. Membuat mata rantai nilai pelanggan;

d. Mendapatakan nilai dari pengetahuan pelanggan;

e. Mengembangkan database pelanggan;

f. Mengembangkan alat-alat atau teknik untuk mendapatkan nilai dari pengetahuan pelanggan;

g. Mengukur perubahan dalam rantai nilai pelanggan.

8. Mentransformasikan pengetahuan perusahaan menjadi nilai tambah untuk pemegang saham

a. Strategi perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham;

b. Pemetaan rantai nilai pengetahuan; c. Mengukur rantai nilai pengetahuan; d. Pengukuran perubahan nilai

pemegang saham;

e. Komunikasi berbasis pengetahuan pada pencipta nilai.

III. METODE PENELITIAN

Metode adalah suatu kerangka kerja untuk melakukan tindakan, atau suatu kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, terarah dan terkonteks, yang relevan dengan maksud dan tujuan. Secara ringakas, metode adalah suatu sistem untuk melalukan suatu tindakan. Karena berupa sistem maka metode merupakan seperangkat unsur-unsur yang membentuk satu kesatuan. Unsur-unsur metode adalah wawasan intelektual, konsep, cara pendekatan (approach) persoalan, dan rancang bangun atas data (database). Wawasan intelektual berkenaan dengan nalar, tanggap rasa (sensation), pemahaman (perception), pengalaman, dan ilmu pengetahuan.

Penelitian (research ) adalah suatu kegiatan mengkaji secara teliti dan teratur dalam suatu bidang ilmu menurut kaidah tertentu. Kaidah yang dianut adalah kaidah metode. Mengkaji adalah suatu usaha memperoleh atau menambah pengetahuan. Jadi, meneliti dilakukan untuk memperkaya dan meningkatkan kefahaman tentang sesuatu.

Dalam penelitian ini digunakan metode pengambilan Purposive sampling yang merupakan bagian dari sampel nonprobabilitas yakni teknik mengambil sampel dengan menyesuaikan diri berdasarkan kriteria atau tujuan tertentu. Metode sampel bertingkat proporsional digunakan apabila kondisi populasi heterogen dan berstrata secara proporsional. Sampel yang digunakan adalah karyawan perusahaan yang didasarkan atas tingkatan manajemen dalam perusahaan.

Dalam penelitian ini dibuat quesioner yang ditujukan kepada pihak intern perusahaan untuk mengukur sejauh mana kesiapan organisasi megelola pengetahuan yang dimiliki dengan menggunakan metode Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE).

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data, yakni:

a. Wawancara

Teknik yang digunakan guna melengkapi data yang dibutuhkan dengan melakukan tanya jawab dengan pihak manajemen dan karyawan CV. GOODTEA, sehingga data yang dikumpulkan keabsahannya terjamin.

(5)

Kuesioner adalah rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal yang digunakan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari responden.

c. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung tentang obyek yang dijadikan tempat penelitian.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tanggapan Karyawan Terhadap

Pelaksanaan Knowledge Managemet khususnya metode MAKE Pada CV. GOODTEA

1. Profil Responden

Dalam penelitian ini, penulis menyebarkan 10 Lembar kuesioner kepada

para karyawan CV. GOODTEA dimulai dari Managemen tingkat atas (Top management) sampai dengan managemen tingkat bawah (Low management). Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama tentang profil karyawan, bagian kedua adalah tanggapan karyawan terhadap penerapan knowledge management yang dilakukan oleh CV. GOODTEA.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai karyawan yang menjadi responden dalam penelitian ini, berikut akan diuraikan pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin, usia, jabatan. Adapun data yang penulis peroleh mengenai profil responden adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentasi (%)

Pria 9 90%

Wanita 1 10%

Total 10 100%

Sumber: Data kuesioner yang telah diolah Tabel 1.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentasi (%)

< 20 Tahun 0 0% 20 – 30 Tahun 4 40% 31 – 50 Tahun 5 50% > 50 Tahun 1 10% > 65 Tahun 0 0% Total 10 100%

Sumber: Data kuesioner yang telah diolah Tabel 1.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jabatan

Jabatan Frekuensi Presentasi (%)

Top Management 2 20%

Middle Management 4 20%

Low Management 4 20%

Total 10 100%

Sumber: Data kuesioner yang telah diolah

Tabel 1.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan lama bekerja

Lama Frekuensi Presentasi (%)

1-5 bulan 0 0% 5-6 bulan 2 20% 6-10 bulan 3 30% 10-15 bulan 3 30% 15-20 bulan 2 20% Total 10 100%

(6)

2. Tanggapan Responden Terhadap Penerapan Knowledge Management Pada CV.

GOODTEA

Setelah menyebarkan kuesioner kepada responden (karyawan) maka dapat diketahui tanggapan karyawan mengenai penerapan knowledge management pada

CV. GOODTEA. Setiap jawaban dari

responden diberi nilai berdasarkan skala Likert. Berikut ini kriteria penilaiannya :

SS = Sangat Setuju diberi skor 5 S = Setuju diberi skor 4 N = Netral diberi skor 3 TS = Tidak Setuju diberi skor 2 STS=Sangat Tidak Setuju diberi skor 1 1

Setelah jawaban dari responden diberi nilai, selanjutnya dicari rata-rata dari setiap jawaban responden tersebut maka dibuat interval. Dalam penelitian ini penulis menentukan banyak kelas interval sebesar 5. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2002) memberikan rumus sebagai berikut :

Dimana :

P = Panjang kelas interval Rentang = Data terbesar-Data terkecil

Banyak Kelas = 5

Jadi, panjang kelas interval adalah

Maka interval dari kriteria penilaian rata-rata adalah sebagai berikut : Sangat Buruk (SBR) / Sangat Rendah (SR) = 1,00 – 1,79 Buruk (BR) / Rendah (R) = 1,80 – 2,59 Cukup Baik (CB) / Cukup Tinggi (CT) = 2,60 – 3,39 Baik (B) / Tinggi (T) = 3,40 – 4,19 Sangat Baik (SB) / Sangat Tinggi (ST) = 4,20 – 5,00 Menurut Ninky Munir (2008) hasil dari kuesioner ini bisa diuraikan sebagai berikut: 1,00 – 1,79 Berarti organisasi sangat

buruk dalam menerapkan knowledge management sehingga organisasi perlu melakukan pembenahan besar-besaran untuk segera menerapkan knowledge management.

1,80 – 2,59 Berarti organisasi buruk dalam menerapkan knowledge management sehingga organisasi perlu segera melakukan pembenahan untuk segera menerapkan knowledge management.

2,60 – 3,39 Berarti organisasi telah cukup memiliki beberapa karakteristik dalam knowledge management. 3,40 – 4,19 Berarti organisasi telah

memiliki dasar yang baik dalam hal penerapan knowledge management. 4,20 – 5 Berarti organisasi telah

memiliki karakteristik yang baik dalam hal penerapan knowledge management.

Untuk lebih memudahkan dalam menganalisis jawaban dari para responden, berikut ini hasil analisis dalam bentuk tabel secara keseluruhan.

Tabel 1.5 Tanggapan Responden Mengenai Penerapan Knowledge Management

No Pertanyaan SS S N TS STS Skor Med Ket

1 Dalam menciptakan budaya perusahaan didukung oleh pengetahuan

a. Perusahaan membuat budaya pengetahuan (baca dan belajar), berdasarkan SOP, Manual, diskusi tidak ada lagi berdasarkan

3 6 1 0 0 42 4,2 Sangat Baik P = rentang Banyak kelas P = 5-1 5 P = 0,8

(7)

insting perorangan b. Dalam mengembangkan pengetahuan pekerja melalui kepemimpinan senior 2 3 2 2 1 33 3,3 Cukup Baik c. Perusahaan memberikan pengetahuan berbasis produk/jasa/solusi.

Produk/jasa /solusi tersebut berdasarkan pengetahuan 3 4 2 1 0 39 3,9 Baik d. Perusahaan Memaksimalkan modal intelektual 2 6 0 2 0 38 3,8 Baik e. Perusahaan berbagi

pengetahuan kolaboratif 2 3 2 2 1 33 3,3 Cukup Baik f. Perusahaan membuat organisasi menjadi perusahaan pembelajar 2 4 2 2 0 36 3,6 Baik g. Perusahaan memberikan nilai berdasarkan

pengetahuan pelanggan 2 3 0 3 2 30 3,0 Cukup Baik h. Perusahaan mengubah

pengetahuan perusahaan dengan nilai tambah

2 3 3 1 1 34 3,4 Baik

2. Mengembangkan pengetahuan pekerja melalui kepemimpinan manajemen senior.

a. Perusahaan mengembangkan dan menyebarkan gaya manajemen perusahaan untuk mendorong berbagai pengetahuan dan berbagai aplikasi untuk nilai knowledge perusahaan

1 3 3 1 2 29 2,9 Cukup Baik b. Perusahaan menyediakan kebutuhan finansial dan

non finansial untuk mendukung kebutuhan pengelolaan perusahaan

2 6 0 2 0 38 3,8 Baik c. Perusahaan mendorong strategi pengetahuan

perusahaan

2 3 2 2 1 33 3,3 Cukup Baik d. Perusahaan mengadakan pelatihan bagi

pemimpin 1 2 5 1 1 31 3,1 Cukup

Baik e. Perusahaan memberikan reward untuk orang yang

dianggap jadi pekerja pengetahuan 2 4 2 2 0 36 3,6 Baik

3. Menyajikan produk/ jasa/solusi berbasis pengetahuan

a. Perusahaan menciptakan suatu inovasi baru

2 3 3 2 0 35 3,5 Baik b. Perusahaan melatih tenaga karyawan untuk

memunculkan ide dan inovasi 3 5 0 2 0 39 3,9 Baik c. Perusahaan meningkatkan pengetahuan yang

telah dimiliki 2 4 3 1 0 37 3,7 Baik

d. Perusahaan melakukan transfer pengetahuan

diantara pekerja 3 4 1 2 0 38 3,8 Baik

e. Perusahaan memberikan penghargaan terhadap

inovator 1 3 4 1 1 32 3,2

Cukup Baik

(8)

f. Perusahaan mengelola produksi didasarkan

berbagi pengetahuan 1 3 3 2 1 31 3,1 Cukup

Baik g. Perusahaan mengukur nilai inovasi 2 4 3 1 0 37 3,7 Baik

4. Memaksimalkan modal intelektualitas perusahaan a. Perusahaan melatih tenaga karyawan untuk

intelektual 3 5 0 2 0 39 3,9 Baik

b. Perusahaan menjadikan modal inovasi untuk

mengukur intelektual 2 3 1 2 2 31 3,1 Cukup Baik c. Perusahaan mengelola modal intelektual 2 4 2 1 1 35 3,5 Baik d. Perusahaan memiliki aset intelektual 3 3 2 2 0 37 3,7 Baik e. Perusahaan memberikan reward bagi pekerja

yang memiliki intelektual 2 4 2 2 0 36 3,6 Baik 5. Menciptakan lingkungan untuk berbagi

pengetahuan secara kolaboratif

a. Perusahaan menentukan Kategori apa yang akan dikembangkan untuk kebutuhan mendatang

1 3 4 1 1 32 3,2 Cukup Baik b. Perusahaan memetakan pengetahuan yang

dimiliki

1 3 4 0 2 31 3,1 Cukup Baik c. Ada konversi dari tacit ke eksplisit 2 2 4 0 2 32 3,2 Cukup

Baik d. Ada Destraktif internal dan eksternal 1 2 3 2 2 28 2,8 Cukup

Baik e. Perusahaan sudah menerapkan teknologi

informasi

2 2 3 1 2 31 3,1 Cukup Baik f. Perusahaan melakukan knowledge sharing 3 6 0 1 0 41 4,1 Baik g. Perusahaan mengumpulkan data destraktif

internal dari produk yang sejenis 3 4 1 2 0 34 3,4 Baik h. Perusahaan mengidentifikasi expert yang

dimiliki 1 3 2 3 1 30 3,0 Cukup

Baik i. Perusahaan membentuk komuniti sesuai

dengan bidang dan SOP yang ada 2 3 0 3 2 30 3,0 Cukup Baik j. Perusahaan meluangkan waktu untuk

mengadakan diskusi 3 5 0 1 1 38 3,8 Baik 6. Menciptakan suatu organisasi belajar

a. Perusahaan mengembangkan strategi 2 4 2 1 1 35 3,5 Baik b. Perusahaan melakukan suatu usaha untuk

mempercepat proses belajar 1 3 4 0 2 31 3,1 Cukup Baik c. Perusahaan menyiapkan metodelogi

pembelajaran 1 2 3 2 2 28 2,8 Cukup

Baik d. Ada konversi dari tacit ke eksplisit secara

individu

2 4 1 1 2 33 3,3 Cukup Baik e. Perusahaan mengembangkan SOP yang telah

ada

2 4 2 2 0 36 3,6 Baik

(9)

pendamping mentoring

f. Perusahaan mengembangkan strukturisasi

belajar 2 3 2 2 1 33 3,3 Cukup

Baik g. Ada proses peralihan dari individu belajar ke

organisasi belajar 2 3 2 3 0 34 3,4 Baik 7. Memberikan nilai tambah berdasarkan pengetahuan

pelanggan

a. Perusahaan membuat profil nilai tambah dari

pelanggan 2 3 3 0 2 33 3,3 Cukup

Baik b. Perusahaan mengembangkan alat-alat teknik

untuk nilai tambah pelanggan 2 4 1 2 1 34 3,4 Baik c. Perusahaan mengukur nilai tambah pelanggan 2 2 4 2 0 34 3,4 Baik d. Perusahaan melihat dari apa maunya pelanggan

dan sesuai dengan kebutuhan pelanggan

3 4 1 2 0 38 3,8 Baik

8. Mentransformasikan pengetahuan perusahaan menjadi nilai tambah pemegang saham

a. Perusahaan menerapkan strategi yang digunakan untuk nilai tambah pemegam saham

2 3 2 2 1 33 3,3 Cukup Baik b. Perusahaan membuat rantai

pengetahuan

2 3 3 2 0 38 3,8 Baik c. Perusahaan melakukan

komunikasi antara pencipta nilai dengan pemegam saham

3 6 1 0 0 42 4,2 Sangat Baik TOTAL 100 180 103 78 39 1722 172,2

Baik

RATA-RATA 3.44

Sumber : Data kuesioner yang telah diolah Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tanggapan dari karyawan atas penerapan knowledge management di perusahaan GOODTEA adalah baik karena nilai rata-rata keseluruhan pernyataan adalah sebesar 3,44 yang berada pada interval 3,40 – 4,19 Artinya perusahaan sudah baik dalam hal mengelola pengetahuan perusahaan berdasarkan metode MAKE, diharapkan untuk kedepannya perusahaan lebih meningkatkan lagi dalam upaya mengelola pengetahuan perusahaan agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan menjadi perusahaan terdepan diantara perusahaan minuman frenchise sejenis.

Knowledge sharing yang merupakan salah satu instrumen dalam knowledge management sangat diperlukan oleh suatu organisasi untuk menumbuhkan inovasi sehingga peruahaan mampu bersaing dan mempunyai keunggulan kompetitf diantara perusahaan sejenis. Kegiatan Knowldege sharing bisa dilakukan melalui forum diskusi yang diadakan oeh semua elemen karyawan perusahaan untuk

mengemukakan pendapat serta ide yang mereka miliki. Selain diskusi yang diadakan oleh pihak intern perusahaan, kegiatan Knowldege sharing ini juga bisa dilakukan oleh pelanggan untuk mengetahui apa yang diinginkan, mendiskusikan produk serta memberikan masukan yang berguna bagi perusahaan sehingga hal ini sebagai nilai tambah yang diberikan pelanggan kepada perusahaan sehingga perusahaan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan apa yang diinginkan oleh pelanggan.

V. SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penuis di CV. GOODTEA ini, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian tersebut, yakni sebagai berikut: a. CV. GOODTEA telah cukup

menerapkan knowledge management dengan baik, namun beberapa kategori yang ada dalam metode MAKE belum sepenuhnya diterapkan.

b. Dengan Knowledge Management melalui metode MAKE terbukti bahwa

(10)

CV. GOODTEA telah menjadi perusahaan frenchise dengan jumlah mitra bisnis / pelanggan terbanyak yakni terdiri dari seribu lebih pelanggan yang membeli frenchise CV. GOODTEA yang tersebar di seluruh pelosok tanah air hingga mampu menembus pasar luar negri yakni di Sarawak Malaysia.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Munir, Ningky (2008). Knowledge Management Audit Pedoman Evaluasi Kesiapan Organisasi Mengelola Pengetahuan. Penerbit PPM: Jakarta

Setiarso, Bambang, Nazir Harjanto, Triyono, dan Hendro Subagyo (2009). Penerapan Knowledge Management Pada Organisasi. Edisi 1 Cetakan Pertama. Graha Ilmu:Yogyakarta Sudjana (2002). Metode Statistika. PT.

Tarsito: Bandung.

Sumarni, Murti, dan Salamah Wahyuni (2005). Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi 1. Andi Offset: Yogyakarta Sugiyono (2009). Metodologi Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung

Tabloid Peluang Usaha.(2010, 23 Des’09 – 05 Jan ’10). Anak Panti Asuhan yang Sukses Usaha Kemitraan Teh Siap Saji. Edisi 08 Tahun V, 3

Gambar

Tabel 1.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin  Jenis Kelamin  Frekuensi  Presentasi (%)
Tabel 1.5  Tanggapan Responden Mengenai Penerapan Knowledge Management

Referensi

Dokumen terkait

2

Hasil uji T (t-test) kelas kontrol dan eksperimen memiliki nilai signifikan (2-tailed) 0.000 &lt; 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga terjadi signifikan

Secara keseluruhan biaya transportasi muatan dari daerah hinterland menuju daerah Jakarta, Kalimantan, Bali, dan NTT lebih rendah jika muatan dikirimkan melalui

 Sistem CORBA terdiri dari objek-objek yang mengisolasi suatu client dari suatu server dengan menggunakan interface enkapsulasi yang didefinisikan secara ketat.. Objek-objek

Mahasiswa yang dianggap memiliki kecemasan dalam berinteraksi yang tinggi dalam situasi dan kondisi mereka merasakan pengalaman belajar masa lalu di dalam kelas akan tetapi

Dengan demikian, diharapkan algoritma Naive Bayes tersebut mampu menjadi alat pendukung keputusan dalam penentuan jurusan berdasarkan prestasi siswa yang akan

Menurut (TCF) Uni Eropa-Indonesia (2015) Indonesia masih tertinggal dalam aspek teknologi komunikasi, logistik dan keterbukaan ekonomi. Indonesia memiliki keterbatasan

Halaman log in ini ditujukan kepada admin untuk memasukkan username dan password dengan benar dalam penentuan yang layak mendapatkan kredit, setelah admin