• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil di kementrian koordinator bidang politik hukum dan keamanan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil di kementrian koordinator bidang politik hukum dan keamanan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)13. 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya manusia yang melimpah dalam pemerintahannya, baik lembaga pemerintahan non departemen (LPND) maupun lembaga pemerintahan departemen (LPD) atau lebih dikenal dengan sebutan K/L (Kementerian/Lembaga). Sumber daya manusia dalam pemerintahan disebut dengan pegawai negeri sipil. Menurut Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 bahwa pegawai negeri sipil sebagai unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi Masyarakat diharapkan memiliki sikap profesional, kompeten dan akuntabel. Sikap pegawai negeri sipil diharapkan dapat mendukung kondisi pemerintahan yang transparan, demokratis, berkeadilan, efektif dan efisien dengan menghormati hukum yang mendorong terciptanya partisipasi dan pemberdayaan dalam menyelenggarakan Pemerintahan dan Pembangunan. Guna mencapai bentuk tata pemerintahan departemen yang GG (Good Goverment). Pegawai negeri sipil memiliki peranan yang penting dalam mewujudkan tujuan dari tugas dan fungsi suatu organisasi pemerintah, karena mereka adalah penentu dan penggerak jalannya kegiatan pemerintahan. Hal tersebut menunjukkan bahwa diperlukan salah satu fungsi manajemen yaitu pengelolaan terhadap sumber daya manusia agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan maksimal. Prinsipnya pengelolaan manajemen terhadap sumber daya manusia diorientasikan pada keberhasilan suatu organisasi yang dilihat dari tingkat produktivitas pegawai dalam pencapaian kinerja. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah kemampuan (ability) dan motivasi (motivation). Faktor kemampuan merupakan kemampuan pegawai yang berdasarkan kepada pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan faktor motivasi terbentuk dari sikap pegawai dalam menghadapi situasi kerja, dimana motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (Mangkunegara 2005). Motivasi kerja memiliki andil dalam peningkatan kinerja pegawai, motivasi merupakan kekuatan yang dinamis dalam mendorong seseorang untuk berprestasi. Motivasi kerja ialah faktor yang kehadirannya meningkatkan kinerja pegawai (Umar 2005). Keadaaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan disebut dengan motivasi kerja (Handoko 2003). Motivasi kerja pegawai bersumber dari faktor internal dan eksternal (Herzberg 1966). Timbulnya motivasi internal disebabkan adanya kebutuhan akan pemenuhan keinginan yang ada dalam diri seseorang, sehingga mempengaruhi pikirannya dalam berprilaku. Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan yang ada dalam individu yang dipengaruhi oleh faktor internal yang dikendalikan oleh manajer. Motivasi eksternal dapat digunakan kearah positif dan negatif, positif merupakan penghargaan atas prestasi sedangkan negatif adalah mengenakan sanksi jika prestasi tidak tercapai (Sumber Motivasi Kerja Pegawai 2009). Seorang individu adakalanya terdorong untuk melakukan sesuatu karena uang hal ini merupakan motivasi ekstrinsik, sedangkan individu yang terdorong untuk belajar, berprestasi, menjadi lebih baik dari individu lainnya inilah motivasi intrinsik (Luthans 2002)..

(2) 14. Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Nomor PER-31/MENKO/POLHUKAM/6/2005 Tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, disebutkan bahwa Kementerian tersebut mempunyai tugas membantu Presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan penyusunan kebijakan, mensinkronkan pelaksanaan kebijakan serta penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang politik hukum dan keamanan kepada Presiden. Dalam menjalankan tugas, Kementerian memerlukan kinerja pegawai kearah yang baik atau positif. Namun terdapat indikasi permasalahan kinerja yang belum memuaskan organisasi yang terlihat dari menurunnya semangat kerja. Indikasi permasalahan yang dihadapi diantaranya adanya perilaku sebagian pegawai negeri sipil yang cenderung memperpanjang waktu istirahat untuk mendapatkan waktu bebas pekerjaan, kehadiran mereka tidak tepat waktu, dan meninggalkan tempat kerja atau pulang dari kantor lebih awal. Menurunnya semangat kerja dapat dilihat dari data absensi selama satu tahun terakhir. 120. 100. 95,61. 96,85. 93,04. 80. 87,61. 60. Kehadiran. 40. Kemangkiran. 20 0. 2,75. 6,39. 9,15. 1 Jan - 31 Mar 1 Apr - 30 Jun. 1 Jul - 30 Sep. 1 Okt - 31 Des. 3,39. Sumber : Laporan Kehadiran Pegawai (periode : 01 Januari - 31 Desember 2012). Gambar 1 Tingkat Absensi Periode Januari – Desember 2012 (dalam persentase) Jumlah pegawai negeri sipil mangkir terbilang cukup banyak dengan melihat kepada peningkatan persentase diperiode juli dan desember. Dari data absensi tersebut dapat disimpulkan bahwa masih kurangnya kedisplinan pegawai dan rendahnya tingkat kedisiplinan pegawai ini bersumber dari rendahnya motivasi kerja yang diberikan instansi. Dampak dari rendahnya kedisplinan pegawai dapat berakibat kepada kinerja pegawai itu sendiri dan berimbas merugikan kinerja organisasi. Selain permasalahan kemangkiran pegawai akibat ketidaksidplinan, dalam Kementerian ini terindikasi banyak kegiatan yang telah dilaksanakan belum sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan kegiatan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan tujuan, program dan target yang telah ditentukan sehingga berpengaruh terhadap menurunnya kinerja organisasi. Keberadaan motivasi sangat penting peranannya dalam usaha meningkatkan kualitas, kuantitas dan ketepatan waktu dari kinerja yang dihasilkan pegawai. Kinerja dari pegawai yang baik merupakan suatu langkah untuk mencapai tujuan suatu organisasi..

(3) 15. Motivasi kerja merupakan hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hal yang optimal. Motivasi kerja seorang pegawai ketika dan selama bekerja harus selalu dijaga konsistensinya, fluktuasi naik turun dari motivasi kerja dapat menyebabkan suatu permasalahan dalam hasil akhir kinerja yang diberikan pegawai. Strategi manajemen dan pengembangan sumberdaya manusia yang terarah akan dapat memotivasi pegawai untuk bekerja secara produktif, inovatif, dan kreatif yang pada akhirnya organisasi akan memiliki kinerja yang baik, oleh karena itu Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan perlu memperhatikan aspek manajemen sumberdaya manusia, terutama aspek motivasi.. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian identifikasi masalah yang dijelaskan pada latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi kinerja pegawai negeri sipil di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan? 2. Bagaimana kondisi motivasi kerja pegawai negeri sipil di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan? 3. Apakah ada pengaruh signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan? 4. Apakah ada pengaruh signifikan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik terhadap kinerja pegawai negeri sipil di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan? 5. Manakah diantara faktor-faktor motivasi kerja yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai negeri sipil di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan? 6. Upaya apa yang perlu direkomendasikan dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai negeri sipil agar kinerja yang dihasilkan pada Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan menjadi lebih baik?. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan pada rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui kondisi kinerja pegawai negeri sipil di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan 2. Mengetahui kondisi motivasi kerja pegawai negeri sipil di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan. 3. Menganalisa pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja pegawai negeri sipil di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan. 4. Menganalisa pengaruh antara motivasi kerja intrinsik dan ekstrinsik baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja pegawai negeri sipil di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan..

(4) 16. 5. Menganalisa faktor motivasi kerja apa saja yang berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai negeri sipil di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan. 6. Merumuskan rekomendasi mengenai strategi dan upaya yang perlu diprioritaskan dalam meningkatkan kinerja pegawai negeri sipil di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan.. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan menjadi sarana belajar praktis dalam mempraktekkan teori-teori yang telah diperoleh pada perkuliahan, dan dapat mengetahui lebih lanjut mengenai pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja pegawai untuk meningkatkan produktivitas. 2. Bagi Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, hasil penelitian diharapkan dapat membantu memecahkan masalah melalui pengambilan langkah-langkah yang efektif dalam meningkatkan motivasi kerja pegawai negeri sipil, agar kinerjanya meningkat. 3. Bagi Civitas MB-IPB, hasil penelitian ini nantinya dapat jadikan sebagai referensi bagi penelitian lebih lanjut.. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan terkait dengan kinerja pegawai negeri sipil di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan yang terindikasi belum memuaskan organisasi yang terlihat dari menurunnya semangat kerja. Agar penelitian lebih fokus maka penelitian ini dibatasi dengan ruang lingkup motivasi kerja dan faktor-faktor motivasi kerja yang mengacu dari teori dua faktor Herzberg, yang dikembangkan oleh Frederick Herzberg..

(5) Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB.

(6)

Gambar

Gambar 1 Tingkat Absensi Periode Januari – Desember 2012 (dalam persentase)

Referensi

Dokumen terkait

Analisis kebijakan merupakan suatu disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai macam metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi

Berdasarkan hasil analisis strategi bauran pemasaran dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik didapatkan bahwa Taman Anggrek Ragunan lebih memprioritaskan tujuan

Secara statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dengan tingkat kepercayaan 95% antara pendapatan nelayan pada tahun 2003 sebelum konversi

Maka dari itu untuk mengamati masalah tersebut, penulis merasa perlu dilakukanya sebuah penelitian yang berkaitan dengan seberapa besar jumlah produk untuk yang

Dari penjelasan diatas Burnout adalah kejenuhan dalam bekerja, kelelahan secara fisik, emosional dan mental akibat dari keterlibatan dalam bekerja dengan jangka waktu yang

BAGI PESERTA YANG MERASA NAMA NIM DAN FAKULTAS ATAU JURUSANYA SALAH ATAU TIDAK ADA....SEGERA DATANG KE BEM UNIVERSITAS !!!. BAGI YANG NAMANYA BELUM TERCANTUM DI KELOMPOK BESOK

Konsepsi tindak pidana militer sebagai kompetensi absolut peradilan militer dalam perkara pidana dapat mengacu pada ketentuan Pasal 3 ayat 4 (a) TAP MPR Peran

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (1)Lastrini(2011) yang menemukan bahwa terdapat supervisi pendidikan, motivasi berprestasi dan iklim