• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa Kelas II Sekolah Dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa Kelas II Sekolah Dasar"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan Prgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Stephani Antoinete Seu Bere NIM: 141134232. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan Prgram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Stephani Antoinete Seu Bere NIM: 141134232. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 i.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu senantiasa memberikan berkat, rahmat, kesehatan, dan kelancaran selama proses penelitian dan penyusunana skiripsi ini. 2. Kedua orang tuaku, Bapak Baltasar Bouk dan Ibu Caesilia Minance Didoek yang selalu senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan selalu, mendoakan saya. 3. Untuk kakak ku kakak Maria Evanjelista Aloque Bere, kakak Raymundus Alfridus Bere, dan kakak Agustinus Klau Gempar Bere, yang selalu memberikan semangat, nasehat, dan doanya. 4. Untuk sahabat-sahabat seperjuangan tersayang Maria Magdalena Linggar Pratiwi, Theresia Ditta Setyani Dait, Desi Ratnasari, dan Elisabeth Defrika Nibaho, yang selalu bersama-sama dengan saya baik dalam susah maupun senang, dan juga yang selalu meberikan semangat, dan teguran-teguran disaat-saat saya mulai patah semangat untuk mengerjakan skripsi.. iv.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO Cintai dan nikmatilah apa yang sedang kamu lakukan Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu. Amsal 16:3. v.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 20 Juli 2018 Penulis. Stephani Antoinete Seu Bere. vi.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Stephani Antoinete Seu Bere. Nomor Mahasiswa. : 141134232. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul: “PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR” beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 20 Juli 2018 Yang menyatakan. Stephani Antoinete Seu Bere. vii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK. PENYUSUNAN SKALA KECEMASAN ASPEK EMOSI UNTUK SISWA KELAS II SEKOLAH DASAR Stephani Antoinete Seu Bere Universitas Sanata Dharma 2018 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara guru tidak memahami ciri-ciri kecemasan aspek emosi yang dialami siswa secara spesifik seperti membanting barang ketika marah, berteriak dengan suara yang kencang ketika marah, dan menangis tanpa alasan yang jelas. Oleh karena itu guru membutuhkan instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti menyusun skala kecemasan aspek emosi dengan tujuan agar guru mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh siswa II sekolah dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan Research and Development (R&D) Borg and Gall (dalam Mulyatiningsih, 2014:162-166). Penyusunan skala kecemasan berdasarkan empat langkah pengembangan menurut Borg and Gall. Skala kecemasan divalidasi oleh ahli psikologi, ahli bahasa, guru kelas II, dan guru bahasa Indonesia sebelum peneliti melakukan uji coba lapangan. Hasil validasi yang didapatkan menunjukkan skor rerata sebesar 3,39, dan masuk ke dalam kategori “sangat layak” untuk digunakan. Skala kecemasan aspek emosi diuji coba sebanyak satu kali kepada 10 siswa kelas II SDK Sang Timur. Skala kecemasan aspek emosi juga divalidasi oleh siswa dan didapatkan skor rerata sebesar 3,78. Sehingga masuk dalam kategori “sangat layak” untuk digunakan. Siswa tidak memberikan komentar dan saran perbaikan untuk peneliti.. Kata kunci: pengembangan, skala, emosi.. viii.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. Arrangement Anxiety Scale Of Emotional Aspect In Second Grade Students Of Elementary School Stephani Antoinete Seu Bere Sanata Dharma University 2018 Based on the results of the observations and interviews, the teacher did not understand the anxiety characteristics of emotional aspect experienced by the students specifically such as slamming things when they were angry, shouting in a loud voice, and crying for no apparent reason. Therefore, the teacher needed an instrument that was used to determine the level of anxiety experienced by the students. Based on the results of the interviews and observations, the researcher compiled an emotional aspect of anxiety scale which aimed that the teacher knew the level of anxiety that experienced by the students of elementary school. The type of this research was using Research and Development (R & D) by Borg and Gall (in Mulyatiningsih, 2014: 162-166). according to Borg and Gall, there are four development steps of anxiety scale preparation. The anxiety scale was validated by psychologists, linguists, class II teacher, and Indonesian language teachers before the researcher conducted the field trials. The validation results showed an average score of 3.39, and entered into the very feasible category to use. The emotional aspect of the anxiety scale was tested once for 10 students of class II SDK Sang Timur. The emotional aspect of the anxiety scale was also validated by students and obtained an average score of 3.78. So, it fell into the category of very feasible to use. Students were not give comments and suggestions for researcher improvements. Keywords: development, scale, emotion.. ix.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATAPENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar” dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi S-1 PGSD Universitas Sanata Dhrama. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberikan rahmat kesehatan, keselamatan, dan kelancaran selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyani Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Selaku Kaprodi PGSD 4. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Selaku Wakaprodi PGSD 5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dan Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penulisan skripsi. 6. Sr. Katrin Maria PIJ Selaku kepala sekolah SDK Sang Timur yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian. 7. FA. Hendro Wibowo selaku guru kelas II yang telah membantu selama proses penelitian dan validasi. 8. A. Tri Hesti L. selaku guru bahasa Indonesia yang telah membantu untuk melakukan validasi instrumen. 9. Siswa-siswi SDK Sang Timur yang telah membantu dalam uji empiris dan uji keterbacaan instrumen. 10. Kedua orang tuaku, Bapak Baltasar Bouk dan Ibu Caesilia Didoek yang senantiasa memberikan semangat, dukungan, dan mendoakan ku. x.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 11. Kakak-kakakku, Maria Evangelista Aloque Bere, beserta suaminya Ludyanto Funan, Raymon Alfridus Bere, dan Agustinus Klau Gempar Bere yang selalu memberikan semangat, doa, dan dukungan. 12. Untuk sahabat-sahabat seperjuangan yang tersayang, Desi Ratnasari, Elisabeth Defrika Nibaho, Maria Magdalena Linggar Pratiwi, Theresia Ditta Setyani Dait, dan Yeremias Jimi Nainahas yang selalu bersama-sama dengan ku baik dalam susah maupun senang, dan juga yang selalu memberikan semangat, dan teguran-teguran disaat saya patah semangat dalam mengerjakan skripsi. 13. Teman-teman penelitian payung R&D Skala Kecemasan Aspek Emosi, Desi, Widya, Eka, Nissa, Lauren, Kelvin, dan Bayu atas kerja sama dari awal sampai akhir dalam penyusunan skripsi ini. 14. Para pendamping beasiswa Baku Peduli Belu: Romo Wiryono Priyotama, sj., Bapak Emanuel Bele Bau, S.Pd. yang dengan sabar, setia dan tulus membantu, mendukung, membimbing, dan memotivasi penulis selama kuliah di Sanata Dharma. 15. Donatur dari Porticus Asia (Hongkong) dan yayasan Sanata Dharma yang telah memberikan donasi selama penulis berkuliah di Sanata Dharma. 16. Saudara-saudari ku Baku Peduli Belu 02, Kak Lina, Kak Ari, Kak Hend, Kak Nelis, Kak Greg, Ani, Sintus, Feby, Lia, Lisa, dan Hendro. 17. Segenap pihak, sahabat dan teman yang telah membantu dan tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sekiranya dapat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.. Penulis. xi.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK ILMIAH KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii ABSTRAK ....................................................................................................... vii ABSTRACT ...................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ..................................................................................... x DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xx DAFTAR RUMUS .......................................................................................... xxi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xxii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 5 1.5 Definisi Operasional ............................................................................... 5 1.6 Spesifikasi Produk .................................................................................. 6 LANDASAN TEORI ...................................................................................... 6 2.1 Kajian Pustaka ........................................................................................ 8 2.1.1 Perkembangan ........................................................................................ 8 2.1.2 Emosi ..................................................................................................... 8 2.1.3 Kecemasan .............................................................................................. 12 2.1.4 Skala ....................................................................................................... 13 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................ 16 2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 19 2.4 Pernyataan Penelitian ............................................................................. 21 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 24 3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 24 3.2 Setting Penelitian .................................................................................... 25 3.2.1 Subjek Penelitian .................................................................................... 25 3.2.2 Objek Penelitian ..................................................................................... 25 3.2.3 Lokasi Penelitian .................................................................................... 25 3.2.4 Waktu Penelitian .................................................................................... 26 3.3 Rancangan Penelitian .............................................................................. 26 3.4 Prosedur Penelitian ................................................................................. 30 3.4.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi .................................................. 32 xii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.4.2 Perencanaan ............................................................................................ 3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk ..................................................... 3.4.4 Uji Coba Lapangan Terbatas .................................................................. 3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 3.5.1 Observasi ................................................................................................. 3.5.2 Wawancara ............................................................................................. 3.5.3 Skala ....................................................................................................... 3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................... 3.6.1 Pedomaan Observasi .............................................................................. 3.6.2 Pedomaan Wawancara ............................................................................ 3.6.3 Skala ....................................................................................................... 3.7 Teknik Analisi Data ................................................................................. 3.7.1 Analisis Data Kuantitatif ........................................................................ 3.7.2 Analisis Data Kualitatif ........................................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 4.1.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi .................................................. 4.1.2 Perencanaan ............................................................................................ 4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk ..................................................... 4.1.4 Uji Coba Lapangan Terbatas dan Revisi ................................................ 4.2 Pembahasan ............................................................................................ 4.2.1 Prosedur Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar ........................................................................... 4.2.1 Kualitas Penyusunan Skala Kecemasan Aspek Emosi untuk Siswa Kelas II Sekolah Dasar ........................................................................... BAB V PENUTUP ........................................................................................... 5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 5.3 Saran ....................................................................................................... Daftar Pustaka ................................................................................................. xiii. 32 32 33 33 34 34 35 36 36 37 37 38 38 40 42 42 42 47 51 61 65 65 67 68 68 69 69 70.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Tabel 3.2 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19. Pernyataan Favorabel dan Unvavorabel ...................................... Jadwal Penelitian ......................................................................... Kisi-kisi Observasi ....................................................................... Garis-garis Besar Wawancara ...................................................... Blue Print Skala ........................................................................... Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Instrumen produk ....... Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif Skala Kecemasan ........ Hasil Observasi Ketika Ulangan Harian ..................................... Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar .................................... Hasil Wawancara dengan Guru ................................................... Indikator Kecemasan Emosi menurut Calhoun dan Accocella .... Kisi-kisi Indikator Kecemasan Aspek Emosi .............................. Instrumen Validasi Produk .......................................................... Komponen Lembar Tanggapan oleh Siswa ................................. Validasi Skala Kecemasan oleh Psikologi ................................... Rekapitulasi Komentar Ahli Psikologi ........................................ Validasi Produk oleh Ahli Bahasa ............................................... Rekapitulasi Komentar Ahli Bahasa ............................................. Validasi oleh Guru Kelas II ......................................................... Validasi oleh Guru Bahasa Indonesia .......................................... Rekapitulasi Hasil Validasi .......................................................... Hasil Revisi Skala Kecemasan Aspek Emosi ............................... Revisi Pernyataan Skala Kecemasan Aspek Emosi ..................... Hasil Pengisian Skala Kecemasan Aspek Emosi ......................... Rekapitulasi Hasil Pengisian Skala Kecemasan Aspek Emosi .... Kuesioner Tanggapan Siswa mengenai Produk Skala Kecemasan Aspek Emosi .............................................................. xiv. 17 26 36 37 37 39 40 43 44 45 48 48 50 50 55 56 56 57 58 58 59 59 60 61 62 63.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR. Gambar 1.1 Gambar 4.1 Gambar 4.2 Gambar 4.3 Gambar 4.4 Gambar 4.5 Gambar 4.6 Gambar 4.7. Halaman Desain Skala .............................................................................. 7 Sampul Skala Kecemasan Aspek Emosi ................................... 51 Lembar Permohonan Skala Kecemasan Aspek Emosi............... 53 Petunjuk Pengisian Skala Kecemasan Aspek Emosi ................ 54 Pernyataan-pernyataan Skala Kecemasan Aspek Emosi ........... 54 Revisi Sampul Skala Kecemasan Aspek Emosi ........................ 60 Produk Skala Kecemasan Aspek Emosi Sebelum direvisi ........ 64 Produk Skala Kecemasan Aspek Emosi Sesudah direvisi ........ 64. xv.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR BAGAN. Bagan 2.1 Bagan 2.2 Bagan 2.3 Bagan 2.4. Halaman Penelitian yang Relevan ................................................................ 21 Sepuluh Langkah Borg and Gall ................................................... 28 Penelitian dan pengembangan ....................................................... 29 Prosedur Penelitian ........................................................................ 31. xvi.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR RUMUS Halaman Rumus 3.1 Perhitungan Rerata Penilaian dengan Skala Likert ....................... 39 Rumus 3.2 Perhitungan Jarak Interval ......................................................... 40. xvii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Lampiran 1.1 Lampiran 1.2 Lampiran 1.1 Lampiran 2 Lampiran 2.1 Lampiran 2.2 Lampiran 2.3 Lampiran 2.4 Lampiran 2.5 Lampiran 3 Lampiran 3.1 Lampiran 4 Lampiran 4.1 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 6.1 Lampiran 6.2 Lampiran 6.3 Lampiran 6.4 Lampiran 7. Penelitian dan Pengumpulan Informasi Lembar Observasi Ketika Ulangan Harian .............................. Lembar Observasi Proses Belajar Mengajar ........................... Lembar Wawancara ................................................................. Pengembangan Bentuk Awal Produk Lembar Validasi Ahli Psikologi 1 ............................................ Lembar Validasi Ahli Psikologi 2 ........................................... Lembar Validasi Ahli Bahasa .................................................. Lembar Validasi Guru Kelas II .............................................. Lembar Valdasi Guru Bahasa Indonesia ................................. Uji Coba Lapangan Terbatas Lembar Validasi Kuesioner oleh Siswa .................................. Surat Ijin Penelitian Surat Ijin Melaksanakan Penelitian ......................................... Dokumentasi .......................................................................... Produk Skala Kecemasan Aspek Emosi Sampul Skala ........................................................................... Kata Pengantar Skala ............................................................... Petunjuk Pengisian Skala ........................................................ Pernyataan-pernyataan Skala Kecemasan Aspek Emosi ......... Curriculum Vitae .................................................................... xviii. 72 72 73 74 76 78 80 82 84 95 96 97 98 99 100 102.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, defenisi operasioanal, dan spesifik produk. 1.1 Latar Belakang Dalam proses belajar mengajar seringkali guru melakukan test untuk mengukur prestasi belajar siswa dan juga untuk menguji tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah mereka pelajari, untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan (Permanasari, 2013:19). Test tersebut dapat berupa, ulangan harian, ujian tengah semester, maupun ujian akhir semester. Akan tetapi ulangan harian terkadang membuat siswa merasa cemas. Kecemasan adalah suatu keadaan emosional yang mempunyai ciri ketegangan fisiologis, perasaan tegang yang tidak menyenangkan, dan perasaan khawatir yang mengeluhkan bahwa suatu yang buruk akan segera terjadi (Jeffry, 2005:163). Kecemasan selalu menimpa hampir setiap orang baik pada anak-anak, maupun pada orang dewasa pada waktu tertentu dalam kehidupannya. Akan tetapi kecemasan yang dialami oleh setiap individu memiliki taraf dan kadar yang berbeda-beda. Menurut Hurlock (dalam Sunarto, 2008:156) Rasa cemas yang dialami oleh anak-anak pada umumnya diekspresikan dalam perilaku seperti murung, gugup, mudah tesinggung, dan cepat marah. Anak-anak terkadang secara tidak sadar menyembunyikan rasa cemas yang dialaminya, sehingga membuat diri mereka sendiri dan orang lain disekitar mereka tidak mengetahui keadaan rasa cemas yang dialaminya. Pada dasarnya, kecemasan tersebut bisa muncul sendiri 1.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Desiningrum, 2016:55). Patty (dalam Hartinah, 2008:37) menyatakan bahwa emosi merupakan reaksi individu terhadap suatu perubahan pada situasi dengan suatu tujuan tertentu. Reaksi tersebut berupa terkejut, takut, sedih, marah atau gembira terhadap kejadian atau objek yang terjadi (Hartinah, 2008:37). Anak yang berusia 7 atau 8 tahun sangat peka terhadap rasa malu dan bangga, mereka cenderung belajar tentang apa yang membuat mereka marah, takut, ataupun sedih. Anak-anak juga mulai menyadari dan menyesuaikan aturan-aturan budaya tentang reaksi emosi yang diterima oleh orang-orang di sekitar mereka, dan bagaimana reaksi orang lain terhadap emosi yang mereka tunjukkan (Papalia, 2014:190). Apabila anak menyadari ekspresi emosi yang mereka tampilkan dapat menimbulkan penilaian sosial yang tidak menyenangkan maka, anak akan suka merahasiakan dan cemas akan perasaan negatif, sehingga emosi seperti kemarahan akan sering terjadi dan merugikan penyesuaian sosial anak (Papalia, 2014:190). Menurut Yusuf perubahan emosi dapat terlihat pada perubahan fisik dan perilaku setiap individu (Yusuf, 2016:115). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 20 Oktober 2017, di SDK Sang Timur peneliti menemukan 7 siswa mengalami kecemasan dalam bentuk emosi, ketika mengerjakan soal ulangan harian, dan ketika melakukan proses belajar mengajar. Hal tersebut didukung oleh perilaku-perilaku siswa ketika mengerjakan soal ulangan harian, dan juga dalam proses belajar mengajar yaitu satu siswa tiba-tiba menangis tanpa alasan yang jelas, dan ketika guru 2.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. bertanya kepada siswa yang berinisial Ta, “mengapa Ta menangis?” Ta tidak menjawab pertanyaan guru, Ta terus saja menangis. Ketika guru bertanya kepada teman sebangku Ta, temannya mengatakan bahwa tiba-tiba saja Ta menangis dan tidak ada teman sekitar Ta yang mengganggu Ta. Satu siswa berinisial Rk membanting kotak pensil ketika marah, ketika temannya melihat jawaban Rk. Dua siswa berinisial Ds, dan Mc sering berteriak dengan suara yang kencang, atau memukul temannya ketika temannya mengambil alat tulis kedua siswa tersebut. Satu siswa berinisial Sl diam-diam menyontek pekerjaan temannya ketika ulangan harian berlangsung, sehingga guru memindahkan tempat duduk siswa tersebut. Dua siswa berinisial KK, dan Ck diam-diam bekerja sama dengan temannya ketika ulangan harian belangsung. Dari 34 siswa kelas II SDK Sang Timur persentase siswa yang mengalami ciri-ciri kecemasan merasa sensitif dan “mudah marah” dapat dilihat pada perilaku siswa yaitu menangis tanpa alasan yang jelas sebesar 1 atau 2% siswa, berteriak ketika marah sebesar 2 atau 5% siswa, dan membanting barang ketika marah sebesar 1 atau 2% sisiswa. persentase siswa yang mengalami ciri-ciri kecemasan perilaku melekat dan dependen dapat dilihat pada perilaku siswa bekerja sama dengan temannya ketika ulangan berlangsung sebesar 2 atau 5% siswa, dan menyontek pekerjaan temannya sebesar 1 atau 2% siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, peneliti mengetahui bahwa siswa sering mengalami kecemasan dalam bentuk emosi pada saat mengerjakan soal ulangan, dan ketika sedang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil wawancara menunjukan bahwa ada siswa yang sering berkelahi dengan temanya, 3.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dan juga sering membanting atau melempar buku dan alat tulis ketika marah. Menurut guru perilaku siswa tersebut sudah sering terjadi, sehingga guru beranggapan bahwa perilaku siswa tersebut nakal atau pembangkang. Guru memaparkan bahwa guru membutuhkan skala kecemasan aspek emosi untuk mengetahui tingkat kecemasan pada siswa. Penggunanan skala kecemasan sudah terbukti dapat membantu guru mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh anak. Penelitian pertama dilakukan oleh Yuniasanti (2003) kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak sekolah dasar kelas IV dan V ditinjau dari persepsi terhadap tuntutan orang tua untuk berprestasi dalam belajar. Penelitian kedua dilakukan oleh Putri (2016) kecemasan belajar siswa (analisis gejala, penyebab dan upaya pemecahan masalah di SD Inpres 12/79 Bulu Tempe Kecamatan Tanete Riattang Barat dan Kabupaten Bone). Penelitian ketiga dilakukan oleh Latifah (2017) dampak kesulitan belajar menulis pada aspek sosial-emosi siswa kelas 2 di SD Muhammadiyah Bodon, Bantul. Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas memberikan pengetahuan kepada peneliti mengenai kecemasan menghadapi ulangan umum, kecemasan belajar pada siswa, dan dampak kesulitan belajar menulis pada aspek sosial emosi. Sedangkan, untuk penyusunan skala kecemasan aspek emosi belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development) mengenai penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk kelas II tahun ajaran 2017/2018. Penyusunan skala kecemasan aspek emosi menggunakan skala Likert, dan juga menggunakan 4.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. indikator-indikator kecemasan emosi yang dipaparkan oleh Calhoun dan Accocella (dalam Safaria, 2009:55). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang dipaparkan sebelumnya, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1.2.1 Bagaimana prosedur penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II Sekolah Dasar? 1.2.2 Bagaimana kualitas skala kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II Sekolah Dasar? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai dua tujuan, yaitu sebagai berikut: 1.3.1 Mengetahui prosedur penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. 1.3.2 Mengetahui kualitas penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II Sekolah Dasar. 1.4. Manfaat Penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk semua pihak, antara lain: 1.4.1. Untuk Guru. Dengan adanya penyusunan skala kecemasan aspek emosi ini, diharapkan dapat menambah wawasan guru, untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan aspek emosi yang dialami oleh siswa kelas II Sekolah Dasar.. 5.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.4.2. Untuk Siswa. Dengan adanya penyusunan skala kecemasan ini, siswa diberikan informasi tentang tingkat kecemasan yang dialaminya sehingga dapat mencari solusi yang tepat dalam mengatasi kecemasan aspek emosi yang dialami siswa tersebut. dialami oleh siswa kelas II sekolah dasar. 1.4.3 Untuk Mahasiswa Mahasiswa memperoleh pengalaman baru dalam menyusun skala kecemasan aspek emosi untuk kelas II sekolah dasar. 1.5 Defenisi Operasional 1.5.1. Perkembangan adalah suatu proses perubahan dari setiap individu terhadap. gejala-gejala yang terjadi akibat proses kematangan dan pengalaman, yang terdiri dari serangkaian perubahan bersifat kuantitatif dan kualitatif. 1.5.2. Emosi adalah reaksi individu terhadap sesuatu hal yang ditunjukkan. dengan perilaku jasmaniah seperti takut, marah, senang, maupun sedih. 1.5.3. Kecemasan adalah perasaan khawatir akan sesuatu hal yang belum terjadi,. yang menimbulkan reaksi seseorang terhadap suatu hal tertentu sehingga menimbulkan kegelisahaan. 1.5.4. Skala adalah alat ukur yang disusun untuk mengklasifikasikan, suatu. variabel yang bersifat kulitatif menjadi data kuantitatif. 1.5.5. Skala kecemasan merupakan alat ukur untuk mengetahui tingkat. kecemasan yang dialami oleh seseorang.. 6.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.6 Spesifikasi Produk Produk yang dikembangkan adalah skala kecemasan aspek emosi, yang disusun membentuk sebuah buku. Penyusunan skala kecemasan ini dicetak dengan ukuran A5 (21 cm × 30 cm). Berikut ini adalah desain penyusunan skala kecemasan aspek emosi. 21 cm. 30 cm Gambar 1.1 Desain Penyusunan Skala Kecemasan Emosi. 1.6.2 Sampul Buku Peneliti memilih warna putih sebagai warna dasar sampul buku, karena warna. putih. melambangkan. kemurnian,. kedamaian,. kebersihan,. dan. kesederhanaan. Warna putih juga memberi kesan kebebasan dan keterbukaan. Pemilihan warna putih bertujuan agar ketika siswa mengisi skala psikologi, siswa merasa tenang ketika melihat sampul dari skala psikologi tersebut. Pada sampul skala psikologi terdapat gambar anak-anak yang sedang bermain. Enam orang anak sedang memanjat pensil dengan ekspresi tersenyum, satu orang anak sedang duduk diatas buku dengan ekspresi tersenyum. Satu orang anak sedang menulis, dan empat orang anak sedang bermain dengan gembira. Kegiatan anak-anak pada sampul diatas, melambangkan aktifitas mereka sehari-. 7.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. hari di sekolah, maupun di rumah. Peneliti kemudian mencetak sampul skala menggunakan kertas Ivory 230gr. 1.6.2 Isi skala Skala kecemasan aspek emosi berisi lembar permohonan yang bertujuan untuk menginformasikan kepada siswa tentang isi dari pernyataan skala psikologi tersebut secara singkat. Skala psikologi juga berisi petunjuk pengerjaan, yang bertujuan agar siswa tidak mengalami kebingungan dalam pengisian skala psikologi. Peneliti membuat 24 pernyataan terkait kecemasan aspek emosi yang dialami siswa, berdasarkan indikator-indikator kecemasan yang dipaparkan oleh Nevid (2003). Penulisan skala menggunakan jenis huruf Times New Roman, dengan ukuran huruf 16, dan spasi 1,5.. 8.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian. 2.1 Kajian Pustaka Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian. Peneliti. akan. membahas. beberapa. hal. diantaranya. adalah. pengertian. perkembangan, perkembangan aspek emosi anak usia sekolah, pengertian emosi, perubahan emosi terhadap perilaku dan perubahan individu, pengertian kecemasan, jenis-jenis kecemasan, ciri-ciri kecemasan, pengertian skala, jenisjenis skala, karakteristik skala psikologi, dan skala kecemasan. 2.1.1 Perkembangan 2.1.1.1 Pengertian Perkembangan Setiap manusia akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikisnya. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat ahli yaitu Arifin (dalam Hosnam, 2016:27) yang menyatakan bahwa perkembangan merupakan perubahanperubahan dalam bentuk bagian tubuh, dan integrasinya hanya dapat dilihat gejala-gejalanya. Menurut Hurlock (dalam Hosnam, 2016:27) perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif, yang terjadi akibat dari proses kematangan dan pengalaman, terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif, dan kuantitatif. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan (Hosnam, 2016:27). 9.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Sistematis artinya perubahan dalam perkembangan saling ketergantungan dan saling mempengaruhi; progresif artinya perubahan yang bersifat maju, meluas, mendalam, meningkat baik secara kualitatif (fisik) dan kuantitatif (psikis); berkesinambungan artinya perubahan yang terjadi pada setiap individu secara beraturan (Hosnam, 2016:27). Dari tiga pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian perkembangan merupakan suatu proses perubahan dari setiap individu terhadap gejala-gejala yang terjadi akibat proses kematangan dan pengalaman, yang terdiri dari serangkaian perubahan bersifat kuantitaif dan kualitatif. 2.1.1.2 Perkembangan Aspek Emosi Anak Usia Sekolah Dalam tahap perkembangannya, setiap anak mempunyai banyak hal yang dibutuhkan. Jika kebutuhannya terpenuhi maka akan menimbulkan rasa puas atau senang. Jika kebutuhannya tidak terpenuhi maka akan menimbulkan rasa kecewa (Yusuf, 2016:181). Harter (dalam Papalia, 2014:354) mengatakan bahwa anak yang berusia 7 atau 8 tahun, secara khusus peka terhadap perasaan malu dan bangga. Anak mulai menyadari aturan-aturan budaya mereka tentang emosi yang mereka terima. Emosi tersebut dapat mempengaruhi pandangan mereka terhadap diri mereka sendiri. Anak belajar tentang apa yang membuat mereka marah, takut, sedih, dan bagaimana orang-orang disekitar mereka beraksi terhadap emosi yang mereka tampilkan. Ketika orang–orang disekitar berpandangan negatif terhadap emosi yang mereka tampilkan seperti merespon dengan cara ketidak setujuan, dan hukuman 10.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. maka anak cenderung merahasiakan dan cemas akan perasaan negatif sehingga emosi seperti kemarahan, dan takut akan lebih sering terjadi dan akan merugikan penyesuaian sosial anak. Ketika anak menginjak usia sekolah, anak mulai menyadari bahwa pengungkapan emosi secara kasar tidaklah diterima oleh masyarakat oleh karena itu anak mulai belajar mengendalikan emosi dengan cara meniru dari orang-orang yang berada di sekitarnya seperti: orang tua, kakak, keluarga, dan teman-temannya (Yusuf, 2016:181). Anak yang perkembangannya berada ditengah-tengah keluarga yang suasana emosional stabil, maka perkembangan emosional anak tersebut cenderung stabil. Jika kebiasan orang-orang disekitarnya dalam mengekspresikan emosinya kurang stabil, maka perkembangan emosi anak tersebut kurang stabil atau kurang terkontrol misalnya anak akan melampiaskan kemarahan dengan sikap agresif, mudah mengeluh, kecewa atau pesimis dalam menghadapi masalah. Emosi merupakan faktor dominan yang dapat mempengaruhi tingkah laku individu, dalam hal ini termasuk juga perilaku belajar (Yusuf, 2016:181). Ketika anak mengalami perkembangan emosi yang positif seperti: perasaan senang, bergairah, bersemangat, mempengaruhinya. dalam. berkonsentrasi. atau rasa ingin dalam. pelajaran. tahu. dapat. misalnya. memperhatikan penjelasan guru, membaca buku, aktif dalam berdiskusi, mengerjakan tugas, dan disiplin dalam belajar. Sebaliknya, ketika perkembangan emosi anak lebih ke emosi yang negatif, seperti: perasaan tidak senang, kecewa, tidak bergairah maka proses belajar akan mengalami hambatan. Sehingga ketika. 11.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. proses belajar mengajar anak tersebut tidak berkonsetrasi dalam belajarnya (Yusuf, 2016:181). 2.1.2 Emosi 2.1.2.1 Pengertian Emosi Setiap manusia pasti mengalami perasaan emosi baik itu anak-anak, maupun orang dewasa. Penyataaan tersebut didukung oleh pendapat ahli yaitu Yusuf (dalam Wahyudin, 2011:41) menyatakan bahwa emosi merupakan warna efektif yang menyertai setiap keadaan perilaku individu. Contohnya: gembira, sedih, bahagia, putus asa, terkejut, dan benci. Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan perilaku fisik seperti marah yang ditunjukan dengan teriakan suara yang keras atau tingkah laku yang lain (Yusuf, 2000:144). Patty (dalam Desmita, 2006:39) menyatakan bahwa reaksi dari emosi dapat berupa takut, sedih, marah, atau gembira, terhadap sesuatu objek di luar individu. Menurut James dan Lange (dalam Wahyudin, 2011:41) emosi timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu misalnya: menangis karena sedih, tertawa karena gembira, lari karena takut, dan berkelahi karena marah. Dari pendapat para ahli diatas peneliti menyimpulkan bahwa emosi adalah reaksi individu terhadap sesuatu hal yang ditunjukan dengan perubahan perilaku dan perubahan jasmaniah seperti takut, marah, senang, maupun sedih.. 12.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.2.2 Perubahan Emosi Terhadap Perilaku dan Perubahan Fisik Individu Emosi. sangat. mempengaruhi. setiap. individu,. sehingga. dapat. mempengaruhi perilaku dan perubahan fisik seseorang. Perubahan emosi terhadap perilaku fisik individu di antaranya sebagai berikut (Yusuf, 2016:115) : 1. Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas terhadap hasil yang dicapai.. 2. Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan sebagai puncak dari keadaaan ini ialah timbul rasa putus asa (frustasi).. 3. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup, dan gagap dalam berbicara.. 4. Terganggu penyesuaian sosial, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati. Perubahan jenis emosi dapat juga terlihat pada perubahan fisik seperti. berikut: terpesona ditandai dengan reaksi elektris pada kulit, marah ditandai dengan peredaran darah bertambah cepat, terkejut ditandai dengan denyut jantung bertambah cepat, kecewa ditandai dengan bernapas panjang, sakit atau marah ditandai dengan pupil mata membesar, dan yang terakhir takut atau tegang ditandai dengan air liur mengering, berdiri bulu roma, terganggu pencernaan, dan otot-otot menegang atau bergetar (Yusuf, 2016:116). 2.1.3 Kecemasan 2.1.3.1 Pengertian Kecemasan Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluh bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi (Nevid, 2005:163). Atikson (dalam Safaria, 13.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2009:49) menjelaskan bahwa kecemasan merupakan emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan gejala seperti kekhawatiran dan perasaan takut. Whitbourne & Krauss (dalam Desiningrum, 2006:54) mengatakan bahwa kecemasan merupakan campuran beberapa emosi tidak menyenangkan yang didominasi oleh ketakutan, khawatir, dan gelisah yang tak terkendali terhadap kondisi mengancam yang tidak jelas di masa depan. Ada dua aspek gejala kecemasan menurut beberapa ahli yaitu gejala aspek psikologi yang meliputi gejala yang terkait dengan kondisi emosi dan pikiran seseorang yang mengalami kecemasan. Sedangkan gejalah fisologis meliputi gejala yang menyangkut kondisi badan atau tubuh seseorang yang merasa cemas (Desiningrum, 2006:54-55). Dari ketiga pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kecemasan adalah perasaan khawatir akan sesuatu hal yang belum terjadi, yang menimbulkan reaksi seseorang terhadap hal tertentu sehingga menimbulkan kegelisahaan. 2.1.2.2 Jenis-jenis Kecemasan Menurut Spilberger (dalam Safaria, 2009: 53) menjelaskan kecemasan dalam dua bentuk, yaitu: 1.. Kecemasan dasar adalah adanya rasa terancam yang menghinggapi diri seseorang terhadap kondisi yang sebenarnya tidak berbahaya. Kecemasan dalam kategori ini disebabkan oleh kepribadian individu yang memang memiliki potensi cemas dibandingkan dengan individu yang lainnya.. 2.. Kecemasan sesaat, merupakan kondisi emosional dan keadaan sementara pada diri individu dengan adanya perasaan tegang dan khawatir yang dirasakan secara sadar serta bersifat subjektif. 14.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.3.3 Kecemasan dan emosi Spieblger (1972) berpendapat bahwa kecemasan merupakan hal mendasar dalam emosi individu dari emosi individu (dalam Safaria, 2009: 53). Lewis (1970) mengkaitkan emosi dan kecemasan adalah sebagai berikut anxiety defined ways including, an emotional state, with the subjectively experienced quality of fear or closely related to emotion (terror, panic, dread). Yang berarti kecemasan tergolong sebagai suatu reaksi emosional yang subyektif, yang berhubungan dengan ketakutan yang dialami atau terkait erat dengan emosi (teror, ketakutan, panik). Selanjutnya Spieblger mengemukakan tentang kaitan emosi dan kecemasan, bahwa dalam setiap proses emosi akan terkait dengan komponen fisik yaitu neurophsiologis, serta komponen psikologi yaitu takut, perasaan bersalah, kesedihan, dan marah. (Safaria, 2009: 54). 2.3.3.4 Indikator-indikator Kecemasan Priest (1991) menyatakan bahwa setiap individu yang mengalami kecemasan akan menunjukkan reaksi fisik seperti: jantung berpacu lebih cepat, tangan dan lutut gemetar, ketegangan pada syaraf belakang leher, gelisah atau sulit tidur, banyak berkeringat, gatal-gatal pada kulit, serta selalu buang air kecil (Safaria, 2009:55). Calhoun dan Acocella (1995) mengemukakan bahwa kecemasan dikemukakan dalam tiga aspek, yaitu sebagai berikut (Safaria, 2009: 55). 1.. Aspek emosional, yaitu komponen individu yang berkaitan dengan persepsi individu terhadap pengaruh psikologis dari kecemasan, seperti perasaan. 15.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. keprihatinan, ketegangan, sedih, merasa sensitif, mencela diri sendiri atau orang lain, cepat marah, gugup, mudah sekali malu, dan mudah tersinggung. 2.. Aspek kognitif, yaitu ketakutan dan kekhawatiran yang berpengaruh terhadap kemampuan berpikir jernih sehingga mengganggu dalam memecahkan masalah, dan mengatasi tuntutan lingkungan sekitarnya.. 3.. Aspek fisiologis, yaitu reaksi yang ditampilkan tubuh terhadap sumber ketakutan dan kekhawawatiran. Reaksi ini berkaitan dengan sistem syaraf yang mengendalikan berbagai otot dan kelenjar tubuh, sehingga timbul reaksi dalam bentuk jantung berdetak lebih keras, nafas bergerak lebih cepat, dan tekanan darah meningkat. Dari ketiga aspek kecemasan yang dipaparkan oleh Calhoun dan Acocella. (dalam Safaria, 2009: 55) diatas, peneliti hanya menggunakan kecemasan aspek emosi saja, karena penelitian ini berfokus pada kecemasan aspek emosi yang dialami oleh siswa. 2.1.4 Skala 2.1.4.1 Pengertian Skala Skala adalah alat untuk mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan penelitian selanjutnya (Riduwan, 2013:6). Mahmud menyatakan bahwa skala merupakan alat yang disusun dan digunakan oleh peneliti untuk mengubah respon tentang suatu variabel yang bersifat kualitatif menjadi data kuantatif (Mahmud, 2011:181). Skala adalah teknik pengumpulan data yang bersifat untuk mengukur, karena diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka (Sukmadinata, 16.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2005:225). Dari pendapat para ahli tersebut peneliti menyimpulkan bahwa, skala merupakan alat ukur yang disusun untuk mengklasifikasikan, suatu variabel yang bersifat kualitatif menjadi data kuantitatif. 2.1.4.2 Jenis-jenis Skala Terdapat 6 jenis skala sikap yaitu: skala Likert, skala Guttman, skala diferensial sematik, skala rating scale, dan skala Thurstone. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala Likert sebagai skala yang mengukur sikap responden. Peneliti memilih menggunakan skala Likert karena skala Likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan, 2010:12). Dengan menggunakan skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi dimensi, kemudian dijabarkan menjadi sub variabel, dari sub variabel-variabel tersebut dijabarkan menjadi indikator-indikator. Indikator-indikator yang telah dijabarkan akan menjadi titik tolak dalam membuat item instrumen yang berupa pernyataan-pernyataan yang akan disebarkan kepada responden untuk dijawab. Setiap jawaban yang terdapat pada skala tersebut dihubungkan dengan pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut (Riduwan, 2010:12-13). Tabel 2.1 Pernyataan Favorabel dan Unfavorabel (Riduwan, 2007:14) Favorabel Unfavorabel Sangat setuju = 4 Sangat setuju = 1 Setuju = 3 Setuju = 2 Tidak setuju = 2 Tidak setuju = 3 Sangat tidak setuju = 1 Sangat tidak setuju = 4. Peneliti menggunakan skala empat karena skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik, atau lebih lengkap dari skala yang lainya. Selain itu 17.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. juga skala empat juga tidak mempunyai peluang bagi responden untuk menjawab netral, sehingga responden lebih menentukan sikap terhadap pernyataan yang dinyatakan dalam instrumen. 2.1.4.3 Karakteristik Skala Psikologi Setiap skala memiliki karakteristik yang khas sehingga dapat menjadi pembeda dari alat ukur yang lainnya. Menurut Azwar (2007:3) karakteristik skala psikologi dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Pernyataan tidak mengungkap secara langsung pada atribut yang akan diteliti sehingga responden tidak mengetahui arah jawaban yang dikehendaki oleh peneliti. 2. Berisi pernyataan yang mengacu pada indikator yang akan diteliti dimana kesimpulan dari sebuah diagnosis dapat diambil ketika pernyataan sudah diisi oleh responden. 3. Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah, semua jawaban dapat diterima selama responden memberikan secara jujur dan sungguh-sungguh. 2.1.4.4 Skala Kecemasan Skala kecemasan merupakan alat ukur untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami oleh seseorang. Pernyataan yang terdapat dalam skala kecemasan mengacu pada indikator-indikator kecemasan aspek emosi yang dipaparkan oleh Calhoun dan Acocella (dalam Safari, 2009:55). Dalam penyusunan skala kecemasan peneliti hanya menggunakan beberapa indikator aspek emosi yang mudah dirasakan oleh siswa usia sekolah dasar dan mudah 18.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. diamati oleh peneliti. Indikator yang digunakan oleh peneliti dalam penyusunan skala kecemasan yaitu: mencela diri sendiri atau orang lain, mudah sekali malu, kegugupan, mudah marah, ketegangan, dan merasa sensitif. Indikator kecemasan kemudian disusun menjadi pernyataan-pernyataan. Pernyataan disusun menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa kelas II sekolah dasar. 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan Uraian dalam penelitian yang relevan membahas mengenai kecemasan anak dalam menghadapi ulangan harian dan dampak kesulitan belajar menulis pada aspek sosial-emosi. 2.1.1 Penelitian Mengenai Kecemasan Anak dalam Menghadapi Ulangan Harian dan Dampak Kesulitan Belajar Menulis Pada Aspek SosialEmosi Yuniasanti (2003) Kecemasan Menghadapi Ulangan Umum Pada Anak Sekolah Dasar Kelas IV Dan V Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Tuntutan Orang Tua untuk Berprestasi dalam Belajar. Penelitian ini dilakukan di SD Bernadus Semarang kepada 148 siswa kelas IV dan kelas V. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Alat ukur yang digunakan adalah skala kecemasan dalam menghadapi ulangan umum pada anak Sekolah Dasar kelas V dan kelas V, dan skala persepsi tuntutan orangtua untuk prestasi dalam belajar. Hasil analisis dari penelitian tersebut menunjukkan tidak ada hubungan tentang persepsi terhadap tuntutan orangtua untuk berprestasi delam belajar dengan kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak Sekolah Dasar kelas IV dan V 19.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. (rxy= -0,061 dengan p>0,05) dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Putri (2016) Kecemasan Belajar Siswa (Analisis Gejalah, Penyebab dan Upaya Pemecahan Masalah di SD Inpres 12/79 Bulu Tempe Kecamatan Tanete Riattang Barat dan Kabupaten Bone). Penelitian dilakukan di SD Inpres 12/79 Bulu Tempe kepada tiga siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa bentuk-bentuk kecemasan belajar siswa mengalami a) Gejala fisik seperti gelisah, tegang, resah, gugup, gemetaran, serta berkeringat dingin. b) Gejala kognitif seperti tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, khawatir, ketakutan, ragu-ragu/tidak yakin dan pesimis. c) Gejala perilaku seperti berdiam diri, menolak masuk kelas, malas, jarang bersosialisasi, mengasingkan diri serta menghindari situasi tertentu. Latifah (2017) Dampak Kesulitan Belajar Menulis Pada Aspek SosialEmosi Siswa Kelas 2 di SD Muhammadiyah Bodon, Bantul. Penelitian dilakukan di SD Muhammadiyah Badon kepada satu orang siswa kelas II SD. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dari hasil penelitian Penelitian ini menunjukan bahwa kesulitan belajar menulis berdampak pada aspek sosial yang mencakup aspek komunikasi interpersonal, interaksi sosial, dan kesulitan anak terhadap lingkungan sosialnya. Kesulitan belajar menulis juga berdampak pada aspek emosi yang berkenan dengan emosi psikis yang mencakup perasaan sosial dan perasaan susila anak. Kesulitan belajar menulis yang dialami berpengaruh pada dinamika psikolgi yang ditunjukan dengan ketidakstabilan emosi dan adanya perubahan perilaku. 20.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Penelitian-penelitian di atas memberikan pengetahuan kepada peneliti mengenai kecemasan menghadapi ulangan umum, kecemasan belajar pada siswa, dan dampak kesulitan belajar menulis pada aspek sosial emosi. Sedangkan, untuk penyusunan skala kecemasan aspek emosi belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk kelas II. Kerangka relevansi penelitian ini dapat dilihat pada literature map yang dijabarkan pada bagan 2.1 Penelitian tentang kecemasan dalam belajar, dalam mengahadapi ulangan, dan dampak kesulitan menulis pada aspek sosial emosi. Yuniasanti (2003) kecemasan menghadapi ulangan umum pada anak sekolah dasar kelas IV dan V ditinjau dari presepsi terhadap tuntutan orang tua untuk berperstasi dalam belajar.. Putri (2016) kecemasan belajar siswa (analisis gejalah, penyebab dan upaya pemecahan masalah di SD Inpres 12/79 Bulu Tempe Kecamatan Tanete Riattang Barat dan Kabupaten Bone). Latifah (2017) dampak kesulitan belajar menulis pada aspek social-emosi siswa kelas 2 di SD Muhammadiyah Bodon, Bantul.. yang diteliti Bere (2018) Penusunan skala kecemasan aspek emosi untuk kelas II SD Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan. 2.3 Kerangka Berpikir Dalam proses pendidikan seringkali guru melakukan test berupa ulangan harian untuk mengukur prestasi belajar siswa, dan juga menguji tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang mereka pelajari. Akan tetapi, ulangan harian terkadang membuat siswa merasa cemas. Kecemasan merupakan perasaan khawatir akan sesuatu hal yang belum terjadi, yang menimbulkan reaksi 21.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. seseorang terhadap suatu hal tertentu sehingga menimbulkan kegelisahan. Pada dasarnya, kecemasan tersebut bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejalagejala lain dari berbagai gangguan emosi. Emosi adalah reaksi individu terhadap sesuatu hal sehingga menimbulkan kegelisahan. Anak yang berusia 7 atau 8 tahun sangat peka terhadap rasa malu dan rasa bangga, mereka juga mulai menyadari reaksi emosi yang dapat diterima oleh orang-orang disekitar mereka. Apabila anak menyadari ekspresi emosi yang mereka tampilkan dapat menimbulkan penilaian sosial yang negatif seperti merespon dengan cara ketidak setujuan dan hukuman, maka anak akan cenderung merahasiakan dan cemas akan perasaan negatif. Sehingga emosi seperti kemarahan, dan takut akan menjadi sering terjadi dan merugikan penyesuaian sosial anak. Kecemasan dalam bentuk emosi juga dialami oleh siswa SDK Sang Timur. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 20 Oktober 2017 dapat disimpulkan bahwa siswa kelas II SDK Sang Timur mengalami kecemasan dalam bentuk emosi, yang dapat dilihat dari perilaku siswa ketika mengerjakan soal ulangan harian, dan ketika siswa mengikuti proses belajar mengajar. Dari 34 siswa persentase siswa yang mengalami ciri-ciri kecemasan merasa sensitif dan “mudah marah” dapat dilihat pada perilaku siswa yaitu menangis tanpa alasan yang jelas sebesar 1 atau 2% siswa, berteriak ketika marah sebesar 2 atau 5% siswa, dan membanting barang ketika marah sebesar 1 atau 2% sisiswa. Persentase siswa yang mengalami ciri-ciri kecemasan perilaku melekat dan dependen dapat dilihat pada perilaku siswa bekerja sama dengan temannya ketika ulangan berlangsung 22.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. sebesar 2 atau 5% siswa dan menyontek pekerjaan temannya sebesar 1 atau 2% siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II menunjukan bahwa ada siswa yang sering berkelahi dengan temanya, dan juga sering membanting atau melempar buku dan alat tulis ketika marah. Menurut guru perilaku siswa tersebut sudah sering terjadi, sehingga guru beranggapan bahwa perilaku siswa tersebut nakal atau pembangkang. Guru memaparkan bahwa guru membutuhkan skala kecemasan aspek emosi untuk mengetahui tingkat kecemasan pada siswa. Berdasarkan uraian diatas penelitian ini dilakukan untuk menjawab kebutuhan guru. Guru membutuhkan skala kecemasan aspek emosi, yang dapat membantu mengidentifikasi kecemasan aspek emosi yang dialami oleh siswa. Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan (Research and Development) mengenai penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk kelas II tahun ajaran 2017/2018. Penyusunan skala kecemasan aspek emosi menggunakan skala Likert, dan juga menggunakan indikator-indikator kecemasan yang dipaparkan oleh Calhoun dan Accocella (dalam Safaria, 2009:55). Penelitian ini dibatasi sampai uji coba lapangan terbatas. 2.4 Pertanyaan Penelitian 2.4.1. Bagaimana prosedur penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II SD?. 2.4.2 Bagaimana kualitas penyusunan skala kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II SD?. 23.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB III METODE PENELITIAN Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan pengembangan atau dapat disebut research and development yang dikembangkan oleh Borg and Gall (dalam Mulyatiningsih, 2014:161). Penelitian research and development adalah penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses pengembangan (Mulyatiningsih, 2014:161). Borg and gall (1989) mengemukakan “research and is a process used to develop and validate educational products”. Yang berarti penelitian dan pengembangan adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk bidang pendidikan (Arifin, 2011:126). Sukmadinata (2008:164) mengartikan bahwa research and development adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk yang telah ada. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian research and development adalah suatu penelitian yang mengembangkan suatu produk atau mengembangkan produk yang telah ada, dengan menggunakan langkah-langkah. Penelitian ini dibuat untuk menyusun skala kecemasan aspek emosi, yang akan digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan dalam bentuk emosi yang dialami oleh siswa. Penelitian ini dibatasi sampai uji coba produk 24.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. lapangan terbatas, untuk mengetahui kualitas penyusunan skala kecemasan aspek emosi yang disusun oleh peneliti. 3.2 Setting Penelitian Setting penelitian membahas tentang objek penelitian, subjek penelitian, lokasi penelitian, dan waktu penelitian. 3.2.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II SDK Sang Timur pada tahun ajaran 2017/2018. Peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas II berjumlah 10 anak yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 4 anak perempuan. Peneliti memilih kesepuluh anak tersebut berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan dengan guru kelas II. 3.2.2 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah kecemasan aspek emosi pada siswa kelas II SDK Sang Timur 3.2.3 Lokasi Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di beberapa SDK Sang Timur yang terletak di Jl. Batikan No. 7 Yogyakarta. Peneliti memilih SDK Sang Timur sebagai tempat penelitian berdasarkan hasil observasi, dan wawancara yang dilakukan peneliti di kelas II sekolah dasar. Dari hasil observasi dan wawancara terdapat tujuh siswa yang mengalami ciri-ciri kecemasan dalam bentuk emosi, selain itu SDK Sang Timur memiliki letak yang cukup strategis dan mudah dijangkau oleh peneliti.. 25.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.2.4 Waktu Penelitian Penelitian dan pengembangan ini dilakukan dari Januari 2018 sampai dengan bulan April 2018. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung kurang lebih selama empat bulan. Berikut ini adalah tabel penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No 1 2 3 4. Kegiatan. Jan. Bulan Feb Mar. April. Wawancara dan obeservasi Penyusunan instrument Validasi produk Uji coba lapangan terbatas. 3.3 Rancangan Penelitian Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model yang dipaparkan oleh Borg dan Gall (dalam Mulyatiningsih, 2014:163-165). Menurut Borg and Grall terdapat 10 langkah dalam melakukan penelitian dan pengembangan, kesepuluh langkah tersebut yaitu: 1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi Tahap ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisi kebutuhan melalui wawancara, dan observasi. 2. Perencanaan Pada tahap ini peneliti mulai merumuskan tujuan secara berjenjang atau bertahap, dan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan. 3. Pengembangan Produk Awal Pada tahap ini mulai disusun bentuk awal model dan perangkat yang diperlukan. Proses penelitian pada tahap ini juga dilakukan dengan melakukan 26.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. validasi rancangan model oleh pakar yang ahli dalam bidangnya. Hasil validasi tersebut kemudian direvisi untuk memperbaiki model yang akan diujicobakan. 4. Uji Coba Model Ke-1 Setelah model dan perangkat siap untuk digunakan, kegiatan selanjutnya adalah melakukan uji coba rancangan model. Uji coba ini melibatkan sekitar 6-12 orang responden terlebih dahulu. Hal ini penting dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan yang dapat terjadi selama penerapan model yang sesungguhnya berlangsung. 5. Revisi Model Ke-1 Revisi produk utama dilakukan berdasarkan hasil uji coba produk tahap pertama. Dengan analisis kekurangan yang ditemui selama uji coba produk, maka kekurangan tersebut segera diperbaiki. 6. Uji Coba Model ke-2 Pengujian produk di lapangan disarankan mengambil sampel yang lebih banyak yaitu antara 30-100 orang responden. Pada saat uji coba lapangan yang ke-2 ini, pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif mulai dilakukan untuk dievaluasi. 7. Revisi Model Ke-2 Revisi produk selalu dilakukan setelah produk tersebut diterapkan atau diujicobakan. Hal ini dilakukan apabila ada kendala-kendala baru yang belum terpikirkan pada saat perancangan.. 27.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 8. Penerapan Model Setelah melalui pengujian dua kali dan revisi juga sudah dilakukan sebanyak dua kali, implementasi model dapat dilakukan dalam wilayah yang luas dalam kondisi yang senyatanya. Implementasi model disarankan mengambil sampel sebesar 40-200 orang responden. Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan dengan berbagai instrumen seperti lembar observasi, interview, dan kuisioner. Kemudian data yang diperoleh dilaporkan secara keseluruhan. 9. Revisi Terakhir Sebelum model dipublikasikan kesasaran pengguna yang lebih luas maka perlu dilakukakan revisi terakhir untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang baik misalnya pada saat implementasi model. 10. Deseminasi dan Publikasi Tahap terakhir dari penelitian dan pengembangan adalah melaporkan hasil dalam forum ilmiah melalui seminar dan mempublikasikan dalam jurnal ilmiah. Apabila publikasi model dapat dilakukan pada jalur komersial. Kesepuluh langkah penelitan Research and Development menurut Borg and Gall (dalam Mulyatiningsih, 2011: 163-165) dapat dilihat pada bagan 3.1. Penelitian dan pengumpulan informasi Desiminasi dan publikasi. Perencanaan. Revisi terakhir. Pengembangan produk awal. Penerapan model. Uji coba model 1. Revisi model 2. Revisi model 1 Uji coba model 2. Bagan 3.1 Sepuluh Langkah Borg and Gall (dalam Mulyatiningsih, 2011:163-165). 28.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan yang dipaparkan oleh Borg and Gall (dalam Mulyatiningsih, 2011:163-165). Akan tetapi, dalam penelitian ini peneliti membatasi penelitian dan pengembangan Borg and Gall menjadi empat langkah yaitu: 1) penelitian dan pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk awal, dan 4) uji coba lapangan terbatas dan revisi produk. Pada awalnya, penelitian dan pengumpulan informasi dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Pada tahap perencanaan, peneliti mengembangkan indikator-indikator kecemasan yang dipaparkan Calhoun dan Accocella (dalam Safaria, 2009:55) kemudian peneliti menyusun instrumen yang akan digunakan pada saat validasi produk. Pada tahap pengembangan bentuk awal produk, peneliti menyusun produk skala kecemasan aspek emosi. Produk tersebut kemudian akan divalidasi oleh empat pakar ahli untuk mengetahui kelayakan produk tersebut. Setelah produk divalidasi, pada tahap selanjutnya peneliti melakukan uji coba lapangan terbatas dan revisi produk. Uji coba lapangan terbatas kepada 10 siswa. Siswa juga akan mengisi kuesioner tanggapan produk yang telah disusun oleh peneliti. Kemudian peneliti melakukan revisi produk berdasarkan kuesioner tanggapan produk oleh siswa. Keempat tahap penelitian dan pengembangan tersebut tersaji dalam bagan pada tabel 3.2 Penelitian dan pengumpulan informasi. Pengembangan produk awal. Perencanaan. Bagan 3.2 Penelitian dan Pengembangan. 29. Uji coba lapangan terbatas dan revisi.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.4. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model sepuluh langkah. penelitian Borg dan Gall (dalam Mulyatiningsih, 2011:163-165). Peneliti membatasi tahap penelitian Borg and Gall menjadi 4 langkah, antara lain peneliti dan pengumpulan informasi, perencanaan, pengembangan produk awal, dan ujicoba lapangan terbatas dan revisi produk. Keempat tahap penelitian dan pengembangan tersebut tersaji dalam bagan 3.3.. 30.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tahap Pertama Pengumpulan Informasi. Penelitian dan Pengumpulan Informasi Observasi siswa kelas II. Identifikasi masalah. Wawancara guru. Analisis kebutuhan. Tahap Kedua Analisis data kebutuhan guru. Perencanaan Kisi-kisi kecemasan aspek emosi. Kajian teori penyusunan skala kecemasan aspek emosi. Penyusunan instrumen skala kecemasan aspek emosi. Penyusunan lembar validasi produk dan lembar tanggapan produk. Instrumen siap digunakan. Tahap Ketiga Desain penyusunan skala kecemasan. Pengembangan Bentuk Awal Produk Validasi ahli Bahasa dan ahli Psikologi. Penyusunan skala kecemasan aspek emosi. Revisi skala. Validasi guru bahasa Indonesia dan guru kelas II. Skala kecemasan aspek emosi siap digunakan. TAHAP KEEMPAT Uji Coba Lapangan Terbatas dan Revisi Uji coba lapangan terbatas. Pengsian skala psikologi oleh siswa. Tanggapan mengenai produk oleh siswa. Revisi produk. Bagan 3.3 Prosedur Penelitian. 31. Skala kecemasan aspek emosi untuk siswa kelas II SD.

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.4.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi Tahap pertama dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengumpulan informasi. Peneliti menganalisis masalah melalui wawancara dan observasi untuk mengetahui kebutuhan guru. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas II, dan juga melakukan observasi pada siswa kelas II, ketika ulangan harian dan proses belajar mengajar berlangsung. Kemudian, hasil dari wawancara dan observasi dianalisis dengan karakteristik siswa yang terkait dengan ulangan harian. Analisis tersebut akan digunakan untuk melakukan penyusunan skala kecemasan aspek emosi. 3.4.2 Perencanaan Tahap yang kedua dalam penelitian ini yaitu perencanaan. Pada tahap ini peneliti menganalisis kebutuhan guru, setelah mengetahui kebutuhan guru peneliti melakukan kajian teori tentang kecemasan aspek emosi. Teori yang diperoleh menjadi pedomaan untuk menyusun skala kecemasan aspek emosi. Kisi-kisi kemudian dikembangkan menjadi instrumen skala kecemasan aspek emosi. Peneliti juga menyusun lembar validasi produk untuk validator serta kuesioner tanggapan produk oleh siswa. 3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah membuat desain penyusunan skala kecemasan aspek fisik yang sesuai dengan karakteristik siswa kelas II sekolah dasar. Penyusunan skala kecemasan aspek emosi diawali dengan menentukan sampul skala. yang dapat menarik minat. siswa. Langkah selanjutnya. mengembangkan kisi-kisi dari indikator-indikator kecemasan menjadi pernyataan32.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. pernyataan yang mudah dipahami oleh siswa. Setiap pernyataan ditulis dengan menggunaan jenis huruf dan ukuran yang mudah dibaca oleh siswa. Pernyataanpernyataan ditulis sesuai dengan perkembangan siswa kelas II Sekolah Dasar. Pernyataan-pernyataan yang telah disusun oleh peneliti kemudian dicetak berbentuk buku, yang selanjutnya divalidasi oleh para ahli yaitu; ahli bahasa, ahli psikologi, guru kelas II, dan guru bahasa Indonesia. Hasil dari validasi tersebut akan digunakan sebagai bahan perbaikan skala yang telah disusun. Kemudian peneliti melakukan revisi agar skala kecemasan aspek emosi yang telah disusun layak untuk digunakan. Cara yang digunakan untuk mengetahui kevalidan produk, peneliti menggunakan rumus yang dipaparkan oleh Widyoko (2014). 3.4.4 Uji Coba Lapangan Terbatas Tahap yang keempat dalam penelitian ini adalah uji coba lapangan terbatas. Skala kecemasan aspek emosi yang telah disusun kemudian diujicobakan kepada sepuluh siswa kelas II sekolah dasar. Hasil ujicoba kemudian dianalisis untuk mengetahui kecemasan aspek emosi yang dialami oleh siswa. Berdasarkan kuesioner tanggapan, dan hasil analisis dijadikan pertimbangan peneliti untuk memperbaiki skala kecemasan aspek emosi agar layak digunakan sesuai dengan kebutuhan guru. 3.5 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur sesuatu yang diamati, dan dilakukan dengan observasi dan wawancara (Sugiyono, 2014:187).. 33.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.5.1 Observasi Observasi merupakan suatu pengamatan terhadap kegiatan berlangsung (Sudryono, 2013:38).. yang. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan. jenis observasi non partisipasi dan observasi sistematis. Observasi non partisipasi adalah kegiatan observasi dimana pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, pengamat hanya berperan mengamati kegiatan (Sudryono, 2013:38). Sementara itu, observasi sistematis adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis, karena observer telah mengetahui aspek-aspek apa saja yang relevan dengan masalah serta tujuan penelitian (Widoyoko, 2012:48). Selanjutnya, peneliti melakukan observasi ketika siswa sedang belajar, dan juga ketika siswa sedang mengerjakan ulangan harian di kelas II sekolah dasar. Peneliti mengamati karakteristik siswa ketika sedang mengerjakan soal ulangan harian, untuk mengetahui apakah siswa-siswa kelas II yang peneliti amati memiliki ciri-ciri kecemasan aspek emosi ketika sedang mengerjakan soal ulangan harian. 3.5.2 Wawancara Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya, dengan cara berkomunikasi dalam bentuk verbal, seperti percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi (Sudryono, 2013:38). Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, dan sikap terhadap sesuatu (Arikunto, 2010:198). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur. 34.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka adalah wawancara yang bebas, yang tidak menggunakan pedomaan wawancara yang tersusun, pedomaan wawancara hanya fokus pada garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan, dan juga akan selalu terpusat pada satu pokok persoalan yang terkait dengan variabel yang diteliti (Widyoko, 2012:44). Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas II sekolah dasar, wawancara bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai pemahaman guru terhadap tingkat kecemasan siswa, dan bagaimana pendapat guru terhadap perilaku siswa ketika mengerjakan ulangan harian, dan ketika mengikuti proses belajar mengajar. 3.5.3 Skala Skala adalah alat yang disusun dan digunakan oleh peneliti untuk mengubah respon tentang suatu variabel yang bersifat kualitatif menjadi data kuantatif (Mahmud, 2011:181). Skala yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah skala Likert, yang mempunyai pilihan respon skala empat. Peneliti menggunakan skala empat karena skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik, atau lebih lengkap dari skala yang lainya. Selain itu juga skala empat juga tidak mempunyai peluang bagi responden untuk menjawab netral, sehingga responden lebih menentukan sikap terhadap pernyataan yang ditanyatakan dalam instrumen. Dalam penyusunan skala kecemasan aspek emosi, terdapat pernyataan favorabel dan pernyataan unfavorable. Skala yang telah disusun oleh peneliti kemudian divalidasi oleh empat validator untuk mengetahui kualitas skala kecemasan aspek emosi yang disusun oleh peneliti. 35.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.6 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan pengukuran (Widoyoko, 2015:51). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tiga instrumen antara lain wawancara, observasi, dan skala. 3.6.1 Pedomaan Observasi Peneliti melakukan observasi ketika siswa kelas II sekolah dasar SDK Sang Timur, sedang mengerjakan soal ulangan harian dan juga ketika siswa mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Aspek yang diobservasi adalah karateristik siswa ketika mengerjakan soal ulangan harian, dan mengikuti proses belajar di kelas. Peneliti menyusun pernyataan-pernyataan obeservasi berdasarkan ciri-ciri kecemasan yang dipaparkan oleh Nevid (2003). Peneliti mengamati perilakuperilaku siswa selama mengerjakan ulangan harian, segala sesuatu dalam setiap rentang tertentu akan dicatat oleh peneliti, jika ada kaitannya dengan aspek yang diobservasi. Kisi-kisi yang diobservasi ketika ulangan harian, dan proses pembelajaran di kelas siswa kelas II dapat dilihat melalui tabel 3.2 No 1. 2. 3. Tabel 3.2 Kisi-kisi Observasi Pernyataan Fisik Kegelisahan, kegugupan Siswa sering menggigit kuku ketika tidak bisa mengerjakan soal ulangan harian. Siswa membanting barang ketika marah. Siswa mengeluh ketika menemukan ulangan yang Merasa sensitif atau mudah sulit marah Siswa menangis ketika tidak bisa menjawab soal ulangan. Behavioral Siswa menyontek pekerjaan temannya Perilaku yang melekat atau Siswa mengerjakan soal ulangan dengan bantuan dependen temannya. Indikator. 36.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.6.2 Pedomaan Wawancara Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk mengumpulkan data dan menganalisis kebutuhan guru kelas II sekolah dasar. Peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur, menurut Widyoko (2012:44) wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang tidak menggunakan pedomaan wawancara yang tersusun, pedomaan wawancara hanya fokus pada garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan. Garis-garis besar wawancara guru kelas II dapat dilihat melalui tabel 3.3 Tabel 3.3 Garis-garis Besar Wawancara Topik pertanyaan. No 1. Perilaku dan sikap siswa ketika mengerjakan soal ulangan.. 2 3. Tanggapan guru terhadap perilaku siswa tersebut. Pendapat guru mengenai kecemasan aspek emosi. 3.6.3 Skala Peneliti menyusun skala kecemasan aspek emosi menggunakan skala Likert, yang menggunakan pilihan respon skala empat. Peneliti menyusun skala kecemasan aspek emosi menjadi 24 pertanyaan. Setiap pernyataan dikembangkan dari indikator-indikator kecemasan emosi yang dipaparkan oleh Colhoun dan Acocella (dalam Safaria, 2009:55). Blue print skala kecemasan aspek emosi ketika ulangan harian siswa kelas II dapat dilihat melalui tabel 3.4. Tabel 3.4 Blue print Skala Aspek Kecemasan No. 1 2 3 4. Indikator. Mencela diri sendiri atau orang lain. Mudah sekali malu. Kegugupan. Mudah marah.. Nomor butir pertanyaan Favorable Emosi 19 3,6 10,13,14 1,2. 37. Jumlah. Unfavorable 20 5,22 16,18,24 4,21. 2 4 6 4. Bobot.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana langkah pemecahan masalah matematika

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui letak kesalahan yang dilakukan siswa kelas VIIIB SMP N 1 Kasihan dalam menyelesaikan soal bangun ruang sisi datar kubus dan

Berdasarkan hasil penelitian ini, sistem rekomendasi dapat digunakan oleh calon siswa untuk menentukan pilihan sekolah menengah atas sesuai dengan kriteria yang diajukan

ABTSRAK. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi agen hayati Trichoderma sp. yang di aplikasi dengan beberapa metode untuk mengendalikan patogen tanaman secara alami

Apakah hasil belajar siswa kelas X Teknik Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Elektromekanik dengan menggunakan model

Unified Modelling Languange (UML) adalah sekumpulan symbol dan diagram untuk memodelkan software yang selanjutnya akan memudahkan dalam menterjemahknaya ke dalam

Banyaknya pemilih pemula yang golput atau memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya sudah menjadi sebuah indikasi bahwa pemilih pemula yang juga anggota dalam