ASPEK FISIS
• J _
SEISMOLOGI EKSPLORASI
Oleh:
Dr. Suprajitno Munadi
Program Studi Geofisika, Jurusan Fisika
FMIPA, Universitas Indonesia
Depok
2000
_._----.-._---.---~-PRAKATA
Seismologi Eksplorasi merupakan pengetahuan terapan bahkan mendekati teknik sebagai upaya manusia memanfaatkan perilaku gelombang gempa untuk pencarian barang-barang berharga yang ada di bawah permukaan bumi seperti misalnya deposit minyak dan gas bumi.
Walaupun seismologi eksplorasi ini menjurus ke teknik akan tetapi sukses dalam penerapan dan pengembangannya sangat ditentukan oleh pemahaman tentang aspek fisis dari seismologi eksplorasi tersebut. Maka atas dasar itulah buku ini ditulis.
Mahasiswa dengan pemahaman yang kuat tentang aspek fisis dalam bidang ini akan dengan mudah menguasai tugas-tugas yang dibebaukan kepadanya pada saat dia mulai bekerja. Terlebih-Iebih untuk keperluan penelitian tugas akhii, pengembangan atau penguasaan metode-metode seismik yang barn muncul maka pemahaman aspek fisis yang dikupas dalam buku ini akan sangat bermanfaat.
Semoga buku ini mencapai maksudnya.
Jakarta, Februari 2000
'-r
DAFTARISI
1 ,."'-r ' ,t~: -;.', BABI PENDAHULUAN ii 1 1.1;PengertiarrSeismo1ogtEksp1ofa"si'h'MerigapaA~pek!Fisik'?'
...,
1 '21.3 Sejarah dan Perkembangan Seismik Eksp10rasi
Daftar AcUllli ."
BABIh. GELOlv,lBANGSEISMIK
2.1'1>en
gbrliariugiriinbim
gseisntk . ;
;;I,:;.>::T::'1:1 '::; iF.i,Jr.!
'i, ',.:'
2.2 Sumber Gelombang Seismik
3
9 2.3 Tip.e-Tipe Gelombang Seismik .,
.<
:;[ ; ,
2.3.1 Menurut Cara Bergetarnya
2.3.2 Menurut Tempat Menjalarnya
2.3~3. Menurut Bentuk Muka Gelombang
2.3.3.1 GelombangBidang
, .. j'"i 2.3.3.2 Gelombang Silinder
2.3.3.3 Gelombang Bola 2.3.3,.4 Gelombang Kemcut
10
12 1314
14
15
15
2.4 Maoifestasi Gelombang Seismik Dalam Rekaman Lapangan
Daftar Acuan
11
18
BAR III
BAR IV
PERSAMAAN GELOMBANG 3.1 Teori Elastisitas
3.2 Konstanta Elastik
3.3 Persamaan Gerak Partikel Medium 3.4 Persamaan Gelombang
3.4.1 Persamaan Gelombang Longitudinal
3.4.2 Persamaan Ge10mbang Transversal
3.5 Penye1esaian Persamaan Ge10mbang
3.5.1 Penyelesaian Ge10mbang Bidang
3.5.2 Penyelesaian Ge10mbang Bola
3.5.3 Penye1esaian Gelombang Silindris
3.5.4 Penyelesaian dengan Sumber Gelombang
3.5.5 Penyelesaian Persamaan Ge10mbang
pada Medium Terbatas
3.5.5.1 GelombangRayleigh 3.5.5.2 Gelombang Love 3.5.5.3 Ge1om1;Jang Stone1ey Daftar Acuan PENJALARAN GELOMBANG 24 24 31 35 39 39 41 42 43 46 48 50 52 52 58
60
63 644.1 Muka Gelombang dan Sinar Seismik 64
4.1.1. Persamaan Eikonal 67
4.1.2. Penelusuran Sinar pada Medium Heterogen 69
4.2 Pantulan dan Pembiasan pada satu Bidang Batas 73
4.2.1. Gelombang Datang: Gelombang P 75
4.2.2. Gelombang Datang : Gelombang SV 78
4.2.3. Pantulan pada Permukaan Bebas 81
BABV
4.3 Pantulan dan pembiasim.'padilMediUDlBedapis·.
4.3.1 Metode Thomson-HaskeU .! 4.3.2 Metode Kennett Daftar Acuan ATENUASI GELOMBANGSEISMIK 5.1 Pendahuluan 5.2 Koefisien Atenuasi
5.3 Faktor Disipasi Energi dan Faktor Kualitas
5.~ Atenuasi dan Dispersi
5.5 Pemodelim. Mekanisme Atenuasi
5.6 PengukuranAteriuasi
5.6.1. Metode Resonansi
5.6.2. M.etodfl Pen1WJIlan Magnitudo
, ". ,'" .-. ,"C;' I •• ; ; .'_ , •.. , , ' , ' . . 5.6.3. Met()(!(l).~.lI~io.Sp(lktraI 85 86 87 90
92
92 93 95 99 103 109 109 111 113 , 5.6.4. MetodeWaktuNliik 114 5.6.5. MetodePergeseranFrekuensiCentroid . , 1165.7 ContohNilaiAtenuasi dan Faktor KuaIitas Batuan 119
Daftar Acuan 121
BABVI SIFAT PETROFlSIKARESERVOAR·DARI·SEISMIK
122
6;1PendahiliUlll1 6.2·Litoloi!;i seisriiik 1,'. ; 122 125 i '__ ;'," j ,'I. -'.' .', 6.3 Petrofisika Seismik '-, ;, 6.3.1. AVO 6.3.2. Inver§i AVO 6.3.3. KoreksiuntukAVO 128 132 136 138
6.4 Reservoir Seismik Daftar Acuan
139
144
BAR VII: DIFRAKSI : DAR! NOISE MENJADI INFORMASI 146
7.1. Pendahuluan 146
7.2. Teori Dasar 147
7.3. Pemodelan NumerikdanFisis Fenomena Difraksi 148
7.4. Tomografi Difraksi dan Holografi 149
7.5. Kesirnpulan 150
Daftar Acuan 151
-_._---BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Pengertian Seismologi Eksplorasi
1.2. Mengapa Aspek Fisis ?
1.3. Sejarah dan Perkembangan Seismik Eksplorasi
Daftar Acuan
-BAB 1
PENDAHULUAN
Pada Bab ini disinggung secwoa singkat pengertian seismologi eksplorasi, hubungannya dengan seismologi gempa bumi, bidang-bidang keilmuanlketeknikan lain yang terkait dengannya serta sejarah, asal usul dan perkembangannya. Dijelaskan pula alasan pemilihan aspek fisis dari seismologi eksplorasi yang dijadikanjudul dalam buku ini.
1.1 PENGERTIAN SEISMOLOGI EKSPLORASI
Seismologi secara umum adalah ilmu yang mempelajari gempa bumi. Dari gelombang gempa bumi yang terekam para ahli dapat menyimpulkan penyebab teJjadinya tempatllokasi asalnya, kekuatannya, jenisnya serta sifat-sifat atau perilakunya. Bahkan dari gelombang gempa tersebut dapat dipelajari struktur bagian dalam dari bola bumi
kita(Oldham, 1906 ; Lehmann, 1936).
Adanya gempa bumi alarniah baik yang berasal dari aktivitas gunung berapi maupun tektonik yang sulit dipastikan kapan munculnya serta dimana teJjadinya menyebabkan
gempa bumi jenis ini tidak dimanfaatkan oleh manusia untuk keperluan eksplorasi.
Maka direkayasa suatu gempa bumi buatan yang dapat diatur kekuatannya serta tempat dan waktu teJjadinya.
Jadi, seismologi eksplorasi adalah ilmu yang mempelajari gelombang gempa bumi
buatan untuk mempelajari struktur maupun strata bawah permukaan bumi yang
Pendaliuluan
hasilnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi sumber daya alam seperti rriinyak, gas bumi, batubata maupun untuk mendukung teknik sipil.
Seismologieksplorasitidak beidiri' sendiri. TImu ininlula-rnulabersumber dati seismologi gempa bumi kemudian mengalami pengembangan yang demikian pesat berkat dukunganilmu-ilmu lain seperti instrumentasi, koinputer/komputasi, fisika,
matematika, geologi, sekuen stratigrafi, teknik reservoar, anali~is log sumuran, teknik
elektronikal komunikasi dan geodesi(positioning).
Penerapan seismologi e~plorasi.dalamindustri minyak dan gas bumi saat ini tidak
hanya terbatas pada pencatian lokasi-lokasi yang prospektif tetapi juga telah
dimanfaatkan untuk keperluan pengembangan lapangan, perkiraan cadangan
(pemelajaran reservoar) dan produksi. Metode seismik eksplorasi 2 dimensi (2D)
meningkatkan rasio keberhasilan pengeboran dati 10 : 1 nienjadi 6 : 1. Sementara
met()dl: seismik .eksplorasi 3 dimensi (3D) meningkatkannya lagi menjadi 3 : 1. Artinyadati 3 pengeboran yangdilakukao, paling tidak 1 berhasil.
1.2. MENGAPA ASPEK FISIS ?
Kemampuan para ahli dalam memahami perilaku gelombang seismik sangat
•dipengarllbi oleh pemahiunannya tentang
prinSip-prinsip~ri fisik~
yang meridasatiteoripenjalarangelombang seismik di
dRJ.lmil~pisan ba~ahpermukaan
..Seismologi eksplonisi mempunyai bariyak aspek. Ada aspek geologi,'
~da ~pek
- ,
instrumentasi, ada aspek teknik lapangan, aspek navlgaSi, ada aspek komputRsi (pengolahan data), ada aspek matematika, ada aspek fisika, ada aspek ekonornilbisnis,
'ad~
iUlpek transportasi, a.da aspek keselamatankerja,~~
aspek perijinan clanlain~lain.
Bukoini
mengup~s
aspek:fisikanya' saja' sebagais81ahsatUb~kalyang~enting
bagimahasiswa untuk dapat memahami metode seismik eksplorasi dengan baik.
2
-,--~.-._--Pemlalitiluan
Pembahasan konsep-konsep fisika dalam seismologi eksplorasi tidak dapat dilepaskan
dari simbol-simbol matametika. Dalam buku ini penggunaan matematika sudah
ditekan sedemikian rupa supaya tidak menambah kesulitan barn bagi abIi-abli yang tidak biasa bergulat dengan matematika. Sebagai imbangannya konsep-konsep fisis tadi banyalc dilukiskan dalam bentuk iIustrasi.
1.3 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SEISMIK EKSPLORASI
Seismologi gempa bumi yang mulai berkembang pada akhir abad ke-19 dan
memberikan pengetahuan tentang struktur dalam dad bola bumi diawal abad ke-20 rupa-rupanya meng-ilhami para abIi iImu kebumian untuk menerapkannya bagi kepentingan eksplorasi minyak. Orang berusaha menead eara dan mengembangIain
alat agar pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dad seismologi tadi dapat
dipakai untuk menambah kesejahteraan manusia. Maka muneullah metode, peralatan
dan teknik yang dikenal dengan nama seismik eksplorasi teJjemahan dad seismic
exploration atau seismic prospecting.
Pengembangan seismik eksplorasi selain ditopang oleh seismologi gempa bumi
sebagai ilmu yang lebihtuajuga dipieu oleh pengalaman dalam Perang Dunia I bahwa
dad suara tembakan artileri memungkinksn penyerang-penyerang yang eerdik
menentukan lokasi tempat ditembakkannya artileri tersebut. Seorang abIi
berkebangsaan Jerman yakni Mintrop kemudian merekayasa pengalaman itu agar dapat diterapkan bagi kepentingan eksplorasi lapisan-Iapisan yang ada dibawah
permukaan. Mintrop mem-patenkan penemuannya pada tahun 1914, tetapi
pelaksanaan di lapangan barn dilakulcan di tahun 1920 (Lavergne, 1989).
Pendahuluan
Sheriff dati. Ge1dart· (1982). nienuliskankrono1ogi perkembangan tekno1ogi seismik eksp10rasi tersebut sebagai berikut: .
1914 Mintrop mempatenkari. penemuannya tentanginetode pemetaan bawah
permukaan dan alat seismograph mekaniknYa.
1917 Fessenden mempatenkari. penemuannya yang beIjudul "method for
locating are bodies".
1920-1921 1923
Awal dari percobaan 1apangan seismik refleksi
Metode seismik refraksi dilakukim dalamrangka mencari minyak di
Mexico dan Texas. 1925
1927
Alat seismographe1ektronik yang peka berhasil dibuat.
Survey kecepatlln' ge10mbang seisIiiik di sekitar sumur pengeboran
'. (well veloCity survey
litau
check shot survey) . .i i '1932 Berhasildibuat alat penguat gelombllIlg seismik yang terekam
(Automatic Gain Control Amplifier).
1933 Diperkenalkan cara baru pendeteksian ge10mbang dengan Array
Geophone..
1936 Diperkenalkah rekaman seismikpertama yangdapatdi
repr~duksi.
1.937 Survei seismik refleksi ke SaudiAr~bia, Jawa, S;untatra danECluador.
1939 Survei seismikdilepas pantaiTe1uk Persia, Penama dan Tndia.
1946 Geophysical SiIrVice Inc. (OSI), imembentuk 1aboratorium
dan
Manufacturing' Division .'yang .inengkhususkan' 'diri' dalam pengembangan instrumentasi.
1950 Teknik survei di 1apangan yang disebut Common Depth Point (CDP)
shooting diperkenalkan ke dunia industri.
1951 DiperkenalkanMedium Range Radio Navigation.
4
---Pcndahuluan
1952 Diperkenalkan pemakaianAnalog Magnetic Recorder.
1953 Diperkenalkan sumber gelombang seismik yang spektrum frelruensinya
dapat di kontrol yakni Vibroseis.
1954 piketemukan cara dan alat untuk merekam kecepatan gelombang sonik
disepanjang sumur pengeboran (continuous velocity logging) yang
disebut log sonik.
1961 Diketemukan cara untuk melakukan dekonvo1usi dan pem-fi1teran
kecepatan secara analog.
1963 GSI memperkenalkan alat perekam gelombang seismik yang pertama
kali memakai tekoo1ogi digital.
1965 DiperkenalkanAir gun seismic source.
1967 Geophysical Analysis Group dari MIT mempublikasikan hasil-hasil penelitian untuk menerapkan konsep digital dalam pengolahan data
seismik.
1972 Ditemukan fenomena brigh spot dalam penampang seismik akibat
refleksi yang kuat oleh lapisan pasir berisi gas.
1976 Survei seismik 3 Dirnensi mulai dikerjakan. Ditahun itu juga mulai
diperkenalkan penampang seismik khusus yang disebut penampang irnpedansi akustik.
1979 Diperkenalkan penampang seismik lain yang disebut atribut-atribut
seismik.
Di tahun 1980-an banyak dicapai pengembangan-pengembangan tekoologi yang langsung diadopsi oleh seismik eksplorasi (Nelson, 1983) diantaranya adalah
1. Penggunaan mikro komputer dengan prosesor yang cepat, keci1 dan
murah.
2. Peralatan untulc penentuan posisi dengan satelit.
3. Geofon dengan 3 komponen arah getar.
Pendahuluan
4.
Perigembanganalafp~rekarridenganjtimlah
saltirariy~g
sangat banyak(untuk survei seisIIJik3;1)),
5. Telemetri gelombang seisrriik
6. Seismik lubang summ(Vertical Seismic Profiling),
, ToriIaxdBndownhole seismic sOurce.
7.
8. 9. 10. ll. 12.13.
Fibre Optic Transmission. Satellite Data Transmission. Interactive Interpretation Console Intelligent Piciilre Processors. ','
.
Three Component RecordingdanShear Wave Analysis. NumericaldanPhysical Modeling.
Database Eksplorasi
Di tahun 1990-an banyak kernajuan di bidang analisis data seismik yang dicapai
ditunjang oleb munculnya. 'komputer-komputer .
mirii
ataupun jenis PC yangkemampuannya amat
be~ar.bi~tiu:anYa
adal8h :1. Konsep dan metode analisis AVO (Amplitude Variation
with
Offset).2. ,Estirnasi sifat-sifat petrofisika dari data seismik.
3. 'Anilisis refleksi
~
difraksisecirr~
tomografi.' .,".4. Seismic' 4 Dimensi untuk kepentingan pemantauan karakter reservoar setelahpendesakan l!!lp.
I, ". ', . . , . '_ ..
5. Pemanfaatan ,perangkat lunak, untuk kompres;' dandekompresi data seismik.
6. Analisis anisotropi ,
7. Kombinasi data seismik dengan geostatistik.
8. Perangkat lunakc1al:).perangkat keras. ~tukvi~ualisasi grafik/benda 3
dimensi.
·Pendahuluan
Artikel yang menarik bagi mabasiswa tentang sejarab dan perkembangan telmologi seismik eksplorasi dapat dibaca pada tulisan Suprajitno Munadi (1993).
DAFTAR ACUAN
Lavergne, M., 1989. Seismic Methods, Editions Technip, Grabam & Trotman Ltd,
London.
Lehmarm, 1., 1936. The Seismological Discovery of the Earth's Inner Core, Bureau
Central Seismologique International, Series A, Travaux Scientifique, 14, 88.
Nelson, Jr.H.R.., 1983. New Technologies in Exploration Geophysics, Gulf
Publishing Co, Houston.
Oldham, RD., 1906. The Constitution of the Interior of the Earth, as Revealed by Earthquakes, Quarterly Journal, Geological Society, 62, 456-475.
Sheriff, R.E. dan Geldart, L.P., 1983. Exploration Seismology Vol I : History, Theory and Data Acquisition, Cambridge University Press, London.
Suprajitno, M., 1993. Arab dan Perkembangan Teknologi Seismik Eksplorasi, Lembaran Publikasi Lemigas No,2/93.
;.
,.~ .:'..;'.
BAB2
GELOMBANG SEISMIK
2.1. Pengertian Gelombang Seismik
2.2. Sumber Ge10mbang Seismik
2.3. Tipe-Tipe Ge10mbang Seismik
2.3.1 Menurut Cara Bergetarnya
2.3.2 Menurut Tempat Menja1arnya
2.3.3 Menurut Bentuk Muka Gelombang
2.3.3.1 Ge10mbangBidang
2.3.3.2 Gelombang Silinder
2.3.3.3 Gelombang Bola
2.3.3.4 Gelombang Kerucut
2.4. Manifestasi Gelombang Seismik Dalam Rekaman
Lapangan
~i;:) ._'_\.JL-L~ ,.'... ~ ."jC;':.n~ -l~:''-- :t·.," l2('rr,-' ,-' ;- . , j '_. ;1i-i':rt""--.1\/i .: I '. ,.'.•J . " -.'• • _ :r',;,~ ," e. ".' . - ,·l ,., ••J1 .; '---'" t. ~ ~ '---.'..
,
...":.:..,.'-
.I
BAB2
GELOMBANG SEISMIK
Pada bab ini pengertian dasar tentang gelombang seismik dibahas secara lrualitatif. Gelombang seismik yang dimakllud hanya dibatasi dari sumber gelombang buatan yang umum dipakai dalam seismik ekllplorasi. Selain gelombang menjalar didalam~
tubuh medium (body wave) diperkenalkan juga gelombang yang menjalar di permukaan antara dua medium. Tipe-tipe gelombang seismik berdasarkan bentuk muka gelombangnya seperti gelombang bidang, gelombang silinder, gelombang bola dan gelombang kerucut juga diperkenalkan pada bab ini.
2.1 PENGERTIAN GELOMBANG SEISMIK
Gelombang seismik adalah gelombang mekanis yang muneul akibat adanya gempa bumi. Sedangkan gelombang seeara umum adalah feuomeua perambatan gangguan
(usikan) dalam medium disekitamya. Gangguan ini mula-mula teIjadi seeara lokal
yang menyebabkan teIjadinya osilasi (pergeseran) kedudukan partikel-partikel medium, osilasi tekanan ataupun osilasi rapat massa. Karena gangguan merambat dari satu tempat ke tempat lain, berarti ada transportasi energi.
Gelombang seismik disebut juga gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel medium teIjadi akibat interaksi antara gaya gangguan (gradien stress) melawan
gaya-gaya elastik. Dari interaksi ini dapat muneul gelombang longitudinal, gelombang
transversal dan kombinasi antara keduanya. Apabila medium hanya memuneulkan
gelombang longitudinal saja (misalnya di air atau di dalam fluida) maka dalam
kondisi ini gelombang seismik sering dianggap sebagai gelombang akustik.
Gelombang Seismik
2.2 SUMBER GELOMBANG SEISMIK
Sumber gelombang seismik pada mulanya berasal dari gempa bumi alam yang dapat
berupagempa volkanik.mauPungempa tektonik, akan tetapi dalam bukuinidipalcai
sebagai titik tolak pembahasan adalah sumber gelombang seismik buatan. Ada
beberapa macam.sumber gelombang seismik buatan seperti dinamit, bendajatuh, air
gun, water gun, vaporchoc, boomer,' sparker maupun vibroseis. Sumber gelombang
seismik buatan tersebut pada hakekatnya membangkitkan gangguan sesaat dan lokal
yang kita sebut sebagaigradi~nte&angan(stress).
',- _.
,
,
Gambar-2.1 : Pemampatan dan perengganganpartikel-partikel medium akibat •. adanya sumber usikan dapatdinyatakan dalam bentuk grafik
tefullnataupetge~eranpartikersebagaifiuigsijai:ak atau
'wiIktu
. .. c;;Yang4isebl1t selJagaisi;tJ.yaI seisrnik,(D,<?prin, 1979)·
Gradientegangan mengakibatkantergariggimya keseirnbangari' gaya:'::gaya ·didliHiin
medium sehingga teJjadi pergeseran titikmated yang menyebabkan deformasi yang
ni~hj
alk£
dans'afutitik' ke tift'lain.
DeJ'onnasi
fufaapa'fbbni~'lipeinampataridim
pereilggarigiilip8rlikel:.~iirtJkel
mediurnyang menyeblibkk6sUmii tekariiu'Jliapatrillissainaupun pefuutaran
(rotasi)partikeI~partikel
meiliUlIl. Apabila medium bersifatelaitis sempuma maIai
~ettllahIIll;IJ.galami
deformasi sesaat tadi mediuni akari kembalike keadaan' semula.. Osilasi tekanan maupun rapatIIiassa dalam' medium dapat dilukiskan seperti tanipa:k pada Gambai: 2.1.
.
,
9
-Gelombang Seismik
Kurva osilasi yang bentuknya mirip sinusoidal terpotong dinamakan sinyal seismik
(seismik wavelet). Dalam gambar, osilasi tadi terlibat mewakili ruang akan tetapi
dalam sumbu waktu bentuknya mirip juga.
2.3 TIPE-TIPE GELOMBANG SEISl\1IK
Tipe gelombang seismik yang dikupas dalam Bab ini dibedakan atas cara bergetarnya,
tempat menjalarnya dan bentuk muka gelombangnya.
2.3.1 Menurut Cara Bergetarnya
Menurut cara bergetarnya gelombang seismik dibedalcan atas dua tipe yaitu :
1. Gelombang longitndinal : arah getar (osilasi) partikel-partikel medium searah dengan arah penjalaran (libat Gambar 2.2). Gelombang logitudinal disebut juga
gelombang kompresi (compressional wave) lairena terbentuk dari osilasi tekanan
yang menjalar dari satu tempat ke tempat lain. Disebut juga gelombang P
(Primary) karena datang paling awal dibanding gelombang-gelombarig yang lain.
Illtl~
Gambar-2.2: Gelombang kompresi atau gelombangP
Gambar-2.3 Gelombang tranversal atau
gelombang S (dari Bolt, 1976)
Gelombang Seismik
2. Gelombangtransversal:arahgetar(osilasi) plirtikel-plirtikel mediumtegak lurus terhadap arah peIijalarannya (lihat Gambar 2.3). Gelombang transversal disebut juga gelombang rotasi. Disebut juga gelombangSkarena datangnyasetelah
gelombang P.
Bila arah getar gelombang S terpolasir padabidang.v..ertikalmaka gelombang tipe
iJ:ri
disebut gel()rnbang SV,SedangkaJ1 bil!!-arah getarnya tprpolarisirpada bidanghorizontal maka gelombang tipe. "jilldinamakan gelombang SH (lihat Garnbar 2.4).
' ;- , . ,- " ; ',,~
Ada tipe gelombang lain yang merupakan kombinasi antara kedua tipe tersebut diatas seperti misalnya gelombang Rayleigh (lihat sub bab 2.3.2) yang bertipe P-SV.
2.3.2 Menurut Tempat Menjalarriya
Meriurut tempat menjalarnya, gelombang seismik dapat dibedakan menjadi dua
bagian y<lkni
gelomb~g
tubrih(bodyw~~)
yangrnenjalarm~uk
menembus mediumdan gelombang permukaan
(surfac~'wave),
3lllplitudonya melemili bilasemakinmasuk ke dalarn medium.
Dalam sub bab 3.5.5 dikupas sedikit mendalam tentang beberapa tipe gelombang permukaan yakni gelombang Rayleigh (lihat Gambar 2.4), gelombang Love (lihat
Gambar 2;5), pseudo Rayleigh,~pseudo Love dan gelombang Stoneley ataupun
gelombang tabung. "...
~~~-,~----,
Gelombang Seismik
RAYLEIGH -__...
direction of
wave
ad~v;an;c~e~~~=-surface
Gambar-2.4 : Gelombang Rayleigh bertipe P-SV. Partikel medium bergerak pada bidang vertikal mengikuti pola elips sementara penjalaran kearah lateral.
LOVE
Gambar-2.5 Gelombang Love bertipe P-SH. Partikel-partikel medium bergerak
mengikuti polaelips pada bidang horisDntal, sementara penjalarannya
kearah lateral.
Gambar 2.6. adalah skema proses teIjadinya gelombang tabung yang pada hakekatnya
merupakan gerak/aliran fluida disepanjang sumur pengeboran. Gerak fluida ini
diakibatkan oleh osilasi dinding sumur yang merambat dalam arah axial.
Gelombang Seismik \
I
A I Ai.,
I
\
s"
\..,-
---,
~ ~ S \.¥ I I\
J II II I : I I I\
{ II
I
-k I I\
---Gambar-2.6: Gelombang tabung mempuriyat iigaproses. Yang pertama adalah kontraksi dinding sumur, yang kedua adalah merenggangoya dinding sumur dan yang ketiga adalah aliranfluida di dalamlubang sumur.
2.3.3..Menurut~entuk MukaGelombang
Berdasarkan bentuk muka gelombangoya (wavefront),gelombang seismik dapat
dibedakan atas empat macam yakni gelombang bidang/datar, gelombang silinder,
gelombang bola (sferis) dan gelombang kemcut(conic).
Kita akan mendefurisikan terlebih dahulu pengertian
~uka
gelombang. Muka.
. ., ' , . . . . _,',.:. ;',-, . " . . 1 . _ · ; . ,. '_ . " . " " . _ , . ' ; . , : .
gelombang adalah silafu bidang pe=ukaan yang pada suafu· saat tertenfu
!" :, , ; ,:' "',,:; .. - : . ' " ; ,,_. ,: .-i!, ::' :.;' _;':~·:.:.I>
membedakan medium yang telah temsik dengan medium yang belum temsik. Muka gelombang merupakan potret dari penjalaran usikan.
Gelombang Seismik
2.3.3.1 Gelombang Bidang
Gelombang bidang atau gelombang datar ditimbulkan oleh sumber terkolimasi (Tjia, 1994). Gelombang bidang menjalar sepanjang satu arah tertentu dengan muka gelombang yang berupa bidang datar tegak lurus pada arah perarnbatan (lihat Garnbar 2.7).
Garnbar-2.7 Gelombang bidang merarnbat kearah x positif. Muka gelombang
berbentuk bidang datar.
2.3.3.2 Gelombang Silinder
Gelombang silinder dapat ditimbulkan dari sumber usikan yang seragarn dan terletak disepanjang suatu garis lurus. Gelombang silinder menjalar ke semua arah tegak lurus pada garis sumbu dengan kecepatan sarna. Muka gelombangnya berbentuk silinder yang koaksial (sesumbu). Garnbar 2.8 adalah visualisasi dari gelombang silinder.
Garnbar-2.8: Gelombang silinder
merarnbat kearah radial simetris terhadap sumbu tegak.
Gelombang Seismik
2.3.3.3 Gelombang Bola
Gelombangbola (sferi~) ditimbulk3Il oleh swnber berupa titik (point source) yang
menjalar ke segala .arah menllju kepusatbola atau mc;:njauhi pusat bola d,engan kecepatan yangsama, muka. gelombangnya berbentukpermukaanbola. yang konsentris (sepusat). Gambar 2.9 adalah visualisasi dari gelombang bola yang merambat dalam medium homogen, isotropik dan elastik sempurna.
. Gambar-2.9 : Gelombang bola (digambar
\4)menjalar kearah radial
menjauhi pusat bola
2.3;304GelombangKerucut
Gelombang kerucut ditimbulkan oleh sumber yang bergerak. Dalam hal ini sumber
gelombang bergerak lebih cepat dari pada cepat rambat gelombang itu sendiri dan
muka gelombang berupa kerucut-kerucut yang sesumbu. Keadaan ini dijumpai pada
", ". " . . " ':'" . , . -
.-penerbangan pesawat supersonik (lihat Gambar 2.10). Disirii kecepatan pesawat lebih
, ' - " - " ; ..
tinggi dari pada kecepatan suara di udara.
15
-Gclombang Scismik
Gambar-2.l0 Muka gelombang berbentuk kemeut akibat sumber gelombang
bergerak lebih eepat dari pada keeepatan suara.
Dalam gelombang seismik hal ini terjadi juga yakni pada fenomena perambatan
gelombang terbias (head wave). Lihat Gambar 2.11. Fenomena ini muncul bila
gelombang seismik masuk ke dalam medium yang lebih besar eepat rambatnya dengan sudut datang meIebih.i sudut kritis. Karena menurut Huygens setiap titik dalam medium yang telah diusik menjadi sumber gelombang bam, maka titik-titik disepanjang bfdang batas pembias tadi menjadi .sumber gelombang yang bergerak lebih eepat dari pada eepat rambat gelombang di lapisan pertama.
Gambar 2.11 adalah penjelasan lebih rinci dari timbulnya gelombang kemeut yang
diberikan oleh Cagniard (1960, 1962).
Gelombang Seismik
I
\ \' \ \ \ \ \ \ 1 2 , , " i.' , 'Gambar-2.1l: Untuk suatu waktu tertentu muka gelombang P di lapisan pertama
bei"ada dibelakangfuuka .' gelombartg P .dilapisan. kedua
sehinggabidang, batas: antara kedu!li JapisaJ+ merupakan
tempat kedudukan dari puncak-puncak kerucut. Hal yang sama
terjadi untuk gelombangS.
~'.: ji d ;" i,
Uutuk lebih mempe~elas gambaran tentang tipe-tipe glliombangberdasarkan :muka
gelombangnya, berikut ini dilukiskan penjalaran gelombang dalam bentuk diagram
muka gelombang satu dimensi yang dibuat oleh Thornburgh (1930), lihat Gambar 2.12.
Gelombang Seismik
Gambar-2.12 Sumber S memanearkan gelombang bola di lapisan pertama. Di
lapisan kedua yang keeepatannya lebih besar dari pada di lapisan pertama muka gelombangnya lebih eepat menjalar. Pada sudut datang lebih besar dari pada sudut kritis muneul gelombang head
waveyang muka gelombangnya berupa bidang datar. Hal yang sama
teIjadi pada bidang batas antara lapisan dua dan tiga
2.4. MANIFESTASI GELOMBANG SEISMIK DALAM
REKAMAN LAPANGAN
Dengan mempergunakan eara pengukuran yang umum dipakai dalam seismik eksplorasi, maka gelombang-gelombang P, SV, Rayleigh dan Stoneley terekam dengan pola yang berbeda-beda sehingga mereka dapat dikenali dengan mudah. Karena keeepatannya yang tidak sama maka dalam diagram t-x (waktu-jarak) gelombang-gelombang tersebut tampak terpisah.
Gambar 2.13a adalah eara perekaman gelombang seismik yang umum dipal(ai dalam seismik eksplorasi (2 dimensi). Sumber gelombang diletakkan pada suatu posisi tertentu dan detelctor ditempatkan di banyak posisi dari posisi 1 sampai dengan 12 atau
lebih. Jarak antara sunlber gelombang terhadap detektor disebut offset, sedangkan
jaral( antara grup detektor disebut grup interval.
i" GelombangSeismik
'_'--,
. 5'z
1 2 3 4. 5 6 7- e 9 10 II IZ ~COP No. --r-"·- -
-
_ . . . : - .-
---.. '- - --Gambar-2.13a : Teknikpengukur~dalamseismik eksplorasi sumber di S dan ,
deterctor ditempatkan di posisi-1 SaIIlpai dengan 12 atau
lebih (48-96).
Gambar 2.13b adalah contoh rekaman seismik yang diperoleh. Pantulan
gelombang-. " . ' ..C ; · ' r • _ ':, ' . ' ''-~::. ". " : . "
gelombang seismik oleh bidang batas antar lapisan membentok pola-pola hiperbola. .' -' "., - . " . , .. ' ' , ' '. "
Gelombang langsung berpola garis lums bermula dari titik sumber dan mengarah
• . . - ' , • . ' , , . ' , ' I i ,: .
dengan kenliringan tertfmtu. Kemiringaninisesuai dengan seper kecePatan di lfipisan
, '
pertama. Ada gelombang lain yang juga berpola garis lurus dengan kerrllringan yang
berbeda dan. sinyalnya ,mengalami dispersi. Gelombang ini disebut gelombang
Rayleigh (fJl:ound roll).-:Oari kemiringannya dapat disimpulkari bahwa ke~epatan
p~njalaran"gelombang
Rayleigh. lebih rendah dari pada kecepatan penjalaran gelombang langsung.10,000 FT.
p
250FT.
Gclombang Scismik
Gambar-2.13b Contoh bentuk rekaman dari telmik pengukuran lapangan tersebut
diatas. Gelombang langsung (P), gelombang terpantul (P) dan gelombang Rayleigh (P-SV) mempunyai pola waktu datang sendiri-sendiri (dari Sherwood, 1982)
Gelombang Seismik
Contoh tentang gelombangtabung (Stoneley) banyak didaparpada rekaman seismik sepanjang sumur pengebobJJl:yimg sering dikeo.31 dengimlJ.imJa rekaman seismik
.' ('. . ' , . . ' . -: '
vertikal (Vertical Seismic [>r.ojiling). Sumber gelomhan.gdipermukaan menimbulkan
pemampa.tanidan perengganganPartike1-partikel medium yang sampai juga di lubang
sumur. Naba.tnya
dincUh
gs~~:b~rgetar
dan flnida di dalanmya bergerak-gerak, . ' " , , ; , - , .
disepanjang
lilbangsumur.D~ektoJ:;.:Y~g
..dLpasang disepanjang lubang sumurmerekam
g~lombangiangsting,gelbIn~angterpantul
dan gelombang tabung (lihatGambar-2.14). - = = gc,
==:----:
.. , 00·== GO' so '0' ]0 ~O' -,-~ --~ - ,-,.. --~- '
a
'. '..,','. '~a
C\.IGambar-2.14: Detektor y.mg ditempatkfui disepanjang
iubang
suin:urakanmerekamgelombang langsung, gelombang terpantul dan gelombang tabung.
Gelombang Seismik
Perbandingan amplitudo antara gelombang P, gelombang S, gelombang Stoneley pemah dipelajari oleh Cheng dan Toksoz (1981) dari rekaman satu saluran (single
channel) pada kasus pengukurandisurnur pengeboran (lihat Gambar-2.15).
(+)
PSEUDO-~
""
'''~
--- PHASEi
w 0 0 ::J I-::J 0-:2 "CSTONELEY~
(-)TIME-Gambar-2.15: Amplitude gelombang P, gelombang S, dan gelombang Stoneleydi
dalam rekaman satu saluran pada kasus pengukuran di surnur
pengeboran (Cheng dan Toksoz, 1981).
Gelombang Seismik
DAFTAR ACUAN
Bolt, B.A., 1976.Nuclear Explosionsancl Earthquakes, W.H.,Freeman and Co.
Cagniard,L., ·1960:' Iritrodtiction a la Physiquedu Globe, Society des Editions Technip, Paris.
Cagniard, L., 1962. Reflection and Refraction of Progressive Seismic Waves~ Mc
Graw Hill Book Co., New York.
Cheng, C.H. dan Toksoz, M.N.; 1981.'Elastic Wave Propagation in a FluidcFilled
Borehole and Synthetic Acoustic Logs, Geophysics, v.46, p. 1042-10:53.
. ' "
Dobrin, M.B., 1976. IntroductioIltoGeophysical Prospecting, Me GrawHill.
French, A. P., 1971. Vibradonand Waves, TheMIT Introductory Physics Series.
Sherwood, J., 1982. Synthetic Seismograms with Offset for a Horizontally Layered
Elastic Medium, Technical Brochere, Geoph. Dev.Co.
Thornburgh, H. R., 1930. Wavefront Diagram in Seismic Interpretation, Bull. Am.
Assoc. Petrol. Geologist, Vol. 14, p. 185-200.
Tjia, M. 0., 1994. Gelombang, Dabara Publishers, Solo.
23
BAB
3
PERSAMAAN GELOMBANG
3.1
Teori Elastisitas
3.2
Konstanta Elastik
3.3
Persamaan Gerak Partikel Medium
3.4
Persamaan Gelombang
3.4.1 Persamaan Gelombang Longitudinal
3.4.2 Persamaan Gelombang Transversal
3.5
Penyelesaian Persamaan Gelombang
3.5.1 Penyelesaian Gelombang Bidang
3.5.2 Penyelesaian Gelombang Bola
3.5.3 Penyelesaian Gelombang Silindris
3.5.4 Penyelesaian dengan Sumber Gelombang
3.5.5 Penyelesaian
Persamaan
Gelombang
pada
Medium Terbatas
3.5.5.1
Gelombang Rayleigh
3.5.5.2 Gelombang Love
3.5.5.3 Gelombang Stoneley
Daftar
ACU3.11'.
Ir:r :;)Lr~;:2.,'1" rE::;'l'::)',,'~~ iiJ~: . r .c
r
,S;),lfi(: ((!., .'..
;"j'~,; ..., ';,.:' . .", "-,.~.. (..,~.
---~,- ~- -~- - . - . r,-_.
(.,.
'" . ;-[I -.'BAB3
PERSAMAAN GELOMBANG
Pada bab ini dasar-dasar teoritis dari gerak gelombang seismik dibahas berdasarkan teori elastisitas. Penalaran matematis yang membuktikan bahwa usikan seismik menimbulkan gerak gelombang juga disinggung dalam bab ini. Demikian pula pembahasan penalaran matematis yang menerangkan bahwa akan ada' gelombang longitudinal dan transversal dari usikan seismik di dalam medium homogen. Penyelesaian persamaan gelombang memungkinkan di-prediksi-nya amplituda dan fasa gelombang seismik dalam ruang dan waktu.
3.1 TEORI ELASTISITAS
HukumHookeDalam Bab II telah disinggung bahwa gelombaug seismik berinula dari usikau mekauis pada suatu tempat yaug kemudiau menjalar di dalam medium. Penjalarau itu dimungkinkau karena sifat-sifat elastis medium bereaksi terhadap usikau tadi. Usikan mekauis terhadap medium ini dapat terjadi bila kesetimbaugau gaya-gaya pada tempat bermulauya usikan itu tergauggu.
Pembahasau gelombaug seismik secara fisis akau menjadi mudah dipahami dengau bertolak dari teori elstisitas. Teori elastisitas yang dikembaugkan pada awal abad 19 merupakan bagian dari mekauika medium kontinu yang memungkinkan dapat diabaikannya struktur molekul dari materi dan melukiskan fenomena makroskopis yang teIjadi dengan metode analisis matematik (Amenzade, 1979). Cauchy dan Navier adalah dua oraug ahli yang mula-mula menganggap bahwa benda padat adalah suatu
Persamaan Gelombang
sistem yang terdiri. dari partikel-partikel medium. Distribusi partikel ini menerus·
.(kontinu) sehiJ{ggaperge$;u:annyadapat dilacak sebagai fungsi koordinat.
Tinjau sebuah elemen medium yang kita andaikllIi berlJentuk kubus dengan panjiing sisi-sisinyamendekati nol (lihat Gambar 3.1).
\.
..
-
..
·
....
"...
.
..
-
.
• • • • • • • • • • • " • I _ I • • I _ I ' •::@:::::
.:::: :'
:.:=:::
· .' I ' .... . ... _.. . . .. _. • . '...
:..
,;",.\.~,.,.:.
';":';:'-.'.:-.-.-.;;';".-'
..
' . . " " . _ ' • _ _ a • • ", . _ . . . .' , . . . \ • • • • I," 'I'"",.",', •.~ I!~~~:~',''-'• •
• • • • • • • • • • • • - . . . - ,I. • _ . • • •••• '... • __ '• • • ,:-'._.1,_ I ' •• ••••••. •• _'" • ~_._ • • •
z
• • ," 1 ' 1• I . . . . • ••••••• t, • • • I' • • • • • •·
.
·.,
• .., • • • • ,. , ' . ;'-: ' , ' : 'I',wt
I . , . _ • • • • • • 1-'.",';,- I,' ... :'.,.: .... • "I' •• • • •• -.. • 1.1 ..' • . • • • -. I .~. • • '., • •' . -\ \ \ e' dz~
.
' J [ '.' >Pyz·' ',' .. ..'...,..~. m .dy " , i 'I '.,,' "-. ;) ' I i .':Gambar-3.1 Elemen medium berbentuk kubusdan gaya-gaya yang dialaminya
pada saat gelombang seismik menjalar di dalamnya.
Persamaan Gelombang
Tegangan (stress) yang bekerja pada bidang-bidang elemen knbus ada 9 macanl, yakni (pada bidang yang berlawanan, tanda berubahjadi negatif) :
yang dinotasikan sebagai beriknt :
Pxy
adalah tegangan yang berarah sejajar sumbu x dan bekerja pada bidang yang tegak lurns sumbu y.
Oleh sebab itu dapat dibedakan adanya :
o
Tegangan normal yakni P"", P'ij" Pzz,sertaI
o
Tegangan geser (tangensial) yakni tegangan-tegangan selain ketiga tegangantersebut diatas.
Dengan perkataan lainjika indeks tegangan disebut sebagai i danj, maka bila i=j kita
mempunyai tegangan normal dan bila i '" j kita mempunyai tegangan tangensial.
Dalam teori elastisitas, tegangan yang bekerja pada suatu medium kontinu akan mengakibatkan regangan (strain) pada medium itu. Hooke menyatakan bahwa hubungan antara tegangan dan renggangan itu linier selama besar tegangannya tidak melebihi batas elastik-nya.
Hukum Hooke secara umum (generalized) dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan (matriks) 3.1. Hukum Hooke ini didapat secara eksperimental dan ditulis pada tahun
1660, akan tetapi baru dipub1ikasikan pada tahun 1676 (Morgan, 1983).
Persamaan Gelombang P'lO< Pyy Pzz
P
yz Pzx Pxy =°
It C21 C3! C4! CSt C6!O;~'i
'C
l3 "C!4
O;(C!~
: CkQ3 'G,4';0is
C:i6 032 033 0 34 03' 036 042 C~3 .':044:°
4,,'1846 0'2°
,
53 ,' '0'4' 'OSS" ~S6 C 62 C6l,,';C64 ,,'C6,,e
66 (3.1)dalam halini
C1l ,C12, C13, •••• C66adalah konstanta-kqnstanta elastik(Cy)yangjumlahnya ada36,
c"", cyy,C2Zadalah regangan-regangan (strain) nonnal,
~;,.,'~~ c~~&1laii~'e'~a'iJg;ci-reg~g~'t~g~nsi;Jt~es~r).·
'" " ; . ' ;iagar energielastik hanya Menurut Love (1927) kondisi yang hams dipenuhi
merupakan fungsi tunggal dari regangan adaiah bahwa
," .
-'-' i' c, " i
'i'" ':,.\' \, " " . f ' , ;
:1
. ,..I
Hubungan inimengakibatkan jumlah konstanta elastik menurun dari 36 menjadi 21.
' I , ; .. ~' . . . :,:." ~. , . , ; ; . " ' . . . :~.
>,<,
', .. :",.
."
,i .."j; ,-r: : " I . , , ' , ' : ' " ~Kemudian bila material mempunyai sumbil atau bidang simetri, jumlah konstanta
elastilhang"sucIllh'tin.g'g~21terseb!ltdkpatB~rkuran:glagt:s'eb~gai:
rloIlt6Ii'uritukkristal berbentuk kubus hanya ada3konstanta elastik.
';1" , :1" " ,
, , / . .., '.
Uiifllkniedium padaf ylitig bgrsifa'tlsotropik,'!konstarita-kiiiistanta elasnk'hams
talc
bergantutig kepa:aa' koiifigurasi '.~hnibriC:slli:h1:iU "kodtdmiif"!
yang
f;mpilih"seiiihggaakhimya hanya tinggal2 konstanta elastis saja, yakni : '."'-" ,,; "", 'I,
c · , , ;
. 1 .".,
" :_,,;',:.
I . t "
Konstanta-konstanta yang lain bernilai nol.
Persamaan Gelombang
A.
danfl
disebut konstanta-konstanta Lame yang mendefinisikan kelakuan mediumpadat isotropis (lihat Kolsky, 1963).
Akibatnya persamaan (3.1) berubah menjadijauh lebih sederhana sebagai berikut :
Dalam bentuk umum dapat dituliskan :
sehingga berlaku untuk tegangan normal yang lain yakni Pyy dan P2Z•
Persamaan matriks (3.2) berlakujuga untuIe tegangan-tegangan geser: Pyz
=
/lcyZPzx
=
/lczxPXy
=
/lCXYyang dalam bentuklUlllUlldapat dituliskan sebagai
(3.3)
(3.4)
fl
disebutjuga sebagai ketegaran (rigiditas) atau modulus geser (shear modulus).Persamaaa Gelombaag
,;.. ' ',',~.' . ',;,
Dimuka telah disinggung sedikit istilah regangan
'rst'r~ln)
yang ;c!.ill6tasildulsebagaiEijdan
e.
Indeks i danj dapat diganti menjadix,y atau z. Berikutiniistilah tersebut akan_i: ..:t fl.-,;;L ~" TlJ;:: ,~;;-:.-'
dibahas secara lebih mendalam.
'-. >;
Bentuk yang paling:sederhana dari regangan adalah regangan linieryang didefinisikan
I " - ' , " ' , _ ' " " , : : L
sebagaiperubahan paitjarig persatuanpanjang. Pada arah sumbu
x "
, "'1 I i ,
Ax
g = (Ax+(~}x}Ax
xxmaka untuk kedua sumbil yang lain
au
ax
dan ,g. = - -Ow
zz
"az
Dilatasi atau regangan volume (strain volume) didefinisikan sepaga,i pe~bahan
,',. "·'j.,lj'·,'. :: 'f; j'·:~;;';',iA:·
'J'-volume persatuan 'J'-volume (lihat Gambar 3.2).
--i':c ' j ' 'II!'
ii' - :! j ,.-,de ' . ",; .:~-"-.! ! ' ,Gambar~,~ Regangan ;volum atau dilatasi
29
8= L'.Volume Volume
auavaw
= + +
-ax.
ay
8z Persamaan Gelombang (3.5)Regangan geser (shearing strain) dijumpai pada keadaan sebagai berikut (lihat
Giunbar 3.3).
x
---o~~~=-.L---y
Garnbar 3.3 Regangan geser
Andaikan sebuah benda 2 dimensi mengalami puntiran maka teJjadilah deformasi sehingga
aw
tgu, =-ay
av
dan tgu, =-- az
Regangan geser pada sumbu y-z dapat didefinisikan sebagai
aw av
= +
-ay
8z30
sehingga Ov
au
6= +
-xyax
Byau
aw
6= +
-'" az ax
,",1:
Persamaan Gelombang ': LXi'Dari Gambar 3.3 dapat dilihat bahwa suatu benda. padat yang dikenai tegangan geser
(shearing stress) akan mengalami puntiran (rotasi).Besarnya~udutpuntir adalah (lihat
. !
Dix, 1952; Dobrin, 1976).
Disiniakandituliskan
Q
=aw:..-av
• Byaz
Q=au_aw
yaz ax
av-
-au·
..
Q = -zax
By (}.7)Rotasi ini penting artinya pada saat membicarakan persamaan gerak gelombang . tranversal.
" . J ' ' ) ':J:.!~::
3.2 KONSTANTA ELASTIK
.c: i,-.
Konstanta elastik yang diberikan oleh persamaan (3.1) lebih berdasar pada logika
matematika dari pada arti fisisnya.. Berikut ini akan dibahas. konstanta-konstan1:a
;i:,: - 'ii, ': .E·.·:::;./r;~~;.'- ~U::;': '::,_;J~'i,'.:;:-::'::: 'i:::'.::'.<
elastikyang terkait erat dengan pengertian fisis.
Perba.ndingan Poisson (Poisson's ratio, 0')
~...~
Perbandingan Poisson adalah perbandingan antara 'k6\itrakSi vertikal terhadap ekstensi lateralnya, Perbandingan ini pada hakekatuya rilerupakan perbandingan antara dua
31
-Persamaan Gelombang
regangan (dalarn hal ini arah lateral dibanding dengan arah vertikal). Lihat Garnbar
3.4. .41'
-'r
~ ~~
-
7,.c.:'
1 - ':.,---,--6"~-.,v
!
II
I K I '.-,-'7
I I , J Ictv"" '
I / ' L_ 2"I~-Garnbar-3.4 : Rasio Poisson
yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Modulus Young (E)
Modulus Young sering disebut sebagai modulus elastisitas garis. Untuk keadaan seperti Gambar 3.5 berlaku kesebandingan antara tegangan dan regangan sebagai berikut:
(3.8)
Keadaaniniserupa tapi tak sarna dengan kondisi yang dipakai untuk mendefinisikan
Ie
(salah satu konstanta Lame) seperti diperlihatkan Garnbar 3.6.
32
--:,o'-,~--X "I " I , 1/
-+\
I~
k: XX Persamaan Gelombang y '.':,-',j" ---,--'--~ ~xx
---,~-)---'x'-'
y I 1 ) -_ _1 ' .' I I' I Gambar-3.5 Gambar-3.6Gambar-3.5 dan
gambar-3~(; meny~t~~
perbedaan antara Modulus Young (E) danKonstante Lame(A.) sesuai dengan perurnusan (3.8) danq.9).
" ,").J-:. 1(
Pada modulus Young regangan (strain) searah dengan tegangan (stress),'sedangkan
I I . ' i '
I . I ," ; .. -'
konstanta Lame(A.) tegangan]ang terjadi ditirnbriIkiUr oleh tegangan yang berarah
tegak 1urus arahregangan. :
Modulus Onggok(Bulk Modulus, k)
M9dulus)?u1k secara fisisrgerupakanperbandingan,antilIat~kanantota,L(p) .terhadap
,;,reganganvo1ume;(dilatas~',H} Jadi .,:. ,_, '. ; ,; . ; f . k=P 8 (3.10) ,";:
.
-:~,.Kebalikan dari modulus buIic adalah kompresibilitas
, '{':. '; 'L::i:~:' ..
1 8
~=-=
k P (3.11)
Pcrsamaan Gclombang
sehingga modulus bulk disebut juga "incompressibility modulus".
Jadi sejauh ini telah dibahas secara fisis pengertian konstanta-konstanta elastik E
(modulus Young),
a
(poisson's ratio), k (modulus bulk),A
danJ.1 (konstansta Lame).Hubungan antara konstanta-konstanta elastik tersebut diatas diberikan dalam rumus-rumus seperti tampak pada Tabel 3.1 (Sheriff dan Geldart, 1982).
Tabe1- 3.1 : Hubungan antar konstanta e1astik
= - ,-.----1[---1~~~---'---~r---T"J I I, I I : I ] I 1 1 , •
!
\
L IV- ! n I f II 'If - 'I
:
'A\ , 1#' .il
,h~J"w~
-
b2:~1
,L,<"
,y,
[I
~"
- o ) i . j Konstanta /-.. M -2fl /-1 (E - 2/-1) k - 2f-l/3 CIE Lame(/-..) (3fl -E)
(1- 0' -2d')
Rigiditas fl fl fl fl E (fl) 2(1 + a)Gelombang /-.. +2fl M ).L
(4IJ. -
E) k+ 4f-l/3 (1- a)Ebidang Modulus
(3/l-
E) (l-a-2ei)(M)
Modulus /-.. + 2f-l/3 M - 4f-l/3
f-!E
kE
Bulk (k)
3(3/l -
E)
3 (I - 20-)Modulus fl(3/-..+
~
fl(3M-~ E 9f-!k EYoung (E) (/-..+~ (M-~
l!-!
+ 3k)Rasio Poisson
"-
(M-2f-!)
(E-2J.Y
(3k-~ a(0') 2
("-+/l)
2 (M-fl) 2j.t 2(3k+~(Sheriff dan Geldart, 1982)
Persamaan Gelombang
3.3 PERSA.MAAN GERAKPARTIKELME])Jtn\.1 .
Pers8j:Ilaan gerak dalam hal ini melukiskan gerakan partikel-partikel medium setelah
, ':, _,' - - ; r ,. - ': ,'. , ' . : - . ".-' ;::;, '-~_i::t,-' , " , . : . ; ,':L~:'
ada usikan mekanis. Usikan mekanisinimenimbulkan terjadinya ketidak seimbangan
, I, , " _. '; _. : .' ,'-':- :' ,. -,i':~_ ,',:i ' . :}! . , .! . .
gaya-gaya yang bekerja pada partikel medium tadi.
.Andaik~ta
titik
maten tersebufberlJentuk kubus dengan panjang
sisi-sisi. dx,-dy, dzmendekati nol (lihat Gambar
3.1).
.
Tegangan-tegangan yangberarilisejajar suhlbu x
pa:d~
bidaIlg-bidang yang tampakadalah I,
IT
danm.
<.
Sehiniga gaya-gaya n:etto adalah
, ! '
aP
•
I=P+~dx xx Ox . ' elP IT=;P""+.~dzaz
-
.
ap
. ill=P +--...!Ldy- .
XY-~ay-F1~Idydz-P"",dydz,
, ..~.
'(Pxx+al'.';dxJ.dY~-P.xx~~Ydz
, O x ' -. . =ap
xxdxdydz Ox , F2 ,;,IT dydx - P""dydx . ,'~(p""
,
+aP""dzJ~Ydx-P""dYdz
az, .
• _. .. . _; __ .' 0'_-- __ ... , __ .-.. _=
ap""
dxd dzaz
Y '
'"
'.\
F ,hillc!X& - P .ml:dz __ .3,._, .. . , _.-,.~_.... __'XY. __._~
(Piy+
a~dyJdxdz-Pxydx~
• ....• " -- 'i~I'; '."'B.P
...
= '''Y'dxdydzay
.
35
-~-.-.---,--• -~-.-.---,--• -~-.-.---,--• 'r'O '·':;lUl~'::.1 ',; . " 'i. -_!Persamaan Gelombang
Jadi gaya netio yang bekeJja sejajar sumbu x adalab
F =F1+F2+F3
_(BPlO< BPxz BPxyJdxddz - - - + - - + - - Y
ax
az
ByApabila gayainimengakibatkan pergeseran (displacement) partikel medium sejauhu,
maka menurut hukum Newton
atau dx·d -
a
2 u ( BPxx BPxz BPXYJ
d d dz P ycIz-= - - + - - + - - x yae
ax
az
Byyang dapat disederhanakan menjadi
yang rnelukiskan pergeseran/gerak partikel sejajar sumbu x.
Denganjalan analogi, untuk pergeseran sejajar sumbu y didapat
dan untuk pergeseran sejajar sumbu z didapat
36
(3.12a)
(3.12b)
Persamaan Gelombang
Suku-suku yang mengandung
p.,;,
Pxi dan Ptt
da'l~pers3filaan (3~12~)dapatdigantidengan runms tegangan yang diberikan oleh persamaan (3.3) dan (3.4) yakni
sehingga persamaan (3. 12a) berubah menjllOi
a2u
ae
a2u (a2u a2y)'" (,
a
2w
a2u)p=A.+2J!+J! + +J! +
-at'
ax
ax2 ' By2' axBy'
axaz az2
ae
(
a2u a2ua
2
u) " ,(,
a
2
u'
a2y,a
2
w)
=A.+J! +l= +J! + +
-ax
ax2
By2az
2
ax2 axBy axaz
,ae
n2'"'a
(,80 '
av"
aw),'
="'-+J!v U+J!- ,-,-+-,~
ax
ax ax
By'az
as
2"pe
=A.-+J!VU+J!-ax
ax
ataua
2ri:",,,,ae,',
P - 2= (A. + J!)-+J!V2uat
ax
(3,13a)Persllmaan (3.13a) menyatakan
~ersamaan,gerak
pamkel-paitikel medium pada arahsejajar sumbu x.
1 ,-'" ,~, '.;,'
Dengan jalan yang sama dapat diperoleh persamaan gerak partikel-partikel medium sejajar sumbu y
(3.13b)
Persamaan Gelomban!l
dan yang berarah sejajar sumbu z adalah
82w 8S
P-2
=
(A.+
Il)-+ 1l'V2wat
8zDalarn bentuk notasi vektor persarnaan (3.13a) dap,at dituliskan menjadi
(3. 13c)
(3.13d)
Vektor
U.
yang menyatakan pergeseran dapat dikomposisi menjadi potensial Larne"$dan
'II
(lihat AId dan Richards, 1980)ii= 'VeIl
+
'Vx'Pmaka (3.l3d) berubah menjadi
atau
Sehingga akhirnya didapat
dan
yang menyerupai persarnaan gelombang.
38
Persamaan Gelombang
Persamaan-persamaan gerak yang diberikan oleh perumusan (3.13) dapat dibentuk
II1enjildipersamaan gelombang dengaIn;nelakkan
rekaya~aaljabar.
3.4.1 Persamaan Gelombang Longitudinal
Diferensialkan persamaan-persamaan gerak (3.13a) ke arah sumbu x, (3.13b) ke arah
sumbuydan.(3.13c) ke arah sumbu z, kemudianjumlahkan.
, . · C " •
Dari
~(3.13a)
diperolehdx . , ' . .
,
" (3.14a) , dari~(3'.13b)
diperoleh dy ·r. . , ··'i.··· dari~(3.13c)
diperoleh dzTambahkan (3.14a), (3.14b) dan (3;14b)didapat
j '.
(3.14b)
(3. 14c)
39
---:---r-·---Persamaan Geiombang yang dapat dituliskan rnenjadi
atau atau
f(
2 au
8vawJ
2
2(au
8vawJ
p
- + - + -
=(t..+Jl)V8+Jl'i7+ +
-at2
ax
Oy 8zax
Oy 8za
28P-2
=
(t..+Jl)V28+JlV28 (3.1Sa)at .
Persamaan (3.lSa) ini bentuknya rnirip dengan persamaan gelornbang yang dikenal
dalam rnekanika, yakni :
(3.lSb)
Dalam hal ini adalah kecepatan perambatan gelornbang dan 8 adalah fungsi
gelornbang. Karena
8
dalam pernbahasan sebelurnnya rnenyatakan dilatasi (reganganvolume, strain volume, lihat persamaan 3.5) rnilka persamaan (3.15) rnenyatakan
persamaan gelornbang dilatasi (compressional wave) atau gelornbang longitudinal
dengan kecepatan perambatanl penjalaran sebesar
a.
=
t t . . : 2Jl) (3.16)Gerak gelornbang longitudinal (dilatasi) merupakan pemampatan dan perenggangan
partikel-partikel medium yang dijalari gelornbang tersebut. Dalam haliniarah gerakan
partikel-partikel medium sejajar dengan arah perambatan.
Dibandingkan dengan gelombang-gelombang lain dalam seismologi, gerak gelombang
longitudinal ini yang paling cepat sehingga selahl sampai di stasiun pengamatan
(detektor) lebih awal dari pada yang lain. ltulah sebabnya gelombang longitudinal disebut juga dengan nama gelornbang P atau gelombang primer.
,
3.4.2 Persamaan Gelombang Transversal
Persamaan Gelombang
Untuk mendapatkanpeisainaan, gerak gelombangrotasi, diferenSi!Ukan persamaan
, ". _ . . .~ - - , . ' - , - - '. : - : '
(3.13b) ICe arall sumbu
xdail
persamaan (3.13a) kearah~~buy
dankurangkan.'"
Diferensial persamaan (3.13b) ke arah sumbu x adalah
a
3v a
28
~'8v
p=(A.+II)+IIV
-axat'axBy
ax, 'f , . "'. ; i·
Diferensial persamaan (3 .13a) ke arah sumbu y adalah
a
3ua
28 'au
p - - = (A.
+
1-1)--+
1-1V2-',
Byat'
axBy By" Klirangkan persainalm (3.16a)danpersainaan (3;16b) didapat
yang menurut notasi rotasi (libat persamaan3.7)dapat dituliskan menjadi
(3.16a)
(3.16b)
-' ~'"
, (3.17a)
' ; ' .;.;\ ,',
Dengan jalan analogi dapat di:tunmkanuntukro~si
9x
qan~. 'Persamaan(3.1711) dllpat dituliskan menjadi
.,
..:....'; . , ' ',;,'a-o=
~2V2Q 'at . , ," ",;, 'r L ", , " ,(3,17b) dengan ketimtuan !i [('Persamaan Gelombang
Persamaan (3.17b) bentuknya mirip dengan persamaan gelomba,ng. Disini fungsi
gelombang Qz menyatakan gerak rotasi tegak lurns sumba z sedang perambatan
gelombangnya searah dengan sumbu z. Cepat rambat gelombang rotasi atau gelombang transversal adalah :
(3.18)
Gerak gelombang rotasi (transversal) menyebabkan bergetamya partikel-partikel medium pada arah tegak lurns arah perambatan. Gelombang transversal disebut juga gelombang S (Secondary), karena bila dibandingkan dengan gelombang-gelombang lain dalam seismologi, waktu datangnya adalah setelah gelombang P (longitudinal).
Teon gerak gelombang transversal mula-mula diperkenalkan oleh Navier pada tahun 1821, kemudian dikembangkan secara lebib mendalam oleh Poisson pada tahun 1827. Kedua teon ini muncul kurang lebib bersamaan waktunya dengan Teon Fresnel tentang gelombang transversal pada cahaya (Kolsky, 1963).
3.5 PENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG
Persamaan gelombang adalah persamaan matematik (persamaan differensial linear
orde 2) yang melukiskan gerak gelombang. Gerak gelombangini diwujudkan dalam
bentuk perambatan usikan (disturbance) dalam ruang dan waktu. Usikan merambat karena didalam medium terjadi transportasi energi dari satu tempat ke tempat lain.
Simbol
e
dan Qz dalam persamaan (3.15) dan. (3.17) disebut fungsi gelombang.Keduanya merupakan besaran yang berubah dalam ruang dan waktu. Fungsi gelombang ini dalam perhitungan dinyatakan dengan bilangan-bilangan sehingga fungsi gelombang akhimya berubah meIljadi satu obyek matematika yang terdefinisi secara baik (a well defined mathematical object).
Persamaan Gelombang Penyelesaian ·persamaan gelombang seeara filiis menentukan amplitudo dan fasa
gelombangdi suatu, titikdalamruang untuksuatu saat terten~,Seeara matematik
,penyelesaian persamaangelombang adalallfungsi-fungsi mateml;ltisyang jika. , . ,,'. _.. ' . ' . '. .,~ . . .. , c. ' , \ . . .. " . ' ,_, .. .... .. .,' ,_ ,c,_
dimasukkan ke dalam persamaan gelombang akan sesuai (memllnuhi).,
3.5.1 PenyelesaianGelombang Bidang
Pertama-tama marilahkita anggap bahwa fungsi gelombang<p hanya tergantung pada
'-~ d~t, s~~ggaper~~aan
(i1S)b~~'ba:hmenj~di
:r .'"
'.,
1
ifcp . '.
a
2cp
.e2
at'
.=,ax'
(3.19)Menurut d'Alembertdi tahun 17S0fungsi matematikyang memen~persamaanini
misalnya.
,\
:yang dapat berupa
cp=f(x~et):. , , " .. (3.20a) .'ro. ; ..
• '.J
(3.20b)
'1.;,'; .. '
I
;' . ," " _,-, ri- , , " '-.' :',I, ,-:' , " : : ;': _' : i.'" ,;.- ,;';," c, ", ': ;.:,;,':-.I! r ;-',;i 1;";1" "-I::i:'',:' , ;~: ,,:. '
yangmeltikiskah ge10mbang yang ·meiambat dari sumber dan mengarlili menjauhi
sumber(progressive wave) bila diandaikan sumber terletak di 0(0,0).
I,"~
'Fungsi-fungsi' f(x+et) seeara matematisjuga memenuhipersamaan{3.19) akaI1'tlltapi
seeara fisistak dapat diteriIlla. sebagai penyelesaian persamaaIl gelombang· karena • rrtenyalahi syarat radiasi. Fungsi f(x+ct) menyatakan gelombang yang' merambat
menuju sumber. Kita mensyaratkan bahwa hanya ada satu sumber
eli.
0(0;0).·Persamaan Gelombang
Fungsi gelombang<p dalam persamaan (3.20) tidak bergantung pada y dan z. Dalam
persamaan (3.20a), A disebut amplitudo dan (x-ct) disebut fasa. Bidang yang
melukiskan tempat kedudukan titik-titik yang, fasanya sama dinamakan muka
gelombang(wavefront) dan dapat dilukiskan seperti Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Fungsi f (x-ct) yang mencerminkan gelombang menjalar kearah x
positif
Dari Gambar 3.7 dapat disimpulkan
x - ct = konstan atau d -(x-ct)=O dt atau dx -=c dt menyatakan kecepatan penjalaran gelombang.
Gelombang yang mempunyai bidang tempat kedudukan titik-titik yang amplitudo dan fasanya sama disebut gelombang homogen.
Persamaan Gelombang
Sekarang andaikan gelom~ang bidang:menjalar dalarn ruling seperti:yangdilukiskan
dalarnGamb_ar3~8.
..:'
z
x
y
Gambar 3.8 Gelombang bidang menjalar dalarn ruang dengan arah penjalaran
Membentuksudut8Jo 82dan 83terhadap sumbu-sumbu koordinat
I:::;"'~ _,.;",', II::) ~',-,,;, ·'.i~.",.: 1,-'",1."'-- , ' , ' :.:'~I' ' ..
Penyelesaian persarnaan gelombang (3.15) menjadi
, i .
dengan ketentuan
adalah cosinus arah. Dengan mengingat cp=f(lx+ my+
nz-
ct) 1= Cos 81 m=Cos82 n= Cos 83 ) ;.~ . '. '_r '. '"I . f .-:! (3.21) ,;: dan ID -=k; c'IDCoser, ;
ID'Ceise'-k . 2 k ' 3 k
Xl c y' c; z
Persamaan Gelombang
.
. maka persamaan (3.21) dapat diubah menjadi( t)- A ilwt-(k,x+k,y+k,z)j
cp x,y,z, - e
3.5.2 Penyelesaian GelombangBilla
(3.22)
Persamaan (3.15) dapat dinyatakan dalam koordinat bola sebagai berikut (ganti notasi
azimut q> dengan
$
supaya tidak raneu dengan fungsi gelombang).1-
a
2
cp
=JJ
~
r2acp)
+
~
Sineacp)
+
1a
2
q>}
- e2
ae
71
fu\.
ill S~ae
Sin 2ea$2
(3.23a)dengan menganggap bahwa jarak gelombang tak tergantung pada
8
dan$
(lihatGambar 3.9),
z
y
x
Gambar 3.9 Gelombang bola
Persamaan Gelombang
maka persamaan terakhiriniberubah menjadi.: _:i , :}'
,
,
atau . 1a
2q> c2ae
2aq>a
2q>+
-rar
ar
2 (3.23b) (3.23c)Lakukan substitusi R =t
cp
sehingga .aR
aq> - . =r-.+q>ar . ar
a
2Ra
2 q> aq> =r. + 2-ar
2 .ar
2ar
maka (3.23c) dapat dituliskan menjadi :
Penyelesaian umumnya adalah
rep =ft(r - ct) +f2(r
+
ct)atau
1 . 1 '
q>= -ft(r -ct) +-f2(r + ct)
r r (3.24)
Penyelesaian ini menerangkan bahwa amplitudo gelOl:nbang bola betkurang dengan
bertambahnya jarak. Dengan demikian
ener~ya b~~~ang
dengan faktor1/1.
Halini. sesuai dengan sifat divergensi sfens dari gelombang bola karena di dalarn medium
;1',; - ; , ' ->I'~__ .-. '. I;:;,~,,',~;:~:
yang homogen isotropik energi gelombang didistribusikan (dibagi) keseluruh arah yang untuk suatu saat tertentu tempat kedudukarmya berupa kulit bola dengan luas
4nfl.-'
47
-Persamaan Gelombang Suku pertama dari persamaan (3.24) menyatakan gelombang bola yang mengembang
dengan muka gelombang berupa kulit-kulit bola, sedang suku kedua f2(r+ct)
menyatakan gelombang bola yang mengkerut menutu titik asal. Karena syarat radiasi di titik 0(0,0) maka penyelesaian suku kedua ini tidak kita pakai.
3.5.3 Penyelesaian Gelombang Silindris
Andaikan
cp
=cp
(r,t) maka persamaan gelombang dalam koordinat silinder menjadi8'<p 18<p 1 8'<p
+ =
-8r' r 8r c' at'
Separasi variabel
cp
= R(p) T(t)Andaikan T(t)= e'Jwt maka persamaan (3.25) berubah menjadi
(3.25) B2R IBR k2R-0 - - + - - +
-ar
2 rar
d k __ co engan cBila dilakukah substitusi x= kr,akibatnya persamaan (3.25) dapat dituliskan menjadi
d2R 1 dR
- + - - - R = O
dx2 x dx
yang tidak lain adalah persamaan differensial Bessel.. Penyelesaian khususnya adalah
(3.26)
(3.27)
Iniberarti gelombang merambat seperti fungsi sinusoidal dalam waktu tetapi menuruti
fungsi quasi sinusoidal dalamjarak.
Keadaan yang lain adalah bila
cp
=cp
(r, z, t) tetapi tak bergantung terhadap8,
makapersamaan gelombang dalam koordinat silinder dalam haliniadalah
Persama:m Gelombang '. <p==R(r)Z(z)ejmt . : . .. i c, karena 1alp <p dR r
ar
pR dp .."'., ' ·i !. i 1'B
2<pa? , .
---=-<p=-k <p c2ae
CO amaka persamaan (3.28)be.rubah menjadi ,
!(d2.R+~dRJ+.!.d2Z+k
2=0R dr2 r dr zdz2 a
. . ' . . : " ' , '
(3.29)
Sesuai dengan teori penyelesaian persamaan differensial, penyelesaiandari persamaan
(3.29).adalah dengan melaknkan pengelompokan
dlih
menyaIIlakannya dengan suatnkonstanta misalnya (-v2y, sehingga didapat
d2R 1 dR 2 2 [,,' "',: - + - - + ( k -y)R=O dr2 r dr a d 2 Z- y2Z=0 dz2, j I:
Persamaan yang bagian atas tidak lain adalahpersamaaIl'differensialBessel,~ehingga
penyelesaian-nya adalah
Ql=
(A,
Jo(krl+A2Y1(krl)(B1,euz +B2e~"") e"'.
, ,
Persamaan Gelombang
dengan k2=
lea
2+
v2(lihat Ewing, 1957). Terlihat bahwa ada saling keterkaitan antarafungsi gelombang terhadapz dan r.
3.5.4 Penyelesaian dengan Sumber Gelombang
Pembahasan sejauh ini tidak memperhitungkan sumber gelombang seismik. Sumber gelombang dapat dilibatkan dengan dua eara :
1. Memasukkan kedalam persamaan gelombang suku yang menyatakan gaya
pembangkit gelombang,
2. Melingkupi titik observasi P dengan luasan tertutup S dan mengamati
efelmya di P seolah-olah diakibatkan oleh integral volume dari seluruh isi di
dalam Sdanintegral permukaan melingkupi S untuk menampung sumber di
luar S.
BilaF adaah gaya luar yang membangkitkan gelombang maka persamaan-persamaan
gelombang (3.15b) dan (3.17) berubah menjadi
a
2 8 _ 2<728 <7 p-- p-- a . v + v 'ae
2-a
Q =p2V2Q+VxFat
2 (3.30a) (3.30b)Persamaan (3.30) dan (3.31) sukar diselesaikan seeara langsung. Metode yang sering dipakai untuk menyelesai-kan adalah telmik separasi variabel dari Helmholtz (lihat misalnya Sheriff dan Geldart, 1982, hal. 38).
Penyelesaian yang lebih populer adalah memanfaatkan rumus Kirchhoff yang dianggap sebagai deskripsi matematis dari prinsip Huygen.
Persamaan Gelombang ;'ii , . "" "7< -.'-". .-J~'.
,
,
'.' ,.
i •:Gambar.3d 0:,:' Vislialisilsipenn:nl.jsanrKircbhoff cWlIIIlpenyelesai
anc
pe~samaangelomb~g yang memperhitun.gkan sumber..
~,:">;-r:: :':f'!:L,i ~'< ~~:)_n,'$_).:rU':':"T '::r:;;~;;:,:;-!:/,.: 1r.;"[~»
Andaikan eli dalam suatu region D,
cp
dan turunan pertama maupun keduanya bersifatkontinu dan F bersifat berhingga dan dapat diintegralkan. Suatu titik Q (lihat Gambar
::-:~':--:::::''-'>-.:-",:,''':' ,:".'."'-~. -,; . ."i;;.\';':';~··:~:r;,:_',: :-!, '";r:',:r,,!-,;r-: y:',-",',,'" ";i;:.;i 1- ,:".-,j;-:·i·"F;~-,
>:" .
3.10) berada eli dalam region tersebut dan berjarakR darititik P atauPQ
=
R dan S.: : .,-' 'J . . '-, , . '.. I . . ' --' .." ' : .;'-~~.:. : •J_
adalah 1uasan yang melingkupi region tersebut. Kemuelian
.!!....
adalah differensialan
pada.'arahnormal (ke1uar), [F] adalah nilai dariFpadawilktu t -Ria, maka menurut
rmnusKirchhoff untuk P eli dalam regionD
_ --' ., " - .:. '_' , ' .. _•. I ; . " ' . " : _ .. __ . . ' ,. . " J": ..
Untuk P eli 1uarD, nilai integralini sama dengan no1 (lihat Ewfug, 1957). Kita akan
. ' .' i-r).,,! .:-
>: '_)_,,:.";-;
_:~;-_"-.,:.-::merigupas 1ebih dalam penyelesaian persamaan ge10mbang dengan furmula Kirchhoff
inipada saat membahas fenomena diffraksi.
':1;,',' <,r, " '" ''"L-, \ iL-,
r I . ,