• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN MEMBACA TEMBANG MACAPAT SESUAI TITI LARAS SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KRAS KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN MEMBACA TEMBANG MACAPAT SESUAI TITI LARAS SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 KRAS KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Handi Margono1 Maryaeni2

Karkono3

Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang 65145 Email: handi_aglar@yahoo.com

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras di kelas VIII A SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri. Hasil penelitian ini meliputi (1) perencanaan pembelajaran yang dibuat guru masih terlalu umum dan sulit dipahami, (2) pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung menunjukkan bahwa guru sangat berkompeten dan terampil dalam memilih media beserta pengoperasiannya, dan (3) penilaian pembelajaran menggunakan penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses hanya mengamati keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung tanpa kriteria penskoran, sedangkan penilaian hasil menekankan pada aspek vokal (volume suara dan pelafalan), kesesuaian dengan titi laras, dan penampilan.

Kata kunci: pembelajaran Bahasa Jawa, membaca tembang macapat, titi laras

Abstract: This study was aimed to describe the planning, execution and assessment of the learning reading macapat rhyme according to titi laras for eight graders class A in SMP Negeri 2 Kras Kediri regency. The result of this study were (1) the planning made by teacher was still too general and difficult to understand, (2) the execution showed that the teacher was very competent and skillful in choosing and operating the media, and (3) the learning assessment used both the process and result assessment. The process assessment was taken by observing the students activeness during the learning without any scoring method, meanwhile the result assessment emphasized on the aspect of vocal (voice volume and pronunciation), accordance to the titi laras, and peformance.

Keywords: learning Java language, reading macapat rhytme, titi laras

Pembelajaran bahasa Jawa yang terdapat dalam kurikulum Bahasa Daerah terbagi menjadi empat keterampilan dasar, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan membaca yang terdapat dalam keterampilan bersastra adalah salah satu Standar Kompetensi (SK) yang harus dipelajari oleh para siswa. Iskandarwassid dan Sunendar (2009:246) menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis dalam teks. Pengajaran membaca harus memperhatikan kebiasaan cara berpikir teratur dengan baik. Hal ini disebabkan membaca sebagai proses yang sangat kompleks, dengan melibatkan semua proses mental yang lebih tinggi, seperti ingatan, pemikiran, daya khayal, pengaturan, penerapan, dan pemecahan masalah. Di kelas, pembelajaran membaca harus diberikan secara imbang dengan

1

Handi Margono adalah mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, Program Studi S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 2013.

2Maryaeni dan 3Karkono adalah dosen jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.

(2)

keterampilan lainnya. Salah satu pembelajaran yang terkait dengan keterampilan membaca bahasa dan sastra Jawa adalah membaca tembang macapat sesuai titi laras.

Macapat memiliki aturan khusus dalam hal pembacaan karena bergantung pada susunan titi laras metrumnya (Saputra, 2010:3). Adanya susunan titi laras pada tembang macapat dapat memunculkan sebuah irama sehingga apabila macapat dilagukan akan lebih terasa estetiknya. Padmosoekotjo (1956:39) mengatakan bahwa titi laras adalah angka pengganti tiap wilahan (bilahan) gamelan yang juga mewakili suara dari setiap wilahannya. Pernyataan serupa juga dikemukakan Warsena (2006:14), bahwa titi laras adalah tanda atau simbol untuk menyatakan perbedaan tinggi rendahnya suara berdasarkan nada gamelan. Selain pernyataan dari kedua ahli di atas, ada pernyataan lain yang dikemukakan oleh Saputra (2010:106), bahwa titi laras adalah rangkaian nada yang disusun sedemikian rupa guna membentuk komposisi musikal yang harmonis. Jika titi laras itu digarap matang dan setiap orang yang belajar tembang paham hal ini, walaupun dihadapkan pada lagu baru mereka dapat mengotak-atik suara sendiri. Titi laras yang dikuasai secara cermat akan memudahkan seorang penembang melagukan tembang apa saja. Membaca tembang macapat sesuai titi laras termasuk dalam kategori membaca ekspresif. Maksudnya, selain memahami cakepan (syair) tembang, pembaca juga harus mengekspresikan apa yang termuat dalam tembang tersebut serta dengan memperhatikan nada atau titi laras.

Pembelajaran Bahasa Daerah siswa kelas VIII semester II Sekolah Menengah Pertama (SMP) terdapat materi tentang membaca tembang macapat. Hal tersebut tertuang dalam SK memahami karya sastra melalui kegiatan membaca teks prosa dan lagu. SK tersebut termasuk aspek membaca, pada Kompetensi Dasar (KD) membaca tembang macapat sesuai titi laras. Mulyasa (2010:255), mengungkapkan bahwa hakikat pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Slameto (2003:3) mengungkapkan ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pembelajaran, yaitu (1) perubahan terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat berkelanjutan dan fungsional, (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan (6) perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari peran guru sebagai administrator yaitu bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan menentukan tindak lanjut kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas (Hanafiah dan Suhana, 2012:114).

Perencanaan merupakan suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Uno, 2008:2). Isdisusilo (2012:29-37) menguraikan langkah-langkah minimal dari penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimulai dari mencantumkan identitas RPP, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah merealisasikan konsep pembelajaran dalam bentuk perbuatan.

(3)

Dalam pendidikan berdasarkan kompetensi pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang dilakukan secara berkesinambungan, yang meliputi tahap persiapan, penyajian, aplikasi, dan penilaian (Mulyasa, 2005:98). Menurut Wiyono dan Sunarni (2009:2), kegiatan evaluasi mencakup kegiatan pengukuran dan penilaian, evaluasi merupakan proses kegiatan menentukan value berdasarkan patokan-patokan tertentu, patokan tersebut mengandung pengertian secara kualitatif, misalnya baik-tidak baik, tinggi-rendah, memenuhi kriteria-tidak memenuhi kriteria, dan sejenisnya.

Penelitian dalam hal bahasa dan sastra Jawa sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Namun, masalah yang diangkat dalam penelitian ini termasuk masalah baru karena fokus penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitan sebelumnya. Hal ini disebabkan penelitian terdahulu membahas tentang kemampuan menulis tembang macapat Pucung siswa kelas VIII SMPN Bantur Malang oleh Setiadi (2010).

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Rani (2011), dengan judul Peningkatan Kemampuan Menyimak Tembang Pucung dan Gambuh dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative bagi Siswa Kelas VIII SMPN 1 Kota Batu Tahun Pelajaran 2009/2010. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana proses atau tindakan dan hasil peningkatan kemampuan menyimak tembang Pucung dan Gambuh dengan strategi pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative bagi siswa kelas VIII SMPN 1 Kota Batu Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian mengenai pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras hingga saat ini belum pernah dilakukan.

Tujuan Penelitian ini mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan karakteristik sesuatu sebagaimana adanya (Arikunto, 2010:3). Selaras dengan hal tersebut, alangkah baiknya jika penentuan lokasi penelitian mempertimbangkan kualitas pembelajaran Bahasa Daerah yang baik. Oleh sebab itu, lokasi penelitian yang ditentukan adalah SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dilakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Membaca Tembang Macapat sesuai Titi laras Pada Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2012/2013.

METODE

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Penggunaan pendekatan kualitatif dengan rancangan penelitian deskriptif didasarkan pada tujuan penelitian ini, yaitu mendiskripsikan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras di SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri.

Sumber data penelitian ini yaitu (1) RPP yang ditulis guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras untuk data rumusan masalah pertama dan (2) tuturan serta interaksi guru dengan siswa selama proses pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras berlangsung untuk data rumusan masalah kedua dan ketiga. Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan cara telaah dokumen, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pengumpulan data perencanaan pembelajaran menggunakan teknik telaah dokumen dan wawancara. Pengumpulan

(4)

data pelaksanaan dan penilaian pembelajaran menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Wujud data penelitian ini adalah data kualitatif dari telaah dokumen, observasi, wawancara, dan dokumentasi yang meliputi: (1) data perencanaan, (2) data pelaksanaan, dan (3) data penilaian pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras. Data perencanaan pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras berupa informasi yang bersumber dari RPP yang dibuat oleh guru SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri. Data pelaksanaan berupa informasi dan tuturan yang bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras kelas VIII A SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri. Data penilaian berupa informasi dan tuturan yang bersumber dari interaksi guru dan siswa pada saat penilaian pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yaitu (1) reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan simpulan. Tahap reduksi data, yaitu tahap mengidentifikasi, serta memfokuskan data perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian menjadi informasi yang bermakna. Tahap penyajian data, yaitu tahap mendiskripsikan data perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Tahap penarikan kesimpulan, yaitu tahap menyimpulkan data perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian dalam bentuk pernyataan kalimat secara singkat dan padat.

Keabsahan data penelitian menggunakan teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara membandingkan data perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran dengan hasil observasi, hasil wawancara, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti membagi penelitian ke dalam tiga tahap penelitian meliputi (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap penyelesaian.

HASIL

Hasil penelitian yang ditemukan, meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri.

Perencanaan Pembelajaran Membaca Tembang Macapat sesuai Titi Laras

Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri

Perencanaan pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras dibuat oleh guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri, mencakup (1) identitas RPP, (2) SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran, (3) materi pembelajaran, (4) metode pembelajaran, (5) kegiatan pembelajaran, (6) sumber belajar dan media pembelajaran, dan (7) perencanaan penilaian.

Identitas RPP guru SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri meliputi (1) satuan pendidikan, (2) mata pelajaran, (3) kelas/semester, (4) tahun pelajaran, dan (5) alokasi waktu.

Rumusan indikator dalam RPP guru SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri sudah menggunakan kata operasional dan menunjukkan perilaku untuk mengukur ketercapaian KD. Indikator yang dirumuskan juga sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik karena penjabarannya berdasarkan SK dan KD. Dengan demikian, rumusan indikator dalam RPP guru sudah dapat dijadikan pedoman

(5)

dalam mengembangkan materi pembelajaran, mendesain kegiatan pembelajaran, mengembangkan bahan ajar, serta pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.

Rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP yang dibuat oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras sudah memperhatikan karakter peserta didik, tingkah laku, kondisi, dan hasil yang diharapkan. Dengan demikian, perumusan tujuan pembelajaran dalam RPP guru sudah terpusat pada perubahan tingkah laku sasaran didik/siswa, menunjukkan tingkah laku operasional, dan berisikan makna dari pokok bahasan yang akan diajarkan.

Materi pembelajaran dalam RPP yang dibuat oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras hanya tertulis ‘tembang macapat’ saja. Tidak ada urutan penyusunan penyajian dan jenis materi (fakta, konsep, prinsip, prosedur). Rumusan materi pembelajaran juga tidak dapat diamati kebenarannya secara teoritis. Dengan demikian, perumusan materi dalam RPP guru belum menunjang tercapainya SK, KD, dan indikator pembelajaran. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip pengembangan materi pembelajaran yang meliputi, kesesuaian, keajegan, kelengkapan, dan kerincian.

Rumusan metode dalam RPP yang dibuat oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai. Hal tersebut mengartikan bahwa metode yang direncanakan dapat melibatkan siswa dalam menemukan prosedur/konsep/prinsip/karakteristik berkaitan dengan kompetensi yang akan dicapai. Metode yang direncanakan melibatkan siswa menerapkan apa yang telah ditemukan dalam situasi yang baru/mengaitkan dengan kehidupan nyata. Namun, dalam RPP yang dibuat guru tahapan metode yang direncanakan masih umum.

Perencanaan kegiatan pembelajaran yang dibuat oleh guru SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri dilaksanakan dalam dua kali pertemuan (2 × 40 menit). Dalam RPP yang dibuat oleh guru, perencanaan pelaksanaan pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras terdiri dari kegiatan awal yang meliputi apersepsi dan motivasi, kegiatan inti yang meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi. Pada setiap langkah pembelajaran tidak tercantum alokasi waktu. Selain itu, pada setiap langkah pembelajaran tidak tercantum metode yang digunakan.

Perencanaan sumber belajar dan media pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras yang dirumuskan oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri tidak tertulis jelas. Dalam RPP hanya mencantumkan sumber belajar pun masih sangat umum. Perumusan media belajar dalam RPP tidak ada.

Rumusan penilaian dalam RPP guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri tidak hanya tercantum rubrik penilaian hasil, akan tetapi juga tercantum rubrik penilaian proses. Namun, dalam penilaian proses hanya disertai kriteria penilaian tanpa ada keterangan rentangan skor.

Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Tembang Macapat sesuai Titi Laras

Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri

Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan yaitu 2 × 40 menit (dua kali pertemuan). Pelaksanaan pembelajaran

(6)

yang diamati peneliti berlangsung di kelas VIII A dengan jumlah siswa 40 anak. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 27 Mei 2013 pukul 07.30 WIB sampai pukul 08.50 WIB. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin, 3 Juni 2013 dengan jam serta waktu yang sama.

Pelaksanaan pembelajaran terdiri dari kegiatan awal yang meliputi apersepsi dan motivasi, kegiatan inti yang meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi. Aktivitas yang dilakukan dalam kegiatan awal yaitu, (1) membuka pelajaran dengan salam, doa, dan memeriksa kehadiran siswa, (2) mengajukan pertanyaan berkaitan dengan KD, dan (3) mengemukakan kompetensi yang akan dicapai dan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Namun, aktivitas guru tidak menunjukkan adanya pengaitan peran atau manfaat penguasaan kompetensi dalam kehidupan siswa. Pada kegiatan inti, guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah dalam membaca tembang macapat sesuai titi laras dan mengenalkan titi laras kepada siswa. Guru juga memberikan pemodelan membaca tembang macapat sesuai titi laras dengan menggunakan teknik langsung dan media pembelajaran yang berupa software. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi tentang cara pembacaan tembang macapat sesuai titi laras. Guru juga memberikan konfirmasi serta umpan balik positif terhadap hasil kerja siswa. Pada pelaksanaan kegiatan penutup, guru hanya menyampaikan tindak lanjut setelah melaksanakan pembelajaran. Namun, tidak terlihat penyimpulan pembelajaran yang telah dilakukan, baik oleh guru maupun oleh siswa.

Penilaian Pembelajaran Membaca Tembang Macapat sesuai Titi Laras Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri

Penilaian pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras yang dilakukan oleh guru SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri yaitu penilaian proses dan hasil. Guru melakukan penilaian proses selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan rubrik penilaian proses. Penilaian proses dalam pelaksanaan pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri dilakukan guru hanya dengan mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

Penilaian hasil yang diakukan guru sudah sesuai dengan SK, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran. Teknik yang digunakan dalam menilai juga sudah sesuai dengan aspek yang dipelajari. Aspek yang dinilai jelas dan pedoman kriteria penilaian sudah jelas. Penilaian yang diterapkan memberi kesempatan siswa untuk melakukan penilaian sejawat (peer assesment) dengan kriteria yang sudah ditentukan.

PEMBAHASAN

Pembahasan dalam penelitian ini, meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, dan (3) penilaian pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras siswa kelas VIII semester II SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri.

Perencanaan Pembelajaran Membaca Tembang Macapat sesuai Titi Laras

Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri

RPP yang disusun oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras, mencakup (1) identitas RPP, SK, dan KD, (2) indikator dan tujuan pembelajaran, (3) materi

(7)

pembelajaran, (4) metode pembelajaran, (5) kegiatan pembelajaran, (6) sumber belajar, dan (7) perencanaan penilaian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Isdisusilo (2012:29-37) yang mengungkapkan bahwa langkah-langkah minimal dari penyusunan RPP, dimulai dari mencantumkan identitas RPP, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Setiap komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semua merupakan suatu kesatuan.

Penulisan identitas dalam RPP guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras, mencakup (1) satuan pendidikan, (2) mata pelajaran, (3) kelas dan semester, (4) tahun pelajaran, dan (4) alokasi waktu. Menurut Mulyasa (2010:239), “identitas dalam RPP mencakup satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, pertemuan ke-, dan alokasi waktu”. Secara keseluruhan, identitas yang dirumuskan oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras sudah sesuai dengan pernyataan Mulyasa, tetapi tidak tercantum keterangan pertemuan ke- pada identitas RPP guru. Rumusan indikator dalam RPP yang dibuat guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras sudah menggunakan kata operasional dan menunjukkan perilaku untuk mengukur ketercapaian KD. Indikator yang dirumuskan juga sudah sesuai dengan karakteristik peserta didik karena penjabarannya berdasarkan SK dan KD. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mulyasa (2010:205), bahwa indikator merupakan penjabaran dari KD yang menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan respon yang dilakukan atau ditampilkan oleh peserta didik. Pendapat serupa dikemukakan oleh Isdisusilo (2012:159) bahwa indikator harus menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur. Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indikator. Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja dalam KD. Prinsip pengembangan indikator adalah sesuai dengan kepentingan, kesinambungan, kesesuaian, dan kontekstual.

Rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP yang dibuat oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras sudah memperhatikan karakter peserta didik, tingkah laku, kondisi, dan hasil yang diharapkan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sudjana (2005:64), yang menjelaskan beberapa ketentuan yang harus dipenuhi dalam merumuskan tujuan pengajaran, yaitu (1) rumusan tujuan harus berpusat pada perubahan tingkah laku sasaran didik/siswa, (2) rumusan tujuan pengajaran harus berisikan tingkah laku operasional, dan (3) rumusan tujuan berisikan makna dari pokok bahasan yang akan diajarkan saat itu. Selain itu, rumusan tujuan pembelajaran dalam RPP yang dibuat oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras juga sesuai dengan pendapat Sanjaya (2012:88). Beliau mengungkapkan terdapat empat komponen pokok yang harus tampak dalam rumusan tujuan pembelajaran, yaitu (1) audience, siapa yang belajar atau yang diharapkan dapat mencapai tujuan belajar itu, (2) behavior, tingkah laku atau hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai, (3) condition, kondisi yang dapat ditampilkan, dan (4) degree, kualitas atau kuantitas tingkah laku yang diharapkan dicapai sebagai batas minimal.

Rumusan materi pembelajaran dalam RPP yang dibuat oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras hanya tertulis ‘tembang macapat’ saja. Materi tidak ada keruntutan dalam penyusunan penyajian dan jenis materi (fakta, konsep, prinsip, prosedur). Rumusan materi pembelajarn juga tidak dapat diamati kebenarannya secara teoritis. Ada beberapa bagian yang belum tercantum dalam RPP, yaitu tahapan dalam membaca tembang macapat sesuai titi laras, hal-hal yang harus

(8)

diperhatikan dalam membaca tembang macapat, dan pemberian contoh tembang macapat beserta titi larasnya juga tidak ada. Materi yang dirumuskan oleh guru juga tidak disertai dengan sumber rujukan. Dengan demikian, rumusan materi dalam RPP buatan guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras kurang sependapat dengan yang dikemukakan Isdisusilo (2012:151), bahwa prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).

Rumusan metode dalam RPP yang dibuat oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai. Hal tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukakan Isdisusilo (2012:25-26), bahwa pemilihan metode disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Namun, tahapan metode yang direncanakan dalam RPP yang dibuat guru masih umum. Hal tersebut kurang sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Syafi’ie (2011:146), bahwa metode merupakan perencanaan atau prosedur yang diikuti untuk mengerjakan tugas atau mencapai tujuan. Metode merupakan perencanaan yang mendetail dan logis. Metode juga berarti uraian yang jelas, perkembangan, dan klasifikasi yang jelas pula.

Kegiatan pembelajaran dalam RPP buatan guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras memuat kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup serta mencerminkan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Isdisusilo (2012:31), bahwa proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Rumusan kegiatan awal dalam RPP buatan guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras tidak mencantumkan kegiatan rutin (salam, doa, memeriksa kehadiran siswa) dan kompetensi yang akan dicapai. Selain itu rencana pemberian motivasi kepada siswa belum jelas, masih bersifat umum. Rumusan kegiatan awal kurang sejalan dengan pendapat Isdisusilo (2012:32), yang harus dilakukan guru pada kegiatan awal antara lain, (1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, (3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai, dan (4) menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan uraian kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan inti dalam RPP buatan guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras memuat proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Isdisusilo (2012:31), bahwa kegiatan inti meliputi, eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan yang direncanakan guru dalam kegiatan inti ditulis lebih menekankan pada keaktifan guru. Hal tersebut tidak sesuai dengan pendapat Isdisusilo (2012:32) yang menyatakan bahwa kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakrasa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Rumusan kegiatan penutup dalam RPP buatan guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras tertulis rencana penyimpulan pembelajaran yang telah dilakukan dan tindak lanjut dari pembelajaran. Tidak tertulis adanya rencana pemberian refleksi

(9)

dan umpan balik, baik terhadap proses maupun hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Hal tersebut kurang sesuai dengan penjelasan Isdisusilo (2012:35) bahwa kegiatan penutup yang harus dilakukan guru antara lain, (1) bersama-sama dengan peserta didik/sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, (2) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsitem dan terprogram, (3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, (4) merencanakan kegiatan tindak lanjut, dan (5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan temuan data, hanya satu yang sesuai dengan penjelasan Isdisusilo yaitu rencana kegiatan tindak lanjut setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Dalam RPP buatan guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras hanya tercantum sumber media tanpa ada media pembelajarannya. Rencana sumber belajar yang tertulis sangat umum. Hal tersebut tidak sejalan dengan pendapat Mulyasa (2010:206) yang mengatakan bahwa sumber belajar adalah rujukan, objek dan bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Beliau mengungkapkan bahwa penentuan sumber belajar dilakukan berdasarkan SK dan KD, indikator kompetensi, materi pokok, dan kegiatan pembelajaran. Dalam RPP tidak ada perencanaan penggunaan media pembelajaran. Hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Slameto (2003:37) yang mengemukakan bahwa dengan menggunakan bermacam-macam media akan lebih menarik perhatian siswa, lebih merangsang siswa untuk berpikir, dan diharapkan dapat membina serta membuat alat-alat media yang sederhana, praktis, dan ekonomis, tetapi juga efektif untuk pengajaran.

Dalam RPP buatan guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras tercantum dua jenis penilaian, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil pembelajaran. Pedoman penilaian proses dan hasil pembelajaran menggunakan rubrik penilaian membaca tembang macapat sesuai titi laras. Dalam RPP tersebut memuat teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang digunakan. Selain itu juga memuat kriteria penilaian. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Mulyasa (2010:205), hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian, yaitu (1) penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi, (2) menggunakan acuan kriteria, (3) menggunakan sistem penilaian berkelanjutan, (4) hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, dan (5) sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai.

Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Tembang Macapat sesuai Titi Laras

Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri

Pelaksanaan pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 × 40 menit. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran diawali dengan salam, doa, dan memeriksa kehadiran siswa. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengajukan pertanyaan berkaitan dengan KD. Dalam tahap apersepsi, guru juga memberikan ilustrasi tentang langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Isdisusilo (2012:31), beliau mengemukakan hal-hal yang harus dilakukan oleh guru pada tahap kegiatan pendahuluan yaitu, (1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang

(10)

mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, (3) menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai, dan (4) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan silabus. Namun, guru tidak mengaitkan manfaat penguasaan kompetensi dalam kehidupan siswa, serta belum terlihat dalam memberikan motivasi kepada siswa.

Kegiatan inti pada pelaksanaan pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras yang dilaksanakan oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras meliputi kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan inti yang dilaksanakan oleh guru sejalan dengan pendapat Isdisusilo (2012:32) bahwa kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan inti pada pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras dimulai dengan guru melibatkan siswa untuk aktif dalam mencari informasi tentang teknik membaca tembang macapat. Pelaksanaan tahap eksplorasi berbeda dengan perencanaannya. Hal tersebut karena dalam RPP guru tidak mencantumkan media pembelajaran tetapi dalam pelaksanaannya guru menggunakan media pembelajaran yang beragam. Penggunaan media pembelajaran yang beragam tersebut sependapat dengan Slameto (2003:37), yang mengemukakan bahwa dengan menggunakan bermacam-macam media akan lebih menarik perhatian siswa, lebih merangsang siswa untuk berpikir, dan diharapkan dapat membina serta membuat alat-alat media yang sederhana, praktis, dan ekonomis, tetapi efektif untuk pengajaran.

Guru memberikan contoh pembacaan tembang macapat secara langsung dan melalui audio. Setelah mengamati pemodelan langsung dari guru dan audio, siswa diperintahkan berkelompok untuk mendiskusikan teknik dan latihan membaca tembang macapat sesuai titi laras. Guru menggunakan media laptop, LCD, dan speaker untuk menampilkan sumber belajar yang berupa teks macapat beserta titi larasnya. Sejalan dengan pendapat Majid (2008:171) yang menjelaskan bahwa sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar”.

Kegiatan penutup yang dilakukan oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras, yaitu guru memberikan penguatan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras. Guru memberikan umpan balik positif terhadap hasil pembelajaran. Guru juga menyampaikan tindak lanjut hasil pembelajaran setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras. Pelaksanaan kegiatan penutup dengan pernyataan Isdisusilo (2012:35) bahwa dalam kegiatan penutup, hal yang harus dilakukan, yaitu (1) membuat rangkuman atau simpulan pelajaran, (2) melakukan terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, (3) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, (4) merencanakan kegiatan tindak lanjut, dan (5) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Namun, guru tidak memberikan refleksi dan penyimpulan terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.

(11)

Penilaian Pembelajaran Membaca Tembang Macapat sesuai Titi Laras Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri

Penilaian pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras yang dilakukan oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras yaitu penilaian proses dan hasil pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras. Pelaksanaan penilaian yang diakukan guru sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Slameto (2003:51), bahwa evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada proses belajar itu. Selain itu, penilaian yang dilakukan guru juga sependapat dengan Nurgiyantoro (2012:9), yang mengatakan bahwa kegiatan penilaian pendidikan dalam pembelajaran di sekolah merupakan sebuah kegiatan yang kompleks dan melibatkan banyak aspek dan aktivitas di dalamnya. Penilaian dapat diartikan sebagai pemberian pertimbangan atau nilai (grading, valuing, value judgement) yang dalam dunia pendidikan dapat berarti mempertimbangkan hasil belajar peserta didik, cara pembelajaran guru, kegiatan pembelajaran, kurikulum atau program pendidikan, dan sebagainya. Nurgiyantoro (2012:50), menambahkan tentang penilaian proses, merupakan penilaian yang dilakukan sepanjang dan bersamaan dengan proses pembelajaran lewat berbagai macam cara. Penilaian proses juga terkait dengan usaha memberikan umpan balik pembelajaran baik bagi guru maupun peserta didik.

Dalam penilaiannya, guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras menggunakan dua rubrik penilaian. Rubrik yang pertama untuk penilaian proses yang dilakukan oleh guru. Rubrik penilaian proses hanya mengamati keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras. Rubrik yang kedua untuk penilaian hasil pembacaan tembang macapat. Penilaian hasil dilakukan oleh guru dan siswa. Aspek yang dinilai pada rubrik penilaian hasil pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras meliputi vokal (volume dan pelafalan), titi laras (sesuai atau tidaknya dengan titi laras tembang), dan wiraga (penampilan saat menembang). Siswa memberikan nilai pada kolom setiap aspek dengan rentangan 20-30 untuk aspek vokal, 20-30 untuk aspek titi laras, dan 20-30 untuk aspek wiraga. Rubrik penilaian tersebut disertai dengan perhitungan dan keterangan rentangan nilai. Hal tersebut sejalan dengan salah satu prinsip penilaian yang diungkapkan oleh Isdisusilo (2012:171), bahwa fokus penilaian pendidikan adalah keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai SK yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus dicapai berupa SK mata pelajaran yang selanjutnya dijabarkan dalam KD. Penilaian dalam KTSP menggunakan acuan kriteria. Hasil yang dicapai peserta didik dibandingkan dengan kriteria atau standar yang ditetapkan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan simpulan sebagai berikut. Pertama, perencanaan pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras yang dibuat oleh guru Bahasa Daerah SMP Negeri 2 Kras Kabupaten Kediri mengacu pada KTSP. Dalam identitas RPP, guru mencantumkan (1) nama sekolah, (2) mata pelajaran, (3) kelas/semester, (4) tahun pelajaran, (5) SK, (6) KD, (7) indikator, dan (8) alokasi waktu. Penjabaran indikator dan tujuan pembelajaran mengacu pada SK dan KD dalam Standar Isi. Materi yang

(12)

dirumuskan hanya tertulis ‘tembang macapat’ saja. Tidak ada urutan penyusunan penyajian dan jenis materi (fakta, konsep, prinsip, prosedur). Metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai. Kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara umum lebih menekankan pada keaktifan kinerja guru. Dalam RPP yang ditulis guru tidak merumuskan penggunaan media pembelajaran. Penilaian pembelajaran yang dirumuskan yaitu penilaian proses dan hasil belajar.

Kedua, pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 × 40 menit. Pelaksanaan pembelajaran terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pelaksanaan kegiatan awal, guru membuka pelajaran dengan salam dan doa, serta menyampaikan tujuan pembelajaran, tetapi guru tidak mengaitkan manfaat penguasaan kompetensi dalam kehidupan siswa. Pada pelaksanaan kegiatan inti guru menggunakan media pembelajaran yang sangat efisien sehingga pengelolaan kelas menjadi kondusif. Media yang dimaksud berupa sofware pembelajaran membaca tembang macapat dengan bantuan perangkat multimedia untuk pengoperasiannya. Pada pelaksanaan kegiatan penutup, guru memberikan refleksi pembelajaran pada siswa dan menjelaskan kegiatan tindak lanjut setelah melakukan penilaian hasil pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras. Namun, tidak terlihat adanya penyimpulan pembelajaran secara keseluruhan yang dilakukan oleh guru dan siswa.

Ketiga, penilaian pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras yang dilakukan oleh guru SMP Negeri 2 Kras sesuai dengan yang tertulis di RPP yaitu penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan bantuan rubrik penilaian. Namun, guru hanya mengamati aspek keaktifan siswa. Rubrik penilaian proses hanya mencantumkan kriteria tanpa ada rentangan skor. Penilaian hasil dilakukan menggunakan teknik penilaian sejawat dengan bantuan rubrik penilaian. Aspek yang dinilai meliputi vokal (volume suara dan pelafalan), kesesuaian dengan titi laras, dan wiraga atau penampilan pada saat menembang. Rubrik penilaian hasil disertai dengan keterangan rentangan nilai dan rumus penghitungannya.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran. Pertama, guru disarankan untuk meningkatkan proses pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras dengan membuat perencanaan pembelajaran yang lebih rinci agar dapat dipahami oleh pengajar lain, khususnya pencantuman materi, sumber, dan media pembelajaran. Selain itu, supaya hasil pembelajaran tembang macapat tidak terhenti hanya pada penilaian, dan kemampuan siswa dalam melantunkan tembang macapat tetap terasah, alangkah baiknya apabila guru Bahasa Daerah memanfaatkan tembang macapat untuk mengawali dan mengakhiri setiap pembelajaran yang dilakukan dengan syair tembang yang telah disesuaikan. Kedua, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi pengetahuan untuk merancang pembelajaran yang lebih baik, khususnya dalam pembelajaran membaca tembang macapat sesuai titi laras. Persiapan dan pelaksanaan pembelajaran yang matang akan meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Ketika mengadakan penelitian pembelajaran, disarankan dapat mengetahui kebutuhan pembelajaran yang ada di lapangan.

(13)

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hanafiah & Cucu S. 2012. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Isdisusilo. 2012. Panduan Lengkap Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Magetan: Kata Pena.

Iskandarwassid & Dadang S. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Majid, A. 2008. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, B. 2012. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Padmosoekotjo, S. 1956. Ngengrengan Kasusastran Djawa Jilid II. Djokdja: Hien Hoo Sing.

Rani, D.M. 2011. Peningkatan Kemampuan Menyimak Tembang Pucung Dan Gambuh Dengan Strategi Pembelajaran Cooperative Learning Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Batu Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra UM.

Sanjaya, W. 2012. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Saputra, K. H. 2010. Sekar Macapat. Jakarta: Wedatama.

Setiadi. 2010. Kemampuan Menulis Tembang Pucung Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bantur Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra UM.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Syafi’ie, I. 2011. Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: Universitas Negeri Malang.

Uno, H. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Wiyono & Sunarni. 2009. Evaluasi Program Pendidikan dan Pembelajaran. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang. Warsena. 2006. Tuntunan Sekar Macapat. Sukoharjo: CV Cendrawasih.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Bahri mengenai diksi dan gaya bahasa Mario Teguh pada Acara Golden Ways, ditemukan 5 jenis diksi, yaitu: diksi yang

Oleh karena itu, penulis dalam menganalisis kasus ini untuk menentukan bagaimana tanggung jawab Pengurus dan Pengawas KCKGP mengambil fakta-fakta yang terungkap dalam putusan

Pengujian proximat pupa sutera kering bertujuan mengetahui komposisi awal bahan baku, utamanya kandungan lemak dari pupa sutera, uji sifat fisika kimia dilakukan untuk mengetahui

Perusahaan yang baik akan selalu berusaha memperhatikan layout tempat kerjanya. Layout tempat kerja memberikan dampak bagi proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan

Peningkatan kinerja pelayanan terhadap pelanggan sangatlah penting pada saat proses pengisian ulang bahan bakar umum di SPBU Gajah Mada Jember, maka saran yang dapat

Ariyadi, Bambang, 2012, Hubungan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes sp dan Kondisi Sanitasi Lingkungan Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Jambi,

Bagian permukaan mengalami pengelupasan (pecah-pecah). Disangga oleh 4 buah tiang. Berada pada arah utara selatan. 14 terdapat 3 buah menhir berada dalam posisi rebah dan arah

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian de ngan judul “Pengaruh Metode Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair Share) Pada