BAB II LANDASAN TEORI
C. Asuransi Prudential Syariah
9. Pembagian Keuntungan
Uang Pertanggungan Uang Pertanggungan
Biaya Akuisi Biaya Wakalah
Biaya Asuransi Biaya Tabarru’
Pembayar/ Pemilik Polis Pemegang Polis
Pertanggungan Pertanggungan
Jadi intinya, produk syariah dan bukan syariah memiliki manfaat yang sama. Hanya saja, pada Asuransi Prudential Syariah, dana investasi dialokasikan pada pos-pos yang menurut hukum syariah dinyatakan halal.32
asuransi syariah sesuai dengan prinsip mudharabah dengan porsi pembagian yang telah disepakati sebelumnya.
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
IAIN Bengkulu didirikan berdasarkan pada Surat Keputusan Presiden Nomor 11 tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997 serta Keputusan Menteri Agama R.I.
Nomor: E/125/1997. Sekolah tinggi ini diresmikan oleh Menteri Agama pada saat itu, Dr. H. Tarmizi Taher, tanggal 30 Juni 1997 bersama dengan 32 STAIN lainnya. 33Fakultas Syariah beralih status menjadi Jurusan Syariah dengan ketua jurusan pertama Drs. Parmi Nurdin, SH (1997-2002). Setelah itu Ketua Jurusan dijabat oleh Drs. H. Amri Said (2003-2006), dan setelah itu ketua jurusan dijabat oleh Drs. M. Syarkoni, M.Ag didampingi Dr. Supardi Mursalin, M.Ag sebagai sekretaris. Pada tahun 2012, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2012, STAIN Bengkulu diubah menjadi IAIN Bengkulu. Dan seiring peralihan status dari STAIN Bengkulu menjadi IAIN Bengkulu maka Jurusan Syariah beralih status menjadi Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, dengan dekan yang dijabat oleh Dr. Asnaini, MA. 34
33 Bengkulu#Sejarah, https://id.wikipedia.org/wiki/IAIN_
34 Tim, 10 Tahun STAIN Bengkulu Mengabdi, (Bengkulu: STAIN Bengkulu Publising, 2007), h. 36
53
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam berada dalam naungan lembaga Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Bengkulu. Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam dibagi kedalam dua Jurusan yaitu dua Jurusan jurusan Syariah dan Jurusan Ekonomi Islam. Jurusan Ekonomi Islam sendiri terbagi dalam dua Prodi yaitu Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah.
Seiring berkembangnya kemajuan perekonomian syariah yang semakin cepat, ini menyebabkan peningkatan jumlah Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam dari tahun ketahun. Latar belakang Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam berasal dari berbagai daerah dan suku yang beragam, baik yang berasal dari dalam kota, kabupaten dan juga berasal dari propinsi lain. Secara finansial latar belakang Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam juga beragam, baik dari kalangan menengah keatas juga kalangan menengah kebawah.
Bagi Mahasiswa yang aktif dibidang organisasi dapat menyalurkan bakat dan keaktifannya dengan bergabung di organisasi yang terdapat di IAIN Bengkulu.
dari sisi prestasi mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam sudah banyak yang memperoleh prestasi baik dibidang akademik maupun non akademik, dalam ruang lingkup kampus, daerah maupun nasion al. 35
IAIN Bengkulu meresmikan Fakultas baru yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dengan jurusan Ekonomi Islam pada hari sabtu, (16/Januari/2015) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) diresmikan langsung oleh Direktur
35 Suharyono,” perilaku konsumsi dalam menggunakan smartphon ditinjau dari perspektif ekonomi islam”, (Skripsi, Ekonomi Islam IAIN Bengkulu, Bengkulu, 2015), h. 41
Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI Prof. Kamurudi Amin, dan didampingi Rektor IAIN Bengkulu Prof. Sirajuddin M, M.Ag, M. H, digedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) terdapat fasilitas 24 ruang belajar baru dan 13 ruang lama. Saat ini FEBI sudah memiliki dua program studi yaitu Ekonomi Islam dan Perbankan Syariah mengenai akreditas, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sudah mendapat Akreditas B dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT).
B. Visi Misi dan Tujuan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Visi
Dalam kajian dan pengembangan Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam yang memadukan sain dan berjiwa kewirausahaan di asia tenggara 2037.
Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengjaran yang efektif, dinamis, dan professional dalam Ekonomi Islam.
2. Melaksanakan penelitian dalam bidang Ekonomi dan Bisnis Islam
3. Melaksakan pengabdian masyarakat di bidang ekonomi dan Bisnis Islam yang berbasis pada pemberdayaan.
4. Menjalin kerjasama secara produktif dengan lembaga keuangan, pemerintah, dan suwasta di tingkat lokal, nasional, dan internasional.
Tujuan
1. Menghasilkan sarjana dalam bidang Ekonomi Syari’ah yang memiliki kemampuan akademik dan provisional.
2. Menghasilkan sarjana dalam bidang Ekonomi Syariah yang beriman, berahklak mulia, memiliki kecakapan sosial dan managerial, serta berjiwa wirausaha (entrepreneur)
3. Menjadikan program studi Ekonomi Syari’ah sebagai pusat kajian dan penelitian Ekonomi Sayari’ah.
4. Menjadikan program studi Ekonomi Syariah sebagai pusat unggulan dalam bidang kewirausahaan.
5. Mewujudkan masyarakat yang berorientasi kepada sistem Ekonomi Syariah dan berjiwa entrepreneur.
Di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam terdapat 27 dosen yang terdiri dari 20 orang dosen tetap dan 7 orang dosen kontrak satu orang Kasubbag TU serta 2 dosen penyusun administrasi akademik. Dosen kontrak merangkap staf umum, staf prodi Ekonomi Syariah, staf Perbankan Syariah, dan staf jurusan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persepsi dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islm IAIN Bengkulu Tentang asuransi prudential syariah
Berikut ini peneliti mengemukakan hasil penelitian persepsi dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islm IAIN Bengkulu tentang asuransi prudential syariah.
1. Akad dalam asuransi prudential syariah
Akad dalam Islam merupakan bagian dari hubungan antara manusia dengan manusia atau yang lazim disebut sebagai Muamalat. Namun akad yang di gunakan dalam asuransi prudential syariah yaitu ada akad tabarru dan akad tijarah dimana akad tabarru tersebut dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong menolong dan bukan semata-mata untuk mencari keuntungan, sedangkan sifat akad pada transaksi antara peserta asuransi prudential syariah dengan perusahaan adalah tijarah, dan akadnya di namakan akad wakalah bil ujrah, baik untuk akad yang berkaitan dengan penerimaan biaya pengelolaan ataupun yang berkaitan dengan pengelolaan investasi.
Ibu Miti Yarmunida dan Ibu Fatimah Yunus mengatakan bahwa prinsip tolong menolong itu adalah syarat yang harus ada di asuransi syariah karena di dalam asuransi prudential syariah dana tabarru 20% di sisikan untuk di hibahkan kepada sesama anggota apabila terjadi musibah sedangkan 80% untuk dana investasi. prinsip tolong menolong sudah dijelaskan dalam Alquran bahwa
57
sesama manusia harus saling membantu dan tolong menolong dalam menanggulangi risiko, karena dengan adanya akad tabarru itulah yang menjadi perbedaan dengan asuransi konvensional karena akad tersebut hanya ada di asuransi yang berbasis syariah. Ibu Miti Yarmunida mengatakan bahwa asuransi prudential syariah belum sepenuhnya sesuai dengan teori syariah karena masih di temui hal-hal yang tidak jelas ketika menyetor premi dana tabungan pas di cek tidak sesuai dengan yang telah di setor dan juga sulit untuk memahami ketika pegawai asuransi prudential syariah menjelaskan rincian dana tabungan karena mereka menjelaskan menggunakan bahasa perusahaan dan itu sulit untuk dipahami.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu akad dalam asuransi prudential syariah masih belum sesuai dengan syariat karena masih ada unsur ketidakjelasan dalam akad tersebut.
2. Produk dalam asuransi prudential syariah
Informan Ibu Fatimah Yunus dan Ibu Miti Yarmunida mengatakan bahwa dengan bergabung di asuransi prudential syariah bisa menabung dan persiapan biaya pendidikan anak dan produk yang dipilih adalah PRUlink syariah assurance account produk asuransi jiwa terkait investasi berdasarkan prinsip syariah dengan pembayaran kontribusi secara berkala yang memberikan fleksibilitas tak terbatas yang memungkinkan kita untuk sewaktu-waktu mengubah jumlah pertanggungan, kemudian cara pembayaran sesuai dengan
kebutuhan. Kenapa memilih prodak ini karena prodak tersebut juga bisa menambah asuransi tambahan seperti rawat inap, kecelakaan atau kondisi kritis.
Kemudian sistem pembayaran yang digunakan adalah debet.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu sudah memahami produk asuransi prudential syariah.
3. Pembagian keuntungan dalam asuransi prudential syariah
Informan Ibu Fatimah Yunus dan Ibu Miti Yarmunida mengatakan bahwa keuntungan secara financial tidak ada. Belum mendapatkan keuntungan karena polis belum diasuransikan selama 1 tahun sehingga pemegang polis belum berhak atas surplus sharing. Namun apabila sudah memenuhi kriteria telah diasuransikan 1 tahun dan tidak klaim maka berhak mendapatkan surplu sharing. Dana tabarru dimiliki sepenuhnya oleh peserta dan dipergunakan untuk membayarkan klaim jika ada peserta yang mengajukan. Tetapi bila tidak terjadi klaim atau terdapat kelebihan antara dana tabarru dengan total klaim yang harus dibayarkan, maka kelebihan yang disebut surplus ini akan dibagikan ke peserta yang memenuhi persyaratan untuk memperoleh surplus sharing.
30% dari surplus disimpan terlebih dahulu ke dalam dana cadangan, sementara yang 70% sisanya akan dibagikan sebesar 80% ke peserta dan 20% ke perusahaan. Dana kumpulan premi setelah dikurangi biaya operasional perusahaan pada asuransi syariah dibagikan kepada perusahaan dan peserta
asuransi syariah sesuai dengan prinsip mudharabah dengan porsi pembagian yang telah disepakati sebelumnya.
B. Analisis Persepsi Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu Tentang Asuransi Prudential Syariah
Asuransi prudential syariah berdasarkan Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) adalah sebuah usaha saling melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk asset dan/ atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.
Asuransi syariah berdasarkan Dewan Syariah Nasional (DSN) pada tahun 2001 telah mengeluarkan fatwa mengenai asuransi syariah. Dalam Fatwa DSN No.
21/DSN-MUI/X/2001 Bagian Pertama mengenai Ketentuan Umum angka I, disebutkan pengertian asuransi syariah (ta’min atau tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong-menolong di antara sejumlah orang/ pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan/ atau tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah.
Dari defenisi di atas tampak bahwa asuransi syariah bersifat saling melindungsi dan tolong-menolong yang disebut dengan ta’awun. Yaitu prinsip hidup saling melindungi dan saling menolong atas dasar ukhuwah islamiah antar sesama anggota peserta Asuransi Syariah dalam menghadapi malapetaka (risiko).
Seperti yang telah dijelaskan Firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 2 sebagai berikut:
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka
me
ncari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong- menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.Ayat diatas menjadi prinsip dasar bagi manusia dalam menjalankan fungsinya sebagai makhluk sosial sehingga mendorong mereka untuk bekerja sama untuk saling tolong menolong antar sesama.
Didalam asuransi syariah terhindar dari unsur yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang dikenal dengan Magrib yaitu:
1. Maysir
Yaitu didefinisikan sebagai perjudian atau permainan untung-untungan karena hasilnya bisa untung dan bisa juga rugi.
2. Gharar
Yaitu situasi dimana terdapat informasi yang tidak jelas, sehingga terjadi ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi.
Gharar dilarang dalam Islam karena:
a. Pihak-pihak yang mengikat akad tidak mengerti ketentuan/ konsekuensi dari akad tersebut.
b. Sehingga hal ini dapat menempatkan mereka pada posisi tawar menawar yang tidak seimbang, dan akibatnya mereka tidak bisa membuat keputusan dengan jelas.
3. Riba
Yaitu keuntungan atau kelebihan pada pengembalian yang berbeda dari nilai aslinya, kelebihan biasanya ditentukan pada saat pinjaman dilakukan.
Persepsi adalah proses dimana kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus ini dalam lingkungan. Hal ini berarti suatu kegiatan yang sangat berkaitan dengan dengan studi tentang proses kongnitif, seperti ingatan dan berfikir. Dengan demikian, setiap stimulus yang dipandang oleh seseorang akan
mengalami perbedaan persepsi sesuai dengan tingkat ingatan atau cara berfikir serta menafsirkannya.36
Dari analisis hasil wawancara dengan dosen tetap Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu tentang asuransi prudential syariah berpendapat bahwa asuransi prudential syariah belum sesuai dengan syariat islam. Karena masih ditemui ketidak jelasan dalam pelaksanaan akad bahwa asuransi prudential syariah belum sepenuhnya sesuai dengan teori syariah karena masih di temui hal-hal yang tidak jelas ketika menyetor premi dana tabungan pas di cek tidak sesuai dengan yang telah di setor dan juga sulit untuk memahami ketika pegawai asuransi prudential syariah menjelaskan rincian dana tabungan karena mereka menjelaskan menggunakan bahasa perusahaan dan itu sulit untuk dipahami. Sedangkan dalam teori asuransi syariah sudah dijelaskan bahwa di dalam asuransi syariah terhindar dari unsur yang tidak sesuai dengan prinsip syariah yang dikenal dengan Magrib.
36Imam Malik, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Teras, 2011, h. 95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan mengenai persepsi dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu tentang asuransi prudential syariah yaitu, bahwa dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu sudah mengetahui tentang asuransi prudential syariah dan akad yang digunakan dalam asuransi prudential sudah sesuai dalam asuransi syariah yaitu menggunakan akad tabarru dan tijarah namun dalam pelaksanaannya belum sesuai dalam syariat Islam karena masih terdapat unsur gharar. Kemudian dosen kebanyakan memilih produk PRUlink syariah assurance account, dosen yang sudah menjadi nasabah belum mendapatkan keuntungan dari asuransi prudential syariah, karena keuntungan tersebut akan didapat ketika sudah berasuransi lebih kurang satu tahun dan cara pembagiannya berdasarkan prinsip dalam asuransi syariah dibagi antara perusahaan dengan peserta sesuai dengan akad yang sudah di sepakati diawal.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi dosen fakultas ekonomi dan bisnis islam tentang asuransi prudential syariah, penulis menyarankan sebagai berikut:
64
1. Untuk akademis, hendaknya memberikan apresisasi kepada asuransi syariah saat ini, dengan menghindari transaksi-transaksi masih meragukan kebolehannya, meskipun asuransi prudential syariah saat ini belum sepenuhnya melaksakan kegiatannya yang sesuai dengan syariat Islam, namun ini adalah proses untuk menjadikan sistem perekonomian yang halal dan adil sesuai dengan prinsip syariah.
2. Bagi pihak asuransi prudential syariah, diharapkan untuk meningkatkan sosialisasi kepad masyarakat maupun kerjasama kepada pihak perguruan tinggi.
Selain itu diharapkan untuk melakukan perubahan-perubahan kearah yang lebih baik yaitu perubahan- perubahan yang sesuai dengan syariat islam, sehingga menjunjung tinggi profesionalisme kerja. Serta menyempurnakan produk- produk yang masih belum sepenuhnya sesuai dengan syariat, demi menciptakan sistem perekonomian yang sesuai dengan syariat Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Abu. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksa. 2003.
Ali, Hasan. Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam. Jakarta: Kencana. 2004.
Alma, Buchari. Manajemen Bisnis Syariah. Bandung: Alfabeta. 2009.
Arlito wirawan sarwono. Pengantar Psikologi Umum. jakarta: rajawali pers. 2010 Barlinti Yeni Salma. Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional (Dalam Sistem
Hukum Nasional di Indonesia). Penerbit: Badan Litbang Dan Diklat Kementrian Agama RI. 2010.
Dewi, Gemala. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2007.
Hamidi, Luthfi. Jejak-Jejak Ekonomi Syariah. Jakarta: Senayan Abadi Publishing.
2003.
Hasan Ichsan Nurul. Pengantar Asuransi Syariah. Jouakarta: Gaung Persada Press Group. 2014.
Hermansyah. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Kencana. 2011.
Irwanto. Psikologi Umum. Jakarta: PT Prenhallindo. 2002
Ismanto, Kuat. Asuransi Syari’ah (Tinjauan Asas-asas Hukum Islam).yogyakarta:
Pustaka Belajar. 2009.
Malik Imam. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Teras. 2011
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
2012.
Huda Nuru, Haekal Mohamad, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2013), h. 3.
Sam Ichwan, Himpunan Fatwa Keuangan Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), h.
51.
Perwataatmadja, Karnaen. Bank Dan Asuransi Islam Di Indonesia. Jakarta:
Kencana.2005.
PT Prudential sLife Assurance, PRUfast start, Jakarta, 2012
Shaleh Rahman Abdul, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, Jakarta:
kencana, 2009
Soemitra, Andri. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Prenada Media Group. 2009.
Sugiono, Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 210
Sula Syakir Muhammad. Asuransi Syariah Konsep dan Siste Operasional.Jakarta:
Gema Insani. 2004.
Tanzeh Ahmad, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), h. 84 http://agenprusyariah.com/perbedaan-prudential-konvensional-dengan-syariah/
http://www.prudential.co.id/corp/prudential_in_id/solutions/invest-structure/prulink- syariah-assurance-account.html
http://asuransiprudential.web.id/produk-asuransi-prudential-syariah/
Read more at: http://agenprusyariah.com/perbedaan-prudential-konvensional-dengan- syariah/
Bengkulu#Sejarah, https://id.Wikipedia.org/wiki/IAIN
Suharyono,”Perilaku Konsumen dalam Menggunakan Smartphone Ditinjau dari Perspektif Ekonomi Islam”, (Skripsi, Ekonomi Islam IAIN Bengkulu, Bengkulu, 2005), h. 41
Tim, 10 Tahun STAIN Bengkulu Mengabdi, (Bengkulu: STAIN Bengkulu Publising, 2007), h.36
L A M
P
I
R
A
N
NAMA RESPONDEN
NO NAMA DOSEN TETAP NIP
1 Dra. Fatimah, M.A. 19630319200003003
2 Miti Yarmunida, M.Ag. 197705052007102002
3 Idwal B, M.A. 198307092009121005
4 Drs. Nurul Hak, M.A. 196606161995031002
5 Drs. M. Syakroni, M.Ag. 195707061987031003
6 Dr. Toha Andiko, M. Ag. 197508272000032003
7 Desi Isnaini, M.A. 197412022006042001
8 Eka Sri Wahyuni, S.E.,M.M. 197705092008012014
9 Khairia Elwardah, M.Ag. 197808072005012008
10 Yosy Arisandy, MM 198508012014032001
11 Romi Adetio Setiawan, M.A. 198312172014031001
12 Yunida Een Fryanti, M. Si. 198106122015032003