BAB 3 METODE PENELITIAN
3.5. Alat Analisis
Dalam penelitian ini, alat analisis data yang digunakan adalah aplikasi analisis data statistik atau dikenal dengan SPSS versi 27. Program SPSS digunakan untuk menghindari dari kalkulasi human error. Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan sebagai berikut.
3.5.1. Analisis Statistik Deskripsi
Uji statistik deskriptif adalah teknik deskriptif yang menggambarkan suatu data agar menjadi suatu informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami. Hal ini dapat dilihat melalui nilai jumlah sampel, rata-rata (mean), standar deviasi, nilai minimum dan maksimumnya.
3.5.2. Uji Asumsi Dasar
Kegunaan uji data ini untuk mengukur hasil data yang diperoleh dapat dikatakan reliabel dan valid atau tidak. Dalam mengolah data dibantu dengan software SPSS versi 27.
3.5.2.1.Uji Validitas dan Uji Reliabilitas A. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Suatu kuesioner yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya validitas yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Agar diperoleh kesahihan dan keterandalan
kuesioner, maka sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data dilakukan uji coba. Di dalam penelitian ini uji coba dilakukan terhadap sejumlah sampel yaitu 100 orang responden. Perhitungan uji validitas dilakukan dengan program SPSS. Pengujian dilakukan dengan menggunakan korelasi Product Moment dari Pearson. Tingkat validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n - k dengan alpha ,05. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau pernyataan tersebut dinyatakan valid.
B. Uji Reliabilitas
Menurut (Sujarweni, 2014) reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Uji reliabilitas yang digunakan adalah Cronbach Alpha.
Cronbach Alpha merupakan koefisien reliabilitas yang mengindikasikan seberapa baik item-item yang ada dalam suatu alat ukur korelasi positif dengan yang lainnya. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilaiCronbach Alpha> 0,70 maka reliable. Hal tersebut menggunakan uji reliabilitas. Rumus ini bisa dipakai apabila varian dan kovarian dari komponen-komponen tidak sama adalah rumus koefisien alpha dari
32
Cronbach, sehingga disebut dengan Cronbach’s Coefficient Alpha sebagai berikut ini.
21 2
1 at
ab k
r k
Keterangan:
r = Reliabilitas Instrument k = Banyaknya Butir Pertanyaan at2 = Varians Total
∑ = Jumlah Varians Butir 3.5.2.2.Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji statistik, yaitu dengan analisis uji statistik non parametrik one sample kolmogorov smirnov. Ketentuan pengambilan keputusan pada uji one sample kolmogorov smirnov adalah bahwa jika probabilitas signifikansi dibawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Sebaliknya jika signifikansi di atas 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut normal (Nazarudin 2015).
3.5.3. Uji Asumsi Klasik
Suatu model regresi yang baik adalah model regresi yang memenuhi asumsi klasik yaitu, asumsi normalitas dan heteroskedastisitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian normalitas dan heteroskedastisitas sebelum dilakukan
pengujian hipotesis. Berikut penjelasan uji asumsi klasik yang akan dilakukan penelitian ini.
3.5.3.1.Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel–variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2018). Variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance maupun VIF (Variance Inflation Factor). Model regresi yang bebas multikolinearitas mempunyai nilai VIF < 10 dan mempunyai angka tolerance > 0,1 atau mendekati 1 (Ghozali, 2018).
3.5.3.2.Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedasitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2018).
Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik Scatter Plot, yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatter Plot. Jika pada grafik tidak terdapat titik yang membentuk pola tertentu serta menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
34
3.5.4. Uji Kelayakan Model 3.5.4.1.Uji Statistik F
Uji statistik F dilakukan untuk melihat apakah secara bersama-sama seluruh variabel independen dalam model regresi memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018). Uji statistik F ini dilakukan dengan melihat outputdari hasil regresi menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α=5%).
Apabila signifikansi F hitung menunjukan Sig F > 0,05 artinya model regresi pada penelitian ini tidak layak digunakan. Sebaliknya bila signifikansi F hitung menunjukan Sig F < 0,05 artinya model regresi pada penelitian ini layak digunakan.
3.5.4.2.Uji Koefisien Korelasi (R)
Untuk memperlihatkan resistan atau tidaknya hubungan antar variabel X dengan Y maka dilakukanlah uji ini. Pearson correlation dipakai pada uji ini.
Variabel X dan Y didapati memiliki korelasi yang kuat apabila nilai korelasi menghampiri bilangan 1 (positif atau negatif), dengan demikian model regresi bisa dibilang ekuivalen (Gani, 2018).
3.5.4.3.Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2018) uji koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai R2, maka semakin terbatas kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya.
3.5.5. Uji Regresi
3.5.5.1.Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengukur hubungan secara linear antara lebih dari satu variabel independen dengan variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti apabila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 2012) Persamaan regresi untuk lima prediktor adalah:
e x x
x a
y 1 12 23 3 Keterangan:
y = Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi α= Bilangan Konstan
β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi Variabel X1, X2, X3, X4 dan X5 X1= Tingkat Pendidikan
X2= Tingkat Penghasilan X3 = Pengetahuan Perpajakan e = Error
3.5.6. Uji Hipotesis 3.5.6.1.Uji Statistik T
Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).
Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
36
3.5.6.2.Uji Keberpengaruhan
Uji ini dilaksanakan atas misi yaitu melihat bagaimana arah pengaruh dari variabel bebas pada variabel terikat, apakah berpengaruh positif atau negatif. Atas asas pemungutan keputusannya akan dijelaskan dibawah:
1. Apabila nilai β > 0, bermakna variabel independen berhubungan positif.
2. Apabila nilai β < 0, bermakna variabel independen berhubungan negatif.
37 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Pada penelitian ini peneliti membutuhkan 100 responden yang telah dihitung. Data dikumpulkan pada tanggal 25 Maret 2023 sampai dengan 31 Maret 2023. Penelitian ini menggunakan kuesioner dimana peneliti membagikan kuesioner kepada Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang melaporkan pajaknya di KPP Pratama Samarinda Ulu.
Peneliti menggambarkan responden berdasarkan pendidikan dan penghasilan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai deskripsi responden dalam penelitian ini:
Gambar 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Sumber: Data diolah, 2023
Pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa responden tertinggi yaitu yang memiliki ditingkat SMA yaitu sebesar 56 responden (56%) dari keseluruhan responden. Responden yang tingkat pendidikannya diploma III (D3) memiliki jumlah sebanyak 7 responden (7%). Responden yang tingkat pendidikannya strata
38
1 (S1) atau diploma IV (D4) menjadi responden terbanyak kedua pada penelitian ini yaitu sebanyak 31 responden (31%) dan responden tingkat pendidikan magister (S2) yaitu sebanyak 6 responden (6%).
Gambar 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Penghasilan Sumber: Data diolah, 2023
Pada gambar di atas, dapat diketahui bahwa responden dengan penghasilan kurang dari Rp4.000.000 memiliki 36 responden (36%) dari keseluruhan responden. Responden dengan tingkatan penghasilan Rp4.000.000 sampai dengan Rp6.000.000 memiliki responden sebanyak 30 responden (30%). Responden dengan tingkat penghasilan Rp6.000.000 sampai dengan Rp10.000.000 memiliki sebanyak 26 responden dan tingkat penghasilan yang lebih dari Rp10.000.000 memiliki sebanyak 8 responden (8%).
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Hasil Pengujian Instrumen
4.2.1.1.Hasil Pengujian Instrumen untuk Uji Validitas
Dalam riset ini, digunakan 30 responden pertama untuk diuji keabsahan variabelnya. Dengan maksud tujuan untuk mengetahui bisa atau tidaknya
instrumen dalam menilai variabel yang akan diukur. Pearson correlation pengukuran yang digunakan untuk uji validitas. Jika r hitung lebih besar daripada r tabel, maka instrumen dapat dibilang absah atau benar (Ghozali, 2018). Tabel dibawah ini merupakan hasil uji instrumen pada uji validitas, meliputi:
Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pengetahuan Perpajakan (X3)
Instrumen R hitung R tabel Keterangan
X3.1 0.737 0.361 Valid
X3.2 0.726 0.361 Valid
X3.3 0.774 0.361 Valid
X3.4 0.829 0.361 Valid
X3.5 0.774 0.361 Valid
X3.6 0.813 0.361 Valid
X3.7 0.824 0.361 Valid
X3.8 0.783 0.361 Valid
X3.9 0.827 0.361 Valid
X3.10 0.850 0.361 Valid
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan tabel 4.1 bisa dilihat bahwa semua r hitung pada variabel pengetahuan perpajakan melebihi r tabel senilai 0.361. Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan bahwa semua instrumen variabel pengetahuan perpajakan lulus keabsahannya dan dapat dikatakan valid.
Tabel 4.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kepatuhan (Y1)
Instrumen R hitung R tabel Keterangan
Y1.1 0.470 0.361 Valid
Y1.2 0.624 0.361 Valid
Y1.3 0.751 0.361 Valid
Y1.4 0.405 0.361 Valid
Y1.5 0.733 0.361 Valid
Y1.6 0.782 0.361 Valid
Y1.7 0.691 0.361 Valid
Y1.8 0.626 0.361 Valid
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan tabel 4.2 bisa dilihat bahwa semua r hitung pada variabel kepatuhan melebihi r tabel senilai 0.361. Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan bahwa semua instrumen variabel kepatuhan lulus keabsahannya dan dapat dikatakan valid.
40
4.2.1.2.Hasil Pengujian Instrumen untuk Uji Reliabilitas
Dalam riset ini, digunakan 30 responden pertama untuk diuji instrumen pada variabel reliabilitas. Dengan maksud tujuan untuk mengetahui bisa atau tidaknya instrumen digunakan dalam mengukur variabel dengan konstan atau kredibel (reliabel). Dalam pengujian ini digunakan Cronbach’s alpha. Jika Cronbach’s alphamelebihi 0.7 maka instrumen dikatakan kredibel atau reliabel.
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Instrumen untuk Reliabilitas Variabel Cronbach’s
alpha Persyaratan Keterangan
Pengetahuan Perpajakan 0.935 0.7 Reliabel
Kepatuhan 0.805 0.7 Reliabel
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan tabel 4.3 bisa dilihat bahwa variabel tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, pengetahuan perpajakan, dan kepatuhan memiliki nilai cronbach’s alphamelebihi 0.7. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen secara keseluruhan lulus dalam uji reliabilitas dan dapat menciptakan capaian yang tetap atau reliabel.
4.2.2. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif adalah teknik deskriptif yang menggambarkan suatu data agar menjadi suatu informasi yang lebih jelas dan mudah dipahami. Hal ini dapat dilihat melalui nilai jumlah sampel, rata-rata (mean), standar deviasi, nilai minimum dan maksimumnya. Uji statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan informasi variabel yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 4.4. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Pendidikan 100 1.00 4.00 1.8700 1.05078
Penghasilan 100 1.00 4.00 2.0600 .97255
Pengetahuan 100 28.00 50.00 42.9300 4.97723
Disambung ke halaman berikutnya
Tabel 4.4. Sambungan
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kepatuhan 100 18.00 35.00 29.6500 3.20156
Valid N (listwise) 100 Sumber: Output SPSS 27, 2023
Kesimpulan dari tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tingkat pendidikan (X1), dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa nilai minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 4. Nilai rata-rata atau mean sebesar 1,87 serta standar deviasi adalah 1,05078.
2. Tingkat penghasilan (X2), dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa nilai minimum sebesar 1 dan nilai maksimum sebesar 4. nilai rata-rata atau mean sebesar 20,60 serta standar deviasi adalah 0,97255.
3. Tingkat pengetahuan perpajakan (X3), dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa nilai minimum sebesar 28 dan nilai maksimum sebesar 50. Nilai rata-rata atau mean sebesar 42,93 serta standar deviasi adalah 4,97723.
4. Kepatuhan (Y), dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa nilai minimum sebesar 18 dan nilai maksimum sebesar 35. Nilai rata-rata atau mean sebesar 29,65 serta standar deviasi adalah 3,20156.
4.2.3. Hasil Uji Asumsi Dasar
4.2.3.1.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Dalam riset ini, digunakan semua responden yang berjumlah 100 responden untuk diuji keabsahan variabelnya. Dengan maksud tujuan untuk mengetahui bisa atau tidaknya instrumen dalam menilai variabel yang akan diukur.
Pearson correlation pengukuran yang digunakan untuk uji validitas. Jika r hitung
42
lebih besar daripada r tabel, maka instrumen dapat dibilang absah atau benar.
Tabel dibawah ini merupakan hasil uji validitas, meliputi:
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan Perpajakan (X3)
Instrumen R hitung R tabel Keterangan
X3.1 0.758 0.195 Valid
X3.2 0.824 0.195 Valid
X3.3 0.826 0.195 Valid
X3.4 0.820 0.195 Valid
X3.5 0.830 0.195 Valid
X3.6 0.870 0.195 Valid
X3.7 0.839 0.195 Valid
X3.8 0.833 0.195 Valid
X3.9 0.870 0.195 Valid
X3.10 0.854 0.195 Valid
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan tabel 4.5 bisa dilihat bahwa semua r hitung pada variabel pengetahuan perpajakan melebihi r tabel senilai 0.195. Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan bahwa semua instrumen variabel pengetahuan perpajakan lulus keabsahannya dan dapat dikatakan valid.
Tabel 4.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan (Y1)
Instrumen R hitung R tabel Keterangan
Y1.1 0.579 0.195 Valid
Y1.2 0.723 0.195 Valid
Y1.3 0.622 0.195 Valid
Y1.4 0.625 0.195 Valid
Y1.5 0.723 0.195 Valid
Y1.6 0.800 0.195 Valid
Y1.7 0.726 0.195 Valid
Y1.8 0.758 0.195 Valid
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan tabel 4.6 bisa dilihat bahwa semua r hitung pada variabel kepatuhan melebihi r tabel senilai 0.195. Dengan demikian, bisa ditarik kesimpulan bahwa semua instrumen variabel Kepatuhan lulus keabsahannya dan dapat dikatakan valid.
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Reliabilitas (Y1) Variabel Cronbach’s
alpha Persyaratan Keterangan
Pengetahuan Perpajakan 0.949 0.7 Reliabel
Kepatuhan 0.844 0.7 Reliabel
Sumber: Data diolah, 2023
Berdasarkan tabel 4.7 bisa dilihat bahwa variabel pengetahuan perpajakan dan kepatuhan memiliki nilai Cronbach’s alpha melebihi 0.7. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen secara keseluruhan lulus dalam uji reliabilitas dan dapat menciptakan capaian yang tetap atau reliabel.
4.2.3.2.Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan dengan uji statistik, yaitu dengan analisis uji statistik non parametrik one sample kolmogorov smirnov. Ketentuan pengambilan keputusan pada uji one sample kolmogorov smirnov adalah bahwa jika probabilitas signifikansi dibawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Sebaliknya jika signifikansi di atas 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut normal (Nazarudin 2015).
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat Asymp. Sig. (2-tailed) bernilai 0.96, sehingga 0.96 > 0.05, maka dapat dikatakan bahwa semua data variabel didistribusikan secara normal.
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas
Unstandardized
44
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.07266218
Most Extreme Differences Absolute .082
Positive .046
Negative -.082
Test Statistic .082
Asymp. Sig. (2-tailed)c .096
Monte Carlo Sig. (2-
tailed)d Sig. .099
99% Confidence Interval Lower Bound .091
Upper Bound .107
Sumber: Output SPSS 27, 2023
4.2.4. Hasil Uji Asumsi Klasik 4.2.4.1.Hasil Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance maupun VIF (Variance Inflation Factor). Model regresi yang bebas multikolinearietas mempunyai nilai VIF < 10 dan mempunyai angka tolerance > 0,1 atau mendekati 1 (Ghozali, 2011: 150). Seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.9. Hasil Uji Multikolinearitas
Sumber: Output SPSS 27, 2023
Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui bahwa variabel independen tingkat pendidikan tingkat penghasilan dan tingkat pengetahuan perpajakan memiliki VIP kurang dari 10 dan TOL bernilai lebih besar dari 0,10. Dengan demikian
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.823 2.116
Pendidikan -.038 .217 -.013 .880 1.137
Penghasilan .199 .236 .060 .864 1.157
Pengetahuan .479 .043 .744 .975 1.025
menunjukan bahwa variabel independen pada penelitian ini dapat digunakan karena tidak terjadi multikolinearitas.
4.2.4.2.Hasil Uji Heteroskedastisitas
Untuk mengetahui adanya heteroskedastisitas dapat dilihat melalui grafik Scatter Plot, yaitu dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatter Plot. Jika pada grafik tidak terdapat titik yang membentuk pola tertentu serta menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut gambar hasil ujinya:
Berdasarkan gambar 4.3 tersebut, tampak tidak ada pola yang tertata rapi, yang mana titiknya tidak berfusi, terdapat tebaran dibawah maupun atas pada bilangan 0 di sumbu Y. Dengan demikian bahwa tidak adanya heteroskedastisitas yang muncul pada model regresi.
Gambar 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) Sumber: Output SPSS 27, 2023
46
4.2.5. Hasil Uji Kelayakan Model 4.2.5.1.Hasil Uji Statistik F
Uji statistik F ini dilakukan dengan melihat output dari hasil regresi menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α=5%). Apabila signifikansi F menunjukan Sig F > 0,05 artinya model regresi pada penelitian ini tidak layak digunakan. Sebaliknya bila signifikansi F menunjukan Sig F < 0,05 artinya model regresi pada model penelitian ini layak digunakan. Dapat dilihat dari tabel hasil berikut:
Tabel 4.10. Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 813.894 3 271.298 67.834 .000b
Residual 383.946 96 3.999
Total 1197.840 99
a. Dependent Variabel: Kepatuhan
b. Predictors: (Constant), Pengetahuan, Penghasilan, Pendidikan Sumber: Output SPSS 27, 2023
Berdasarkan tabel 4.10, bahwa nilai F sebesar 67,834 lebih besar daripada F tabel yakni sebesar 2,31 maka dari itu dapat dikatakan model regresi layak.
Sementara itu nilai signifikansinya 0,000 tidak melebihi 0,05 maka dari itu dapat dikatakan bahwa variabel bebas pada penelitian ini berpengaruh dengan cara simultan terhadap variabel terikat.
4.2.5.2.Hasil Uji Koefisien Korelasi (R)
Untuk memperlihatkan resistan atau tidaknya hubungan antar variabel X dengan Y maka dilakukanlah uji ini. Pearson correlation dipakai pada uji ini.
Variabel X dan Y didapati memiliki korelasi yang kuat apabila nilai korelasi menghampiri bilangan 1 (positive atau negative), dengan demikian model regresi
bisa dibilang ekuivalen. (Gani, 2018). Tabel 4.13 dibawah merupakan uraian capaian pengetesan, meliputi:
Tabel 4.11. Hasil Uji Koefisien Korelasi (R)
Variabel Pearson Correlation Kriteria Kelayakan
Pendidikan 0,626 Hubungan
Kuat Layak
Penghasilan 0,547 Hubungan
Kuat Layak
Pengetahuan 0,956 Hubungan
Kuat Layak
Sumber: Hasil olahan data, 2023
Berdasarkan tabel 4.11 bisa dicermati pearson correlation bisa dimaknai mempunyai hubungan erat sebab variabel tingkat pendidikan senilai 0,626.
Kemudian pearson correlation bisa dimaknai mempunyai hubungan erat sebab variabel tingkat penghasilan senilai 0,547. Sama halnya dengan pearson correlation variabel pengetahuan perpajakan mempunyai makna hubungan yang erat sebab memiliki nilai senilai 0,956. Bisa ditarik kesimpulan bahwa uraian capaian uji tersebut bisa dibilang layak pada model regresi.
4.2.5.3.Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai R2, maka semakin terbatas kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependennya.
Tabel 4.12. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .824a .679 .669 2.000
a. Predictors: (Constant), Pengetahuan, Penghasilan, Pendidikan Sumber: Output SPSS 27, 2023
48
Berdasarkan tabel 4.12, menunjukan nilai R square (R2) sebesar 0,679 atau sama dengan 67,9%. Hal ini berarti variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak dapat dijelaskan sebesar 67,9% oleh variabel independen.yang digunakan yaitu, tingkat pendidikan, tingkat penghasilan dan pengetahuan perpajakan.
Sedangkan sisanya sebesar 32,1% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
4.2.6. Hasil Uji Regresi
4.2.6.1.Hasil Uji Regresi Linear Berganda Tabel 4.13. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.085 1.798 6.721 .000
Pendidikan .416 .207 .141 2.010 .047
Penghasilan .589 .212 .188 2.785 .006
Pengetahuan .462 .045 .661 10.270 .000
a. Dependent Variabel: Kepatuhan Sumber: Output SPSS 27, 2023
Berdasarkan tabel 4.16 didapatkan persamaan sebagai berikut:
e x x
x a
y 1 12 23 3
Kepatuhan = 12.085 + 0.416X1 + 0.589X2 + 0.462X3
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di awal diketahui:
a. Apabila tingkat pendidikan, tingkat penghasilan, dan pengetahuan perpajakan bernilai 0, maka kepatuhan wajib pajak mempunyai nilai 12,085 merupakan makna dari nilai a (konstanta) mempunyai nilai 12,085.
b. Koefisien variabel tingkat pendidikan (X1) mempunyai nilai senilai 0,416 bisa dimaknai apabila variabel tingkat pendidikan mengalami kenaikan 1,
dengan anggapan variabel independen lain tidak berubah maka variabel kepatuhan wajib pajak pula mengalami kenaikan senilai 0,416.
c. Koefisien variabel tingkat penghasilan (X2) mempunyai nilai senilai 0,589 bisa dimaknai apabila variabel tingkat penghasilan mengalami kenaikan 1, dengan anggapan variabel independen lain tidak berubah maka variabel kepatuhan wajib pajak pula mengalami kenaikan senilai 0,589.
d. Koefisien variabel pengetahuan perpajakan (X3) mempunyai nilai senilai 0,462 bisa dimaknai apabila variabel pengetahuan perpajakan mengalami kenaikan 1, dengan anggapan variabel independen lain tidak berubah maka variabel kepatuhan wajib pajak pula mengalami kenaikan senilai 0,462.
4.2.7. Hasil Uji Hipotesis
4.2.7.1.Hasil Uji Keberpengaruhan
Uji Statistik t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Jika nilai signifikansi t < 0,05 terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel 4.13 di atas, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Variabel tingkat pendidikan (X1) memiliki nilai t sebesar 2,010 dan nilai signifikannya 0,047. Dengan demikian tingkat pendidikan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
50
2. Variabel tingkat penghasilan (X2) memiliki nilai t sebesar 2,785 dan nilai signifikannya 0,006. Dengan demikian tingkat penghasilan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
3. Variabel pengetahuan perpajakan (X3) memiliki nilai t sebesar 10,270 dan nilai signifikannya 0,000. Dengan demikian pengetahuan perpajakan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
4.2.7.2.Hasil Uji Arah Pengaruh
Uji ini dilaksanakan atas misi yaitu melihat bagaimana arah pengaruh dari variabel bebas pada variabel terikat, apakah berpengaruh positif atau negatif.
Apabila nilai β > 0, bermakna variabel independen berhubungan positif. Apabila nilai β < 0, bermakna variabel independen berhubungan negatif.
1. Variabel tingkat pendidikan memiliki nilai β sebesar 0,416. Variabel tingkat pendidikan memiliki korelasi positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
2. Variabel tingkat penghasilan memiliki nilai β sebesar 0,589. Variabel tingkat penghasilan memiliki korelasi positif terhadap kepatuhan wajib pajak.
3. Variabel pengetahuan perpajakan memiliki nilai β sebesar 0,462. Variabel pengetahuan perpajakan memiliki korelasi positif terhadap kepatuhan wajib pajak.