• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analilis Faktor-faktor Penyebab Kecemasan Mahasiswa FUHUM di UIN Walisongo Semarang yang Sedang

59 BAB IV

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KECEMASAN DAN SOLUSINYA TERHADAP MAHASISWA FUHUM DI UIN

WALISONGO YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI

A. Analilis Faktor-faktor Penyebab Kecemasan Mahasiswa

60

Mahasiswa tidak hanya dituntut untuk memperoleh nilai yang baik, tetapi juga untuk memahami, mendalami, dan mampu mengkomunikasikan ilmu-ilmu keislaman secara lisan maupun tulisan serta mampu mempraktekkan ilmu yang telah dipelajari dalam kehidupan modern.

Rasa cemas mahasiswa terhadap semester akhir sangat banyak dialami oleh kaum pelajar. Semester akhir selalu memiliki tanggung jawab yang identik dengan mengerjakan tugas akhir atau skripsi. Skripsi seringkali menjadi beban akademik yang dikhawatirkan. Banyak diantara mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi merasa diberi beban berat. Padahal skripsi seharusnya menjadi produk ilmiah sebagai wujud pertanggung jawaban dan menjadi syarat kelulusan mahasiswa.92

Kecemasan dapat dibagi menjadi 4 tingkatan, yaitu kecemasan rigan, sedang, berat dan panik.93 Menurut peneliti kecemasan yang dialami oleh mahasiswa FUHUM di UIN Walisongo Semarang yang sedang mengerjakan skripsi dari hasil wawancara terdapat dua tingkatan, yaitu kecemasan ringan dan kecemasan sedang. Kecemasan ringan adalah seseorang yang mengalami persepsi terhadap lingkungan menurun, individu lebih

92 Reza Firmansyah, Kecemasan Mahasiswa dalam Menyeesaikan Tugas Akhir studi dan Solusinya Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam Studi Kasus di Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo Semarang, Skripsi (tidak diterbitkan), Semarang : Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2014. h. 58.

93 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Jiwa, Yogyakarta : Dana Bhakti Prima Yasa, 2004. h, 514.

61

memfokuskan pada satu hal yang dipikirkan dan mengesampingkan hal lainnya.

Menurut peneliti, kecemasan ringan yang dialami mahasiswa FUHUM di UIN Walisongo Semarang yang sedang mengerjakan skripsi adalah mahasiswa yang masih memiliki kesadaran untuk segera menghafalkan Al-Qur‟an& hadits yang setorannya belum selesai, Toefl & Imka yang belum lulus dan menyelesaikan penulisan skripsi. Pada saat mahasiswa memiliki masalah masih mencari jalan keluarnya atau solusinya, mahasiswa masih memiliki motivasi untuk segera mengerjakan skripsi meskipun merasa sulit, mahasiswa masih berusaha mengerjakan skripsi sampai selesai.

Kecemasan seperti di atas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan membuat individu lebih berantisipasi terhadap sesuatu hal yang akan terjadi. Kecemasan jenis ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan perkembangan dan kreativitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, lapang presepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.94

Sedangkan tingkatan kecemasan sedang mahasiswa FUHUM di UIN Walisongo Semarang yang sedang mengerjakan

94 Sindhu Mahfudin Sayogi, Hubungan konsep diri dengan tingkat kecemasan usia lanjut dalam menghadapi kematian di Desa Gembong kecamatan Gembong Kabupaten Pati, Skripsi (tidak diterbitkan), Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang, 2011. h, 13.

62

skripsi mengalami penurunan konsentrasi, merasa kurang percaya diri, jantung berdenyut kencang, merasa malu atau grogi saat bertemu dengan teman dan dosen, mudah lupa, hidupnya tidak tenang, dan kalau tidur kurang nyenyak sering bermimpi.

Tingkatan kecemasan yang telah dijelaskan di atas, dapat menyebabkan tekanan-tekanan yang dialami mahasiswa dalam menghadapi tanggung jawabnya sebagai semester akhir untuk segera menyelesaikan skripsi. Gejala kecemasan seperti rendah diri, pesimis, khawatir, takut, tidak tenang, kehilangan motivasi, menunda mengerjakan skripsi dan bahkan ada yang memutuskan untuk tidak menyelesaikan skripsi.

Menurut pendapat Zakiah Daradjat, bahwa individu yang mengalami kecemasan akan cenderung merasa takut, minder, tidak berdaya, terancam, gugup, merasa bersalah dan bahkan ketika kecemasan dirasakan secara mendalam maka dapat membuat mahasiswa tertekan atau tidak tenang hidupnya.95 Pada kondisi inilah yang menyebabkan mahasiswa mengalami kecemasan. Untuk mengetahui lebih jelas tentang faktor-faktor penyebab mahasiswa FUHUM di UIN Walisongo Semarang yang sedang mengerjakan skripsi mengalami kecemasan, sebagai berikut:

Secara garis besar faktor-faktor penyebab kecemasan terhadap mahasiswa FUHUM di UIN Walisongo Semarang yang

95 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, Jakarta : CV Haji Masagung, 1989. h, 27.

63

sedang mengerjakan skripsi dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa sedangkan faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam diri mahasiswa.

Menurut peneliti faktor eksternal pada mahasiswa FUHUM di UIN Walisongo Semarang adalah menyelesaikan tugasnya sebagai mahasiswa tingkat akhir untuk mengerjakan skripsi yang termasuk dalam standar kompetensi mahasiswa yang wajib dikerjakan sebagai persyaratan mencapai gelar S1.

Mahasiswa tingkat akhir pasti menginginkan untuk segera menyelesaikan skripsi (tugas akhir), menyelesaikan tugas hafalan Al-Qur‟an dan Hadits, menyelesaikan Toefl dan Imka, lulus dalam ujian dan diwisuda secepatnya, namun dalam kenyataannya proses mengerjakan skripsi berjalan lambat.

Dari hasil wawancara peneliti, kecemasan disebabkan karena dua faktor yaitu: pertama, pribadi mahasiswa itu sendiri malas, dan kurangnya kemampuan memotivasi diri sendiri;

kedua, disebabkan oleh dosen pembimbing atau pengampu skripsi yang mempersulit proses mengerjakan skripsi. Kesulitan- kesulitan yang dihadapi dapat membuat mahasiswa menjadi tertekan, tidak tenang, khawatir, dan akhirnya memunculkan kecemasan. Kecemasan cenderung menghasilkan kebingungan, tidak aman, dan mengganggu belajar dengan menurunkan kemampuan memusatkan perhatian, menurunkan daya ingat

64

mahasiswa dan mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan yang lain.

Faktor eksternal kecemasan pada waktu mengerjakan skripsi adalah kuliah sambil kerja. Terdapat mahasiswa yang ingin membantu ekonomi keluarganya, sehingga mahasiswa harus segera menyelesaikan skripsi karena semakin lama mengerjakan skripsi maka semakin banyak biaya yang dibutuhkan. Untuk menyesuaikan masalah tersebut mahasiswa pada umumnya mengambil keputusan membantu orang tua dengan kuliah sambil kerja.

Kuliah sambil kerja bagi mahasiswa yang tidak bisa membagi waktu dengan tepat, dapat menghambat keterlambatan kelulusan dan menyebabkan kecemasan mahasiswa. Kuliah sambil kerja memang baik, tetapi jangan sampai mengganggu kegiatan perkuliahan apalagi dalam menyelesaikan skripsi sebagai semester akhir. Menurut pendapat Reza dalam skripsinya mengerjakan skripsi membutuhkan kefokusan dan keuletan.

Jangan sampai karena pekerjaan dapat menunda-nunda menyelesaikan skripsi. Mahasiswa yang kuliah sambil kerja dan mengerjakan skripsi harus bisa membagi waktu antara focus skripsi dan pekerjaannya.96 Akibat dari pekerjaan yang terjadi pada mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi adalah

96 Reza Firmansyah, Kecemasan Mahasiswa dalam Menyeesaikan Tugas Akhir studi dan Solusinya Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam Studi Kasus di Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo Semarang, Skripsi (tidak diterbitkan), Semarang : Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2014. h, l 68.

65

mahasiswa menjadi terlena dengan pekerjaannya, sehingga kelulusannya menjadi tertunda.

Faktor eksternal lain adalah tekanan lingkungan yang menyebabkan mahasiswa yang sedang mengerjakan skripsi mengalami kecemasan. Faktor penyebabnya adalah merasa tertekan oleh orang tua, dosen pembimbing dan teman-temannya, diantaranya adalah karena tuntutan orang tua yang menginginkan ananya segera lulus agar bisa mendampingi anak-anaknya untuk wisuda, karena dosen pembimbing yang sulit di temui dan perbedaan kajian teori dari ke dua dosen pembimbing yang berbeda pendapat, dan karena melihat teman-temannya sudah ada yang ujian skripsi namun dirinya masih dalam mengerjakan skrpsi. Kecemasan yang terjadi pada mahasiswa karena faktor orang tua, dosen pembimbing dan teman-temannya yang menjadikan mahasiswa tertekan batinnya, sehingga dalam mengerjakan skripsi mahasiswa merasa cemas dan khawatir.

Sedangkan Faktor Internal pada mahasiswa FUHUM di UIN Walisongo Semarang yang sedang mengerjakan skripsi menurut hasil dari wawancara adalah proses awal dalam menyusun skripsi, menuangkan tulisan ke dalam naskah skripsi, dan persyaratan-persyaratan akan melaksanakan ujian skripsi.

Kesulitan dalam hal tersebut, membuat mahasiswa mengalami ketertekanan atau konflik batin yang pada akhirnya dapat menyebabkan kecemasan. Kecemasan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi adalah perasaan yang tidak menyenangkan

66

yang ditandai dengan istilah-istilah kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang disebabkan karena pikiran-pikiran negatif tentang skripsi yang dihadapiya.97

Hal di atas, menimbulkan faktor internal lain yaitu mahasiswa membiasakan diri dengan menunda-nunda atau malas dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Menurut peneliti, mahasiswa harusnya pandai melawan rasa malas atau menunda- nunda sesuatu yang dianggap sulit. Perasaan seperti menunda harus bisa dihindari oleh setiap orang. Menurut Reza dalam skripsinya, terutama pada mahasiswa yang masuk dalam semester akhir atau tugas akhir (skripsi), karena dalam menyelesaikan tugas mahasiswa harus semangat. Mahasiswa yang malas cenderung akan mengalami kecemasan dalam menyelesaikan tugasnya, karena mahasiswa yang sering menunda tidak dapat menyelesaikan tanggung jawabnya dengan cepat.98

Kebiasaan menunda-nunda pekerjaan atau malas ditambah dengan kebiasaan menghindari masalah. Ketika mahasiswa merasa kesulitan dalam mengerjakan skripsi mereka menghindari dengan macam-macam bentuk tergantung pribadi individu

97 Fitria Linayaningsih, Kecemasan Mahasiswa Fakultas Psikologi Universutas Katolik Soegidjopranata dalam mengerjakan skripsi, Skripsi (tidak diterbitkan), Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegidjopranata, 2007. h, 26.

98 Reza Firmansyah, Kecemasan Mahasiswa dalam Menyeesaikan Tugas Akhir studi dan Solusinya Perspektif Bimbingan dan Konseling Islam Studi Kasus di Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo Semarang, Skripsi (tidak diterbitkan), Semarang : Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 2014. h, 60.

67

masing-masing. Misalkan, menghindari masalah dengan fokus bekerja dan bermain. Menurut responden dari hasil penelitian peneliti, bermain atau bekerja dapat menghilangkan sedikit perasaan cemas yang dialaminya, setelah terasa tenang mahasiswa melaksanakan tanggung jawabnya seperti biasa.

Melihat data dari hasil penelitian peneliti, kecemasan yang dialami mahasiswa dalam mengerjakan skripsi, mahasiswa merasa malu atau minder karena sebagai mahasiswa tingkat akhir yang dipandang banyak orang kalau mereka adalah mahasiswa yang sudah tidak mempunyai mata kuliah selain mengerjakan tugas akhir yaitu skripsi. Namun, pada kenyataannya mahasiswa mengalami keterlambatan kelulusan dan mereka merasa belum bisa mengerjakan skripsi secara totalitas. Selain malu menurut persepsi orang lain, mahasiswa juga merasa malu kepada keluarga terutama orang tua dan teman-teman yang dekat. Untuk lebih singkatnya dapat melihat table berikut ini :

Tabel 4.1

Faktor-faktor Kecemasan Terhadap Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi

No. Faktor Internal Faktor Eksternal

1 Kesulitan dalam

mengerjakan skripsi,yaitu proses awal dalam menyusun skripsi, menuangkan tulisan ke dalam naskah skripsi, dan persyaratan-persyaratan akan melaksanakan ujian

Standar kompetensi kelulusan (Hafalan Al- Qur‟an & Hadits, Toefl

dan Imka) dan

penyusunan skripsi.

68 skripsi

2 Kebiasaan menunda yaitu males, faktor kemampuan dan teman.

Kuliah sambil kerja karena faktor ekonomi dan karena ingin mandiri.

3 Menghindari masalah yaitu kerja, bermain-main dan tidak mau mencari jalan keluar.

Tekanan Lingkungan seperti orang tua, dosen dan teman.

4 Malu atau minder dengan orang tua dan teman.

-

B. Analilis Solusi Kecemasan Mahasiswa FUHUM di UIN