• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Keekonomian

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 32-38)

Penelitian mengenai analisa keekonomian berbasis energi sel surya menggunakan beberapa metode, diantaranya Net Present Value (NPV), Benefit–

Cost Ratio (B-CR), dan Payback Period (PP). Analisa keekonomian dilakukan karena teknologi PLTS membutuhkan investasi yang cukup mahal sehingga harus dilakukan perencanaan untuk mendapatkan hasil yang optimal namun ekonomis.

Dikarenakan investasi yang dikeluarkan cukup besar dan butuh waktu pengembalian yang lama (dalam tahunan) sehingga harga atau nilai mata uang saat sekarang dengan saat akhir umur proyek perlu diperhitungkan maka analisa keekonomian yang diutamakan adalah NPV, Payback Period, dan Benefit/Cos Ratio.

2.9.1 Aspek Biaya

Biaya adalah biaya dikeluarkan baik untuk mendapatkan sesuatu (supply price) maupun untuk memproduksi sesuatu (cost of production). Elemen - elemen biaya terdiri atas biaya investasi dan biaya operasioanl maupun perawatan. Biaya

investasi terdiri dari biaya pengadaan material PV Cell, Inverter, perijinan ke PLN, jasa pemasangan maupun konsultasi. Biaya operasional dan perawatan sebesar 1%-2% dari biaya investasi, yang terdiri dari biaya perawatan dan pembersihan perangkat. Untuk bisa melakukan evaluasi kinerja ekonomi pada umunya dibutuhkan;

1. Estimasi biaya investasi yang harus dikeluarkan.

2. Estimasi biaya-biaya operasional dan perawatan di tahun-tahun ketika proyek sudah mulai beroperasi.

3. Estimasi nilai sisa sistem pada saat sudah mau diganti atau sudah tidak digunakan lagi.

4. Estimasi lamanya sistem bisa beroperasi.

5. Estimasi tingkat suku bunga yang menggambarkan perubahan nilai uang dari waktu ke waktu.

Kata-kata estimasi menunjukkan bahwa kajian ekonomi teknik banyak bergantung pada data atau informasi yang belum pasti karena memang menyangkut hal-hal yang belum terjadi. Pada umumnya investasi teknik memilik umur ekonomis yang lama, biasanya tahunan. Di sisi lain, nilai mata uang dari waktu ke waktu tidak sama. Oleh karena itu diperlukan proses ekivalensi nilai mata uang 2.9.2 Aliran Kas (Cash Flow)

Aliran kas merupakan aliran pemasukan dan pengeluaran kas suatu kegiatan/proyek atau perusahaan yang selalu berubah pada setiap periode pembukuan (bulan, triwulan, semester, atau tahun). Aliran kas dalam konteks perencanaan atau evaluasi kelayakan suatu pekerjaan merupakan suatu hal yang penting dilakukan karena menggambarkan perkiraan biaya investasi dan biaya operasional serta proyeksi pendapatan dari proyek yang direncanakan.

Aliran kas atau Cash Flow adalah tata aliran uang masuk dan keluar per periode waktu tertentu. Cash flow terdiri dari:

a. cash-in (uang masuk), umumnya berasal dari penjualan produk atau manfaat terukur (benefit);

b. cash-out (uang keluar), merupakan.kumulatif dari biaya-biaya (cost) yang dikeluarkan.

Cash flow yang dibicarakan dalam ekonomi teknik adalah cash flow investasi yang bersifat estimasi/prediktif. Karena kegiatan evaluasi investasi pada umumnya dilakukan sebelum investasi tersebut dilaksanakan, jadi perlu dilakukan estimasi atau perkiraan terhadap cash flow yang akan terjadi apabila rencana investasi tersebut dilaksanakan. Dalam suatu investasi secara umum, cash flow akan terdiri dari empat komponen utama, yaitu:

1. Investasi;

2. Operational Cost;

3. Maintenence Cost;

4. Benefit/manfaat.

2.9.3 Pendapatan (Revenue)

Perkiraan kelayakan dari suatu investasi yang akan dilakukan diukur berdasarkan selisih (margin) antara besarnya pendapatan/ revenue dengan besarnya biaya pada suatu periode waktu (bulan atau tahun) selama masa investasi, sehingga memperkirakan pendapatan yang akan diperoleh merupakan aspek yang sangat penting dalam analisis ekonomi teknik.

Sumber perkiraan pendapatan (revenue) yang diperoleh bisa berasal dari penjualan produk atau layanan, pendapatan dari penjualan suatu aset pada saat penggantian atau pada akhir umur ekonomis aset tersebut, penghematan dari peralatan yang lebih efisien, dan pendapatan dari pinjaman.

2.9.4 Faktor Diskonto

Konsep nilai waktu uang (Time Value of Money) adalah merupakan solusi dalam menentukan perbandingan valid antara penerimaan dimasa mendatang dengan pengeluaran dana karena adanya perbedaan nilai waktu uang. Penerimaan pada masa mendatang didiskontokan ke nilai sekarang sehingga dapat dibandingkan dengan pengeluaran pada saat ini.

Faktor diskonto (Discount Factor) adalah faktor yang digunakan untuk menilai penerimaan-penerimaan di masa mendatang ke nilai sekarang sehingga dapat dibandingkan dengan pengeluran pada masa sekarang, dengan menggunakan tingkat diskonto berupa tingkat suku bunga pasar (tingkat suku bunga bank).

Adapun faktor diskonto dicari dengan persamaan sebagai berikut [39]

[40]:

𝐷𝐹 = 1

(1+𝑖)𝑛 (2.10)

Dimana :

DF = Faktor Diskonto;

i = Tingkat Diskonto;

n = Periode (dalam tahun).

Jika dua atau lebih himpunan uang yang berbeda waktunya dijumlahkan akan menghasilkan jumlah nilai yang berbeda. Contohnya jika uang tahun 1990 Rp100.000,00, tahun 1995 Rp240.000,00, dan tahun 2000 Rp350.000,00, jika dijumlahkan hasilnya adalah Rp690.000,00, namun nilainya tidak sama dengan Rp690.000,00, karena uang yang dijumlahkan itu diterima pada waktu yang berbeda.

Hal tersebut disebabkan adanya konsep nilai uang terhadap waktu, yang disebut dengan

"Time value of money".

Nilai uang senantiasa berubah (cenderung turun) dengan berjalannya waktu.

Oleh karena itu, diperlukan metode ekuivalen untuk mencari kesamaan atau kesetaraan nilai uang untuk waktu yang berbeda, dan metode ini diperlukan dalam rangka menjumlahkan nilai uang yang diterima atau dikeluarkan pada waktu yang berbeda. Dalam perhitungan ekuivalen dibutuhkan data tentang suku bunga.

2.9.5 Teknik Analisis Ekonomi Kelayakan Investasi

Aplikasi prinsip-prinsip ekonomi teknik digunakan baik dalam analisis kelayakan ekonomi proyek-proyek teknik maupun membantu dalam pengambilan

𝑑=0 𝑑=0

keputusan, dengan berdasarkan parameter ekonomi yang terdiri dari laju pengembalian modal (rate of return), nilai bersih sekarang (net present value), nilai arus kas tahunan (uniform annual cash flow), ataupun rasio pendapatan terhadap biaya (benefit-cost ratio).

2.9.6 Net Present Value (NPV)

Net Present Value digunakan untuk menentukan nilai tunai penerimaan dan pencairan uang di masa depan, sehingga dengan metode ini kelayakan perencanaan investasi dan proyeksi cashflow di masa depan harus dinyatakan pada nilai yang sekarang atau didiskontokan dengan tingkat suku bunga yang sesuai. Setiap pemilihan alternatif harus dipertimbangkan untuk suatu periode waktu [40][39]. Untuk menghitung

Net Present Value (NPV) dipergunakan persamaan sebagai berikut : π‘ƒπ‘Šπ΅ = βˆ‘π‘›

π‘ƒπ‘ŠπΆ = βˆ‘π‘›

𝐢𝑏𝑑(𝐹𝐡𝑃)𝑑

𝐢𝑐𝑑(𝐹𝐡𝑃)𝑑

(2.11) (2.12)

𝑁𝑃𝑉 = π‘ƒπ‘Šπ΅ βˆ’ π‘ƒπ‘ŠπΆ (2.13)

Dimana :

Cb = Cash flow benefit Cc = Cash flow cost

FBP = Faktor Bunga Present t = Periode waktu

n = Umur investasi

Nilai NPV menentukan kelayakan dari suatu investasi, bila nilai NPV positif maka proyek tersebut layak, namun bila nilai NPV yang didapatkan adalah negatif maka proyek tersebut tidak layak dilaksanakan.

2.9.7 Benefit – Cost Ratio (B-CR)

Benefit Cost Ratio (BCR) merupakan metode analisis tambahan dalam rangka validasi hasil evaluasi yang telah dilakukan dengan metode lain, dengan

menekankan nilai perbandingan antara aspek manfaat (benefit) yang akan diperoleh dengan aspek biaya (cost) dan investasi (investment) yang akan ditanggung dengan adanya investasi tersebut. Dalam melakukan perhitungan Cost Benefit digunakan rumus perhitungan sebagai berikut.

Dimana :

𝐡𝐢𝑅 = π‘ƒπ‘Šπ΅

π‘ƒπ‘ŠπΆ (2.14)

PWB = Present Worth Benefit PWC = Present Worth Cost

Jika B/C Ratio lebih besar dari 1, maka proyek tersebut baik (favourable) karena nilai manfaat yang dihasilkan selama umur ekonomis proyek lebih besar dari biaya dan investasi (investement). Bila nilai B/C Ratio kurang dari 1 menunjukkan nilai manfaat selama umur ekonomis proyek tidak cukup untuk menutupi cost dan investement sehingga proyek tersebut benefit tidak baik (unfavourable).

2.9.8 Payback period (PP)

Payback period (PP) adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan nilai investasi, Cara perhitungan PP adalah dengan menghitung waktu yang dibutuhkan (tahun) agar arus kas bersih kumulatif yang ditaksir akan sama dengan investasi awal. Bila peridoe waktu PP lebih pendek dari umur proyek maka investasi proyek akan dinilai layak dan bila perode waktu PP lebih panjang dari umur proyek maka investasi proyek dinilai belum layak.

2.9.9 Biaya Siklus Hidup (Life Cycle Cost)

Biaya siklus hidup suatu sistem adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh suatu sistem pada masa operasional sistem tersebut. Pada sistem PLTS, biaya siklus hidup (LCC) diperoleh oleh nilai biaya total sistem PLTS yang terdiri dari biaya investasi awal, biaya pemeliharaan dan operasional. Biaya siklus hidup (LCC) diperoleh dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana :

LCC = C + MPW + RPW (2.15)

LCC = Biaya siklus hidup (Life Cycle Cost) C = Biaya keseluruhan investasi awal

MPW = Biaya nilai sekarang untuk total biaya pemeliharaan dan operasional selama n tahun umur proyek

RPW = Biaya nilai sekarang untuk biaya penggantian yang harus dikeluarkan selama umur proyek.

Nilai sekarang biaya tahunan yang akan dikeluarkan beberapa waktu mendatang (selama umur proyek) dengan jumlah pengeluaran yang tetap, diperoleh dengan persamaan sebagai berikut:

(1+i)n-1

P=A [ ] (2.16)

i(1+i)n

P = Nilai sekarang biaya tahunan selama umur proyek A

i n

=

=

Biaya tahunan Tingkat diskonto

Dalam dokumen BAB II TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 32-38)

Dokumen terkait