BAB IV LAPORAN KASUS
5.1 Analisis Model Asuhan Keperawatan Profesional
54
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Analisis Model Asuhan Keperawatan Profesional
Dari hasil pengkajian pada 22 pasien di dapatkan bahwa perawat dalam melakukan tindakan keperawatan di mana penerapan komunikasi terapeutik kepada pasien belum maksimal karena sebelum melakukan tindakan perawat jarang memperkenalkan diri terlebih dahulu dengan pasien. Selanjutnya masih terdapat beberapa perawat yang belum menjelaskan peraturan atau tata tertib rumah sakit saat pasien pertama kali di rawat. Serta belum maksimal dalam menjelaskan apa-apa saja fasilitas yang tersedia di rumah sakit dan tempat-tempat yang penting untuk kelancaran perawatan (kamar mandi, ruang perawat, tata usaha, dll). Beberapa perawat juga tidak menginformasikan tentang perawat yang bertanggungjawab terhadap pasien.
Banyak studi menunjukkan bahwa spiritualitas memegang peranan penting dalam kehidupan manusia dan adanya hubungan yang positif antara kebutuhan spiritual dan kesembuhan pasien, tetapi kebutuhan spiritual masih sulit untuk dilaksanakan. Dalam penelitian ini informan mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual jarang diberikan karena informan menganggap bukan fokus utama keperawatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Wong et al (2008) yang mengatakan bahwa mayoritas perawat jarang melakukan pemenuhan kebutuhan spiritual pada praktek keperawatan. Pendapat ini didukung oleh hasil penelitian Vlasblom (2012) dimana pasien
pada dasarnya ingin membicarakan masalah dan kebutuhan spiritual kepada perawat, tetapi perawat kurang ada merespon pasien.
Penelitian Baldacchino (2006) menemukan bahwa jika perawat melakukan kegiatan pemenuhan kebutuhan spiritual, jenis dan frekwensi dari intervensi tidak diketahui karena pemenuhan kebutuhan spiritual jarang bahkan tidak pernah didokumentasikan.
Pada penelitian ini informan juga mengatakan bahwa jika pengkajian sampai implementasi spiritual dilakukan tetapi tidak pernah didokumentasikan karena tidak ada SOP asuhan keperawatan tentang spiritual di RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar.
Pendapat ini didukung dengan penelitian Cavendish (2003) mengatakan bahwa jika perawat menyediakan pemenuhan kebutuhan spiritual, tetapi tidak didokumentasikan atau mungkin perawat sudah memberikan pemenuhan kebutuhan spiritual dan sudah melakukan pendokumentasian tetapi dokumentasi hilang.
Tindakan yang telah diberikan adalah pemenuhan spiritual pasien yang terdiri dari memodifikasi lingkungan yang terdiri dari penentuan arah kiblat, spiritual kit dan panduan ibadah dan doa bagi orang sakit.
Selain itu telah terlaksananya kegiatan workshop dengan tema
“Kesadaran Spiritual dalam Pelayanan Keperawatan. Dimana dalam kegiatan ini dihadiri oleh peserta yang merupakan perawat serta mahasiswi profesi Ners UIN Alauddin Makassar. Dimana dengan telah terlaksananya workshop ini diharapkan agar dapat menyadarakan
kembali profesi perawat dalam proses memberikan pelayanan keperawatan secara holistik kepada pasien.
Dari hasil penelitian mengatakan bahwa terjadi perubahan yang signifikan dalam tingkat spiritual pasien kearah yang lebih baik di beberapa Rumah Sakit di Dunia dan dapat disimpulkan bahwa intervensi spiritual dengan pendekatan keagamaan efektif dan direkomendikan untuk dilaksanakan secara maksimal namun terdapat beberapa factor yang mendukung terlaksananya yaitu kesadaran dari tenaga kesehatan itu sendiri, dan sarana prasarana yang mendukung di dalam Rumah Sakit. (Ardiansyah, 2021)
Dalam implementasi untuk manajemen pemenuhan kebutuhan spiritual pasien telah dilakukan modifikasi lingkungan atau kamar pasien. Modifikasi lingkungan ini meliputi pengadaan penunjuk arah kiblat untuk menentukan arah pasien dalam melakukan shalat, terdapat pula spiritual kit yang terdiri dari debu tayamum untuk bertayamum, mukena untuk pasien wanita, tasbih, songkok dan sarung bagi pasien pria, mp3 player yang berisikan doa-doa, dzikir dan lantunan ayat suci al-quran 30 juz untuk melakukan murottal dan membantu pasien dalam berdoa dan berdzikir, dan terdapat spray untuk melakukan wudhu.
Selain itu terdapat pula buku panduan ibadah dan doa bagi orang sakit yang didalamnya terdapat doa untuk orang sakit dan doa untuk mendoakan orang sakit, terdapat pula tata cara ibadah bagi non muslim
dan bagi muslim terdapat tata cara wudhu, tayamum, cara shalat berdiri, berbaring telentang dan berbaring secara miring.
Tata cara shalat secara berbaring yang dijelaskan pada buku panduan tersebut ditujukan kepada pasien yang tidak dapat melaksanakan shalat secara berdiri. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Hajj:78 :
ج َرَح ْنِم ِني ِدلا يِف ْمُكْيَلَع َلَعَج اَم َو
Artinya :
“Allah sekali-kali tidak menjadikan kesulitan bagimu dalam beragama
“ (Q.S. Al Hajj:78)
Workshop tentang “Kesadaran Spiritual dalam Pelayanan Keperawatan dilakukan selama satu hari dengan duransi waktu kurang lebih satu setengah jam yaitu pada hari Kamis, 16 Juni 2022 pukul 10:30-12:00 WITA di Ruang Diklat lantai 3 Nomor 314. Workshop ini dibawakan oleh narasumber Ibu Dr. Nur Hidayah, S.Kep., Ns., M.Kes dengan jumlah peserta 14 orang. Sebelum memasuki pemberian materi, peserta dalam hal ini perawat ruang lontara 5 dan mahasiswa diminta untuk mengisi lembar pre test untuk mengukur tingkat pengetahuan, dan setelah dilakukan workshop peserta diminta kembali untuk mengisi post test dengan pertanyaan yang sama.
Materi yang dibawakan ada 2, materi pertama tentang Pelayananan spiritual, dan materi kedua tentang Perawatan spiritual dan Keagamaan.
Pada materi pelayanan spiritual dijelaskan tentang definisi, kebijakan
pelayanan spiritual, peran perawat dalam pelayanan spiritual dan sistem pendukung pelayanan spiritual. Sedangkan pada materi perawatan spiritual dan keagamaan dijelaskan tentang bagaimana perawat dalam melakukan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien yaitu dengan melakukan perawatan spiritual pasien di rumah sakit. Materi ini dibawakan dengan metode ceramah dan refleksi dengan media yang digunakan yaitu LCD, kertas metaplane, stikynote, spidol warna warni.
Kegiatan workshop ini diharapkan dapat menambah wawasan dan keilmuan peserta dalam hal pemenuhan kebutuhan spiritual klien.
Sebagaiamana dalam firman Allah SWT dalam Q.S.Al-Mujadalah:11:
ا ْو ُزُشْنا َلْيِق اَذ ِاَو ْْۚمُكَل ُ ّٰاللّٰ ِحَسْفَي ا ْوُحَسْفاَف ِسِل ٰجَمْلا ىِف ا ْوُحَّسَفَت ْمُكَل َلْيِق اَذِا ا ْٰٓوُنَمٰا َنْيِذَّلا اَهُّيَآٰٰي رْيِبَخ َن ْوُلَمْعَت اَمِب ُ ّٰاللّٰ َو ٍۗ ت ٰج َرَد َمْلِعْلا اوُت ْوُا َنْيِذَّلا َو ْْۙمُكْنِم ا ْوُنَمٰا َنْي ِذَّلا ُ ّٰاللّٰ ِعَف ْرَي ا ْو ُزُشْناَف Artinya:“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapanglapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Q.S.Al-Mujadalah;11)
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa seruan kepada orang-orang yang beriman kepada Allah dan melaksanakan apa yang disyariatkan kepada mereka, jika dikatakan kepada kalian, “Berlapanglapanglah kalian di dalam majlis-majlis.” Maka lapangkanlah, niscaya Allah melapangkan bagi kalian kehidupan dunia dan di Akhirat. Dan jika dikatakan kepada kalian, “Bangkitlah dari majlis agar orang yang memiliki keutamaan duduk padanya.” Maka bangkitlah, niscaya Allah
-Subḥānahu- mengangkat orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat yang agung. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan, tidak ada sesuatu pun dari perbuatan kalian yang luput dari-Nya, dan Dia akan membalas kalian atas perbuatan tersebut. Surat Al Mujadalah ayat 11 menjelaskan adab menghadiri majelis. Yakni hendaklah setiap orang berlapang-lapang dalam majlis. Jangan sampai seorang muslim mengambil tempat duduk yang tidak perlu. Hendaklah ia mempersilakan orang lain agar bisa turut duduk di majelis tersebut.
Ayat ini turun berkenaan dengan majelis Rasulullah di serambi masjid Nabawi pada hari Jumat. Waktu itu datang sejumlah sahabat ahli badar yang biasanya diberi tempat khusus oleh Rasulullah. Saat ahli badar ini datang dan mengucap salam, mereka menjawab salam tapi tidak memberi tempat duduk. Maka Rasulullah pun memerintahkan sahabat lainnya untuk bangkit dan memberi tempat duduk bagi ahli badar tersebut. Orang-orang munafik yang mengetahui peristiwa ini kemudian menuduh Rasulullah tidak adil. Rasulullah lantas menjelaskan bahwa mereka yang berlapang-lapang dalam majlis dan bangkit untuk memberi tempat duduk ahli badar, akan diberkahi Allah.
Allah pun menurunkan Surat Al Mujadalah ayat 11 ini. Ayat ini menjelaskan keutamaan orang-orang yang berlapang-lapang dalam majlis. Bahwa Allah akan memberikan kelapangan untuk mereka. Ayat ini juga menunjukkan keutamaan ahli ilmu. Bahwa orang-orang yang
beriman dan berilmu akan ditinggikan derajatnya oleh Allah. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, tingginya derajat itu akan didapatkan oleh orang-orang yang berilmu baik di dunia maupun di akhirat. Para sahabat sangat memahami hal ini. Sehingga Umar yang awalnya mempertanyakan mengapa Nafi’ memilih Ibnu Abza sebagai penggantinya menjadi amil Makkah. Padahal Ibnu Abza adalah mantan budak. Ketika Nafi’ menjelaskan bahwa Ibnu Abza adalah orang yang alim dan hafal Quran, Umar sebagai khalifah waktu itu pun menyetujuinya.
Penerapan tindakan tersebut diharapkan dapat membantu dan memudahkan perawat dalam memenuhi kebutuhan spiritual pasiennya, akan tetapi kebutuhan spiritual pasien dapat terpenuhi jika beberapa factor lainnya juga mendukung dalam pemenuhan spiritual pasien diantaranya lingkungan dan orang sekitarnya. Salah satu kebutuhan yang mendesak bagi pasien rawat inap dirumah sakit adalah bantuan pemenuhan kebutuhan pelayanan spiritual yang ia dapat dari lingkungan atau orang disekitarnya untuk mencapai kesejateraan diri, ketenangan dan kesabaran dalam menghadapi penyakit yang ia alami (Carpanito,2012).
5.1.2 Analisis Evidance Based Practice In Nursing
Pada Tabel Evidance Based Practice In Nursing sebelumnya telah dikemukakan beberapa penelitian yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien, dan dari bebrapa penelitian
tersebut terdapat penelitian yang mengimplementasikan pemenuhan kebutuhan spiritual pasien dalam pelayanan keperawatan menggunakan pelatihan serta workshop. Kemudian untuk Dari beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan dari proses in house training selama 6 bulan mampu meningkatkan caring spiritualitas perawat yang pada akhirnya mampu meningkatkan penerapan pelayanan di keperawatan di RSUD. AM. Parikesit Tenggarong.
Penelitian lainnya menunjukkan hasil Pendidikan atau pelatihan perawatan spiritual dapat meningkatkan kompetensi kesehatan spiritual dan perawatan spiritual perawat. kesejahteraan spiritual dan kecerdasan spiritual yang tinggi pada perawat mempengaruhi sikapnya terhadap spiritualitas dan meningkatkan kemampuannya dalam memberikan asuhan spiritual pada pasien. Sementara self-efficacy merupakan faktor yang sangat terkait dengan kompetensi perawatan spiritual. Perawat dengan tingkat efikasi diri yang lebih tinggi lebih cenderung merasakan tingkat kompetensi yang lebih tinggi dalam perawatan spiritual (Hasna Tunny, 2022). Penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa pelatihan Keperawatan Spiritual dengan menggunakan modul telah dilakukan pada tanggal 24 Desember 2019 terhadap 17 orang perawat di ruang ICCU. Peserta yang mengikuti pre test dan post test sebanyak 7 orang.
Pengetahuan pretest kategori kurang 85,7%, cukup 14,3%. Peningkatan pengetahuan terjadi saat post test yaitu kategori baik 71,4 % dan kategori cukup 28,6%. Penilaian psikomotor praktek ibadah pasien
terhadap 13 perawat didapatkan pre test psikomotor Kurang 30,8%, baik 69,2 % dan post test baik 100%.
64
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi pre dan post pengetahuan perawat terkait pelayanan spiritual dan perawatan spiritual dan keagamaan didapatkan bahwa sebelum dilakukan workshop terdapat 7 orang dengan presentase (46,6%) dengan tingkat pengetahuan baik dan 4 orang atau (26,7%) dengan tingkat pengetahuan cukup, dan 4 orang atau (26,7%) dengan pengetahuan kurang dan setelah dilakukan workshop atau post test didapatkan bahwa 14 orang dengan presentase 100% dengan tingkat pengetahuan baik.
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah pengetahuan tentang spiritual perawat meningkat yang artinya workshop tentang kesadaran spiritual dalam pelayanan keperawatan berhasil meningkatkan pengetahuan perawat dan mahasiswa.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan beberapa saran guna perbaikan dan pemanfaatan penelitian mengenai antara lain :
6.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Bagi pendidikan keperawatan agar dapat meningkatkan pembelajaran tentang pemenuhan kebutuhan spiritualitas dan
diharapkan sebagai masukan serta informasi yang berguna bagi mahasiswa keperawatan dan institusi dalam meningkatkan model asuhan keperawatan profesional.
6.2.2 Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan khususnya di bidang keperawatan. Perawat dapat menerapkan spiritualitas dalam intervensi model asuhan keperawatan profesional pada pasien dan memfasilitasi sarana sesuai kebutuhan pasien dan melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan spiritual sebagai dasar untuk merencanakan peningkatan asuhan keperawatan spiritual secara optimal.
Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian selanjutnya. Peneliti juga berharap untuk penelitian selanjutnya untusk menggali informasi mengenai penerapan meditasi terhadap pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah. (2021). Spiritual Sakit Literature Review . 92–101.
Asmadi, A. (2018). Teknik prosedural keperawatan: konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien (19). Salemba Medika.
Desmawati. (2019). Model Konseptual Keperawatan. Perawattegal.
https://perawattegal.wordpress.com/2009/08/31/model-konseptual- keperawatan/
Kemenkes RI. 2017. Jumlah Tenaga Perawat. Jakarta: Depkes RI
Komariah Maria, Adriani Dessy, G. N. (2020). Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Dengan Kanker Stadium Akhir. 2507(February), 1–9.
Mugiarti Sri. (2017). Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Praktek Keperawatan.
Ramadhani, H. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan Kemampuan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual pada Pasien Cemas di Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makssar.
Ramadhani Hutami. (2019). Kemampuan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Hutami Ramadhani Stikes Panakkukang Makassar Jl . Adiyaksa No . 5 Abstrak sebagai bagian dari aspek spiritual untuk sangat penting bagi mendapatkan kenyamanan dan kekuatan ketika merasa mengalami sakit yang serius .
Setiadi. (2007). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu.
Ristianingsih, D., Septiwi, C., Yuniar, I. 2014. Gambaran Motivasi dan Tindakan Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien di Ruang ICU PKU Muhammadiyah Gombong.Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 10, No 2. Juni 2014.
Hadijah. (2015). Analisis Kompetensi Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit Dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas.
Hidayat, A. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Perry, Anne G, Potter, Particia A. (2010). Fundamental of Nursing. Vol 2. Edisi 7.
Jakarta: Salemba Medika.
Dwidianti, Mediana. (2008). Konsep “Caring”, komunikasi, etic dan aspek spiritual dalam pelayanan keperawatan. Semarang: Hasani.
Kozier B, Berman A, Snyder SJ. Fundamental of nursing: Concept, process, and practice. New Jersey: Pearson Prentice Hall. 2004
Narayanasamy A. Responses to the spiritual needs of older people.Journal of Management Nursing, 48, 6-15. 2004
Pujirahayu, A., Sholichin, S., & Miharja, E. (2021). In House Training: Manajemen Membangun Karakter Perawat Dengan Caring Spiritualitas Untuk Meningkatkan Pelayanan Keperawatan. Pengabdian Masyarakat, 2(1).
Rahayu, A. P., Fikriah, I., Sholichin, S., Miharja, E., & Samsugito, I. (2020).
Personal Characters Management: Caring Spiritualitas Increased Nursing
Practice Implementation in Aji Muhammad Parikesit Hospital Tenggarong Kutai Kartanegara. Jurnal Kesehatan Pasak Bumi Kalimantan, 3(1), 1-7.
Sunardi. (2014) Analisis Perilaku Caring Perawat Pelaksana . Jurnal Keperawatan, Volume 5, Nomor 1, 69 – 78.
Sidabutar, R.R. (2013). Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes Mellitus di RS Islam Malahayati.Tesis.
Universitas Sumatera Utara.
Smyth TA. Nurse’s experiences assessing the spirituality of terminally ill patients in acute clinical practice. International Journal of palliative Nursing, 17, 337-341. 2011
Sulisno., M. (2012). Pengetahuan perawat tentang konsep keperawatan holistik. Nurs Study
World Health Organization. (2017). Global Nursing Number.
Young & Koopsen. 2005. Spirituality, Health and Healing; An In tegrative Approach, second edition. California: LLC
KUESIONER
Selama beberapa waktu ini, apakan anda mempunyai kebutuhan untuk ……..
Persetujuan
Jika YA,
Seberapa besar kebutuhan itu?
Tidak Ya Agak Sangat Amat
sangat
1. Lebih dikitang dari orang lain? 1 2 3
2.
Berbicara dengan orang lain mengenai
ketakutan dan kekhawatiran anda? 1 2 3
3.
Bahwa seseorang dalam lingkungan kita (seperti pemuka agama) peduli dengan anda?
1 2 3
4.
Merenungkan kembali hidup anda
sebelumnya? 1 2 3
5.
Menghilangkan aspek keterbukaan dalam hidup anda? (menjadi orang yang lebih tertutup)
1 2 3
6.
Menyatu (menikmati) dengan
keindahan alam? 1 2 3
7.
Tinggal di tempat yang tenang dan
damai? 1 2 3
8. Menemukan kedamaian batin? 1 2 3
9.
Menemukan makna dalam sakit dan
atau penderitaan? 1 2 3
10.
Berbicara dengan orang lain tentang
makna akan kehidupan? 1 2 3
11.
Berbicara dengan orang lain tentang kemungkinan kehidupan setelah meninggal?
1 2 3
12.
Beralih menjadi orang yang penuh
cinta kasih? 1 2 3
13.
Memberikan sesuatu untuk diri anda
sendiri? 1 2 3
14. Menjadi pelipur lara orang lain? 1 2 3 15.
Memaafkan seseorang dari waktu
yang berbeda dari hidup anda? 1 2 3
16. Dimaafkan? 1 2 3
17. Berdoa dengan orang lain? 1 2 3
18. Bahwa seseorang berdo’a untuk anda? 1 2 3
19. Berdo’a untuk diri anda sendiri? 1 2 3
20.
Berpartisipasi dalam upacara
keagamaan? 1 2 3
21.
Membaca buku spiritual atau buku
keagamaan? 1 2 3
22.
Beralih dan mendekat dalam
keagungan akan kehadiran yang lebih tinggi (keesaan, Tuhan, malaikat)?
1 2 3
23. Merasa lengkap dan aman? 1 2 3
24.
Merasakan terhubung (dekat) dengan
keluarga? 1 2 3
25.
Berbagi pengalaman hidup kepada
yang lain? 1 2 3
26.
Diyakinkan bahwa hidup anda
bermakna dan punya arti? 1 2 3
27. Dilibatkan kembali oleh keluarga anda
dalam berbagai urusan? 1 2 3
28. Mendapat dukungan yang lebih dari
keluarga? 1 2 3
29. Berunding dengan anak atau cucu? 1 2 3
© Prof. Dr. Arndt Büssing, Witten/Herdecke University
KUISIONER MENURUT KATEGORI
Selama beberapa waktu ini, apakan anda mempunyai kebutuhan untuk ……..
Persetujuan
Jika YA,
Seberapa besar kebutuhan itu?
Tidak Ya Agak Sangat Amat
sangat RELIGIOUSTY
3 Bahwa seseorang dalam lingkungan kita (seperti pemuka agama) peduli dengan anda?
1 2 3
17 Berdoa dengan orang lain? 1 2 3
18 Bahwa seseorang berdo’a untuk anda? 1 2 3
19 Berdo’a untuk diri anda sendiri? 1 2 3
20 Berpartisipasi dalam upacara
keagamaan? 1 2 3
21 Membaca buku spiritual atau buku
keagamaan? 1 2 3
22
Beralih dan mendekat dalam
keagungan akan kehadiran yang lebih tinggi (keesaan, Tuhan, malaikat)?
1 2 3
INNER PEACE
1 Lebih dikitang dari orang lain? 1 2 3
2 Berbicara dengan orang lain mengenai
ketakutan dan kekhawatiran anda? 1 2 3
6 Menyatu (menikmati) dengan
keindahan alam? 1 2 3
7 Tinggal di tempat yang tenang dan
damai? 1 2 3
8 Menemukan kedamaian batin? 1 2 3
12 Beralih menjadi orang yang penuh
cinta kasih? 1 2 3
23 Merasa lengkap dan aman? 1 2 3 EXISTECIAL
4 Merenungkan kembali hidup anda
sebelumnya? 1 2 3
5
Menghilangkan aspek keterbukaan dalam hidup anda? (menjadi orang yang lebih tertutup)
1 2 3
9 Menemukan makna dalam sakit dan
atau penderitaan? 1 2 3
10 Berbicara dengan orang lain tentang
makna akan kehidupan? 1 2 3
11
Berbicara dengan orang lain tentang kemungkinan kehidupan setelah meninggal?
1 2 3
15 Memaafkan seseorang dari waktu
yang berbeda dari hidup anda? 1 2 3
16 Dimaafkan? 1 2 3
ACTIVELY GIVING
13 Memberikan sesuatu untuk diri anda
sendiri? 1 2 3
14 Menjadi pelipur lara orang lain? 1 2 3
24 Merasakan terhubung (dekat) dengan
keluarga? 1 2 3
25 Berbagi pengalaman hidup kepada
yang lain? 1 2 3
26 Diyakinkan bahwa hidup anda
bermakna dan punya arti? 1 2 3
27 Dilibatkan kembali oleh keluarga anda
dalam berbagai urusan? 1 2 3
28 Mendapat dukungan yang lebih dari
keluarga? 1 2 3
29 Berunding dengan anak atau cucu? 1 2 3
LEMBAR CEKLIST PRE-POST TEST
Pengetahuan tentang Pelayanan Spiritual B S
Untuk memahami spiritual dalam konteks perawatan kesehatan dan dalam prakteknya diperlukan kesadaran diri sebagai professional kesehatan
Perawat harus mempertimbangkan 10 butir kebutuhan dasar spiritual manusia
Perawat berperan sebagai komunikator perantara bila pasien menginginkan untuk bertemu dengan petugas rohaniawan
Intervensi keperawatan dari diagnosa distress spiritual salah satunya adalah spiritual support dengan membantu pasien mencapai keadaan seimbang dan merasa berhubungan dengan kekuatan Maha Besar.
Pentingnya perawat memberikan pemenuhan kebutuhan spiritual karena dapat membantu penyembuhan atau pada perkembangan kebutuhan dan perhatian spiritual seseorang
Pengetahuan Perawatan Spiritual dan Kegamaan B S
Agama dan spiritual adalah subjek emosional sering membangkitkan pendapat dan perasaan
Agama dipahami sebagai kepercayaan yang terorganisasi, tersusun, lambing atau acuan kepercayaan dan praktik ibadah yang menjadi karakteristik spiritual seseorang
Spiritual pada diri seseorang merupakan suatu kekuatan yang menyatukan seseorang, intisari dari makhluk yang meresap ke dalam seluruh kehidupan, serta berhubungan dengan Tuhan/kekuatan alam, diri sendiri, orang lain, dan alam
Tingkat kesadaran sangat berpengaruh dalam memberikan pelayanan keperawatan
Kebutuhan agama tidak terlalu mendasari dalam proses pemberian pelayanan keperawatan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Penyusun : Ika Nurhafsah
Tempat tanggal lahir : Ujung Pandang / 23 September 1995 Handphone : 082328888776
Email : [email protected]
Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak H.
Panai dan ibu Samsinar. Penulis akrab dipanggil Ika ini mengawali pendidikan di SD Inpres Pa’Baeng-Baeng I Aspol Brimob Bataliyon A di Kota Makassar dan alhmadulillah menjadi salah satu siswi berprestasi dan dipercayakan menjadi ketua kelas sejak duduk dibangku kelas 2 hingga kelas 6 SD serta aktif dalam ekstrakurikuler Pramuka, kemudian melanjutkan pendidikan di MTsN Model Makassar turut aktif dalam beberapa ekstrakurikuler yakni OSIS, Pramuka dan Basket ball dan selanjutnya di SMK Pratidina Makassar sempat menjabat sebagai Ketua OSIS pada tahun 2012-2013 dan menjadi utusan sekolah dalam Purna Paskibra Kecamatan . Setelah itu penulis memasuki bangku kuliah di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawaatan dan diberikan kepecayaan bergabung bersama dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan juga Dewan Mahasiswa FKIK UIN Alauddin Makassar serta dinobatkan sebagai Putri Keperawatan FKIK UIN Alauddin Makassar pada tahun 2015-2017 dan lulus kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang profesi. Alhamduluillah berkat pertolongan Allah, Do’a kedua orang tua, suami tercinta , kerja keras, bantuan keluarga, dan do’a teman- teman. Penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan berhasil menyusun karya tulis akhir (KTA) yang berjudul “Kesadaran Spiritual Dalam Meningkatkan Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Lontara 5 Rsup Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar”.
DOKUMENTASI SELAMA PENELITIAN
Gambar 1. Prosesi workshop
Gambar 2. Penyerahan Piagam Sertifikat Kepada Kepela Ruangan Lontara 5
Gambar 3. Penyerahan Piagam Sertifikat Kepada Narasumber
Gambar 4. Sesi Foto Bersama dalam Workshop Kesadaran Spiritual dalam Pelayanan Keperawtaan