• Tidak ada hasil yang ditemukan

Andi Moh. Kasim Radjalangi, SE

Dalam dokumen Biografi Anggota DPRD Kab. Sigi 2014 – 2019 (Halaman 181-200)

POLITISI DAN WAKIL RAKYAT BERJUANG UNTUK MASYARAKAT KURANG MAMPU

*Nama: Andi Moh. Kasim Radjalangi, SE :*Tempat tgl lahir : Sibalaya Utara, 28 Oktober 1977 :*Nama Istri : Linda :*Tempat Menikah : Sibalaya Utara :*Pendidikan :SD Impres Sibalaya Utara Tahun 1984; MTS Kabelou Balaroa Pewunu tahun 1990-SMU Negeri 2 Biromaru Tahun 1993-1997;Universitas Alkhairat tahun 1997-2002 :*Anak: Moh. Anli Radjalangi; Siti Umayrah;

Ahmad Taqzim :* Orang tua kandung: Ayah: Abdur Rahman Radjalangi :* Ibu : Sri Eni Mas :*Saudara Kandung: Andi Nursalam Radjalangi; Andi Talumpenga Radjalangi; Sri Wahyuningsih

;Sri Rahayu; Andi Moh. Salim Radjalangi;Sri Siti Rahma; Siti Aisyah:*Anggota DPRD Periode 2014 – 2019 dan anggota Badan Anggaran Masa Jabatan 2014 – 2019.

Sosok politisi dan sekaligus wakil rakyat yang telah dua periode dipercaya memperjuangkan aspirasi rakyat di Kabupaten Sigi. Ia memang telah matang dan visioner dalam membangun daerah Sigi yang banyak memiliki potensi sumber daya alam.Oleh karena itu, ia berkomitmen membangun Kabupaten Sigi kini dan akan datang. Andi Moh.

Kasim Radjalangi, SE lahir di Desa Sibalaya Utara pada tanggal 28 Oktober tahun 1977 dari pasangan Abdurrahman Radjalangi dan Sri Eni Mas. Ia merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara masing-masing: Andi Nursalam Radjalangi, Andi Talumpenga Radjalangi, Sri Wahyuningsih, Sri Rahayu, Andi Muh. Salim, Sri Siti Rahma, dan Siti Aisyah. Pendidikan Sekolah Dasar ditamatkan di Sekolah Dasar Inpres Sibalaya Utara pada tahun 1990. Sedangkan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama diselesaikannya di Madrasah Tsanawiyah Kabelou Balaroupewunu pada tahun 1993. Kemudian, melanjutkan

pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Biromaru pada tahun 1993 dan tamat pada tahun 1994. Setelah itu, dia masuk Perguruan Tinggi Universitas Alkhairat Palu pada tahun 1997 selesai dengan predikat memuaskan tamat pada tahun 2002. Andi Moh. Kasim menikah di Sibalaya Utara dengan seorang gadis pujaannya bernama Linda dan kini keduanya telah dikaruniahi tiga orang anak masing-masing bernama: Moh. Anli Radjalangi, Siti Umayrah, dan Ahmad Tagzim. Anak pertamanya kini duduk di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri (SDN) I Sibalaya Utara.

Pengalaman Pendidik yang Bijak

Sebelum terjun ke dunia politik praktis, anggota Komisi II ini pernah mengabdi selama dua tahun sebagai guru mata pelajaran Ilmu Ekonomi di Sekolah Menengah Atas Balaroa. Selain itu, dia juga pernah mengabdi di SMU 2 Biromaru selama empat tahun.

Menurutnya, dia mengabdi untuk mengaplikasikan ilmu Ekonomi yang dia dapatkan dari Perguruan Tinggi. Baginya, mengajarkan ilmu yang kita miliki kepada orang lain wajib hukumnya dan merupakan amal jariah yang tidak pernah putus amalnya meskipun manusia telah mati. Ilmu yang baik adalah ilmu yang dapat memberikan manfaat, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Karena itulah bagi politisi muda yang dikenal ramah dan bijak ini, menjadi guru agar ilmu Ekonomi yang dimilikinya bermanfaat bagi orang lain.

Meskipun pada saat itu, dia hanya berstatus sebagai guru honorer, dia tetap merasa senang dan bangga bisa membagi-bagi ilmunya kepada murid yang dia ajar, sebab ia memang melakukan pekerjaan itu tanpa mengharapkan imbalan. Baginya, mengajar adalah pekerjaan yang menyenangkan dan penuh tantangan.

Selain menjadi Guru, dia juga sempat mendaftar sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), tetapi tidak lulus. Meskipun demikian, Andi Moh. Kasim tidak kecewa, baginya manusia memang harus berusaha dan berani mencoba, kalau tidak lulus berati Allah SWT belum mengizinkan. Ia berprinsip bahwa rezeki setiap manusia sudah diatur dan ditentukan olehNya. Jika, kita telah berusaha terhadap suatu pekerjaan, tetapi belum terkabul berarti itu bukan rezeki kita. Oleh karena itu, setelah gagal menjadi PNS, ia tidak patah semangat. Setelah ia sukses dipercaya oleh rakyat menjadi kepala desa di Sibalaya Utara pada tahun 2007, ia kemudian mencoba jalan lain untuk meraih sukses, yaitu berkiprah ke dunia politik praktis untuk menjadi wakil rakyat. Akhirnya, pada pemilihan anggota DPRD Kabupaten Sigi tahun 2009 dia mencalonkan diri menggunakan Partai Bintang Reformasi (PBR) sebagai kendaraan politiknya. Kali ini nasib baik menaungi anak

ketiga dari delapan bersaudara ini, dia berhasil terpilih menjadi wakil rakyat dari dapil 1 Palolo, Kulawi dengan jumlah suara 800.

Wakil Rakyat Yang Berjuang Untuk Rakyat Sejahtera

Jangan menjadi anggota DPDR karena mencari pekerjaan semata, tetapi jadilah angota DPRD karena ingin bekerja untuk rakyat”. Itulah perinsip yang dipegang legislator asal Desa Sibalaya Utara ini. Baginya, menjadi wakil rakyat bukan karena semata-mata mencari pekerjaan, lebih dari itu dia ingin bekerja untuk rakyat. Menurutnya, jika seseorang menjadi wakil rakyat karena semata-mata mencari pekerjaan, maka tidak akan ikhlas dalam bekerja untuk rakyat sebab orientasi orang semacam ini semata-mata untuk mencari uang sehingga setiap hari datang ke kantor, duduk, diam, lalu menerima gaji setiap bulan, tetapi tidak pernah bersuara untuk memperjuangkan kepentingan rakyat. Selain itu, orang semacam ini sulit beradaptasi apalagi dekat dengan rakyat sebab sehari-harinya hanya dihabiskan di belakang meja, tidak pernah turun ke lapangan untuk melihat dan mendengar secara langsung masalah yang sedang dihadapi masyarakat. Sebaliknya, jika seseorang menjadi wakil rakyat karena betul-betul ingin bekerja untuk rakyat, maka dia selalu ikhlas dalam bekerja, waktunya lebih banyak disisihkan untuk terjun ke lapangan melihat langsung kondisi nyata yang dihadapi masyarakat.

Selain itu, Andi Moh. Kasim Radjalangi yang karib di panggil Andi Moh. Kasim ini, senantiasa bersuara untuk memperjuangkan aspirasi rakyat, serta hidup dan matinya adalah untuk rakyat. Kebiasaan itulah yang ditunjukkan ayah tiga orang anak ini selama menjadi anggota legislatif. Selain tidak pernah abstain bersuara vokal di gedung Dewan untuk memperjuangkan aspirasi rakyat. Dia juga intens terjun ke lapangan bertemu dengan masyarakat untuk mendengarkan aspirasi mereka. Berbagai macam program pro rakyat telah berhasil diperjuangkan, seperti pembangunan jalan di daerah-daerah terpencil, sehingga masyarakat di daerah itu dapat menikmati akses keluar masuk daerah. Tidak hanya itu saja, sejak terpilih menjadi wakil rakyat pintu rumahnya selalu terbuka 24 jam untuk rakyat. Ia tidak pernah mengeluh meskipun waktu istirahatnya kadang-kadang tersita untuk melayani masyarakat yang datang silih berganti ke rumahnya. Bahkan, dia merasa sepi jika dalam satu hari tidak ada anggota masyarakat yang menyambangi rumahnya dan sangat senang jika masyarakat berkesempatan datang kerumahnya, sekalipun hanya untuk bersilaturahmi.

Adapun hasil perjuangan yang telah Andi Moh. Kasim lalukan adalah beberapa jalan pada daerah terpencil di Kabupaten Sigi, seperti Jalan menuju Danau Lindu, Pipikoro

dan wilayah terpencil lainnya telah dibangun sehingga perekonomian masyarakat di daerah itu semakin meningkat. Ha ini sebabkan roda perekonomian mulai berputar dengan cepat.

Hal Ini disebabkan daerah yang dahulu terpencil dan sulit di jangkau dengan kendaraan, kini telah memiliki akses jalan sehingga masyarakat semakin mudah memasarkan hasil pertanian dan perkebunan keluar daerah, begitu juga sebaliknya masyarakat dari luar semakin mudah untuk masuk ke daerah-daerah itu untuk membeli produk-produk pertanian dan perkebunan masyarakat. Di Kalangan Anggota DPRD Kabupaten Sigi, Andi Moh.

Kasim dikenal kalem dan ramah jika berada di luar gedung DPRD, tetapi sangat vokal ketika berada di ruang sidang, terutama ketika pembahasan kebijakan dan program yang bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat banyak. Dia tidak akan tinggal diam jika ada kebijakan yang merugikan kepentingan rakyat banyak. Dan selalu berusaha meyakinkan anggota legislatif lainnya bahwa sebagai wakil rakyat kita wajib bekerja untuk rakyat.

Andi Moh. Kasim sendiri mengaku bahwa pada awalnya dia tidak pernah berniat menjadi anggota legislatif, tetapi setelah melihat masih banyak masyarakat di desanya yang hidup dibawah garis kemiskinan dan kurang mendapat perhatian pemerintah, muncul perasaan gusar dalam dirinya melihat keaadaan masyarakat tersebut. Berawal dari kegusaran itulah muncul keinginan untuk dalam dirinya untuk membantu masyarakat terlepas dari belenggu kemiskinan. Namun dia tidak memiliki wadah untuk berjuang selain terjun ke dunia politik dan menjadi wakil rakyat.

Kepemimpinan Kepala Desa Sebagai Modal Sosial

Dunia politik tidak boleh dijadikan sebagai ajang coba-coba. Ungkapan ini mungkin tepat disemangatkan bagi legislator berusia 36 tahun ini sebab jauh sebelum terjun kedua politik paraktis. Ia telah membekali dirinya dengan segudang pengalaman organisasi, baik ketika masih aktif sebagai mahasiswa maupun setelah tamat dari Perguruan Tinggi. Pria yang hoby musik ini memiliki karier organisasi yang cukup gemilang. Ketika masih aktif sebagai Mahasiswa, dia dikenal sebagai seorang aktivis kampus, aktif pada berbagai organisasi kemahasiswaan baik oragnisasi internal maupun organisasi eksternal kampus. Organisasi internal diantaranya adalah Sebagai Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Alkhairat dan Sanggar Seni. Sedangkan organisasi eksternal kampus adalah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palu pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2002. Andi Moh. Kasim mengaku bahwa bergabung dengan berbagai organisasi kemahasiswaan karena ingin menambah pengetahuan dan

wawasan tentang organisasi, sebab ilmu tentang keorganisasian yang tidak didapatkan dari Dosen. Melalui organisasi dia ingin mengetahui bagaimana mengelola dan me manage sebuah organisasi, termasuk bagaimana menjadi pemimpin dalam organisasi. Andi Muhmmad Kasim juga tercatat sebagai Ketua Remaja Masjid (RISMA) di Desa Sibalaya Utara pada tahun 2002.

Tekad Andi Muhammad Kasim untuk mengasah kemampuan beroganisasinya terus berlanjut. Setelah tamat dari Universitas Alkahirat dia bergabung dengan beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), seperti Serikat Tani Donggala pada tahun 2006 dengan jabatan sebagai anggota pada Kepengurusan Kabupaten Sigi. Di LSM tersebut dia bekerja memperjuangkan kepentingan petani agar mendapat perhatian pemerintah, tidak terpinggirkan, dan tidak dirugikan oleh kebijakan pemerintah. Selanjutnya, pada tahun 2007 dia bergabung dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Sulawesi Tengah dengan jabatan sebagai anggota biasa. Di LSM ini dia bekerja memberikan bantuan hukum kepada kelompok masyarakat yang dirampas haknya oleh negara dan perusahaan, seperti dirampas tanahnya oleh negara untuk dijadikan lahan perkebunan dan lokasi pertambangan untuk perusahaan. Setelah beberapa bulan aktif di LBHI, dia memutuskan utuk mencalonkan pada pemilihan Kepala Desa Sibalaya Utara pada tahun 2007 dan berhasil terpilih pada pemilihan tersebut. Dia menjabat Kepala Desa sampai dengan tahun 2009 sebelum terpilih menjadi Anggota DPRD Kabupaten Sigi pada tahun 2009. Jika melihat karier organisasi pria pengagum Bung Karno dan Dai Sejuta Umat ini, dapat disimpulkan bahwa Andi Moh.

Kasim bukanlah orang baru dalam dunia organisasi dan tidak pernah menjadikan partai sebagai ajang coba-coba, melainkan dia telah mempersiapkan diri melalui pengalaman organisasi. Hal ini diakuinya sendiri bahwa aktif pada berbagai organisasi sebelum terjun ke dunia politik praktis, karena ingin memantapkan pengetahuan, dan melatih mental kepemimpinan agar ketika terjun kedua politik praktis yang penuh dengan persaingan dan tantangan dapat lebih survival.

Ikhlas Memperjuangan Aspirasi Rakyat

Sebelum terpilih menjadi wakil rakyat, Andi Moh. Kasim kerap berpikir bahwa jika dia menjadi wakil rakyat, maka dia mudah untuk memperjuangkan aspirasi rakyat sebab dia bisa menyampaikan aspirasi masyarakat itu langsung dari dalam gendung Dewan.

Namun, setelah bergelut beberapa tahun sebagai wakil rakyat, dia baru menyadari bahwa menjadi wakil ternyata tidak serta-merta dapat memperjuangkan aspirasi rakyat dengan mudah sebagaimana yang bayangkan sebelumnya. Dia baru menyadari bahwa

memperjuangkan aspirasi rakyat adalah pekerjaan yang sangat berat sebab di samping harus melalui tahapan berliku, juga harus menghadapi tantangan dari anggota legislatif lain yang memiliki pandangan berbeda dengan pandangannya, sehingga tidak setiap aspirasi yang diperjuangkan dapat lolos dengan mudah.

Menurutnya, kondisi paling sulit ketika memperjuangkan aspirasi masyarakat adalah pada saat pengambilan keputusan, kadang-kadang harus kecewa ketika telah berjuang maksimal memperjuangkan aspirasi masyarakat, tetapi gagal terwujud sebab kubunya kalah dalam jumlah suara, terutama ketika terjadi voting. Namun demikian, dia tidak tidak pernah menyerah apalagi berhenti untuk menyuarakan aspirasi rakyat dalam rapat di Gedung DPRD. Dia sangat menyadari bahwa dalam berjuang memang dibutuhkan kesabaran, apalagi berjuang di arena di mana begitu banyak kepentingan dan perbedaan pendapat, apa yang kita anggap benar belum tentu benar bagi anggota legislatif lainnya.

Kesan lainnya adalah ketika turun ke daerah atau tempat asalnya dia selalu disambut hangat oleh masyarakat. Ia mengaku selalu mendapat perlakuan yang istimewa yang tidak pernah didapatkan sebelum menjadi wakil rakyat. Namun demikian perlakuan istimewa itu tidak lantas membuatnya tinggi hati, tetapi dia berusaha mensyukurinya sebab semua itu dianggapnya sebagai karunia dan nikmat dari Allah SWT yang harus disyukuri. Selain itu, setelah menjadi wakil rakyat dia semakin dekat dengan rakyat sebab semakin banyak anggota masyarakat yang datang menemuinya guna menyampaikan keluh kesahnya.

Kab. Sigi Akan Lebih Baik Kedepan

Putra ketiga Abdur Rahman Radjalangi ini sangat optimis bawa beberapa tahun ke depan Kabupaten Sigi dapat berubah menjadi daerah yang maju dan mampu bersaing dengan daerah lain yang telah mengalami kemajuan. Rasa optimis Andi Muh. Kasim ini bukan tanpa dasar. Menurutnya, meskipun Kabupaten Sigi masih bayi alias baru terbentuk, tetapi potensi di daerah itu cukup melimpah dan belum terkelola secara maksimal, seperti lahan tidur yang luas, perkebunan dan peternakan. Jika potensi itu dikelola dengan baik dan sungguh-sungguh, maka potensi itu akan memberikan sumbangan yang luar biasa besarnya bagi kemajuan Kabupaten Sigi.

Menurut politisi dari Partai Bintang Reformasi ini, untuk memajukan sigi, harus dilakukan beberapa langkah-lagkah strategis, yaitu: pertama, pemerintah daerah harus membuat perencanaan yang matang. Bagaimana mengelola potensi sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, baik perencanaan jangka pendek, jangka menengah, maupun perencanaan jangka panjang. Perencanaan ini penting agar pengelolaan sumber daya ini

dapat berjalan secara berkesinambungan dan berkelanjutan, serta tidak tersendat-sendat.

Menurutnya, dalam perencanaan itu harus ditentukan skala prioritas atau target yang akan dicapai dalam setiap periode tertentu disertai dengan langkah-langkah atau kegiatan- kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mencapai target tersebut.

Kedua, semua lahan tidur di Kabupaten Sigi harus segera dibuka dan dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, seperti padi, sayur-sayuran, dan kegiatan pertanian lainnya.

Menurutnya, di Kabupaten Sigi lahan tidur yang tersedia sangat luas. Dia memberikan contoh di Daerah asalnya di Desa Sibalaya Utara terdapat sekitar 500 hektar lahan tidur yang belum dikelola. Jika, lahan tidur itu dibuka, maka akan memberikan dua keuntungan, yaitu keuntungan bagi masyarakat dan keuntungan bagi daerah. Keuntungan bagi masyarakat adalah meningkatnya taraf hidup masyarakat di daerah pedesaan karena terbukanya lapangan kerja dan berkurangnya pengangguran terutama bagi masyarakat yang memang tidak memiliki pendidikan dan kesempatan untuk bekerja di Perkotaan.

Dibukanya lahan pertanian, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menanam padi dan sayur-sayuran. Sedangkan keuntungan bagi daerah adalah terpenuhinya stok gabah atau beras dan sayur-sayuran di daerah Sigi sehingga masyarakat tidak perlu jauh-jauh ke daerah lain untuk membeli kedua produk pertanian tersebut. Kondisi ini dapat membantu meringankan beban pemerintah daerah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama beras dan sayur-sayuran. Keuntungan lainnya yang dapat diperoleh daerah adalah jika produksi padi dan sayuran melimpah, maka akan terbuka pasar dan roda ekonomi akan berputar sebab orang dari luar daerah Kab. Sigi akan datang ke daerah itu untuk melakukan transaksi jual beli produk pertanian. Kondisi ini tentu sangat menguntungkan bagi pembangunan ekonomi di Kabupaten Sigi. Tidak kalah penting adalah dalam jangka panjang Kabupaten Sigi bisa menjadi lumbung padi dan sayur, apalagi sebagian besar wilayah di Kabupaten Sigi, seperti Palolo, Napu, Kulawi, dan Pipikoro yang berhawa sejuk dan sangat cocok tumbuh berbagai macam jenis sayuran. Jika semua itu dapat tercapai maka kesejahteraan masyarakat semakin meningkat dan kemajuan pun tercapai secara otomatis.

Ketiga, pemerintah daerah harus berperan aktif melakukan kegiatan pemberdayaan kepada masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Di bidang pendidikan pemerintah daerah harus berupaya agar seluruh anak usia sekolah di Kabupaten Sigi dapat menikmati pendidikan, termasuk mereka yang berasal dari keluarga tidak mampu. Untuk mencapai hal itu pembangunan fisik dan dan

non fisik harus dilakukan. Pembangunan fisik dapat ditempuh melalui pembangunan fasilitas pendidikan seperti gedung sekolah mulai dari daerah perkotaan sampai pada daerah terpencil. Sedangkan pembangunan non fisik adalah menyediakan tenaga guru yang profesional dan berkualitas.

Pemberdayaan di bidang kesehatan dapat dilakukan melalui penigkatan kualitas tenaga medis, penyediaan sarana kesehatan berupa Puskesmas tidak hanya di Perkotaan tetapi juga di Pelosok Desa. Selain itu, pemerintah daerah harus membangun kesadaran masyarakat untuk selalu hidup sehat, seperti menjaga kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal mereka. Hal ini penting agar lingkungan tidak tercemar dan menjadi sumber penyakit yang sewaktu-waktu dapat menyerang manusia. Menurut mantan Ketua Senat Universitas Alkahaerat ini, kesehatan masyarakat merupakan salah satu kunci menuju daerah yang maju. Jika masyarakat sakit-sakitan, maka orang tidak kuat bekerja mencari nafkah sehingga berpotensi menimbulkan kemiskinan dan pada akhirnya menjadi beban yang harus ditanggung pemerintah daerah. Sebaliknya, jika masyarakat sehat, maka dia kuat bekerja sehingga mampu hidup mandiri dan tidak terus-menerus menjadi beban bagi pemerintah daerah.

Di bidang ekonomi pemberdayaan dapat dilakukan melalui peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bagi masyarakat agar mereka mampu mengembangkan ekonomi keluarga secara berkelanjutan. Apalagi, potensi ekonomi di Kabupaten Sigi cukup melimpah. Jika, masyarakat memiliki ketrampilan mengelola potensi itu, maka akan memberi keuntungan ekonomi yang cukup tinggi. Contoh, buah pisang dapat diolah menjadi keripik pisang dan bernilai ekonomi. Begitu juga ubi kayu atau ubi jalar tidak hanya dapat dimakan, tetapi dapat diolah menjadi bahan makanan, seperti tepung terigu dan bahan makanan lainnya yang berniai ekonomi tinggi.

Rekonstruksi Demokrasi Indonesia yang Lebih Santun dan Beradab

Mantan aktifis mahasiswa yang masih kritis ini menilai bahwa demokrasi di indonesia belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan perlu dibenahi. Menurut pengamatan secara pribadi yang dia lakukan selama ini, demokrasi Indonesia masih memiliki banyak kelemahan dan perlu diperbaiki. Ia mengatakan bahwa terdapat tiga kelemahan demokrasi Indonesia selama ini, yaitu: pertama, di Indonesia masih terdapat budaya feodalistik dan komunalisme. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam idiom- idiom yang digunakan partai politik dan tokohnya dalam melakukan kampanye menjelang pemilihan, apakah itu pemilihan presiden mapun kepala daerah. Akibatnya, usaha partai

politik untuk memperjuangkan kepentingan konstituennya didasarkan pada penilaian yang subjektif ketimbang objektif,” katanya. Kondisi seperti ini dapat menciptakan situasi yang berbahaya dalam kehidupan demokrasi. Salah satu bahaya yang dapat timbul adalah budaya politik feodal dan komunal ini dapat menimbulkan bibit dan potensi konflik- konflik yang akan muncul jika seseorang kalah dalam kontestasi demokrasi, baik itu konflik vertikal maupun konflik horizontal. Hal ini dapat terjadi sebab setiap orang atau kelompok tertentu akan senantiasa membawa nama kelompok dan partai politik yang menjadi pendukungnya. Hal ini sudah banyak ditemui dalam contoh kasus seperti Pemilihan Kepala Daerah di mana konflik reda atau perdamaian terjadi, merupakan jalan yang dipilih hanya jika tuntutan suatu kepentingan politik dipenuhi,” katanya.

Kedua, demokrasi Indonesia tidak mencerminkan demokrasi Pancasila, melainkan lebih pada demokrasi yang sangat liberal. Hal ini menyebabkan munculnya tirani mayoritas. Siapa yang kuat, maka dia yang akan menjadi pemenang dan yang lemah akan terpinggirkan. Jadi, demokrasi seolah-olah bisa dibeli dengan uang. Demokrasi justru tidak membuat bangsa semakin bersatu, tetapi justru semakin bercerai-berai, sebab setiap kelompok berjalan sesuai dengan kepentingan pribadi masing-masing. Kelompok mayoritas akan selalu menjadi pemenang dan menindas yang minoritas. Sebuah keputusan politik sangat sulit untuk diambil secara mufakat, akibatnya setiap pengambilan keputusan diserahkan kepada mekanisme pasar politik. Hal ini tentu saja mencederai Sila ke empat Pancasila yang menyatakan bahwa demokrasi Indonesia berdasar pada permusyawaratan perwakilan” katanya.

Ketiga, dikesampingkannya ideologi dalam partai-partai di Indonesia karena partai politik lebih mengutamakan pertimbangan pragmatis jangka pendek, yaitu memenangkan kontes politik. “Kepentingan jangka pendek dan pragmatisme inilah yang memunculkan politik uang, hanya karena ingin memenangkan pemilu suatu partai atau calon Kepala Daerah harus membayar rakyat untuk memilih gambar tertentu dalam lembar pencontrengan saat pemilu. Dampak lainnya adalah bergesernya fungsi ideal partai dari penghubung antara negara dan rakyat menjadi sarana pengumpul suara dan dana. “Jika tujuan partai hanya memenangkan pemilu dan mengumpulkan dana, maka kita sulit berharap partai menjadi lembaga demokrasi yang bisa diandalkan,” katanya.

Menurut politisi yang memiliki hoby bermain gitar ini, pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia saat ini masih setengah hati alias belum sunguh-sunguh sebab pada satu sisi pemerintah pusat ingin memberikan kewenangan yang luas kepada pemerintah daerah

Dalam dokumen Biografi Anggota DPRD Kab. Sigi 2014 – 2019 (Halaman 181-200)

Dokumen terkait