• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN

K. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GONOREA 1. Definisi

Kencing nanah atau gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva).

Gonore dapat menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lain terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga menyebabkan nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.

2. Etiologi

Penyebab pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang bersifat patogen. Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita yang belum pubertas.

3. Patofisiologi

Bakteri secara langsung menginfeksi uretra, endoserviks, saluran anus, konjungtiva dan farings. Infeksi dapat meluas dan melibatkan prostate, vas deferens, vesikula seminalis, epididimis dan testis pada pria dan kelenjar skene, bartholini, endometrium, tuba fallopi dan ovarium pada wanita.

Setelah melekat, gonokokus berpenetrasi ke dalam sel epitel dan melalui jaringan sub epitel di mana gonokokus ini terpajan ke system imun (serum, komplemen, immunoglobulin A(IgA), dan lain-lain), dan difagositosis oleh neutrofil.

Virulensi bergantung pada apakah gonokokus mudah melekat dan berpenetrasi ke dalam sel penjamu, begitu pula resistensi terhadap serum, fagositosis, dan pemusnahan intraseluler oleh polimorfonukleosit. Faktor yang mendukung virulensi ini adalah pili, protein, membrane bagian luar, lipopolisakarida, dan protease IgA.

Meskipun telah banyak peningkatan dalam pengetahuan tentang patogenesis dari mikroorganisme, mekanisme molekular yang tepat tentang invasi gonokokkus ke dalam sel host tetap belum diketahui. Ada beberapa faktor virulen yang terlibat dalam mekanisme perlekatan, inflamasi dan invasi mukosa. Pili memainkan peranan penting dalam patogenesis gonore. Pili meningkatkan adhesi ke sel host, yang mungkin merupakan alasan mengapa gonokokkus yang tidak memiliki pili kurang mampu

menginfeksi manusia. Antibodi antipili memblok adhesi epithelial dan meningkatkan kemampuan dari sel fagosit. Juga diketahui bahwa ekspresi reseptor transferin mempunyai peranan penting dan ekspresi full-length lipo-oligosaccharide (LOS) tampaknya perlu untuk infeksi maksimal.

Daerah yang paling mudah terinfeksi ialah daerah epitel kolumnar dari uretra dan endoserviks, kelenjar dan duktus parauretra pada pria dan wanita, kelenjar Bartolini, konjungtiva mata dan rectum. Infeksi primer yang terjadi pada wanita yang belum pubertas terjadi di daerah epitel skuamosa dari vagina.

4. Manifestasi klinis a. Pada pria:

1) Gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi 2) Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti

nyeri ketika berkemih

3) Disuria yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir mukoid dari uretra

4) Retensi urin akibat inflamasi prostat 5) Keluarnya nanah dari penis.

b. Pada wanita:

1) Gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi

2) Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan (asimtomatis)

3) Jika timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih

4) Nyeri ketika berkemih 5) Keluarnya cairan dari vagina 6) Demam

Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual. Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.

5. Komplikasi a. Pada pria:

1) Prostatitis 2) Cowperitis

3) Vesikulitis seminalis 4) Epididimitis

5) Cystitis dan infeksi traktus urinarius superior 6) infertilitas

b. Pada wanita:

1) Komplikasi uretra 2) Bartholinitus

3) Endometritis 4) Salphingitis 5) Infertilitas

6. Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu yang terdiri atas 15 tahap, yaitu:

a. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram negatif, intraseluler dan

ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.

b. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur.

Menggunakan media transport dan media pertumbuhan.

c. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif), tes fermentasi (kuman

gonokokus hanya meragikan glukosa)

d. Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna kuning menjadi merah apabila

kuman mengandung enzim beta laktamase.

e. Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan untuk mengetahui sampai

dimana infeksi sudah berlangsung

Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual. Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.

7. Komplikasi a. Pada pria:

1) Prostatitis 2) Cowperitis

3) Vesikulitis seminalis 4) Epididimitis

5) Cystitis dan infeksi traktus urinarius superior 6) infertilitas

b. Pada wanita:

1) Komplikasi uretra 2) Bartholinitus 3) Endometritis 4) Salphingitis 5) Infertilitas

8. Pemeriksaan Diagnostik

Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan pembantu yang terdiri atas 15 tahap, yaitu:

a. Sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram negatif, intraseluler dan

ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.

b. Kultur untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur.

Menggunakan media transport dan media pertumbuhan.

c. Tes definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif), tes fermentasi (kuman

gonokokus hanya meragikan glukosa)

d. Tes beta laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna kuning menjadi merah apabila

kuman mengandung enzim beta laktamase.

e. Tes Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan untuk mengetahui sampai

dimana infeksi sudah berlangsung 9. Penatalaksanaan

a. Medis

1) Walaupun semua gonokokus sebelumnya sangat sensitif terhadap penicilin, sekarang banyak ‘strain’ yang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin masih tetap merupakan pengobatan pilihan.

2) Untuk sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang memadai.

3) Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang peka terhadap penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita.

4) Pengobatan jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus.

b. Nonmedis

1) Memberikan pendidikan kepada klien dengan menjelaskan tentang:

2) Bahaya penyakit menular seksual

3) Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan

4) Cara penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya 5) Hindari hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak

dapat dihindari.

6) Cara-cara menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.

L. ASUHAN KEPERAWATAN