11.3.1 Pembatasan Balok
Balok harus memenuhi pembatasan sebagai berikut:
(1) Balok haruslah profil WF gilas, PSR, atau profil-I tersusun yang memenuhi persyaratan Pasal 2.3. Tebal sayap balok dibatasi hingga maksimum 2,5 in. (63 mm).
(2) Tinggi balok untuk profil WF gilas harus dibatasi hingga W40 (W1000) untuk sambungan las di lapangan dan W44 (W1100) untuk sambungan baut di lapangan. Ketinggian balok WF tersusun tidak boleh melebihi tinggi yang diizinkan untuk profil WF gilas.
(3) Tinggi balok untuk PSR harus dibatasi sebagai berikut.
(a) Untuk RMK, HSS 14 (PSR 356) atau lebih kecil.
(b) Untuk RMT, HSS 16 (PSR 406) atau lebih kecil.
(4) Balok WF gilas atau tersusun harus memiliki berat yang dibatasi hingga 302 lb/ft (449 kg/m) untuk sambungan las di lapangan dan 400 lb/ft (595 kg/m) untuk sambungan baut di lapangan. Luas sayap balok untuk sambungan baut di lapangan harus dibatasi maksimum hingga 36 in.2 (22900 mm2).
(5) Rasio bentang balok antara kedua sendi, Lh, terhadap tinggi balok, d, dibatasi sebagai berikut:
(a) Untuk sistem RMK, Lh/d dibatasi sebesar :
- 6 atau lebih untuk pelat penutup persegi panjang.
- 4,5 atau lebih untuk pelat penutup berbentuk U untuk sambungan las di lapangan.
- 4,0 atau lebih untuk pelat penutup berbentuk U untuk sambungan baut di lapangan.
(b) Untuk sistem RMT, Lh/d dibatasi sebesar 3 atau lebih.
Bentang balok antara kedua sendi, Lh diartikan sebagai jarak diatara lokasi sendi plastis yang terbentuk untuk setiap ujung yang disambung momen pada balok tersebut. Lokasi sendi plastis diambil sebagai 1/3 tinggi balok, d/3, untuk sambungan las di lapangan dan 1/6 tinggal balok, d/6, untuk sambungan baut di lapangan, menjauhi ujung ekstensi pelat samping, seperti tergambar pada Gambar 11.6. Sehingga,
Lh=L-12(dc1+dc2) -2(0.33)d-2A (las di lapangan) (11.3-1a) Lh=L-12(dc1+dc2) -2(0.165)d-2A (baut di lapangan) (11.3-1b)
dengan
L = jarak antara sumbu kolom, mm.
dc1, dc2 = dimensi kolom pada setiap sisi dari rangka momen, mm.
Catatan Pengguna: Konstanta 0,33d dan 0,165d mewakili jarak sendi plastis dari ujung ekstensi pelat samping. Konstanta A mewakili ekstensi tipikal pelat samping dari muka sayap kolom.
(6) Rasio lebar terhadap tebal dari sayap balok dan badan harus sesuai dengan batasan dari SNI Ketentuan Seismik
(7) Pembreisan lateral untuk balok WF harus disediakan sesuai dengan peraturan pada SNI Ketentuan Seismik. Pembreisan lateral untuk balok PSR harus disediakan sesuai dengan peraturan dalam Lampiran 1, Pasal 1.3.2c dari SNI Spesifikasi, dengan mengambil nilai M1’/M2 = -1 dalam Persamaan A-1-7 pada SNI Spesifikasi. Untuk balok WF dan PSR, bagian dari balok yang tersambung dengan pelat samping harus dipertimbangkan untuk dikekang. Tambahan pembreisan sayap atas dan bawah pada sendi terekspektasi tidak diharuskan.
Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomer (8) Zona terlindung pada balok dengan sambungan las di lapangan dan sambungan baut di
lapangan terdiri dari bagian pada balok yang masing-masing terlihat pada Gambar 11.7 dan 11.8.
Gambar 11.6 Lokasi sendi plastis dan panjang bentang antara kedua sendi
11.3.2 Pembatasan Kolom
Kolom harus memenuhi pembatasan sebagai berikut:
(1) Kolom berupa profil gilas dengan penampang apapun, PSR, profil WF tersusun, profil silang yang terdiri dari profil gilas atau pelat tersusun atau boks tersusun yang sesuai dengan ketentuan pada Pasal 2.3. Pelat untuk sayap dan badan dari profil kotak tersusun harus disambung secara menerus dengan menggunakan las filet atau las gruv PJP sepanjang dimensi kolom.
(2) Kolom PSR harus memenuhi syarat dalam ASTM A1085.
(3) Balok harus tersambung ke bagian pelat samping yang tersambung ke ujung sayap dari kolom WF atau sudut-sudut pada kolom PSR atau profil kotak.
(4) Kolom dengan profil gilas adalah dengan ketinggian yang dibatasi hingga sebesar W44 (W1100). Ketinggian dari profil WF tersusun tidak boleh melebihi ketinggian pada kolom dengan profil gilas. Kolom profil silang tidak boleh memiliki lebar atau tinggi yang lebih dari ketinggian yang diizinkan pada profil gilas. Kolom boks tersusun tidak boleh memiliki lebar lebih dari 33 in. (840 mm).
(5) Tidak ada pembatasan untuk berat kolom per satuan panjang.
(6) Tidak ada ketentuan tambahan untuk tebal sayap kolom.
(7) Rasio lebar terhadap tebal dari sayap dan badan kolom harus sesuai dengan batasan dari SNI Ketentuan Seismik
(8) Pembreisan lateral pada kolom harus sesuai dengan ketentuan dari SNI Ketentuan Seismik
Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersia 11.3.3 Pembatasan Sambungan
Sambungan harus memenuhi pembatasan sebagai berikut:
(1) Semua pelat penyambung, yang terdiri dari pelat samping, pelat penutup, pelat geser horizontal, dan elemen geser vertikal, harus terbuat dari baja struktural yang memenuhi ketentuan dalam ASTM A572M dengan Grade 50 (Grade 345).
Pengecualian : Elemen geser vertikal yang dijelaskan pada Pasal 11.6 dapat difabrikasi dengan menggunakan material ASTM A36/A36M.
(2) Perpanjangan pelat samping yang melebihi muka kolom harus dalam kisaran 0,65d sampai 1,0d untuk sambungan las di lapangan dan 0,65d sampai 1,7d untuk sambungan baut di lapangan,dengan d adalah tinggi nominal balok.
(3) Zona terlindung pada pelat samping terdiri dari bagian pada masing-masing pelat samping dengan ketinggian 6 in. (150mm) yang dihitung mulai dari muka dalam sayap kolom WF atau kolom PSR dan berakhir pada bagian ujung dari celah pada sambungan las di lapangan atau ujung dari lubang baut pertama untuk sambungan dengan baut di seperti terlihat pada Gambar 11.7 dan 11.8.
( a )
( b )
Gambar 11.7 Lokasi balok dan zona terproteksi pelat samping untuk sambungan las di lapangan: (a) sambungan satu sisi; (b) sambungan dua sisi.
Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan, Sain, Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomer
( a )
( b )
Gambar 11.8 Lokasi balok dan zona terlindung pelat samping untuk sambungan baut di lapangan: (a) sambungan satu sisi; (b) sambungan dua sisi.