• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bentuk Campur Kode Pada Tuturan Anak Usia Dini di RA Miftahul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

4.2.1 Bentuk Campur Kode Pada Tuturan Anak Usia Dini di RA Miftahul

Miftahul Huda yang sedang mengikuti perayaan hari sepeda sedunia dengan bersepeda pagi dan dengan riang berbincang bahwa mereka juga memiliki sepeda di rumah. Bentuk implementasi poster ini nantinya akan diserahkan kepada RA Miftahul Huda Tamansari.

1. Data 01

Guru : “kita tulis dulu tanggalnya di papan tulis yaa, siapa yang tahu ini tanggal berapa?”

Siswa A : “Ini tanggal lima”

Siswa B : “Ini tanggal telu buu”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata telu. Kata telu berasal dari bahasa jawa yang artinya tiga. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud menjawab pertanyaan dari guru yang menanyakan tanggal pada hari tersebut kepada para siswa.

2. Data 02

Guru : “Hayo kemarin Ibu ngasih PR, siapa yang sudah mengerjakan?”

Siswa A : “Aku sudah buuu”

Guru : “Buku PR-nya dikumpulkan ke Bu Fitri yaa”

Siswa B : “Rafa belum ngerjakke PR bu”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata ngerjakke. Kata ngerjakke berasal dari bahasa jawa yang artinya mengerjakan. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud memberitahukan kepada guru bahwa ada temannya yang belum mengerjakan PR karena sebelumnya guru tersebut bertanya tentang PR yang telah diberikan di hari sebelumnya.

3. Data 03

Guru : “Kita belajar bahasa Inggris, tirukan Bu Fitri yaa”

Guru : “Ayo! Bicycle sepeda”

Siswa : “Bicycle bicycle itu sepeda

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata Bicycle. Kata bicycle berasal dari bahasa inggris yang artinya sepeda. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa inggris.

Dalam tuturan tersebut siswa menirukan tuturan guru yang sedang mengajar pembelajaran bahasa inggris.

4. Data 04

Guru : “Siapa yang di sini punya sepeda? Ayo angkat tangan!”

Siswa : “Akuuuu!”

Siswa A : “Aku ngga punya sepeda bu, sepeda ku wes rusak bu”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata wes. Kata wes berasal dari bahasa jawa yang artinya sudah. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud memberitahukan kepada guru bahwa sepeda yang ia miliki telah rusak karena guru membahas tentang sepeda.

5. Data 05

Siswa A : “Emange kamu punya bicycle? Aku lho punya”

Siswa B : “Aku punya lah! Aku kan dibeliin ibuku”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata emange dan kata bicycle. Kata emange berasal dari bahasa jawa yang artinya memangnya.

Sedangkan kata bicycle berasal dari bahasa inggris yang artinya sepeda. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia, bahasa

jawa, dan bahasa inggris. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud bertanya kepada temannya apakah ia memiliki sepeda.

6. Data 06

Siswa A : “Bicycle apa bu? Adit lho bu ganggu terus!”

Guru : “Hayo Adit! Tak suruh maju lho kamu”

Siswa B : “Rafa ndisik Bu seng marai

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata bicycle. Kata bicycle berasal dari bahasa inggris yang artinya sepeda. Campur kode kata bicycle pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa inggris. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud bertanya kepada gurunya apa arti dari kata bicycle karena ia belum mengetahui arti kata tersebut.

7. Data 07

Siswa A : “Punyaku warnanya biru”

Siswa B : “Aku juga punya, tapi punyaku warnane pink”

Siswa C : “Koe kan wedok!

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata warnane dan kata pink. Kata warnane berasal dari bahasa jawa yang artinya warnanya sedangkan kata pink berasal dari bahasa inggris yang artinya merah muda. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia, bahasa jawa dan bahasa inggris. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud memberitahukan kepada temannya bahwa sepeda yang ia miliki berwarna pink karena sebelumnya mereka saling memamerkan sepeda yang mereka miliki.

8. Data 08

Siswa A : “Aku naik sepeda sampai jatuh, kakiku lho berdarah”

Siswa B : “…”

Siswa C : “Eh eh aku wingi naik sepeda yo tibo, tapi aku ngga nangis”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata wingi, yo, dan tibo. Kata wingi berasal dari bahasa jawa yang artinya kemarin. Kata yo berasal dari bahasa jawa yang artinya ya. Sedangkan kata tibo berasal dari bahasa jawa yang artinya jatuh. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud memberitahukan kepada temannya tentang pengalamannya bahwa saat mengendarai sepeda ia terjatuh.

9. Data 09

Guru : “Train itu kereta”

Siswa : “Train itu kereta”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata train. Kata train berasal dari bahasa inggris yang artinya kereta. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa inggris. Dalam tuturan tersebut siswa menirukan tuturan guru yang sedang mengajar pembelajaran bahasa inggris.

10. Data 10

Siswa A : “Kan aku kan kalau hari minggu nonton kereta”

Siswa B : “Aku wingi hari minggu yo ndelok kereta”

Siswa C : “ndelok sepur eg

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata wingi,yo, dan ndelok. Kata wingi berasal dari bahasa jawa yang artinya kemarin. Kata yo berasal

dari bahasa jawa yang artinya ya. Dan kata ndelok berasal dari bahasa jawa yang artinya menonton. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud memberitahukan kepada temannya tentang pengalamannya bahwa saat hari minggu ia melihat atau menonton kereta.

11. Data 11

Guru : “Bus itu bis

Siswa : “Bus itu bis

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata bus. Kata bus dalam tuturan di atas diucapkan saat pembelajaran bahasa inggris sehingga kata bus dalam tuturan di atas memiliki arti bus dalam bahasa Indonesia, sedangkan kata bis berasal dari bahasa jawa yang artinya bus. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia, bahasa inggris, dan bahasa jawa.

Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud menirukan tuturan guru yang sedang mengajar pembelajaran bahasa inggris.

12. Data 12

Guru : “Bus itu bis

Siswa A : “…”

Siswa B : “Kan wingi kan kita nonton bis pas numpak kereta”

Siswa C : “Pas di jalan jauh?”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata bis, wingi, pas dan numpak. Kata bis berasal dari bahasa jawa yang artinya bus. wingi berasal dari bahasa jawa yang artinya kemarin. Pas berasal dari bahasa jawa yang artinya saat.

Dan numpak berasal dari bahasa jawa yang artinya naik. Campur kode pada tuturan

di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa.

Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud mengingatkan temannya tentang pengalaman mereka yang sedang melihat bis.

13. Data 13

Guru : “Car itu mobil”

Siswa : “Car itu mobil”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata car. Kata car berasal dari bahasa inggris yang artinya mobil. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan inggris. Dalam tuturan tersebut siswa menirukan tuturan guru yang sedang mengajar pembelajaran bahasa inggris.

14. Data 14

Siswa A : “Aku punya mobil”

Siswa B : “Aku juga punya”

Siswa C : “Mobil mobilanku wakeh

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata wakeh. Kata wakeh berasal dari bahasa jawa yang artinya banyak. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud memberitahukan kepada temannya bahwa ia memiliki banyak mobil-mobilan.

15. Data 15

Siswa A : “Main Ibu-ibuan yoh”

Siswa B : “Ayo”

Siswa A : “Ini pakai pensil aja, aku Ibunya kamu anaknya ya”

Siswa B : “…”

Siswa A : “Ini Pensilnya tok-toke bisa jalan to”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata tok-toke. Kata tok-toke berasal dari bahasa jawa yang artinya pura-puranya. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa sedang memainkan drama bersama temannya dengan pensil pemeran utamanya.

16. Data 16

Siswa A : “Punyaku yang kamu pegangi, ini yang punyamu”

Siswa B : “…”

Siswa A : “Iki punyamu pegangi dulu, sini punyaku”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata iki. Kata iki berasal dari bahasa jawa yang artinya ini. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud menyuruh temannya untuk memegangi barangnya sendiri.

17. Data 17

Guru : “Pedicab itu becak”

Siswa : “Pedicab itu becak”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata pedicab. Kata pedicab berasal dari bahasa inggris yang artinya becak. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa inggris.

Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud menirukan tuturan yang sedang diucapkan oleh gurunya dalam pembelajaran bahasa inggris.

18. Data 18

Guru : “Sekarang kita belajar berhitung yaa, siapa yang bisa berhitung sampai sepuluh?

Siswa A : “Aku sampai telong puluh iso bu”

Guru : “Kita Berhitungnya pakai bahasa inggris ya”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata telong puluh dan iso. Kata telong puluh berasal dari bahasa jawa yang artinya tiga puluh dan kata iso berasal dari bahasa jawa yang artinya bisa. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud memberitahukan kepada gurunya bahwa ia bisa berhitung sampai tiga puluh.

19. Data 19

Guru : “Kita Berhitungnya pakai bahasa inggris ya”

Siswa A : “Yah bu, bahasa inggris aku isone sampai sepuluh tog bu”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata isone dan kata tog. Kata isone berasal dari bahasa jawa yang artinya bisanya dan kata tog berasal dari bahasa jawa yang artinya hanya. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud memberitahukan kepada gurunya bahwa jika berhitung menggunakan bahasa inggris maka ia hanya bisa sampai bilangan sepuluh.

20. Data 20

Siswa A : “Lho pensilku mana?”

Siswa B : “Itu lho pensilmu jatuh”

Siswa A : “Lho kog jatuh, Koe yang jatuhin toh”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata koe. Kata koe berasal dari bahasa jawa yang artinya kamu. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa mencurigai temannya karena ada barangnya yang terjatuh.

21. Data 21

Siswa A : “Mana punyaku?!”

Siswa B : “Nih! Padahal aku pinjam”

Siswa A : “Huh, aku emoh temenan karo koe

Siswa B : “Kan udah aku kembaliin”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata emoh, kata karo, dan kata koe. Kata emoh berasal dari bahasa jawa yang artinya tidak mau. Kata karo berasal dari bahasa jawa yang artinya sama. Dan kata koe berasal dari bahasa jawa yang artinya kamu. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa tidak mau berteman lagi dengan temannya karena ia merasa kesal dengan temannya tersebut.

22. Data 22

Guru : “Yang paling semangat belajarnya nanti masuk surga, siapa yang mau masuk surga?”

Siswa : “…”

Siswa A : “Masuk surga pok enak bu?”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata pok. Kata pok

berasal dari bahasa jawa yang artinya apa. Campur kode pada tuturan di atas merupakan terjadi campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa.

Dalam tuturan tersebut siswa bertanya kepada gurunya apakah masuk surga itu enak karena seng guru terus menyebut jika yang menurut maka akan masuk surga.

23. Data 23

Siswa : “Pesawat mabur uwii”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata mabur. Kata mabur berasal dari bahasa jawa yang artinya terbang. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa sedang bermain pesawat terbang dan mencoba menerbangkan pesawatnya yang terbuat dari kertas.

24. Data 24

Guru : “Sekarang kita mengerjakan halaman 21”

Siswa A : “Aku emoh bu ngerjain ini, aku pertambahan bu”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata emoh. Kata emoh berasal dari bahasa jawa yang artinya tidak mau. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa.

Dalam tuturan tersebut siswa tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya karena ia lebih senang dengan Pelajaran menghitung.

25. Data 25

Guru : “Safiinatun itu perahu”

Siswa : “Safiinatun itu perahu”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata safiinatun. Kata safiinatun berasal dari bahasa arab yang artinya perahu. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa arab.

Dalam tuturan tersebut siswa menirukan tuturan sang guru yang sedang mengajar pembelajaran bahasa arab.

26. Data 26

Guru : “Menulis seperti yang di papan tulis ya”

Siswa A : “Bu nulisnya sampai ngisor?

Guru : “Iya, ditulis sampai bawah”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata ngisor. Kata ngisor berasal dari bahasa jawa yang artinya bawah. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa bertanya kepada gurunya apakah ia harus menulis sampai bawah.

27. Data 27

Siswa A : “Aku wes meh rampung

Siswa B : “Bahasa arab barisnya loro-loro woi, kamu barisnya satu”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata loro-loro. Kata loro-loro berasal dari bahasa jawa yang artinya dua-dua. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa.

Dalam tuturan tersebut siswa mengingatkan pada teman-temannya untuk menjeda dau baris dalam menulis bahasa arab.

28. Data 28

Guru : “Sebelum istirahat kita baca doa sebelum makan terlebih dahulu, ayo rapi-rapian!”

Siswa A : “Baca doa ben opo bu?”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata ben. Kata ben berasal dari bahasa jawa yang artinya agar, biar atau supaya. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa menanyakan kepada gurunya mengapa harus membaca doa.

29. Data 29

Guru : “Ini Mas permen nya diambil”

Siswa A : “…”

Siswa A : “Aku emoh permennya bu, aku ngga seneng rasa ini”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata emoh dan kata seneng. Kata emoh berasal dari bahasa jawa yang artinya tidak mau dan kata seneng berasal dari bahasa jawa yang artinya suka. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa tidak mau dengan permen yang diberikan oleh gurunya karena berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan, namun ia menolak karena tidak menyukai rasa permen tersebut.

30. Data 30

Siswa A : “Permene tak pek yo

Siswa B : “Ojo itu punyaku!”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata ojo. Kata ojo berasal dari bahasa jawa yang artinya jangan. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa tidak memperbolehkan temannya untuk mengambil barang miliknya.

31. Data 31

Guru : “Nah bagus Mbak Kiki mewarnainya ngga keluar garis”

Siswa A : “…”

Siswa B : “Chika wes bagus urung bu?”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata wes dan kata urung. Kata wes berasal dari bahasa jawa yang artinya sudah dan kata urung berasal dari bahasa jawa yang artinya belum. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa Bernama Chika menanyakan kepada gurunya tentang gambar yang telah ia warnai, apakah sudah bagus atau belum.

32. Data 32

Guru : “Kertasnya dikasih nama dulu ya, lihat Bu Nia, namanya ditulis di kotak atas sini ya”

Siswa A : “…”

Siswa B : “Bu namaku ditaruh neng ndi?

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata neng dan kata ndi.. Kata neng berasal dari bahasa jawa yang artinya di dan kata ndi berasal dari bahasa jawa yang artinya mana. Campur kode pada tuturan di atas merupakan

campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa bermaksud menanyakan di mana ia harus menaruh namanya.

33. Data 33

Siswa A : “Sini aku masukin kertasmu”

Siswa B : “Aku wae seng masukin ke situ, kan kamu tadi udah”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata wae dan kata seng. Kata wae berasal dari bahasa jawa yang artinya saja dan kata seng berasal dari bahasa jawa yang artinya yang. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa ingin ia yang memasukkan barang yang akan dimasukkan temannya.

34. Data 34

Siswa A : “Warnanya kog gini takok o Bu Nia, kan katanya Bu Nia warna hijau”

Siswa B : “Tapi aku maunya warna kuning”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata takok. Kata takok berasal dari bahasa jawa yang artinya tanya. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa menegur temannya karena warna yang ia aplikasikan berbeda dengan yang diperintahkan oleh gurunya, dan ia menyuruh temannya untuk bertanya pada guru mereka tentang warna tersebut.

35. Data 35

Siswa A : “Aku minta yang putih ya”

Siswa B : “Ngga boleh, punyaku tinggal dikit”

Siswa A : “Tiga tok tiga tok ora akeh, ini lho masih banyak”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata tok, kata ora, dan kata akeh. Kata tok berasal dari bahasa jawa yang artinya saja atau hanya. Kata ora berasal dari bahasa jawa yang artinya saja atau tidak. Dan kata akeh berasal dari bahasa jawa yang artinya saja atau hanya. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa ingin meminta jajan yang dibeli oleh temannya, dan ia hanya meminta tiga saja tidak lebih atau tidak banyak.

36. Data 36

Siswa A : “Kamu udah cuci tangan belum?”

Siswa B : “Udah ini lho, Lihat iki tanganku wes basah kebes

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata iki, kata wes dan kata kebes. Kata iki berasal dari bahasa jawa yang artinya ini. Kata wes berasal dari bahasa jawa yang artinya sudah. Kata kebes berasal dari bahasa jawa yang artinya semua. Campur kode pada tuturan di atas merupakan campur kode antara bahasa Indonesia dengan bahasa jawa. Dalam tuturan tersebut siswa menunjukkan pada temannya bahwa ia telah mencuci tangan hingga basah semua.

37. Data 37

Siswa A : “Warnane keri yoo

Siswa B : “Enggaaa”

Siswa A : “Njijal takok o Bu Nia”

Siswa B : “Ditulis dulu terus kei warna bu?”

Tuturan di atas terdapat campur kode berupa penyisipan berwujud kata.

Penyisipan campur kode berwujud kata yang dijumpai adalah kata kei. Kata kei berasal dari bahasa jawa yang artinya kasih. Campur kode pada tuturan di atas

Dokumen terkait