• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dasar Perancangan Sistem Penyediaan Air Panas .1 Pengaruh Kualitas Air Dan Temperatur

memasukkan faktor kemungkinan penggunaan serempak dari alat- alat plambing.

2.3 Dasar Perancangan Sistem Penyediaan Air Panas

v

Gambar 2.8

Hubungan Antara Suhu Air dan Waktu Inkubasi

Suhu merupakan salah satu parameter air yang sering diukur, karena kegunaannya dalam mempelajari proses fisika, kimia dan biologi. Suhu air berubah-ubah terhadap keadaan ruang dan waktu.

Suhu perairan tropis pada umumnya lebih tinggi daripada suhu perairan sub tropis utamanya pada musim dingin. Penyebaran suhu di perairan terbuka terutama disebabkan oleh gerakan air, seperti arus dan turbulensi. Penyebaran panas secara molekuler dapat dikatakan sangat kecil atau hampir tidak ada (Romimohtarto, 2001).

Sifat-sifat panas air ini yang mempengaruhi lingkungan perairan terdiri dari:

a) Panas jenis

Air termasuk salah satu zat yang mempunyai panas jenis yang tinggi, yang mana sangat baik bagi suatu lingkungan. Panas jenis ini

merupakan suatu faktor kapasitas energi panas untuk menaikkan suhu suatu satuan berat pada skala 1ºC.

b) Suhu

Suhu secara langsung atau tidak langsung sangat dipengaruhi oleh sinar matahari. Panas yang dimiliki oleh air akan mengalami perubahan secara perlahan-lahan antara siang dan malam serta dari musim ke musim. Selain itu, air mempunyai sifat dimana berat jenis maksimum terjadi pada suhu 4ºC dan bukan pada titik beku. Suhu air sangat berpengaruh terhadap jumlah oksigen terlarut di dalam air.

Jika suhu tinggi, air akan lebih cepat jenuh dengan oksigen dibanding dengan suhunya rendah.

Suhu air pada suatu perairan dapat dipengaruhi oleh musim, lintang (latitude), ketinggian dari permukaan laut (altitude), waktu dalam satu hari, penutupan awan, aliran dan kedalaman air.

Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air seperti O2, CO2, N2, CH4 dan sebagainya. Kisaran suhu air yang sangat diperlukan agar pertumbuhan ikan-ikan pada perairan tropis dapat berlangsung berkisar antara 25-32°C.

Kisaran suhu tersebut biasanya berlaku di Indonesia sebagai salah satu negara tropis sehingga sangat menguntungkan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan. Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia, fisika dan biologi di dalam perairan,sehingga dengan perubahan suhu pada suatu perairan akan mengakibatkan berubahnya semua proses di dalam perairan. Hal ini dilihat dari peningkatan suhu air, maka kelarutan oksigen akan berkurang.

Peningkatan suhu perairan 10°C mengakibatkan meningkatnya konsumsi oksigen oleh organisme akuatik sekitar 2–3 kali lipat, sehingga kebutuhan oksigen oleh organisme akuatik meningkat.

- Temperatur Air Panas

Air panas dalam alat plambing digunakan untuk mencuci muka dan tangan, mandi, mencuci pakaian, alat-alat dapur dan sebagainya. Temperatur air yang digunakan untuk berbagai keperluan tersebut berbeda-beda. Standar temperatur air panas menurut jenis pemakaiannya dapat dilihat pada Tabel 2.1 (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000).

Tabel 2.1 Standar Temperatur Air Panas Menurut Jenis Pemakaiannya

No Jenis Pemakaiannya Temperatur

(0C)

1 Minum bak 50 – 55

2 Mandi: Dewasa Anak

42 – 45 40 – 42

3 Pancuran mandi 40 – 43

4 Cuci muka dan cuci tangan 40 – 42

5 Cuci tangan untuk keperluan pengobatan 43

6 Bercukur 46 – 52

7

Dapur: macam-macam keperluan proses pencucian

proses pembilasan

45 45 – 60 70 – 80

8

Cuci pakaian: macam-macam keperluan bahan sutera dan wol bahan linen dan katun

60 33 – 49 49 – 60

9 Kolam renang 21 – 27

10 Cuci mobil (di bengkel) 24 – 30

2.3.2 Sistem Penyediaan Air Panas - Sistem Penyediaan air panas

Sistem penyediaan air panas adalah instalasi yang menyediakan air panas dengan menggunakan sumber air bersih, dipanaskan dengan berbagai cara, baik langsung dari alat pemanas ataupun melalui sistem perpipaan (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000).

- Instalasi Penyediaan Air Panas

Dalam memenuhi kebutuhan akan air panas, ada dua jenis instalasi yang dapat di gunakan yaitu (Soufyan M.Noerbambang dan Takeo Morimura, 2000):

1. Instalasi lokal

Pada jenis ini suatu pemanas air dipasang di tempat atau berdekatan dengan alat plambing yang membutuhkan air panas.

Pemanas dapat menggunakan gas, listrik ataupun uap sebagai sumber kalor.

2. Instalasi sentral

Jenis ini yaitu air panas yang dihasilkan di suatu tempat dalam gedung, kemudian dengan pipa distribusi dialirkan keseluruh lokasi alat plambing yang membutuhkan air panas.

2.3.3 Cara Pemanasan

- Memasang Instalasi Pipa Air Panas

Instalasi pipa air panas perlu dibuat khusus. Inilah material dan cara pemasangan yang tepat agar Anda tak terancam bencana.

Pada musim penghujan, Anda mungkin ingin mandi air hangat.

Temperatur air yang hangat kuku menjadikan mandi di musim dingin itu nikmat. Badan tak akan menggigil ketika air mengguyur sekujur tubuh.

Kita mengenal banyak cara menyediakan air hangat untuk mandi. Cara konvensional: rebus air hingga mendidih, tuang air panas itu ke dalam bak mandi dan campur dengan air dingin hingga cukup hangat. Pada rumah modern, cara ini mulai ditinggalkan karena tidak praktis.

Solusi lain: pasang pemanas air pada instalasi air bersih di rumah. Sistem ini mempercepat upaya penyediaan air hangat untuk mandi atau mencuci sekaligus. Jika ingin memperoleh air hangat untuk mandi atau mencuci, Anda pun cukup membuka keran. Air hangat langsung mengucur. Cara ini lebih cepat dan praktis, bukan?

Jika Anda ingin menginstalasi air panas untuk rumah tinggal, ada beberapa kiat yang perlu diperhatikan. Biasanya, yang menjual alat pemanas air ini berikut pemasangannya. Namun Anda dapat mengawasinya dan memilih alat atau pipa yang terbaik. Jika Anda tidak mempunyai peralatan yang memadai bisa melakukan sewa alat atau instrument rent untuk membantu pekerjaan tersebut.

- KIAT MEMASANG

Sebaiknya instalasi air panas dipasang (welding) bersamaan waktu dengan memasang instalasi air bersih atau saat

pembangunan rumah. Dalam memasang/menyatukan (welding), Berikut 5 kiat agar mendapatkan hasil terbaik:

1. Tentukan titik keran air panas. Penentuan titik ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Umumnya air panas dibutuhkan di kamar mandi, dapur, dan wastafel. Setelah itu, tentukan pula lokasi alat pemanas air. Tahap ini penting untuk menghitung kebutuhan pipa instalasi air dan menentukan jalur instalasinya.

Untuk menekan biaya, tentukan jalur/jarak terpendek antara titik keran dengan mesin pemanas air. Gunakanlah alat mekanik, alat kalibrasi yang sesuai pekerjaan Anda.

2. Tentukan model alat pemanas. Memilih alat pemanas sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan. Jika hanya untuk keperluan mandi dan wastafel, cukup pilih tangki yang berkapasitas 10liter.

Alat ini dapat dipasang di dalam kamar mandi, sehingga menekan kebutuhan pipa. Kapasitas tangki lebih besar (>30liter) dibutuhkan jika titik keran air panas lebih banyak. Alat ini sebaiknya ditempatkan di luar ruangan. Terlebih jika Anda

memilih pemanas gas. Alat mekanik, alat kalibrasi lainnya akan membantu Anda mendapatkan hasil maksimal.

3. Memilih material pipa instalasi. Temperatur air yang tinggi berpotensi merusak beberapa jenis material. Untuk air panas, sebaiknya gunakan material yang tahan panas dan tekanan tinggi. Untuk panas sedang dapat menggunakan pipa PVC.

4. Ini pun mesti dipilih pipa PVC yang tebal dan kuat. Tidak ada jaminan pipa akan kuat selamanya. Paling baik adalah menggunakan pipa tembaga khusus instalasi air panas. Pipa tembaga merupakan material yang paling populer diaplikasikan sebagai pipa instalasi air panas. Selain tembaga, masih ada material besi yang lebih tebal dan kuat. Besi memiliki kelemahan juga. Besi tidak fleksibel. Sambungannya rentan bocor. Bagian dalamnya juga bisa berkarat, sehingga air kotor dan bau. Sebagai penggantinya bisa digunakan pipa jenis XLPE/PEX. Untuk mempermudah pekerjaan Anda bisa melakukan sewa alat (instrument rent) yang mendukug pekejaan.

5. Menghubungkan pemanas dengan instalasi pipa. Setelah pemanas terpasang pada dinding, hubungkan lubang input/output pemanas ke intalasi air. Hubungkan lubang input ke pipa instalasi pensuplai, sedangkan lubang output (buangan air panas) ke pipa instalasi air panas.

2.3.4 Laju Aliran Air Panas

Banyaknya air panas yang digunakan bergantung pada jenis pemakaian gedung, jumlah orang, banyaknya alat plambing dan lain- lai. Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan air panas, yaitu:

a. Berdasarkan jumlah orang atau penghuni

Untuk setiap jenis pemakaian gedung, jumlah kebutuhan air panas dapat dihitung berdasarkan jumlah orang dan kebutuhan air panas setiap orang setiap harinya. Jumlah pemakaian air panas b. Berdasarkan jumlah dan jenis alat plambing.

Kuantitas air panas yang digunakan bergantung pada jenis pemakaian gedung, jumlah orang yang menggunakan air panas,banyaknya alat plambing, kebiasaan dan kebudayaan orang, juga musim. Terdapat dua cara untuk menghitung kebutuhan air panas, yaitu kebutuhan berdasar jumlah pemakai dan kebutuhan berdasar jumah dan alat plambing.

BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait