BAB III BAB III
E. Definisi Operasional
Definisi Operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
1. Standar Taksiran Logam Emas merupakan harga dasar yang digunakan dalam menetapkan nilai suatu agunan atau barang jaminan. Perhitungan standar taksiran logam emas perhiasan diperoleh dari : 100% x Harga Pasar Pusat ( HPP) yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Standar Taksiran Logam Emas yang digunakan adalah Standar Taksiran Logam Emas yang telah ditetapkan oleh PT. Pegadaian pusat yang akan digunakan oleh PT.
Pegadaian yang ada di seluruh Indonesia. Data yang digunakan adalah data perubahan Standar Taksiran Logam Emas selama periode pengamatan antara tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
2. Standar Taksiran Harga Emas merupakan harga yang telah ditetapkan dan digunakan sebagai acuan untuk nilai suatu agunan atau barang jaminan berupa emas. Harga emas yang digunakan adalah harga emas pada saat pembukaan pada sore hari (harga emas Gold P.M). Data yang digunakan adalah data rata-rata harga emas harian untuk harga bulanan selama periode pengamatan antara tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
30
3. Volume Transaksi Produk KCA (Kredit Cepat dan Aman). Produk KCA (Kredit Cepat dan Aman) merupakan kredit berdasarkan hukum gadai dengan prosedur pelayanan yang mudah, aman, dan cepat.
Barang jaminan yang menjadi agunan meliputi perhiasan emas atau permata, kendaraan bermotor, elektronik, kain dan alat rumah tangga lainnya. Data yang digunakan adalah data perubahan volume transaksi produk KCA selama periode pengamatan antara tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
31 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian
Tanggal 1 April 2012 merupakan tonggak sejarah bagi seluruh Insan Pegadaian. Pada tanggal tersebut, perusahaan resmi berubah status badan hukum dari Perusahaan Umum (Perum) menjadi Perseroan Terbatas (PT). Perubahan status badan hukum tersebut tidak sekedar perubahan struktur modal namun mempengaruhi mekanisme pengelolaan perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Perusahaan dituntut untuk semakin meningkatkan kinerja perusahaan dalam pasar (Market) yang semakin kompetitif dalam rangka menciptakan nilai tambah (added value) baik bagi pemegang saham (shareholder) dan mengakomodasi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder).
Dalam persaingan usaha yang semakin ketat saat ini, setiap perusahaan dituntut memiliki keunggulan kompetitif untuk memenangkan persaingan tersebut. Keunggulan tersebut dapat berupa keunggulan secara produk, sistem distribusi, pelayanan, dukungan informasi teknologi dan sebagainya. Namun tidak kalah penting juga adalah keunggulan softstructure berupa pengelolaan perusahaan yang baik, budaya kerja yang kuat, kompetensi SDM dan nilai-nilai perusahaan yang mampu mengikat loyalitas nasabah dan masyarakat secara luas.
32
Pedoman standar etika perusahaan INTAN (Code of Conduct) adalah sekumpulan komitmen yang terdiri dari Budaya Perusahaan INTAN serta standar etika perusahaan PT Pegadaian (Persero) yang membentuk dan mengarah kesesuaian tingkah laku sehingga sesuai dengan budaya dan nilai-nilai perusahaan.
Code of Conduct berlaku untuk seluruh individu yang bertindak atas nama PT Pegadaian (Persero), Anak Perusahaan, Pemegang Saham serta menjadi acuan seluruh stakeholders atau mitra kerja yang melakukan transaksi bisnis dengan nama PT Pegadaian (Persero).
a. VISI
Sebagai solusi bisnis terpadu terutama berbasis gadai yang selalu menjadi market leader dan mikro berbasis fidusia selalu menjadi yang terbaik untuk masyarakat menengah kebawah.
b. MISI
1. Memberikan pembiayaan yang tercepat, termudah, aman dan selalu memberikan pembinaan terhadap usaha golongan menengah kebawah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
2. Memastikan pemerataan pelayanan dan infrastruktur yang memberikan kemudahan dan kenyamanan di seluruh Pegadaian dalam mempersiapkan diri menjadi pemain regional dan tetap menjadi pilihan utama masyarakat.
3. Membantu Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat golongan menengah kebawah dan melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya perusahaan.
33
PT Pegadaian (Persero) menyadari bahwa penerapan GCG secara sistematis dan konsisten merupakan kebutuhan yang harus dilaksanakan. Penerapan GCG pada Perseroan diharapkan dapat memacu perkembangan bisnis, akuntabilitas serta mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders lainnya.
Good Corporate Governance Perseroan ini merupakan penjabaran dari kaidah –kaidah Good Corporate Governance, Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per- 01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Regulasi di bidang Pasar Modal, Anggaran Dasar Perseroan, Visi dan Misi Perseroan serta Praktik-Praktik terbaik dalam Good Corporate Governance.
Pelaksanaan GCG yang baik membutuhkan check and balance pada setiap proses bisnis di tiap level maupun fungsi, sehingga pengelolaan Perseroan yang berdasarkan prinsip-prinsip GCG dapat terwujud dan dengan peraturan ini mampu mendorong Insan Perseroan untuk mencapai visi,misi dan tujuan Perseroan.
Implementasi Panduan GCG dilaksanakan secara konsisten dengan didukung adanya laporan dari masing-masing unit kerja secara berkala mengenai implementasi panduan dan dikaitkan dengan sistem reward and punishment yang dikembangkan oleh Perseroan bagi satuan kerja maupun individu Karyawan.
34
SPI melakukan pemantauan atas tindak lanjut penerapan GCG di Perseroan dan memberikan usulan perubahan/revisi atas Panduan Good Corporate Governance ini kepada Direksi dan tembusan kepada Dewan Komisaris.
Perseroan memberikan kesempatan kepada Insan Perseroan dan stakeholder lainnya untuk dapat menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran terhadap Panduan Good Corporate Governance kepada satuan kerja atau tim yang ditunjuk Perseroan melalui surat, kotak pengaduan atau media lainnya yang disediakan oleh Perseroan untuk kepentingan pelaporan pelanggaran.
Penyediaan media tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan dugaan pelanggaran terhadap Panduan Good Corporate Governance dan bukan untuk menyampaikan keluhan pribadi pelapor.
Setiap identitas pelapor harus disebutkan secara jelas.
Perseroan akan memberikan perlindungan bagi pelapor. Perseroan mengembangkan sistem pelaporan pelanggaran (Whistleblowing system). Pengendalian Gratifikasi, PT Pegadaian (Persero) dalam setiap pelaksanaan kegiatan usahanya harus selalu berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance yang salah satunya menghindari praktik-praktik gratifikasi. Dalam kegiatan bisnis, pada umumnya perusahaan tidak terlepas dari hubungan dan interaksi antara para pihak baik internal maupun eksternal yang saling menjalin kerja sama yang harmonis, serasi dan berkesinambungan dengan tidak melupakan etika dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
35
Dalam hubungan bisnis, terdapat praktik kegiatan kerja yang tidak terhindarkan yaitu adanya penerimaan, pemberian, dan permintaan gratifikasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Hal-hal yang terkait dengan penerimaan, pemberian, dan permintaan gratifikasi dan tatacara/mekanisme pelaporannya di lingkungan Perusahaan telah diatur dalam pedoman pengendalian Gratifikasi. Hal ini penting dibudayakan di lingkungan Perusahaan sebagai suatu proses pembelajaran bagi insan Perusahaan dalam mewujudkan Insan Perusahaan yang mempunyai harkat, martabat dan citra yang tinggi dalam hubungan bisnis dengan para Stakeholder.
Pengendalian Gratifikasi Perseroan ini merupakan penjabaran dari undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Regulasi di bidang Pasar Modal, Anggaran Dasar Perseroan, Visi dan Misi Perseroan serta nilai-nilai budaya Perusahaan.
Pelaksanaan pengendalian gratifikasi yang baik membutuhkan check and balance pada setiap proses bisnis di tiap level maupun fungsi, sehingga pengelolaan Perseroan yang berdasarkan pedoman pengendalian gratifikasi dapat terwujud dan dengan peraturan ini mampu mendorong Insan Perseroan untuk mencapai visi,misi dan tujuan Perseroan.
36
SPI melakukan pemantauan atas tindak lanjut penerapan pengendalian gratifikasi di Perseroan dan memberikan usulan perubahan/revisi atas Pedoman Gratifikasi kepada Direksi dan tembusan kepada Dewan Komisaris.
Perseroan memberikan kesempatan kepada Insan Perseroan dan stakeholder lainnya untuk dapat menyampaikan laporan mengenai dugaan pelanggaran terhadap Pedoman Pengendalian Gratifikasi kepada satuan kerja atau tim yang ditunjuk Perseroan melalui surat, kotak pengaduan atau media lainnya yang disediakan oleh Perseroan untuk kepentingan pelaporan pelanggaran.
Penyediaan media tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan dugaan pelanggaran terhadap Pengendalian Gratifikasi dan bukan untuk menyampaikan keluhan pribadi pelapor. Setiap identitas pelapor harus disebutkan secara jelas. Perseroan akan memberikan perlindungan bagi pelapor.
Implementasi Pengendalian Gratifikasi dilaksanakan secara konsisten dan bersifat wajib dengan didukung adanya laporan dari masing-masing unit kerja mulai dari jajaran Direksi sampai pegawai level terendah secara berkala. Implementasi pengendalian gratifikasi dikaitkan dengan sistem reward dan punishment yang dikembangkan oleh Perseroan bagi satuan kerja maupun individu Karyawan.
2. Sejarah Singkat Emas
Sejak dari 4000 tahun dahulu hinggalah zaman sekarang Emas menjadi simbol kekayaan. Emas tidak terbakar, tidak berkarat dan sukar diperolehi serta sentiasa bersinar dan cantik. Keistimewaan
37
inilah menyebakan Emas sebagai sesuatu yang berharga dan bernilai dari dahulu hingga sekarang. Manusia sentiasa tertarik dengan Emas dan menggunkan Emas sebagai simbol kekayaan.
Emas merupakan salah satu logam mulia yang bernilai tinggi, karena karena emas merupakan nilai tukar selain uang yang digunakan dizaman dahulu sebelum adanya uang seperti sekarang ini. emas yang merupakan logam mulia ini banyak diserbu masyarakat kerna emas juga bisa dijadikan sebagai investasi emas yang bisa menguntungkan dan sedikit resiko, karena notabene harga emas yang dominan selalu naik dan disebut juga sebagai investasi minim resiko.
Emas dibagi dua jenis yaitu emas untukperhiasan dan emas untuk investasi, jika emas untuk perhiasan biasanya harganya menajdi lebih mahal karena adanya tambahan biaya pembuatan perhiasan tersebut, sedangkan emas untuk investasi biasanya berupa emas batangan yang bentuknya seperti balok yang dicetak dalam ukuran beberap gram hingga kilogram.
Emas memiliki sejarah panjang dan kompleks. Penemuan emas pertama, melambangkan kekayaan dan kekuasaan seseorang.
Emas dianggap sebagai logam yang paling berharga dalam sejarah peradaban manusia, setidaknya sejak 4000 tahun sebelum masehi.
Pada tahun tersebut, ditemukan kepingan emas di Spanyol. Bangsa yang tinggal di daerah Eropa Timur itu pun menggunakan kepingan emas sebagai perlengkapan aksesoris dan fashion.
Sebuah peradaban di Irak Selatan juga mampu menciptakan perhiasan dari emas pada 3000 tahun sebelum masehi. Dalam
38
sejarah lain disebutkan bahwa di Eropa, emas mulai dikenal saat kekuasaan kekisaran (imperium) Eropa, pada awal masehi.
Sedangkan sebagai mata uang, emas mulai digunakan pada zaman Raja Lydia ( sekarang Turki ) sejak 560 tahun sebelum masehi.
Lahirnya Islam sebagai sebuah peradaban dunia yang dibawa dan disebarkan Rasulullah Muhammad SAW telah memberikan perubahan yang signifikan. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, umat Isam juga sudah mulai mengenal emas sebagai mata uang. Uang tersebut dikenal dengan nama dinar, yang terbuat dari emas 22 karat, seberat 4,25 gram, dengan diameter 23 milimeter. Standar ini kemudian dibakukan oleh World Islamic Trading Organization (WITO), dan berlaku hingga sekarang.
Setelah emas dikenal sebagai alat tukar untuk perdagangan Internasional di Timur Tengah pada 1500 sebelum masehi. Mesir menjadi negara terkaya di kawasan itu. Pasalnya, Mesir memiliki Nubia, sebuah daerah yang sangat kaya kandungan emasnya.
Standar unit di Timur Tengah pada waktu itu menggunakan koin emas Shekel dengan berat 11,3 gram. Shekel terbuat dari campuran alami logam 2/3 emas dan 1/3 perak yang biasa disebut dengan elektrum.
Pada awal Perang Dunia I, negara-negara yang berperang masih menggunakan standar emas. Namun, perang telah menghabiskan biaya teramat banyak yang menyebabkan menipisnya persediaan emas di negara-negara tersebut. Seperti terjadinya Perang Vietnam, dimana yang membuat Amerika Serikat menanggung kerugian besar sehingga mengalami kesulitan ekonomi.
39
Mereka tak mampu lagi mempertahankan jaminan atas uang kertas dengan cadangan emas yang mereka miliki. Akhirnya, sejak saat itu, uang kertas tidak lagi dijamin dengan emas. Akan tetapi, ditentukan oleh kepercayaan yang didukung ketersediaan cadangan devisa (emas dan valuta asing) yang dimiliki bank sentral masing-masing negara, serta supply and demand yang ditentukan oleh kondisi fundamental ekonomi setiap negara.
3. Sejarah PT. Pegadaian
Perum Pegadaian adalah salah satu lembaga keuangan non bank yang kegiatan utamanya menyediakan dana (pembiayaan) bagi masyarakat luas, untuk tujuan konsumsi, produksi, maupun berbagai tujuan lainnya.
Perum Pegadaian termasuk dalam kategori lembaga keuangan karena transaksi pembiayaan yang diberikan oleh Pegadaian mirip dengan pinjaman kredit melalui bank, namun diatur secara terpisah atas dasar hukum gadai dan bukan dengan peraturan mengenai pinjam meminjam biasa. Baik Bank maupun pegadaian memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan membebankan suatu kontra prestasi atas penyerahan uang atau balas jasa atas pinjaman yang diperolehnya dalam bentuk bunga atau sewa modal.
Pada tanggal 12 Maret 1901 pemerintah mengeluarkan Statsblad (Stbl) No.131 yang pada prinsipnya mengatur bahwa pegadaian merupakan monopoli dan karena itu hanya bisa dijalankan oleh pemerintah. Berdasarkan Undang-Undang ini maka didirikanlah Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat) pada 1 April
40
1901. Maka setiap pada tanggal 01 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) No. 19 / 1960 menetapkan bahwa semua perusahaan yang modalnya berasal dari Pemerintah dijadikan Perusahaan Negara (PN).
Tujuannya adalah untuk menyederhanakan perusahaan-perusahaan Negara yang bentuknya beraneka ragam hanya menjadi satu bentuk saja. Sejalan dengan perpu tersebut maka pada tanggal 3 Mei 1961, Jawatan Pegadaian diubah statusnya menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.27/1965 titelatur Jabatan Presiden Direktur diganti dengan Direktur Utama.
Melalui Perpu No. 1/1969 yang diundangkan dengan UU No.
9 tahun 1969 tentang bentuk-bentuk Usaha Negara (Perjan, Perum dan Persero). Maka PN Pegadaian dirubah statusnya menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) Pegadaian. Pada bulan April 1990 status hukum Perjan Pegadaian dialihkan menjadi Perum Pegadaian melalui PP 10 tahun 1990. Dengan adanya perubahan status itu, maka Perum Pegadaian dikelola selayaknya Persero (PT). Tujuan dan misi perusahaan dipertegas yaitu disamping memupuk keuntungan juga membantu Pemerintah dalam pembangunan dan ekonomi, berupa pemberian kredit skala kecil atas dasar hukum gadai kepada masyarakat menengah ke bawah. Tugasnya mencegah terjadinya praktek riba, rentenir dan gadai gelap dimasyarakat.
41
4. Sejarah Sistem Standar Emas
Sepanjang sejarah, emas sudah sering dipakai sebagai uang dan sebagai tolak ukur patokan harga untuk komoditas lainnya.
Sistem standar emas muncul pada tahun 1870, dimana pemerintah Inggris menetapkan nilai poundsterling dengan emas. Karena perkembangan industri dan perdagangan dunia yang berkembang pada abad 19 serta diperkuat dengan ditemukannya tambang emas di Amerika dan Afrika, maka sistem standar emas dipakai oleh banyak negara hingga Perang Dunia I. Dengan dibentuknya sistem keuangan berstandar emas pada 1870 menandai salah satu kejadian penting dalam sejarah pasar mata uang.
Sebelum standar emas diberlakukan, negara-negara di dunia menggunakan emas dan perak sebagai alat pembayaran internasional. Masalah utama dalam penggunaan emas dan perak ini adalah nilainya yang dipengaruhi oleh external supply and demand.
Sebagai contoh, penemuan tambang emas baru akan menarik harga emas turun. Akan tetapi, pembentukan standar emas terlebih dahulu dibentuk di inggris.
Sebenarnya, pemikiran dasar di balik standar emas yaitu adanya intervensi dari pemerintah pada setiap negara untuk menjamin pertukaran mata uang dapat dilakukan dengan emas. Dengan kata lain, mata uang akan didukung oleh emas (backed by gold). Standar emas mulai runtuh di awal Perang Dunia I. Sehubungan dengan ketegangan politik yang terjadi di Jerman, maka negara-negara di Eropa membuat proyek-proyek militer raksasa. Akan tetapi, dengan
42
adanya pembangunan proyek-proyek tersebut mengakibatkan beban finansial sangat besar. Sehingga, pada saat itu negara-negara di eropa tidak mempunyai cukup emas untuk menutupi beban financial itu. Meskipun standar emas sempat kembali setelah PD I, banyak negara akhirnya mengabaikannya lagi saat pecah Perang Dunia II.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Data Penelitian
a. Standar Taksiran Logam Emas :
1) HPD pada tahun 2010 sebesar Rp. 485.000 Tabel 1
Standar Taksiran Logam Emas Tahun 2010
Karat Taksiran
24 485.000
23 475.000
22 465.000
21 455.000
20 445.000
19 435.000
18 425.000
17 415.000
16 405.000
15 395.000
14 385.000
13 375.000
12 365.000
11 355.000
10 345.000
9 335.000
8 325.000
7 305.000
6 295.000
Sumber : PT. Pegadaian Cabang (Persero) Cabang Malimongan Makassar
43
2) Pada tahun 2011 dimana HPD sebesar Rp. 495.000 Tabel 2
Standar Taksiran Logam Emas Tahun 2011
Karat Taksiran
24 495.000
23 485.000
22 475.000
21 465.000
20 455.000
19 445.000
18 435.000
17 425.000
16 415.000
15 405.000
14 395.000
13 385.000
12 375.000
11 365.000
10 355.000
9 345.000
8 335.000
7 325.000
6 315.000
Sumber : PT. Pegadaian Cabang (Persero) Cabang Malimongan Makassar
3) Pada tahun 2012 HPD sebesar Rp. 510.000.
Tabel 3
Standar Taksiran Logam Emas Tahun 2012
Karat Taksiran
24 510.000
23 488.750
22 467.500
21 446.250
20 425.000
19 403.750
18 382.500
17 361.250
16 340.000
44
15 318.750
14 297.500
13 276.000
12 255.000
11 233.750
10 212.500
9 191.250
8 170.000
7 148.750
6 127.500
Sumber : PT. Pegadaian Cabang (Persero) Cabang Malimongan Makassar
b. Volume Transaksi KCA (Kredit Cepat Dan Aman) : Tabel 4
Data KCA (berdasarkan potongan barang jaminan) Tahun 2010
Golongan
Barang
Taksiran (Rp)
Uang Biaya
Jaminan
(Unit) Pinjaman (Rp)
Administrasi (Rp) A Kantong 915 617.523.477 112.433.000 1.166.000
A Gudang 35 4.924.326 4.189.000 42.000
Jumlah
Gol A 950 622.447.803 116.622.000 1.208.000 B Kantong 10.350 6.028.029.718 3.641.178.000 33.041.500 B Gudang 262 110.125.918 93.159.000 915.500 Jumlah
Gol B 10.612 6.138.155.636 3.734.337.000 33.957.000 C Kantong 36. 691 95.505.367.665 73.678.075.000 621.397.000 C Gudang 449 913.837.308 790.230.000 7.352.500 C Motor 90 538.569.991 446.585.000 4.093.500 C Mobil 2 33.000.000 30.000.000 240.000 Jumlah
Gol C 35.232 96.990.774.964 74.944.890.000 633.083.000 D Kantong 696 31.534.693.811 28.341.500.000 243.553.000 D Mobil 22 1.289.113.787 1.140.850.000 10.681.000 Jumlah
Gol D 718 32.823.807.598 29.482.350.000 254.234.000 Jumlah
A+B+C+D 47.512 136.575.186.001 108.278.199.000 922.482.000 Sumber : PT. Pegadaian (Persero) Cabang Malimongan Makassar
45
Tabel 5
Data KCA (berdasarkan potongan barang jaminan) Tahun 2011
Golongan
Barang
Taksiran (Rp)
Uang Biaya
Jaminan
(Unit) Pinjaman (Rp)
Administrasi (Rp) A Kantong 584 1.343.947.006 69.210.000 717.500
A Gudang 12 2.405.840 1.387.000 15.000
Jumlah Gol
A 596 1.346.352.846 70.597.000 732.500
B Kantong 7.976 5.184.940.971 2.864.629.000 25.729.500 B Gudang 149 66.312.851 52.650.000 505.500 Jumlah Gol
B 8.125 5.251.253.822 2.917.279.000 26.235.000 C Kantong 31.846 97.735.105.567 75.754.340.000 637.373.500 C Gudang 481 879.505.974 762.113.000 6.985.000 C Motor 96 594.799.683 485.380.000 4.517.000
C Mobil 1 16.500.000 15.000.000 150.000
Jumlah Gol
C 32.424 99.225.911.224 77.016.833.000 649.025.500 D Kantong 932 42.237.529.450 37.067.800.000 326.890.500
D Gudang 1 22.500.000 20.200.000 202.000
D Motor 4 108.750.000 99.900.000 899.500
D Mobil 15 940.254.301 868.500.000 8.341.000 Jumlah Gol
D 952 43.309.033.751 38.056.400.000 336.333.000 Jumlah Gol
A+B+C+D 42.097 149.132.551.643 118.061.109.000 1.012.326.000 Sumber : PT. Pegadaian (Persero) Malimongan Makassar
46
Tabel 6
Data KCA (berdasarkan potongan barang jaminan) Tahun 2012
Golongan
Barang
Taksiran (Rp)
Uang Biaya
Jaminan
(Unit) Pinjaman (Rp)
Administrasi (Rp) A Kantong 411 850.255.087 49.531.000 516.000
A Gudang 6 3.628.500 680.000 7.000
Jumlah Gol
A 417 853.883.587 50.211.000 523.000
B Kantong 12.087 12.610.075.440 6.974.943.000 60.704.200
B Gudang 86 85.342.403 53.980.00 491.500
Jumlah Gol
B 12.173 12.695.417.843 7.028.923.000 61.195.700 C Kantong 25.759 103.645.158.224 79.691.577.000 660.002.500 C Gudang 168 348.673.347 289.955.000 2.579.000 C Motor 80 521.397.720 415.830.000 3.793.500
C Mobil 3 56.043.954 590.770.000 440.500
Jumlah Gol
C 26.010 104.571.273.245 80.448.132.000 666.815.500 D Kantong 971 42.041.064.243 37.043.524.000 314.743.500
D Gudang 1 27.500.000 25.000.000 250.000
D Motor 3 88.890.000 79.800.000 748.500
D Mobil 14 1.921.662.473 1.656.450.000 16.444.500 Jumlah Gol
D 989 44.079.116.716 38.804.774.000 332.186.500 Jumlah Gol
A+B+C+D 39.589 162.199.691.391 126.332.040.000 1.060.720.700 Sumber : PT. Pegadaian (Persero) Cabang Malimongan Makassar
c. Pengujian Data
Tabel 7
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1
STANDAR
TAKSIRAN 496666,6667 3 12583,05739 7264,83157
VOLUME
TRANSAKSI 43066,0000 3 4049,40773 2337,92665
Sumber: Pengolahan Data SPSS 2014
47
Berdasarkan table 4.7, menunjukkan bahwa rata-rata standar taksiran logam sebesar 496666,6667, sedangkan rata-rata volume transaksi sesudah sebesar 43066,0000.
Tabel 8
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 STANDAR TAKSIRAN &
VOLUME TRANSAKSI 3 -,948 ,206
Sumber: Pengolahan Data SPSS 2012
Berdasarkan tabel 4.8, merupakan korelasi standar taksiran dan volume transaksi serta tingkat signifikansi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat korelasi yang diperoleh 0.948 atau 94.8%
dengan tingkat signifikansi 0,206 atau 20.6%.
Tabel 9 Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
(2- tailed) Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper
Pair 1
STANDAR TAKSIRAN -
VOLUME TRANSAKSI
453600,66667 16472,58439 9510,45103 412680, 49858
494520,8
3475 47,695 2 ,000
Sumber: Pengolahan Data SPSS 2014
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan mean sebesar 453600,66667 yang merupakan selisih antara standar taksiran – volume transaksi dengan selisih tertinggi sebesar 412680,49858 dan selisih terendah sebesar 494520,83475. Hasil Uji beda menunjukkan standar taksiran - volume transaksi dapat diperoleh t hitung sebesar 47,695 dan t tabel 2,969 yang menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
48
terlihat t hitung lebih kecil dibandingkan t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0% lebih kecil dari taraf kesalahan yang digunakan yaitu 0,05%.