• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Definisi Operasional

1. Sisa hasil usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan.

2. Kebutuhan modal kerja adalah besarnya dana yang dibutuhkan koperasi untuk mendukung perputaran usahanya pada saat tertentu, segingga cash flow (aliran dana) akan terjaga baik pada kondisi lancar dan normal.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Koerpasi SPN Batua 1. Sejarah Koperasi

Koperasi Kepolisian Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta yang bernama Induk Koperasi POLRI berkedudukan di markas besar kepolisian Republik Indonesia KOPPOL berdiri atas minat dan kesadaran yang tinggi dari anggota kepolisian ataupun atasan yang bertanggung jawab atas anggota-anggotanya. Koperasi-koperasi pusat di setiap kepolisian daerah yang akan membawahi koperasi primer yang ada di POLRESTA atau Kepolisian resort kota, kedudukan PUSKOPPOL terletak di polda atau kepolisian daerah. Sasaran perkembangan koperasi ini adalah di selururh kepolisian resort kota di seluruh Indonesia.

Primer Koperasi Kepolisian SPN Batua Polda Sulawesi Selatan berkedudukan di Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, didirikan pada bulan maret 1952 yang menjadi Koperasi Primer yang berkedudukan di SPN Batua dengan struktur organisasi berdasar pada keputusan Kapolda.

Dan mendapatkan pengesahan berbadan hukum sesuai dengan Keputusan Menteri Koperasi dan PPK Nomor 226/Kep/1996 tentang petunjuk pelaksanaan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi. Sebagai koperasi fungsional dengan landasan badan hukum sesuai undang-undang (UU No.

25 Tahun 1992 tentang perkoperasian) yaitu memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, disamping pertanggung jawab kepada Kapolres

sebagai pembina, pengurus primer koperasi kepolisian juga berkewajiban mempertanggung jawabkan setiap akhir tahun buku mengenai segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada anggota melaului Rapat Anggota Tahunan (RAT).

2. Visi dan Misi Koperasi a. Visi

1) Mensejahterakan anggotanya;

2) Menjadikan Koperasi sejajar dengan koperasi dan perusahaan yang lain;

3) Meningkatkan taraf hidup anggota kepolisian secara ekonomi;

4) Memberikan keuntungan kepada anggota baik materi maupun non materi; dan

5) Memberika pelayanan yang terbaik kepada anggota dan konsumen.

b. Misi

1) Menjadi sentral ekonomi anggota;

2) Menjadi wadah eknomi yang sehat dan menguntungkan;

3) Menjadi penyedia kebutuhan sehari-hari baik jasa maupun barang;

dan

4) Menjadi media perdagangan baik barang maupun jasa.

3. Sturktur Organisasi

Kerjasama yang baik antara atasan dan bawahan didalam suatu organisasi mempunyai tujuan agar perusahaan tercapai. Kerjasama tersebut akan tercapai jika masing-masing bagian mengetahui akan tanggung

jawabnya. Struktur organisasi Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi-selatan berbentuk garis lurus yaitu struktur organisasi yang menunjukkan kekuasan lurus dari pimpinan yang dilaksanakan dari personil yang memimpin suatu organisasi dibawah:

Gambar 4.1

Struktur Organisasi Koperasi SPN Batua

Dengan adanya struktur organisasi maka dapat diketahui tugas, tanggung jawab, wewenang serta fungsi masing-masing unsur tersebut dalam menjalankan organisasi. Adapun fungsi setiap unsurnya adalah sebagai berikut:

1) Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam

koperasi. Rapat anggota berhak meminta keterangan dan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas mengenai pengelolaan koperasi. Rapat anggota dilakukan paling sedikit sekali dalam setahun.

2) Pengurus

Seperti yang dicantumkan dalam AD/ART Koperasi SPN Batua bahwa pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota. Dengan demikian pengurus harus mengerti dan memahami tanggung jawab mereka masing-masing. Tanggung jawab pengurus adalah:

a. Segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat anggota maupun rapat istimewa atau luar biasa.

b. Secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri menaggung kerugian yang diderita koperasi karena tindakan yang dilakukan karena suatu kesengajaan atau kelalaian.

c. Disamping bertanggung jawab dalam mengganti kerugian jika tindakan itu dilakukan dengan sengaja maka tidak menutup kemungkinan untuk dituntut oleh penuntut hukum.

Pengurus Koperasi SPN Batua terdiri dari Kepala SPN Batua, Wakil, sekretaris, dan bendahara, tugas dari pengurus tersebut adalah:

a. Ketua

Memimpin, mengkoordinasi, membagi tugas dan monitor tugas pengurus lain serta kegiatan manajemen usaha. Bertindak atas nama pengurus menyampaikan laporan pertanggung jawaban pengurus di dalam rapat anggota.

b. Sekretaris

Merencanakan, melaksanakan, dan bertanggung jawab berkaitan dengan urusan administrasi baik intern maupun ekstern serta menyelenggarakan, mendokumentasikan serta mengumumkan hasil rapat anggota.

c. Bendahara

Bertanggung jawab terhadap pengembangan bidang keuangan. Di administrasi pusat meliputi aspek manajemen maupun pengolahan serta merancang, melaksanakan, dan mempertanggung jawabkan urusan organisasi keuangan dan kekayaan Primkoppol.

d. Badan pengawas

Berkedudukan setara dengan badan penasehat. Dimana bertugas mengawasi dan memantau terhadap operasional koperasi, bila terjadi pelanggaran maka badan pengawas maupun dewan penasehat akan menegur langsung kepada ketua, dan ketua harus mempertanggung jawabkan kepada pengawas dan dewan penasehat.

4.2 Pengaruh Kebutuhan Modal Kerja Terhadap SHU

Penelitian ini dilakukan di Koperasi SPN Batua Polda SulSel dengan melakukan dokumentasi atas laporan keuangan Koperasi selama tiga tahun, 2016 sampai dengan 2018. Berikut akan diuraikan hasil penelitian.

1. Sisa Hasil Usaha

Sisa hasil usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam

satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lain termasuk pajak dalam satu tahun buku yang bersangkutan.

Tabel 4.1

Perkembangan Sisa Hasil Usaha Koperasi SPN Batua Polda SulSel Tahun 2016 – 2018

Tahun Sisa Hasil Usaha Perkembangan 2016 Rp.292.880.796,00 -

2017 Rp.143.056.216,00 (51,2%) 2018 Rp.333.311.654,00 123,0%

Sumber: Koperasi SPN Batua Polda SulSel, 2020

Berdasarkan tabel di atas diketahui SHU dan perkembangan SHU Koperasi SPN Batua Polda SulSel selama tahun 2016 sampai dengan 2018 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2017, SHU mengalami penurunan sebesar 51,2% menjadi Rp.143.056.216,00 dari tahun sebelumnya, tahun 2016, di mana SHU sebesar Rp.292.880.796,00. Pada tahun 2018, SHU Koperasi SPN Batua Polda SulSel mengalami peningakatan sebesar 123,0% menjadi Rp.333.311.654,00.

2. Menghitung rata – rata kas, rata – rata piutang dan rata – rata persediaan:

Berikut adalah perhitungan rata – rata kas Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Rata − rata kas =Kas Awal Tahun + Kas Akhir Tahun 2

Rata − rata kas 2016 =Rp121.868.901,00 + Rp135.733.543,00 2

𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝐑𝐩𝟏𝟐𝟖. 𝟖𝟎𝟏. 𝟐𝟐𝟐, 𝟎𝟎

Rata − rata kas 2017 =Rp135.733.543,00 + Rp151.527.803,00 𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬 𝟐𝟎𝟏𝟕 = 𝐑𝐩𝟏𝟒𝟑. 𝟔𝟑𝟎. 𝟔𝟕𝟑, 𝟎𝟎 2

Rata − rata kas 2018 =Rp151.527.803,00 + Rp172815824,00 𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬 𝟐𝟎𝟏𝟖 = 𝐑𝐩𝟏𝟔𝟐. 𝟏𝟕𝟏. 𝟖𝟏𝟒, 𝟎𝟎 2

Berikut adalah perhitungan rata – rata piutang Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Rata − rata piutang =Piutang Awal Tahun + Piutang Akhir Tahun 2

Rata − rata piutang 2016 =Rp140.340.120,00 + Rp165.230.123,00 2

𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝐑𝐩𝟏𝟓𝟐. 𝟕𝟖𝟓. 𝟏𝟐𝟐, 𝟎𝟎

Rata − rata piutang 2017 =Rp165.230.123,00 + Rp175.401.418,00 2

𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝟐𝟎𝟏𝟕 = 𝐑𝐩𝟏𝟕𝟎. 𝟑𝟏𝟓. 𝟕𝟕𝟏, 𝟎𝟎

Rata − rata piutang 2018 =Rp175.401.418,00 + Rp112.560.433,00 2

𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝟐𝟎𝟏𝟖 = 𝐑𝐩𝟏𝟒𝟑. 𝟗𝟖𝟎. 𝟗𝟐𝟔, 𝟎𝟎

Berikut adalah perhitungan rata – rata persediaan Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Rata − rata persediaan =Persed. Awal Tahun + Persed. Akhir Tahun 2

Rata − rata persed. 2016 =Rp25.750.320,00 + Rp28.620.940,00 2

𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝐑𝐩𝟐𝟕. 𝟏𝟖𝟓. 𝟔𝟑𝟎, 𝟎𝟎 Rata − rata persed. 2017 =Rp28.620.940,00 + Rp38.467.340,00

2

𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 𝟐𝟎𝟏𝟕 = 𝐑𝐩𝟑𝟑. 𝟓𝟒𝟒. 𝟏𝟒𝟎, 𝟎𝟎 Rata − rata persed. 2018 =Rp38.467.340,00 + Rp32.993.140,00

2

𝐑𝐚𝐭𝐚 − 𝐫𝐚𝐭𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 𝟐𝟎𝟏𝟖 = 𝐑𝐩𝟑𝟓. 𝟕𝟑𝟎. 𝟐𝟒𝟎, 𝟎𝟎

3. Menghitung perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan:

Berikut adalah perhitungan perputaran kas Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Perputaran Kas = Penjualan Rata − rata kas Perputaran Kas 2016 =Rp2.932.978.987,00

Rp128.801.222,00 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐬 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝟐𝟐, 𝟖 𝐊𝐚𝐥𝐢 Perputaran Kas 2017 =Rp2.802.588.247,00

Rp143.630.673,00 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐬 𝟐𝟎𝟏𝟕 = 𝟏𝟗, 𝟓 𝐊𝐚𝐥𝐢 Perputaran Kas 2018 =Rp3.398.376.577,00

Rp162.171.814,00 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐬 𝟐𝟎𝟏𝟖 = 𝟐𝟏, 𝟎 𝐊𝐚𝐥𝐢

Berikut adalah perhitungan perputaran piutang Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Perputaran Piutang = Penjualan Rata − rata piutang Perputaran Piutang 2016 =Rp2.932.978.987,00

Rp152.785.122,00 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝟏𝟗, 𝟐 𝐊𝐚𝐥𝐢 Perputaran Piutang 2017 = Rp2.802.588.247,00

Rp170.315.771,00 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝟐𝟎𝟏𝟕 = 𝟏𝟔, 𝟓 𝐊𝐚𝐥𝐢 Perputaran Piutang 2018 = Rp3.398.376.577,00

Rp143.980.926,00 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝟐𝟎𝟏𝟖 = 𝟐𝟑, 𝟔 𝐊𝐚𝐥𝐢

Berikut adalah perhitungan perputaran persediaan Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Perputaran Persediaan = Penjualan

Rata − rata persediaan Perputaran Persediaan 2016 = Rp2.932.978.987,00

Rp27.185.630,00 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝟏𝟎𝟕, 𝟗 𝐊𝐚𝐥𝐢 Perputaran Persediaan 2017 = Rp2.802.588.247,00

Rp33.544.140,00 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 𝟐𝟎𝟏𝟕 = 𝟖𝟑, 𝟓 𝐊𝐚𝐥𝐢 Perputaran Persediaan 2018 = Rp3.398.376.577,00

Rp35.730.240,00 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 𝟐𝟎𝟏𝟖 = 𝟗𝟓, 𝟏 𝐊𝐚𝐥𝐢

Setelah dilakukan perhitungan berikut akan diuraikan perkembangan perputaran kas, piutang dan persediaan Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama periode pengamatan tahun 2016 sampai dengan tahun 2018.

Tabel 4.2

Perkembangan Perputaran Kas, Piutang dan Persediaan Koperasi SPN Batua Polda SulSel Tahun 2016 – 2018

Tahun Perputaran Kas Perputaran Piutang Perputaran Persediaan Kali Perkembangan Kali Perkembangan Kali Perkembangan

2016 22,8 - 19,2 - 107,9 -

2017 19,5 (3,3 Kali) 16,5 (2,7 Kali) 83,5 (24,4 Kali)

2018 21,0 1,5 Kali 23,6 7,1 Kali 95,1 11,6 Kali

Sumber: Koperasi SPN Batua Polda SulSel, 2020

Gambar 4.2 Perkembangan Perputaran Kas, Piutang dan Persediaan Koperasi SPN Batua Polda SulSel Tahun 2016 – 2018

Berdasarkan tabel dan grafik di atas diketahui bahwa selama periode pengamatan, tahun 2016 sampai dengan tahun 2018, perkembangan perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan mengalami trend fluktuasi. Perputaran kas pada tahun 2016 sebanyak 22,8 Kali, kemudian menurun menjadi 19,5 Kali pada tahun 2017 dan kembali meningkat pada 2018 menjadi 21,0 Kali.

Sementara perputaran piutang pada tahun 2016 sebanyak 19,2 Kali dan menurun menjadi 16,5 Kali pada tahun 2017 kemudian kembali meningkat menjadi 23,6 Kali pada tahun 2018. Begitupun pada perputaran persediaan yang pada tahun 2016 sebanyak 107,9 Kali dan kemudian menurun menjadi 83,5 Kali pada tahun 2017, serta meningkat pada tahun 2018 menjadi 95,1 Kali. Fluktuasinya nilai perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan disebabkan nilai penjualan yang juga berfluktuasi selama periode pengamatan.

0 20 40 60 80 100 120

2016 2017 2018

Perputaran Kas Perputaran Piutang Perputaran Persediaan

4. Menghitung keterikatan modal pada kas, piutang dan persediaan:

Setelah perhitungan perputaran kas, piutang dan persediaan, langkah selanjutnya adalah menghitung nilai perputaran tersebut per hari.

Berikut adalah perhitungan perputaran kas per hari Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Perputaran Kas per hari = 360 Perputaran Kas Perputaran Kas per hari 2016 = 360

22,8 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐬 𝐩𝐞𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝟏𝟓, 𝟖

Perputaran Kas per hari 2017 = 360 19,5 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐬 𝐩𝐞𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝟐𝟎𝟏𝟕 = 𝟏𝟖, 𝟒

Perputaran Kas per hari 2018 = 360 21,0 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐊𝐚𝐬 𝐩𝐞𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝟐𝟎𝟏𝟖 = 𝟏𝟕, 𝟐

Berikut adalah perhitungan perputaran piutang per hari Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Perputaran Piutang per hari = 360

Perputaran Piutang Perputaran Piutang per hari 2016 = 360

19,2 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝟏𝟖, 𝟖

Perputaran Piutang per hari 2017 = 360 16,5 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝟐𝟎𝟏𝟕 = 𝟏𝟖, 𝟒

Perputaran Piutang per hari 2018 = 360 23,6 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐢𝐮𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝟐𝟎𝟏𝟖 = 𝟏𝟓, 𝟑

Berikut adalah perhitungan perputaran persediaan per hari Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Perputaran Persediaan per hari = 360

Perputaran Persediaan Perputaran Persediaan per hari 2016 = 360

107,9 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝟐𝟎𝟏𝟔 = 𝟑, 𝟑

Perputaran Persediaan per hari 2017 = 360 83,5 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝟐𝟎𝟏𝟕 = 𝟒, 𝟑

Perputaran Persediaan per hari 2018 = 360 95,1 𝐏𝐞𝐫𝐩𝐮𝐭𝐚𝐫𝐚𝐧 𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐝𝐢𝐚𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫 𝐡𝐚𝐫𝐢 𝟐𝟎𝟏𝟖 = 𝟑, 𝟖

5. Menghitung keterikatan modal pada kas, piutang dan persediaan:

Setelah perhitungan perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan per hari, langkah selanjutnya adalah menghitung keterikatan modal pada kas, piutang dan persediaan. Berikut adalah perhitungan keterikatan modal pada kas Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Keterikatan Modal Kerja Pada Kas = Perputaran kas x Rata – rata kas Keterikatan Modal Kerja Pada Kas 2016 = 15,8 x Rp128.801.222,00 Keterikatan Modal Kerja Pada Kas

2016

= Rp2.036.261.341,00

Keterikatan Modal Kerja Pada Kas 2017 = 18,4 x Rp143.630.673,00 Keterikatan Modal Kerja Pada Kas = Rp2.649.949.485,00

2017

Keterikatan Modal Kerja Pada Kas 2018 = 17,2 x Rp162.171.814,00 Keterikatan Modal Kerja Pada Kas

2018

= Rp2.786.004.064,00

Berikut adalah perhitungan keterikatan modal pada piutang Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Keterikatan Modal Kerja Pada Piutang = Perp. Piutang x Rata–rata Piutang Keterikatan Modal Kerja Pada Piutang 2016 = 18,8 x Rp152.785.122,00 Keterikatan Modal Kerja Pada Piutang

2016

= Rp2.865.204.846,00

Keterikatan Modal Kerja Pada Piutang 2017 = 21,9 x Rp170.315.771,00 Keterikatan Modal Kerja Pada Piutang

2017

= Rp3.726.086.490,00

Keterikatan Modal Kerja Pada Piutang 2018 = 15,3 x Rp143.980.926,00 Keterikatan Modal Kerja Pada Piutang

2018

= Rp2.196.043.410,00

Berikut adalah perhitungan keterikatan modal pada persediaan Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Keterikatan Modal Kerja Pada Persediaan

= Perp. Persediaan x Rata–rata Persediaan

Keterikatan Modal Kerja Pada Persediaan 2016 = 18,8 x Rp27.185.630,00

Keterikatan Modal Kerja Pada Persediaan 2016 = Rp90.713.590,00 Keterikatan Modal Kerja Pada Persediaan 2017 = 21,9 x Rp33.544.140,00 Keterikatan Modal Kerja Pada Persediaan 2017 = Rp144.536.165,00 Keterikatan Modal Kerja Pada Persediaan 2018 = 15,3 x Rp35.730.240,00 Keterikatan Modal Kerja Pada Persediaan 2018 = Rp135.239.285,00

6. Menghitung kebutuhan modal kerja:

Setelah perhitungan keterikatan modal kerja baik pada kas, piutang maupun persediaan, maka langkah berikutnya adalah menghitung kebutuhan modal kerja. Berikut adalah perhitungan kebutuhan modal kerja pada kas Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan selama tahun 2016 sampai dengan tahun 2018:

Kebutuhan Modal Kerja = Keterikatan Modal Kerja Pada Kas + Keterikatan Modal Kerja pada Piutang + Keterikatan Modal Kerja Pada Persediaan

Tabel 4.3

Keterikatan Modal Kerja Koperasi Pada Kas, Piutang dan Persediaan Koperasi SPN Batua Polda SulSel Tahun 2016 – 2018

Tahun Keterikan Modal Kerja Jumlah

Kas Piutang Persediaan

2016 Rp2.036.261.341,00 Rp2.865.204.846,00 Rp90.713.590,00 Rp4.992.179.776,00 2017 Rp2.649.949.485,00 Rp3.726.086.490,00 Rp144.536.165,00 Rp6.520.572.141,00 2018 Rp2.786.004.064,00 Rp2.196.043.410,00 Rp135.239.285,00 Rp5.117.286.759,00 Sumber: Koperasi SPN Batua Polda SulSel, 2020

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa selama periode pengamatan, tahun 2016 sampai tahun 2018, kebutuhan modal kerja Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan mengalami trend fluktuasi.

Berikut akan dilakukan perbandingan perhitungan kebutuhan modal kerja dengan modal kerja real dari Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan.

Tabel 4.4

Kebutuhan Modal Kerja Koperasi SPN Batua Polda SulSel Tahun 2016 – 2018

Tahun Modal Kerja Selisih Ket.

Real Perhitungan

2016 Rp7.187.182.433,00 Rp4.992.179.776,00 Rp2.195.002.657,00 Lebih 2017 Rp4.904.280.489,00 Rp6.520.572.141,00 (Rp1.616.291.652,00) Kurang 2018 Rp11.735.559.246,00 Rp5.117.286.759,00 Rp6.618.272.487,00 Lebih Sumber: Koperasi SPN Batua Polda SulSel, 2020

Berdasarkan tabel di atas diketahui perbandingan modal kerja dari hasil perhitungan dan modal kerja real Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil perbandingan selama periode pengamatan diketahui bahwa terjadi kelebihan modal kerja Koperasi pada tahun 2016 dan tahun 2018. Sementara pada tahun 2017, terjadi kekurangan modal kerja.

Pada tahun 2016 dan 2018 di mana koperasi mengalami kelebih modal kerja, pada saat itu koperasi mampu menalangi semua kegiatan operasional sehari – hari koperasi. Hanya saja, kelebihan modal kerja tidak baik karena akan menimbulkan dana yang tidak produktif, mubazir dan terjadi pemborosan. Sebaliknya, pada tahun 2017, terjadi kekurangan modal kerja sehingga pada tahun tersebut Koperasi kesulitan menanggulangi kegiatan operasionalnya dan berdampak pada kehilangan keuntungan.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa lebih dan kurangnya modal kerja sesuai dengan naik dan turunnya SHU Koperasi. Pada tahun 2017, di mana terjadi kekurangan modal kerja, SHU Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan mengalami penurunan. Sebaliknya, pada tahun 2018, ketika terjadi kelebihan modal kerja, SHU Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan mengalami peningkatan (lihat: Tabel 4.1). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebutuhan modal kerja mempengaruhi perolehan SHU.

Dengan kata lain, hipotesa penelitian ini diterima.

Setiap perusahaan, termasuk koperasi, perlu menyediakan modal kerja untuk menunjang aktivitasnya. Modal kerja tersebut dialokasikan dengan ekpektasi bahwa akan kembali dalam jangka waktu yang pendek melalui hasil penjualan. Modal kerja yang cukup akan membantu koperasi untuk berakvitas sehingga minim hambatan.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profitabilitas koperasi, SHU, dapat ditingkatkan dengan cara memanaj modal kerja dengan efisien.

Modal kerja berperan dalam menghasilkan pendapatan. Tidak tepat dalam menganggarkan besaran alokasi modal kerja akan berdampak pada terganggunya aktivitas. Sebaliknya jika besaran alokasi modal kerja dianggarkan dengan tepat maka akan membantu dalam aktivitas dan pencapaian tujuan.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa lebih dan kurangnya modal kerja sesuai dengan naik dan turunnya SHU Koperasi. Pada tahun 2017, di mana terjadi kekurangan modal kerja, SHU Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan mengalami penurunan. Sebaliknya, pada tahun 2018, ketika terjadi kelebihan modal kerja, SHU Koperasi SPN Batua Polda Sulawesi Selatan mengalami peningkatan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas maka saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Koperasi SPN Batua Polda SulSel harus tetap dapat mengalokasikan besaran modal kerja dengan tepat dan dapat menggunakan modal kerja dengan optimal guna memperoleh sisa hasil usaha yang maksimal.

2. Disarankan kepada peneliti selanjtunya agar melakukan penelitian sejenis dengan lokasi yang berbeda dan mempertimbangkan periode pengamatan yang lebih lama.

Dokumen terkait