BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4.5 Tingkat Kemiskinan Desa Hulu
Berdasarkan hasil observasi diDesa Hulu, masyarakat Desa Hulu rata-rata memiliki penghasilan yang cukup dan dibawah garis kemiskinan. Ini mengingat karena rata-rata masyarakat Desa Hulu pada umumnya memiliki pekerjaan yang memadai seperti pada tabel 4.2. Untuk tingkat kemiskinan diDesa Hulu sendiri bisa dikatakan tingkat kemiskinan hanya 22%. Namun bukan berarti diDesa Hulu ini tidak ada masyarakat yang mendapat bantuan sosial dari pemerintah.
Masyarakat yang memang layak dan memang memenuhi kualifikasi mereka mendapatkan bantuan pemerintah seperti bantuan Pogram PKH dan juga berupa bantuan lainnya.
Berdasarkan hasil observasi peneliti dan data yang diperoleh dari kedesaan ada perubahan dalam tingkat kemiskinn yang terjadi di Desa Hulu. Berikut adalah tabel tingkat kemiskinan yang ada diDesa Hulu.
Tabel 4.11
Daftar Tingkat Kemiskinan Desa Hulu
No Tahun Jumlah
Penduduk (Jiwa)
Tingkat Kemiskinan (%)
1 2017 984 32 %
2 2018 970 30 %
3 2019 977 30 %
4 2020 953 27 %
5 2021 940 25 %
6 2022 919 22 %
Sumber : Kantor Keuchik Desa Hulu
Berdasarkan tabel 4.11 diatas terdapat perubahan signifikan pada jumlah penduduk Desa Hulu. Hal ini dapat dilihat dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2022 jumlah penduduk berkurang sekitar 2% - 5%. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti dari faktor kematian dan juga faktor perpindahan tempat
tinggal. Dengan adanya perubahan tersebut juga akan berdampak kepada tingkat kemiskinan yang terjadi. Dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2022 tingkat kemiskinan yang terjadi diDesa Hulu mengalami penurunan seperti yang ditunjukan pada tabel 4.11
4.6. Tahap Pengawasan Pengelolaan Dana Desa
Pengawasan merupakan tahap yang sangat penting dilakukan agar program pemerintah desa dapat berjalan dengan baik dan maksimal. Adapun pihak yang menjadi pengawas adalah Tuha Peut Gampong/ Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan juga lapisan masyarakat dalam mengontrol jalannya dana desa.
Adapun Tahapan pengawasan pengelolaan pembangunan desa sebagai berikut:
1. Masyarakat Desa berhak mendapatkan informasi mengenai rencana dan pelaksanaan Pembangunan Desa.
2. Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadappelaksanaan Pembangunan Desa.
3. Masyarakat Desa melaporkan hasil pemantauan dan berbagai keluhan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa kepada Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa.
4. Pemerintah Desa wajib menginformasikan perencanaan dan pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, Rencana Kerja Pemerintah Desa, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa kepada masyarakat Desa melalui layanan informasi kepada umum dan
melaporkannya dalam Musyawarah Desa paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.
5. Masyarakat Desa berpartisipasi dalam Musyawarah Desa untuk menanggapi laporan pelaksanaan Pembangunan Desa.
Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa laporan pertanggung jawaban pemerintah terhadap penggunaan dana desa sudah dilakukan dengan baik yaitu dengan membuat tim penyusunan LPJ dan desa juga telah membentuk musyawarah desa maupun laporan dalam bentuk papan informasi kepada masyarakat Desa Hulu. Hanya saja tidak melibatkan masyarakat dalam rapat pemaparan LPJ hanya mengundang utusan setiap dusun, Ketua Pemuda dan Tuha Peut. Informasi yang disampaikan kepada masyarakat sudah baik karena sudah sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2014, namun dalam hal ini tidak dilaksanakannya rapat pemaparan LPJ dengan masyarakat
67 5.1. Kesimpulan
Dalam upaaya pencapai SDGs Desa dalam situasi dan kondusi pandemi covid-19 tidaklah mudah. Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 di Desa Hulu diprioritaskan untuk membiayai kegiatan yang mendukung pencapaian beberapa SDGs Desa terkait kegiatan pemulihan ekonomi nasional, program prioritas nasional, dan adaptasi kebiasaan desa baru serta pembangunan infrastruktur karena sulit dicapai SDGs Desa dalam konteks pandemi covid-19.. Berdasarkan dari hasil observasi dan penelitian peneliti, maka dari hal tersebut peneliti menyimpulkan bahwa;
1. Karena rumitnya permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat miskin dan terbatasnya sumber daya yang tersedia untuk memastikan terpenuhinya hak-hak dasar, pengentasan kemiskinan tidak dapat diselesaikan dengan cepat. Faktor utama penyebab kemiskinan yang besrsifat struktural yaitu pelaksanaan kebijakan, pengelolaan anggaran dan penataan kelembagaan yang kurang mendukung perlindungan serta pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin. Dengan adanya program bantuan dari pemerintah setidaknya dapat mengurangi dan meringankan beban masyarakat yang ada. Seperti pemberian bantuan melalui program BLT, PKH dan juga bantuan modal serta peralatan usaha apalagi dimasa pandemic covid-19 ini.
2. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, ada beberapa faktor
yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Apalagi dimasa pendemic covid-19 ini masyarakat sangat butuh dengan pelayanan dan fasilitas kesehatan seperti ketersedian APD dari desa dan alat kesehatan lainnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas Keccamatan Tapak Tuan menjelaskan status kesehatan masyarakat Desa Hulu, dari jumlah 919 jiwa penduduk, jumlah jiwa yang sakit sebanyak 24,92% sedangkan jiwa yang sehat berjumlah 75,08%.
Angka tersebut menunjukkan bahwa status kesehatan masyarakat desa Hulu masuk dalam kategori baik (sedang). Ini dikarena sebagian besar warganya desa hulu sakit. Kondisi sakit pada masyarakat bervariasi dari sakit ringan , sakit sedang sampai dengan sakit berat.
3. Peranan Pemerintah Desa dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dibidang pembangunan infrastruktur adalah suatu tindakan atau kegiatan dari pemerintahan desa mengenai tugas dan kewajibannya dalam mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa dengan melibatkan masyarakat di dalam pembangunan infrastruktur desa. Seperti pembangunan jalan setapak diDesa Hulu ini melibatkan masyarakatnya dalam program pembangunan infrastruktur tersebut baik itu tenaga, ide (pikiran) maupun materi (uang).
5.1. Saran
1. Pemerintah harus selalu melibatkan aparatur dan masyarakat desa baik dalam hal pembangunan maupun program SDGs lainnya.
2. Seharusnya masyarakat tidak mempersulit jika ada pembebasan lahan dalam pembangunan infrastruktur (jalan setapak) di Desa Hulu.
3. Aparatur gampong dan masyarakat gampong harus bisa bekerja sama dalam menghadapi perubahan kedepan untuk kemajuan desa tersebut.
70
Al-Mawardi, Al-Ahkam al-Sulthaniyah wa-Wilayat al-Diniyah (Beirut: Dar al- Fikr, 1996),
Boedijono, Wicaksona, G, & Puspita, Y et al, 2019. ― Efektifitas Pengelolaan Dana Desa Untuk Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Di Kabupaten Bondowoso‖. Program Studi Manajemen dan Bisnis, Fakultas Ekonomi, Universitas Jamber.
Guritno Mangkoesubroto, 2012. Teori Pengeluaran Pemerintah (Ekonomi Publik, Guritno Mangkoesubroto). Malang: Universitas Brawijaya
Harvey S. Rossen& Ted Gayer, Public Finance (New York: McGraw-Hill, 2008), GuritmoMangkoesoebroto, Ekonomi Publik (Yogyakarta: BPFE, 1999).
J. Moleong, Lexy.2014. Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
J.R. Raco. Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik Dan Keunggulan.
Jakarta: PT Grasindo.
M.A. Choudhury, The Principles of Islamic Political Economy: a Methodological Enquiry (London, Eng.: Macmillan & New York, 1993)., dan M.A.
Choudhury,The Foundation of Islamic Political Economy (London, Eng.:
Macmillan & New York, 1992).
M. Buchanan, Public Finance in Democratic Process (Chapel Hill, N.C.:
University of North Carolina Press, 1967).
M. Suparmoko, Keuangan Negara: Dalam Teori dan Praktek (Yogyakarta:
BPFE, 2003).
Nurdjaman Arsjad, dkk, Keuangan Negara (Jakarta: Intermedia, 1992).
Richard A. Musgrave, The Theory of Public Finance (New York: McGraw-Hill, 1959)
Robin Boadway,"The Role of Public Choice Considerations in Normative Public Economics", pada S. Winer and H. Shibata (eds.), Political Economy and Public Finance: The Role of Political Economy in the Theory and Practice of Public Economics (Cheltenham U.K.: Edward ElgarPublishers, 2002) Sabahuddin Azmi. Islamic Economics: Public Finance in Early Islamic Thought
(New Delhi: Goodword Books, 2002).
Siyoto, Sandu dan M. Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Literasi Media Publishing.
Soetrisno PH, Dasar-dasar Ilmu Keuangan Negara (Yogyakarta: FE-UGM, 1981).
Zainal Arifin dan Bagoes Soenarjonto, 2020.―Efektifitas Penggunaan Alokasi Dana Desa Dalam Meningkatkan Pembangunan Desa Sokobanah Daya Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang‖. Program Studi Admnistrasi Negara, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Peraturan Perundang-undangan :
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Kemendes PDTT RI No 13 Tahun 2020.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Buku Pintar Dana Desa, Indonesia:
2017, hlm.38-39.
Perbup Nomor 4 tahun 2018.
Artikel/ Website :
Dokumentasi, diakses di https://kbbi.web.id/dokumentasi.html, pada tanggal 12 Juli 2021 jam 13.34
https://www.desamontongbeter.web.id/artikel/2021/4/24/memahami-tentangsdgs- desa-pengertian-dan-tujuannya.
LAMPIRAN Lampiran 1 : Panduan Wawancara
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian