BAB V HASIL PENELITIAN
I. DISAIN
Tetapi dibandingan kayu mahoni tanpa diawetkan, bambu betung masih mampu bertahan serangan binatang laut. Hal ini ditunjukkan pada gambar berikut ini tingkat kerusakan bambu betung dengan kayu Mahoni yang tidak diawetkan dan kayu Mahoni mengalami tingkat kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan dengan bambu Betung.
Gambar 32. Kerusakan kayu Mahoni (tidak diawetkan) terhadap Binatang Laut (marine attack).
Dari hasil pengujian ketahanan kayu dan/atau bambu betung terhadap serangan binatang laut menunjukkan bahwa dengan perlakuan pengawetan CCB 3%
mampu bertahan terhadap serangan binatang laut. Hal ini sudah memenuhi persyaratan Biro Klasifikasi (BKI) tentang peraturan Kapal Kayu tahun 1996, yaitu bahan untuk pembangunan kapal kayu harus mampu bertahan dalam waktu yang lama terhadap serangan binatang laut.
Gambar 33. Diagram of ship hull (1) Sagging and (2) Hogging under loads. Bending is exaggerated for demonstration purposes.
2. Lambung.
Lambung kapal (hull) adalah badan dari perahu atau kapal. Lambung kapal menyediakan daya apung (bouyancy) yang mencegah kapal dari tenggelam yang dirancang agar sekecil mungkin menimbulkan gesekan dengan air, khususnya untuk kapal dengan kecepatan tinggi.
Rancang bangun lambung kapal merupakan hal yang penting dalam membuat kapal karena merupakan dasar perhitungan stabilitas kapal, besarnya tahanan kapal yang tentunya berdampak pada kecepatan kapal rancangan, konsumsi bahan bakar, besaran daya mesin serta draft/sarat kapal untuk menghitung kedalaman yang diperlukan dalam kaitannya dengan kolam pelabuhan yang akan disinggahi serta kedalaman alur pelayaran yang dilalui oleh kapal tersebut.
Gambar 34. Gaya yang bekerja pada lambung kapal
Papan sisi (side planking) dan gading (frame) bersama-sama membentuk konstruksi sisi yang kedap air dan mampu menahan beban hidrostatis, beban slamming dan beban gelombang akibat gerak maju kapal.
Kulit kapal merupakan permukaan kapal yang terbuat kayu yang disambung menjadi lajur yang terdapat pada badan kapal biasa disebut dengan kulit kapal atau disebut juga ship shell. Kegunaan kulit kapal:
2. Untuk memberikan kekuatan struktur membujur kapal.
3. Menerima beban dari kapal dan muatannya.
4. Merupakan penutup kedap air dari dasar hingga bagian atas kapal.
3. Geladak Kapal (deck planking).
Geladak dalam bahasa Inggrisnya deck adalah lantai kapal. Nama–nama geladak ini tergantung dari banyaknya geladak yang ada di kapal tersebut.
Pada umumnya geladak yang berada di bawah dinamakan geladak dasar sedangkan geladak yang di atas dinamakan geladak atas atau geladak utama (main deck). Bila antara geladak dasar dan geladak atas terdapat geladak lagi, maka geladak tersebut dinamakan geladak antara.
Geladak terbuat dari papan kayu yang tahan terhadap air laut yang disusun berdampingan dan bertumpu ke gading-gading kapal. Untuk membuat geladak kedap terhadap air, celah di antara papan yang digunakan diisi dengan serat tahan air dan diikat/direkatkan dengan tar atau resin. Geladak kayu digunakan pada kapal-kapal pinisi, yach atau kapal kayu
4. Gading (frame).
Merupakan rangka dari kapal di mana kulit–kulit kapal diletakkan. Nama dari gading disesuaikan dengan tempatnya. Gading yang terletak di sekitar haluan disebut gading haluan. Gading yang terletak pada tempat yang terlebar dari kapal disebut gading besar sementara gading yang terletak di sarung poros baling–baling disebut gading kancing. Gading–gading ini mempunyai jarak antara satu dan lainnya kira–kira 21–37 inci sesuai dengan ukuran kapal dan diberi nomor urut mulai nol yang dimulai dari belakang.
Dalam konstruksi kapal, gading-gading merupakan kekuatan memanjang yang bersama-sama dengan lunas, balok kim dan balok geladak menompang kekuatan kapal terhadap terjangan ombak dan terhadap kecepatan dari kapal itu sendiri.
Gambar 35. Struktur Frame pada Kapal Kayu
2. Detail Engineering Disaign (DED) Kapal Ikan 2 GT berbahan Laminasi Kayu dan/atau Bambu.
Dari analisa gaya yang bekerja pada komponen utama kapal dan bahan pembangunnya (komposit bambu), maka akan dapat ditentukan disain kapal.
Pada tahap ini, yang dilakukan adalah membuat rencana umum dari pada kapal yang berbahan komposit bambu. Secara global disain atau rencana umum (general arrangement) kapal yang akan digunakan sebagai uji coba dalam penelitian ini.
Seperti disampaikan pada bab terdahulu, penelitian ini akan mencoba menggantikan kayu jati sebagai bahan pembangunan kapal perikanan akan digantikan dengan komposit bambu. Perahu yang dijadikan sebagai obyek penelitian adalah perahu jenis Etek, perahu ini mempunyai ukuran sedang dan harganya tidak terlalu mahal, sehingga nelayan akan mampu memiliki.
1. Penentuan Ukuran Utama kapal.
Ukuran utama kapal ikan 2 GT berbahan utama komposit kayu dan/atau bambu, meliputi ukuran-ukuran sebagai berikut :
- Panjang keseluruhan (length overall, LoA) = 6.760 meter - Panjang garis air (Leng Perpendicullar, Lpp) = 5.750 meter - Lebar kapal (breadth, B) = 2.070 meter - Tinggi badan kapal (depth, D) = 0.875 meter
- Draft (d) = 0.550 meter
- Endurance = 2 hari
- Service Speed = 8 knots
- Complement = 3 orang
- Full Displacement = 3.285 Ton
- Cubic Number (CUNO) = 12.705 m3
2. Permesinan Kapal.
Permesinan kapal ikan 2 GT berbahan utama komposit kayu dan/atau bambu, sebagai berikut :
- Main Engine = 30 kW
- Propeleer diameter = 0.80 meter
- Propeller revolution = 640 Rpm
3. Material.
Material yang digunakan dalam pembangunan Kapal Ikan 2 GT berbahan Laminasi Kayu dan/atau Bambu adalah : Kayu dan Bambu
4. Lightship Weight (estimation).
Lightship Weight Kapal Ikan 2 GT berbahan Laminasi Kayu dan dan/atau Bambu sebesar 2.22 ton dengan rincian sebagai berikut :
- Hull Construction = 0.990 ton
- Hull Outfitting dan Equiment = 0.825 ton - Machinery dan Electric Outfitting = 0.225 ton 5. Deadweight (estimation).
Deadwihgt Kapal Ikan 2 GT berbahan Laminasi Kayu dan dan/atau Bambu sebesar 2.335 ton dengan rincian sebagai berikut :
- Fresh water = 0.150 Ton
- Fuel Oil = 0.265 Ton
- Crew and Effect = 0.300 Ton
- Provisions = 0.300 Ton
- Maximum Hold Content = 0.320 Ton
- Maximum Hold Volume = 1.000 Ton
6. Gambaran Umum dan Rencana Garis.
Dari hasil pembuatan disain, gambaran umum (general arrangement) dari kapal ikan 2 GT berbasis komposit kayu dan/atau bambu terlihat seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar. 36. Gambaran Umum Kapal Ikan 2 GT berbahan Laminasi Kayu dan/atau Bambu
Gambaran Umum tersebut diatas menggambarkan rancangan kapal dari pandangan samping yang memuat penjelasan tentang kompartemen- kompartemen yang ada dalam kapal seperti, ruang akomodasi (ruang awak kapal), ruangan mesin (engine room), ruang penyimpanan hasil tangkapan (fish hold), tempat penyimpanan peralatan penangkapam ikan (storage for chain cable), tempat penyimpanan peralatan (storage for equipment).
Pada Gambaran Umum juga menunjukkan pandangan dari atas lantai kapal (deck) dan menggambarkan tata ruangan serta penempatan lubang (palka) pada lantai kapal tersebut.
Gambar. 37. Gambaran Umum Kapal Ikan 2 GT berbahan Laminasi kayu dan/atau Bambu pada Lantai Utama (main deck) dan Lantai Pertama (1 st Deck).
7. Gambar Produksi (production drawing).
Dalam laporan penelitian ini hanya dijelaskan beberapa gambar produksi konstruksi utama atau gading-gading kapal ikan 2 GT berbahan laminasi kayu dan/atau bambu saja.
Gambar 38. Konstruksi Melintang frame no. 1 Kapal Ikan 2 GT berbahan Laminasi Kayu dan/atau Bambu.
Gambar 39. Konstruksi Melintang Frame no. 6 Kapal Ikan 2 GT berbahan Laminasi Kayu dan/atau Bambu.
Gambar 40. Konstruksi Melintang Frame no.9 Kapal Ikan 2 GT berbahan Laminasi Kayu dan/atau Bambu.
Gambar 41. Konstruksi Melintang Frame no.14 Kapal Ikan 2 GT berbahan Laminasi kayu dan/atau Bambu