• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI

EKONOMI

Laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Agam beberapa tahun belakangan ini lebih tinggi dari Provinsi Sumatera Barat dan nasional. Pada tahun 2020 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agam sebesar -1.38 persen.

Sementara Provinsi Sumbar hanya sebesar -1.60 persen dan nasional -2.07 persen. Perbaikan kinerja makro ekonomi tersebut mendorong peningkatan produk domestik regional bruto (PDRB), PDRB perkapita dan pendapatan perkapita. PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2018 mencapai Rp18,21 Triliun, meningkat sebesar Rp1,52 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Pertumbuhan itu dipicu dengan meningkatnya nilai tambah pada empat sektor utama pembentukan PDRB yakni, sektor pertanian sebesar Rp5,81 triliun atau meningkat 0,36 triliun dari tahun 2017, sektor perdagangan sebesar Rp3,36 triliun. Lalu, sektor industri pengolahan mencapai Rp2,01 triliun, sektor konstruksi sebesar Rp1,6 triliun dan sektor transportasi sebesar 1,2 triliun.

Peningkatan nilai tambah pada sektor diatas tersebut akan mendorong peningkatan pendapatan regional perkapita daerah. Sektor pertanian tumbuh rata-rata sebesar 4,4% selama periode 2014 – 2018. Pertumbuhan sektor ini didukung oleh pertumbuhan sub sektor perikanan darat.

Hal ini sesuai dengan potensi yang dimiliki olehKabupatan Agam yaitu perikanan yang dikembangkan di Danau Maninjau Kecamatan Tanjung Raya dimana 71 persen produksi perikanan berasal dari Kecamatan Tanjung Raya.

Sub sektor lainnya yang juga menopangpertumbuhan sektor pertanian adalah sub sektor perkebunan. Secara ratarata sub sektor perkebunan tumbuh sebesar 5,53% selama periode 2014 –2018.

Sementara itu, sub sektor yang pertumbuhannya paling rendah adalah sub sektor kehutanan. Sub sektor ini hanya tumbuh sebesar 3,69% selama periode 2014 – 2018. Rendahnya pertumbuhan sub sektor ini mungkin disebabkan oleh banyaknya lahan hutan di Kabupaten Agam yang dijadikan lahan konservasi sehingga tidak lagi dimanfaatkan untuk keperluan komersial. Di samping sektor pertanian, Kabupaten Agam juga memiliki sub sektor penggalian. Selama periode 2014 – 2018, pertumbuhan sub sektor penggalian turun dari 6,24% pada tahun 2012 hingga 5,31% pada tahun 2016.Pada tahun 2018 secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Agamsebesar 5,27 persen. Sektor pertanian masih merupakan sektor dengan kontribusi terbesar di Kabupaten Agam. Kontribusi sektor pertanian pada tahun2018 adalah 31,13 persen, mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 0,78 persen, sedangkan konstribusinya di tahun 2017adalah sekitar 32,65 persen. Pertumbuhan pada sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Agam, karena memiliki kontribusi yang besar dalam perekonomian.

Sektor lainnya yang memiliki kontribusi yang cukup besar adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor dengan kontribusi sebesar 18,62 persen. Tingkat pertumbuhan sektor Informasi dan Komunikasi selalu mengalami pertumbuhan yang sangat baik dari tahun ke tahun. Pada tahun 2018 tingkatpertumbuhan sektor Informasi dan Komunikasi adalah yang terbesardibandingkan sektor lainnya dengan tingkat pertumbuhan mencapai 9,66 persen. Sektor jasa pendidikan juga mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi pada tahun 2018 yaitu sebesar lebih kurang 8,16 %.

Tingginya pertumbuhan sektor ini didorong oleh membaiknya perekonomian baik domestik dan regional. Fluktuasi pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan berkorelasi positif dengan fluktuasi pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi. Artinya sektor komunikasi mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam mempengaruhi pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi.

Secara rata-rata, sektor jasa keuangan dan asuransi hanya mampu tumbuh sebesar 3,85% per tahun selama periode 2014-2018. Sub sektor yang mengalami pertumbuhan yang baik dan cenderung naik adalah adalah sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib dan sektor jasa perusahaan dimana rata-rata masing-masing tumbuh sebesar 4,07% dan 5,53% dalam selama periode waktu 2014-2018. Selama periode Tahun 2014 – 2018, ternyata sektor jasa-jasa juga mencatat pertumbuhan yang cukup menggembirakan. Pertumbuhan sektor jasa-jasa ini secara rata- rata mencapai sebesar 7,83 persen per tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintah khususnya pemerintah daerah masih sangat berperan dalam mendorong peningkatan perekonomian Kabupaten Agam.

Disisi lain sub sektor swasta hanya mampu tumbuh sebesar 6,79 persen atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan sektor jasa-jasa itu sendiri. Kondisi ini menunjukkan bahwa sub sektor swasta masih memilki potensi untuk ditingkatkan di masa mendatang. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan peluang dan kesempatan kepada calon investor untuk menanamkan modalnya di Kabupaten Agam pada sektor dan sub sektorekonomi yang cukup potensial tersebut.

Pada Tahun 2020 pola pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Agam hamper sama dengan pola pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat dan Nasional yang cenderung melambat, sama-sama mengalami kontraksi akibat pandemic Covid-19.

Pada tahun 2020 laju Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Agam sebesar-1,38%, sementara Provinsi Sumatera Barat sebesar -1,60% dan Nasional-2,07%. Laju Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Agam dinilai masih lebih baik karena ditopang oleh lapangan usaha pertanian kehutanan dan perikanan sebagai penyumbang terbesar terhadap perekonomian daerah dan memiliki pertumbuhan yang positif.

Nilai Produk Domestik Regional Bruto (DPRB) per kapita Kabupaten Agam atas Dasar Harga berlaku berdasarkan jumlah penduduk hasil proyksi (ADHB-P). Sejak tahun 2018 hingga tahun 2020 cenderung mengalami peningkatan. Pada Tahun 2018, nilai PDRB perkapita ADHB-P sebesar Rp. 39,24 juta,- mengalami kenaikan secara nominal pada tahun 2019 mencapai Rp.41,80 juta. Sementara berdasarkan harga Konstan (ADHK) nilainya juga mengalami peningkatan dari Rp.28,58 juta menjadi 29,74 juta pada tahun 2019. Wabah pandemic Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020 turut berdampak terhadap penurunan PDRB per kapita yang diterima oleh masyarakat. Pada tahun 2020 nilai PDRB per Kapita ADHB-P Kabupaten Agam turun menjadi Rp.41,19 juta, sementara berdasarkan ADHK-P nilainya turun menjadi Rp.29,13 juta

Sumber : https://dpmptspnaker.agamkab.go.id/assets/fileupload/ppid 1608252442.pdf

Kabupaten Agam memiliki lahan pertanian yang luas dan subur. Komoditi pertanian Kabupaten Agam yaitu beras. Beras Kabupaten Agam diakui memiliki kualitas yang bagus terutama beras Ampek angkek, beras Kamang dan beras Danau. Tahun 2021 produksi padi Kabupaten Agam yaitu 427.075,7 ton dengan luas panen 73.507 ha. Produksi ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 433.359 ton. Kenaikan produktifitas padi di Kabupaten Agam rata-rata selama tahun 2018-2021 yaitu 13,3 % . Kecamatan yang memiliki luas sawah terbesar di kabupaten Agam yaitu Lubuk basung dengan luas tanam mencapai 13.467 ha. Produksi padi di kecamatan Lubuk basung pada tahun 2021 yaitu 79.160,3 ha. Sedangkan kecamatan yang memiliki sawah paling kecil yaitu kecamatan Sungai Puar dengan luas tanam 1.461 ha dengan produksi 8.226 ton. Produk pertanian kedua terbesar yang ada di kabupaten Agam yaitu jagung. Besarnya peningkatan produksi jagung di Kabupaten Agam didukung dengan ditetapkannya Kabupaten Agam sebagai kawasan sentra produksi jagung di Propinsi Sumatera Barat. Produksi jagung di Kabupaten Agam tahun 2021 yaitu 125.612,8 ton dengan luas area panen sebesar 16.042,5 ha dan luas tanam 16.048. Produksi pertanian Ubi jalar tahun 2021

Dalam dokumen PROFIL DAERAH - PPID - Kabupaten Agam (Halaman 57-61)

Dokumen terkait