• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas 2 Part 1)

B. Electron Gun

Electron Gun adalah komponen elektrik SEM yang memproduksi sinar elektron (electron beam) yang memiliki energi kinetik tertentu dari sebuah katoda. Katoda adalah bahan yang mudah melepas elektron (bermuatan negatif).

Prinsip kerja elektron gun adalah mengemisikan elektron dari sebuah katoda, baik melalui pemanasan (emisi termal) atau memberi medan listrik luar (emisi medan).

Elektron yang dihasilkan dari katoda disebut sebagai berkas elektron (electron beam). Electron beam kemudian bergerak dipercepat menuju pelat anoda yang telah diberi potensial positif sebesar 1 hingga 30 kV. Gerak elektron dari katoda menuju anoda sesuai dengan gaya listrik, yaitu

ðđ = 𝑞ðļ = 𝑞(−∇𝑉) 2.9

Besar aliran elektron dari katoda menuju anoda dapat diukur menggunakan Elektroda Wehnelt. Elektroda Wehnelt adalah sebuah elektroda yang bersifat sebagai pemberi tegangan negatif dan ditempatkan diantara anoda dan katoda. Dengan mengempatkan elektroda Wehnlet, maka elektron juga dapat lebih mudah untuk difokuskan. Diameter terbaik dari elektron yang dihasilkan oleh elektroda Wehnlet disebut sebagai elektron penyintas atau “The Crossover”, besar diameter lubang yang dilalui adalah 15 hingga 20 ξm. Dari pelat anoda kemudian berkas elektron mengalami pemampatan dan difokuskan (condensed) oleh serangkaian lensa magnetik.

1. Emisi Termal

Electron gun dengan jenis emisi termal kebanyakan digunakan pada SEM konvensional, jenis ini bekerja dengan cara memanaskan filamen (katoda) pada suhu tinggi (~2800K). Pemanasan dilakukan dengan memberikan potensial positif kepada filamen. Saat energi panas yang diberikan lebih besar dari energi ambang bahan, maka akan terjadi eksitasi elektron (emisi elektron). Pada electron gun dengan jenis emisi termal biasanya menggunakan filamen berbahan tungsten atau lanthanum hexaborite (LaB6). Elektron yang teremisi dari katoda kemudian bergerak dipercepat menuju anoda. Jumlah elektron yang diemisikan dari electron gun mempengaruhi tingkat kecerahan dan resolusi gambar.

a. Filamen Tungsten

Katoda berbahan tungsten adalah sebuah kawat dengan kekuatan mekanis besar. Kawat tungsten dibengkokkan sehingga membentuk huruf V, seperti penjepit rambut (hair pin) (Gambar 2.4). Dengan bentuk seperti ini, maka katoda memiliki ujung yang lancip (runcing). Ujung yang runcing akan memudahkan peloncatan elektron dari bahan tersebut.

Gambar 2. 4 Electron Gun dengan filamen tungsten

Sumber: https://cmrf.research.uiowa.edu/scanning-electron-microscopy

Filamen tungsten dipanaskan pada temperatur 2400oC. Pada temperatur ini, diperkirakan densitas muatan pada kawat tungsten adalah 1,75 A/cm2. Elektron akan mengalami besar potensial distribusi sebesar 0 sampai 2 volt. Dengan bias potensial antara 0 hingga 500 volt, maka elektron yang dihasilkan dapat mengalami percepatan menuju anoda. Elektron yang dihasilkan dari electron gun ini dapat melalui sebuah hole yang sangat kecil ( kurang dari 1 mm) untuk menuju kolom SEM (dalam keadaan vakum) untuk menghasilkan pemindaian. Saat sebuah hole tercipta di pusat anoda, maka elektron akan bergerak melalui hole ini.

b. Filamen LaB6

Filamen Lanthanum hexaborite (LaB6 ) menghasilkan berkas elektron yang lebih terang dibandingkan tungste, hal ini disebabkan karena fungsi kerja bahan LaB6 lebih rendah (sekitar 2,70 eV) dibandingkan tungsten. Fungsi kerja yang lebih rendah mengakibatkan elektron yang terimisi akan lebih banyak pada temperatur yang sama dengan tungsten. Umur pemakaian filamen LaB6 juga lebih panjang daripada tungsten (4,5 eV). Intensitas elektron yang lebih besar akan menghasilkan kecerahan dan resolusi gambar lebih tinggi. Filamen LaB6

dioperasikan pada suhu 2125oC, lebih rendah beberapa ratus derajat celsius dibandingkan tungsten.

Gambar 2. 5 Filamen Lanthanum Hexaborite

Sumber: https://www.cae.tntech.edu/~jbiernacki/electronmicroscopy.ppt

Skema filamen LaB6 diberikan oleh Gambar 2.5. Tidak seperti filamen tungsten yang berbentuk seperti hairpin, filamen LaB6 berupa sebuah kristal kecil berwarna merah keunguan yang ditopang oleh dua elektroda. Bagian ujung filamen LaB6 harus sangat runcing, agar mengurangi potensial halangan dan memudahkan elektron teremisi dari ujungnya.

Kelebihan dari filamen LaB6 adalah menghasilkan gambar dari filamen LaB6 memiliki resolusi gambar yang lebih tinggi. Kecerahan gambar yang dihasilkan dapat mencapai sepuluh kali lebih besar dibanding tungsten pada keadaan yang sama dan umur pakainya juga bisa sepuluh kali lebih lama.

Kecerahan dan tingginya resolusi gambar ini disebabkan karena ada lebih banyak berkas elektron yang ditembakkan pada semua titik (spot) kecil pada sampel.

Kelemahan dari filamen LaB6 adalah memiliki harga yang lebih mahal dari tungsten dan memerlukan kondisi vakum yang sangat tinggi dalam pengoperasiannya, hal ini disebabkan LaB6 lebih mudah terkontaminasi oleh carbon. .

2. Emisi Medan Listrik

Jenis electron gun lainnya yang umum dipakai adalah emitor Field Emission (Gambar 2.6a). Pada modul ini hanya membahas Field-Emission Electron Gun (FE Gun) saja. FE Gun dipakai untuk menghasilkan SEM yang memiliki daya resolusi tinggi. FE Gun bekerja dengan memanfaatkan efek emisi bidang (Field-emission effect) saat berada pada medan listrik tinggi yang dikenakan pada permukaan logam (Gambar 2.6b). FE Gun menggunakan katoda tungsten dengan ujung berbentuk lancip (diameter ujung sekitar 100 nm). Ujung lancip inilah yang disebut emiter. Ketika sebuah tegangan positif diaplikasikan pada anoda ( sekitar beberapa kV), timbul efek tunneling dan elektron akan teremisi dari emitor.

Efek tunneling adalah efek yang terjadi jika sebuah elektron dapat menembus hole yang terdapat pda potensial penghalang. Jika terdapat sebuah hole pada pusat elektroda, maka elektron yang teremisi akan mengalir melalui hole ini.

Kemudian, jika elektroda diberi tegangan lebih rendah dari tegangan katoda, maka sinar elektron akan memiliki energi tertentu. Untuk menghasilkan emisi medan, maka ujung lancip dari emitor harus dalam keadaan sangat bersih. Maka FE Gun harus ditempatkan pada keadaan ultra vakum (sekitar 10-8 Pa).

a)

Gambar 2. 6 Skema Field Emission Gun pada FESEM

b)

Sumber:a) https://www.jeol.co.jp/en/applications/pdf/sm/sem_atoz_all.pdf b) https://cmrf.research.uiowa.edu/scanning-electron-microscopy

berdiameter 10 -20 Ξm. Hal ini menunjukkan bahwa FE Gun menghasilkan elektron yang berukuran lebih kecil daripada TE Gun. Oleh sebab itu FESEM menghasilkan resolusi yang lebih tinggi daripada SEM. Kelebihan lainnya dari FESEM adalah pancaran energi dari elektron FE Gun lebih kecil dari pada TE Gun, karena FE Gun tidak menggunakan pemanasan pada emitor.

Dokumen terkait