4) Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan oleh karena pada anenchepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5) Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan secara intravena, intra adan extramnial menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
hipertensi dapat mempengaruhi kelancaran proses persalinan.
3) Riwayat persalinan sebelumnya: Jika seorang ibu memiliki riwayat persalinan yang sulit atau komplikasi sebelumnya, hal tersebut dapat memengaruhi proses persalinan pada kehamilan berikutnya.
4) Usia ibu: Usia ibu juga dapat memengaruhi persalinan. Wanita yang lebih tua mungkin menghadapi tantangan lebih besar dalam proses persalinan.
b. Faktor-faktor fetal:
1) Ukuran dan posisi janin: Ukuran janin yang besar atau posisi janin yang tidak menghadap ke bawah (misalnya, posisi lintang atau sungsang) dapat mempersulit persalinan normal.
2) Kondisi kesehatan janin: Masalah kesehatan pada janin seperti kekurangan oksigen atau detak jantung yang tidak normal dapat mempengaruhi pengeluaran janin dan memerlukan intervensi medis selama persalinan.
3) Faktor-faktor kontraksi uterus:
a) Intensitas, frekuensi, dan durasi kontraksi: Kontraksi yang teratur, efektif, dan kuat merupakan faktor penting dalam membuka serviks dan mendorong janin melalui jalan lahir.
b) Koordinasi kontraksi: Koordinasi yang baik antara kontraksi uterus dan relaksasi istirahat mempengaruhi kelancaran proses persalinan.
4) Faktor-faktor lingkungan dan manajemen persalinan:
a) Dukungan emosional dan fisik: Dukungan yang baik dari pasangan, keluarga, atau tenaga medis dapat memberikan dampak positif pada keberhasilan persalinan.
b) Manajemen persalinan: Pendekatan dalam manajemen persalinan, termasuk intervensi medis seperti induksi atau penggunaan alat bantu persalinan, juga dapat mempengaruhi jalannya persalinan.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu dan kehamilan memiliki karakteristik yang unik, dan faktor-faktor di atas dapat berinteraksi satu sama lain dalam mempengaruhi persalinan. Peran profesional kesehatan dalam memantau dan mendukung proses persalinan sangat penting untuk memastikan kesehatan dan keselamatan ibu dan janin.
Menurut Sumarah (2019), faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan yaitu power, passage, passanger, posisiibu dan psikologis. Menurut Bandiyah, (2019), faktor-faktor yangmempengaruhi persalinan adalah power, passage, passanger,psycian, psikologis.
a. Power
Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukankontraksi involunter dan volunteer secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus.
Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan.
Apabila serviks berdilatasi, usaha volunteer dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan kontraksi involunter.
Kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu yangterdapat pada penebalan lapisan otot di segmen uterus bagianatas. Dari titik pemicu, kontraksi dihantarkan ke uterus bagian bawah dalam bentuk gelombang, diselingi periode istirahatsingkat. Kekuatan sekunder terjadi segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubahyakni bersifat mendorong keluar. Sehingga wanita merasaingin mengedan. Usaha mendorong ke bawah ini yang disebut kekuatan sekunder. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhidilatasi serviks, tatapi setelah dilatasi serviks lengkap.Kekuatan ini penting untuk mendorong bayi keluar dari uterusdan vagina. Jika dalam persalinan seorang wanita melakukan usaha volunteer (mengedan) terlalu dini, dilatasi serviks akan terhambat. Mengedan akan melelahkan ibu dan menimbulkantrauma pada serviks (Sumarah, 2009).
b. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulangpadat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luarvagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisanotot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapipanggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janinharus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yangrelatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.
c. Passenger (Janin dan Plasenta)
Passanger atau janin, bergerak sepanjang jalan lahirmerupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukurankepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karenaplasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia dianggap juga
sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namunplasenta jarang menghambat proses persalinan pada kehamilannormal (Sumarah, 2009).
1) Psycology (Psikologi Ibu)
Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia tidak memahami apa yang terjadi padadirinya atau yang disampaikan kepadanya. Wanita bersalinbiasanya akan mengutarakan kekhawatirannya jika ditanyai.Perilaku dan penampilan wanita serta pasangannya merupakan petunjuk berharga tentang jenis dukungan yang akan diperlukannya. Membantu wanita berpartisipasi sejauh yang diinginkan dalam melahirkan, memenuhi harapan wanita akan hasil akhir mengendalikan rasa nyeri merupakan suatu upaya dukungan dalam mengurangi kecemasan pasien. Dukungan psikologis dari orang- orang terdekat akan membantu memperlancar proses persalinan yang sedang berlangsung.Tindakan mengupayakan rasa nyaman dengan menciptakan suasana yang nyaman dalam kamar bersalin, memberi sentuhan, memberi penenangan nyari non farmakologi memberi analgesia jika diperlukan dan yang paling penting berada disisi pasien adalah bentuk-bentuk dukungan psikologis. Dengan kondisi psikologis yang positif prosespersalinan akan berjalan lebih mudah (Sumarah, 2019).
2) Psycian (Penolong)
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan untuk melakukan campur tangan,ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati, tiap campur tanganbukan saja membawa keuntungan potensial, tetapi juga risiko potensial. Pada
sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat berupa “observasi yang cermat”. Dalam menghadapi persalinan seorang calon ibu dapatmempercayakan dirinya pada bidan, dokter umum, dokterspesialis obstetric dan ginekologi, bahkan melakukan pengawasan hamil 12-14 kali sampai pada persalinan.Pertemuan konsultasi dan menyampaikan keluhan,menciptakan hubungan saling mengenal antar calon ibu dengan bidan atau dokter yang akan menolongnya. Kedatangannya sudah mencerminkan adanya “informedconsent” artinya telah menerima informasi dan dapat menyetujui bahwa bidan atau dokter itulah yang akan menolong persalinannya.
Pembinaan hubungan antara penolong dan ibu saling mendukung dengan penuh kesabaransehingga persalinan dapat berjalan dengan lancar. Kala I, perlu dijelaskan dengan baik bahwa persalinan akan berjalan aman,oleh karena kepala masuk pintu atas panggul, bahkan pembukaan telah maju dengan baik. Keberadaan bidan atau dokter sangat penting untuk memberikan semangat sehingga persalinan dapat berjalan baik. Untuk menambah kepercayaan ibu, sebaiknya setiap kemajuan diterangkan sehingga semangat dan kemampuannya untuk mengkoordinasikan kekuatan persalinan dapat dilakukan.
Pemindahan penderita keruangan dimana anaknya telah menunggu, masih merupakan tanggung jawab bidan atau dokter paling sedikit selama 2 jam pertama (Bandiyah, 2019).