AMOS dan Structural Equation Modeling | 73 pengembangan teori atau konsep sebuah variabel atau konstruk. Analisis CFA terdiri dari dua jenis, yaitu first order dan second order. First order CFA merupakan analisis yang dilakukan untuk menguji unidimensionalitas sebuah konstruk atau variabel laten yang langsung merefleksikan indikator- indikator atau variabel manifest/observed. Sedangkan second order CFA merupakan analisis yang dilakukan untuk menguji unidimensionalitas sebuah konstruk atau variabel laten yang merefleksikan indikator-indikator atau variabel manifest/
observed melalui dimensi dari sebuah konstruk.
74 | AMOS dan Structural Equation Modeling
Analisis satu faktor konfirmatori bisa digambarkan melalui analisis jalur sebagaimana terlihat di dalam Gambar 3.1. Di dalam analisis faktor konfirmatori, faktor laten biasanya digambarkan dalam bentuk lingkaran atau elips, gambar bujur sangkar atau persegi panjang menunjukkan variabel indikator dan gambar lingkaran kecil merupakan residual. Tanda anak panah satu arah menunjukkan penyebab (causal).
Gambar 3.1 tersebut variabel laten digambarkan dalam bentuk lingkaran atas, variabel indikator X digambarkan dalam bentuk bujur sangkar dan variabel residual Ξ΅ digambarkan dalam lingkaran yang lebih kecil di bawah. Tanda anak panah dari variabel laten ke variabel indikator menunjukkan penyebab (cause).
Walaupun dalam pengertian sebelumnya, analisis faktor konfirmatori adalah metode mencari variabel indikator pembentuk variabel laten, namun dalam bahasa analisis faktor konfirmatori maupun SEM tanda anak panah berasal dari variabel laten ke variabel indikator bukan sebaliknya dari variabel indikator ke variabel laten. Sedangkan, tanda anak panah dari residual ke variabel laten menunjukkan bahwa faktor unik (unique factor) yaitu faktor penyebab variabel indikator yang tidak disebabkan oleh variabel laten.
AMOS dan Structural Equation Modeling | 75 Gambar 3. 1 Model analisis satu faktor konfirmatori
Misalkan Anda mempunyai variabel indikator sebanyak 5 atau p=5. Analisis satu faktor konfirmatori dengan p=2 dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
πΏπ= π·π π΄ + βπ
πΏπ= π·π π΄ + βπ, dst sampai 5
Model pengukuran menurut Hair Jr dkk., (2019) adalah suatu pemodelan pengukuran dimensi-dimensi yang membentuk suatu faktor. Dalam hal ini sesungguhnya kita melakukan analisis faktor hanya saja bersifat confirmatory. Confirmatory analysis dimaksudkan bahwa variabel amatan tersebut benar mendefinisikan konstruk laten. Sebagai contoh, bagaimana seorang peneliti dan pimpinan sebuah perusahaan mengatakan bahwa sikap seseorang terhadap sebuah produk atau jasa?
76 | AMOS dan Structural Equation Modeling
Dengan kata lain, Apakah seseorang mempunyai sikap yang baik terhadap sebuah perusahaan?
Sikap seseorang dalam penelitian ini didefinisikan dalam sebuah konstruk amatan. Bagaimana sesungguhnya Anda mengukur sikap? Dalam praktiknya, Anda tidak dapat secara langsung mengukur konstruk sikap ini. Anda masih membutuhkan indikator-indikator untuk mengukur konstruk sikap seseorang. Amin et al. (2011) mendefinisikan bahwa sikap seorang yang positif terhadap bank Syariah antara lain:
1. Menguntungkan baik bagi produsen dan konsumen.
2. Keuangan dan agama adalah 2 (dua) hal yang tidak dapat dipisahkan.
3. Bank Syariah memberikan solusi dalam bidang keuangan.
4. Mempunyai komitmen untuk tetap menjadi bagian dari bank Syariah.
5. Mempunyai sikap memiliki terhadap bank Syariah.
First order confirmatory analysis, indikator-indikator tersebut diimplementasikan dalam item-item yang secara langsung mengukur konstruk. Misalnya untuk konstruk sikap, terdapat 5 (lima) item pertanyaan yang mengukur sikap
AMOS dan Structural Equation Modeling | 77 seseorang. Ada hal yang perlu digaris bawahi dalam pende- finisian indikator sebagai variabel pengukur dari variabel konstruk. Hal ini adalah indikator yang didefinisikan tersebut haruslah mempunyai pijakan teoritis yang baik atau berdasarkan pengalaman yang biasa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, serta mempunyai nilai logis. Contohnya definisi agama dari segi ekstrinsik dan intrinsik dalam yang diambil dari definisi atau referensi Ross and Allport (1967). Berikut contoh first order confirmatory factor analysis atau model pengukuran untuk konstruk sikap.
Gambar 3. 2 Pengukuran konstruk sikap pada bank Syariah Keterangan:
AT1 = Bank Syariah menguntungkan kedua belah pihak (bank Syariah dan nasabah).
78 | AMOS dan Structural Equation Modeling
AT2 = Keuangan dan agama adalah 2 (dua) hal yang tidak dapat dipisahkan.
AT3 = Bank Syariah memberikan solusi terhadap masalah keuangan.
AT4 = Kami mempunyai komitmen untuk tetap berhubungan dengan bank Syariah.
AT5 = Kami mempunyai ikatan emosional dengan bank Syariah.
e1β¦e9 = error of estimation.
2. Analisis Dua Faktor Confirmatory
Penelitian yang dilakukan oleh Byrne (2016) dengan menggunakan model SEM, terdapat hubungan yang kompleks antar variabel yang ada dan setiap variabel merupakan variabel laten. Atau dengan kata lain, dalam SEM kita mempunyai lebih dari satu variabel laten. Bila kita mempunyai beberapa variabel laten dan masing-masing tidak saling berkorelasi maka pembentukan analisis faktor konfirmatori bisa kita lakukan secara terpisah, lihat Gambar 3.3. Ada dua variabel laten yaitu πΊ1 dan πΊ2 dimana masing-masing variabel laten diukur dari tiga variabel indikator.
AMOS dan Structural Equation Modeling | 79 Gambar 3. 3 Model analisis dua faktor konfirmatori
Namun, dalam banyak kasus sering kali beberapa variabel laten ini saling berkorelasi. Misalnya kita mempunyai dua variabel laten dan kedua variabel laten tersebut saling berkorelasi. Model ini disebut dengan analisis dua faktor konfirmatori yang berkorelasi. Model ini dapat digambarkan dalam Gambar 3.4.
Gambar 3. 4 Analisis dua faktor konfirmatori berkorelasi
80 | AMOS dan Structural Equation Modeling
Di dalam Gambar 3.3 dan 3.4 tersebut ada dua variabel laten yaitu πΊ1 dan πΊ2 dimana masing-masing variabel laten diukur dari tiga variabel indikator. Variabel laten πΊ1 dibentuk dari variabel indikator πΈπ·1, πΈπ·2, πΈπ·3, πΈπ·4 dan πΈπ·5 sedangkan variabel laten πΊ2 diukur dari variabel indikator πΌπ·1, πΈπ·2, πΈπ·3, πΈπ·4 dan πΈπ·5. Model analisis dua faktor konfirmatori yang tidak berkorelasi maupun yang berkorelasi dalam Gambar 5.3 dan 5.4 dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
π¬π«π= π·π π΄π+ βπ π¬π«π= π·π π΄π+ βπ π¬π«π= π·π π΄π+ βπ π¬π«π= π·π π΄π+ βπ π¬π«π= π·π π΄π+ βπ π°π«π= π·π π΄π+ βπ π°π«π= π·π π΄π+ βπ π°π«π= π·π π΄π+ βπ π¬π«π= π·π π΄π+ βπ π¬π«π= π·π π΄π+ βπ
AMOS dan Structural Equation Modeling | 81 Analisis faktor pada Gambar 3.3 dan 3.4 tersebut menghipotesiskan bahwa πΈπ·1, πΈπ·2, πΈπ·3, πΈπ·4 dan πΈπ·5 merupakan indikator dari variabel laten πΊ1 dan πΌπ·1, πΌπ·2, πΌπ·3, πΌπ·4 dan πΌπ·5 merupakan indikator dari variabel laten πΊ2. Selain itu, model analisis dua faktor tersebut di atas juga menghipotesiskan bahwa terdapat korelasi antara variabel laten πΊ1 dan πΊ2 yaitu Ξ¨. Adanya korelasi variabel laten πΊ1 dan πΊ2 tentunya didasarkan pada landasan teori atau penelitian sebelumnya. Adanya korelasi variabel laten πΊ1 dan πΊ2 dimungkinkan di dalam analisis faktor konfirmatori.
Adanya kemungkinan korelasi antara variabel laten di dalam analisis faktor konfirmatori inilah yang membedakan dengan analisis faktor eksploratori yang tidak dimungkinkan adanya korelasi dari variabel laten.