PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
A. Gambaran Objek Penelitian
BAB III
Rowotengah mulai dapat berkembang ketika Belanda hampir selesai melaksanakan projeknya. Daratan didaerah ini mulai dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Masyarakat juga banyak yang membuat pemukiman baru
Seiring berjalannya waktu daerah tersebut sudah sadar akan membentuk struktural desanya. Noeryoredjo merupakan orang yang dianggap sesepuh didaerah tersebut dan menjadi penyambung lidah antara masyarakat dengan Belanda kala itu. Kemudian secara administratif Desa Rowotengah resmi pada tahun 1932.
2. Keadaan Geografis Desa a. Batas Wilayah
Sebelah Timur : Desa Pondok Joyo Kecamatan Semboro Sebelah Barat : Desa Yosorati Kecamatan Sumberbaru Sebelah Utara : Desa Pringgowirawan Kecamatan
Sumberbaru
Sebelah Selatan : Desa Sumberagung Kecamatan Sumberbaru
b. Luas Wilayah
Luas wilayah Desa Rowotengah sekitar 1232 Ha dengan rincian sebesar 700 Ha digunakan sebagai lahan pertanian, 300 Ha digunakan sebagai pemukiman serta sisanya digunakan sebagai sarana umum.
c. Keadaan Topografi
Secara umum keadaan topografi Desa Rowotengah merupakan dataran rendah yang terletak dipinggir sungai Bondoyudo, dimana sungai Bondoyudo merupaka sungai yang bersumber dari Pegunungan Semeru. Iklim Desa Rowotengah sama dengan desa lain di wilayah Indonesia yakni beriklim tropis dengan dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
d. Wilayah Administrasi Pemerintahan Desa
Desa Rowotengah terdiri dari tiga Dusun yakni Dusun Krajan, Dusun Gondosari dan Dusun Sadengan. Desa Rowotengah memiliki 17 Rukun Warga (RW) dan 50 Rukun Tetangga (RT) serta Badan Permusyawaratan Daerah (BPD) sebanyak 9 orang.
e. Jumlah Penduduk
Berdasarkan data administrasi Kabupaten Jember tahun 2021, Desa Rowotengah memiliki jumlah penduduk sebanyak 11.048 jiwa dengan rincian 5.542 laki-laki dan 5.506 perempuan. Jumlah penduduk tersebut tergabung dalam 3.460 KK.
3. Visi dan Misi Desa Rowotengah a. Visi
Terbangunnya tata kelola pemerintahan desa yang baik demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang damai, makmur dan sejahtera.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelayanan umum.
2) Menyelenggarakan urusan pemerintahan desa secara terbuka dan bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
3) Meningkatkan kualitas infrastruktur sarana umum.
4) Meningkatkan kesejahteraan sosial, pemberdayaan masyarakat dan gotong royong masyarakat.
5) Meningkatkan ketertiban, ketentraman dan kualitas hidup beragama serta kerukunan antar umat beragama.
4. Formasi Aparatur Pemerintah Desa Tabel 3.1
Formasi Aparatur Pemerintah Desa Rowotengah
No. Jabatan Nama Pejabat
1. Kepala Desa Didik Suhadi
2. Sekertaris Muhammad Tamyis
3. Kasi Pemerintahan Supaidi
4. Kasi Kesejahteraan Mastur Hambali 5. Kasi Pelayanan Sugiyanto 6. Kaur Tata Usaha dan Umum Sulistyowati
7. Kaur Keuangan Edi Dwi Cahyono
8. Kaur Perencanaan Ali Mukhson 9. Kepala Dusun Krajan Hadi Cahyono 10. Kepala Dusun Gondosari Hannan 11. Kepala Dusun Sadengan Suhadi
12. Staf Yana Indrianti
13. Staf Yolanda Dewi Rustantia
14. Staf Subowo
15. Ketua BPD Abdul Qodir
16. Wakil Ketua BPD Holyadi
17. Sekretaris BPD Siti Rohmadul Masjidah
18. Anggota BPD Siti Aisyah
19. Anggota BPD Imam Junaidi
20. Anggota BPD Suma’iyah
21 Anggota BPD Abdullah Murtadho
22. Anggota BPD Titis Widodo
23. Anggota BPD Firmansyah
Sumber: Observasi Kantor Desa Rowotengah 2022 5. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Rowotengah
Gambar 3.1
Bagan Struktur Organisasi Pemerintah Desa Rowotengah
Sumber : Observasi Kantor Desa Rowotengah 2022 B. Penyajian Data
Penelitian ini dilaksanakan di Pemerintah Desa Rowotengah Kecamatan Sumberbaru Kabupaten Jember. Responden dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yang meliputi seluruh Aparatur Pemerintah Desa
Sekretaris Desa Mohamad Tamyis
Kaur Perencanaan
Ali Mukhson Kaur
Keuangan Edi Dwi Cahyono Kaur Tata
Usaha &
Umum Sulistyowati Kasi
Pelayanan Sugiyanto Kasi
Kesejahteraan Mastur Hambali Kasi
Pemerintahan Supaidi
Kasun Sadengan Suhadi
Unsur Staf Kepala Desa Didik Suhadi
Kasun Gondosari Hannan Kasun Krajan
Hadi Cahyono
Rowotengah berjumlah 14 orang, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) berjumlah 9 orang dan Ketua RW berjumlah 17 orang. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dalam penelitian, kuesioner yang dibagikan berjumlah 40 lembar, serta semua kuesioner dikembalikan kepada peneliti dan semua data dapat diolah. Data mengenai jumlah kuesioner dibagikan dan pengembalian kuesioner tersebut dideskripsikan melalui tabel berikut:
Tabel 3.2
Rincian Pembagian dan Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Presentase
Kuesioner yang dibagikan 40 100%
Kuesioner yang mendapat respon 40 100%
Kuesioner yang dapat diolah 40 100%
Kuesioner yang tidak mendapat respon
0 0%
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan hasil pengumpulan data, karakteristik responden dalam penelitian ini dikelompokkan menurut jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan masa kerja responden. Adapun rincian karakteristik responden tersebut sebagai berikut:
1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3.3
Jenis Kelamin Responden
No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1. Laki-Laki 34 85%
2. Perempuan 6 15%
Total 40 100%
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan tabel 3.3 diatas diketahui bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 34 orang dengan
presentase 85%, sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang dengan presentase 15%.
2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Tabel 3.4 Usia Responden
No. Usia Jumlah Presentase
1. Dibawah 35 tahun 3 7,5%
2. 35-45 tahun 9 22,5%
3. 45-55 tahun 16 40%
4. Diatas 55 tahun 12 26%
Total 40 100%
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan tabel 3.4 diatas diketahui bahwa sebanyak 16 orang dengan presentase 40% menduduki tingkat pertama sebagai mayoritas responden dengan kisaran usia 45-55 tahun. Selanjutnya diikuti usia diatas 55 tahun sebanyak 12 orang dengan presentase 26% dan usia 35- 45 tahun sebanyak 9 orang dengan presentase 22,5% serta usia dibawah 35 tahun sebanyak 3 orang dengan presentase 7,5%.
3. Deskripsi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 3.5
Tingkat Pendidikan Responden
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Presentase
1. SD 5 12,5%
2. SMP 3 7,5%
3. SMA 21 52,5%
4. DIPLOMA 0 0%
5. SARJANA 11 27,5%
Total 40 100%
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan tabel 3.5 diatas diketahui bahwa sebanyak 21 orang dengan presentase 52,5% menduduki tingkat pertama sebagai mayoritas responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMA. Selanjutnya
diikuti tingkat pendidikan terakhir SARJANA sebanyak 11 orang dengan presentase 27,5%, SD sebanyak 5 orang dengan presentase 12,5% dan SMP sebanyak 3 orang dengan presentase 7,5% serta responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir DIPLOMA tidak ada.
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja Tabel 3.6
Masa Kerja Responden
No. Masa Kerja Jumlah Presentase
1. < 5 tahun 16 40%
2. 5-15 tahun 18 45%
3. 15-25 tahun 6 15%
4. > 25 tahun 0 0%
Total 40 100%
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan tabel 3.6 diatas diketahui bahwa sebanyak 18 orang dengan presentase 45% menduduki tingkat pertama sebagai mayoritas responden yang memiliki masa kerja selama 5-15 tahun. Selanjutnya diikuti masa kerja < 5 tahun sebanyak 16 orang dengan presentase 40%
serta masa kerja 15-25 tahun sebanyak 6 orang dengan presentase 15%.
C. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan atau kesesuaian kuesioner yang digunakan oleh peneliti guna mengukur dan memperoleh data penelitian dari responden. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner
tersebut.68 Pernyataan-pernyataan yang digunakan dalam kuesioner dikatakan valid apabila nilai r hitung ≥ r tabel.
Hasil uji validitas menggunakan IBM SPSS Statistic 22.0 untuk variabel Akuntabilitas (X1) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1. 0,635 0,312 Valid
2. 0,716 0,312 Valid
3. 0,757 0,312 Valid
4. 0,783 0,312 Valid
5. 0,678 0,312 Valid
Sumber: data primer diolah (Output SPSS)
Tabel 3.7 menunjukkan bahwa variabel akuntabilitas memiliki nilai r hitung ≥ r tabel yaitu sebesar 0,312, sehingga instrumen variabel akuntabilitas yang terdiri dari 5 pernyataan, masing-masing pernyataannya dinyatakan valid. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data yang ada pada variabel akuntabilitas dapat digunakan sebagai data penelitian.
Hasil uji validitas menggunakan IBM SPSS Statistic 22.0 untuk variabel Transparansi (X2) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Variabel Transparansi
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1. 0,407 0,312 Valid
2. 0,464 0,312 Valid
3. 0,370 0,312 Valid
4. 0,365 0,312 Valid
5. 0,456 0,312 Valid
68 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS (Semarang: Universitas Diponegoro Semarang, 2006) hlm 45.
Sumber: data primer diolah (Output SPSS)
Tabel 3.8 menunjukkan bahwa variabel transparansi memiliki nilai r hitung ≥ r tabel yaitu sebesar 0,312, sehingga instrumen variabel transparansi yang terdiri dari 5 pernyataan, masing-masing pernyataannya dinyatakan valid. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data yang ada pada variabel transparansi dapat digunakan sebagai data penelitian.
Hasil uji validitas menggunakan IBM SPSS Statistic 22.0 untuk variabel Partisipasi (X3) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1. 0,730 0,312 Valid
2. 0,467 0,312 Valid
3. 0,584 0,312 Valid
4. 0,587 0,312 Valid
5. 0,391 0,312 Valid
Sumber: data primer diolah (Output SPSS)
Tabel 3.9 menunjukkan bahwa variabel partisipasi memiliki nilai r hitung ≥ r tabel yaitu sebesar 0,312, sehingga instrumen variabel partisipasi yang terdiri dari 5 pernyataan, masing-masing pernyataannya dinyatakan valid. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data yang ada pada variabel partisipasi dapat digunakan sebagai data penelitian.
Hasil uji validitas menggunakan IBM SPSS Statistic 22.0 untuk variabel Pengelolaan APBDesa (Y) adalah sebagai berikut:
Tabel 3.10
Hasil Uji Validitas Variabel Pengelolaan APBDesa Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1. 0,829 0,312 Valid
2. 0,829 0,312 Valid
3. 0,778 0,312 Valid
4. 0,798 0,312 Valid
5. 0,520 0,312 Valid
Sumber: data primer diolah (Output SPSS)
Tabel 3.10 menunjukkan bahwa variabel Pengelolaan APBDesa memiliki nilai r hitung ≥ r tabel yaitu sebesar 0,312, sehingga instrumen variabel Pengelolaan APBDesa yang terdiri dari 5 pernyataan, masing-masing pernyataannya dinyatakan valid. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa data yang ada pada variabel Pengelolaan APBDesa dapat digunakan sebagai data penelitian.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.69 Hasil uji reliabilitas menggunakan IBM SPSS Statistic 22.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Akuntabilitas 0,759 Reliabel
Transparansi 0,857 Reliabel
Partisipasi 0,712 Reliabel
Pengelolaan APBDesa 0,835 Reliabel
Sumber: data primer diolah (Output SPSS)
69 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS (Semarang: Universitas Diponegoro Semarang, 2006) hlm 41.
Tabel 3.11 menunjukkan bahwa masing-masing variabel dalam penelitian memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.
Dikarenakan nilai Cronbach’s Alpha masing-masing variabel penelitian berada diantara 0,70 sampai dengan 0,90, maka tingkat reliabilitas variabel akuntabilitas, transparansi, partisipasi, dan pengelolaan APBDesa berada pada klasifikasi yang tinggi. Oleh karena itu seluruh instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai data penelitian.
2. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif menggambarkan data dari masing-masing variabel yang telah diolah menggunakan SPSS. Hasil analisis statistik deskriptif terhadap data penelitian menggunakan IBM SPSS Statistic 22.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.12
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Variabel N Range Min Max Mean Standar Deviasi
Varian Akuntabilitas 40 5 20 25 23,00 1,754 3,077 Transparansi 40 5 20 25 22,85 1,075 1,156 Partisipasi 40 4 21 25 22,00 1,301 1,692 Pengelolaan
APBDesa
40 4 20 25 20,95 1,501 2,254
Sumber: data primer diolah (Output SPSS) a. Variabel Akuntabilitas
Variabel akuntabilitas terdiri dari 5 item pernyataan dimana seluruh pernyataan tersebut dinyatakan valid dan reliabel. Penetapan skor menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 jawaban (5= sangat setuju, 4= setuju, 3= ragu-ragu, 2= tidak setuju, dan 1=sangat tidak
setuju). Skor maksimum yang mungkin diperoleh 5 x 5 = 25 dan skor minimum yang mungkin diperoleh 5 x 1 = 5.
Berdasarkan tabel 3.12 menunjukkan bahwa variabel akuntabilitas memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 23 dengan skor maksimum 25 yang diperoleh dari pernyataan yang menjawab dengan nilai 5 = sangat setuju sedangkan skor minimum 20 yang diperoleh dari pernyatan yang menjawab dengan nilai 4 = setuju serta standar deviasinya 1,754 dan varian 3,077. Panjang jangkauan adalah (25-20) +1 = 6. Jumlah kelas interval adalah 1 + 3,3 log 40 = 6,286 (dibulatkan menjadi 6) dan panjang kelas 6 / 6 = 1. Maka didapatkan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 3.13
Distribusi Frekuensi Variabel Akuntabilitas Kelas Interval Frekuensi
20 5
21 5
22 5
23 5
24 10
25 10
Jumlah 40
Sumber: data primer diolah
Selanjutnya, data variabel akuntabilitas dikelompokkan menjadi lima kategori berdasarkan kecenderungannya. Kelima kategori tersebut yaitu sangat baik, baik, sedang, buruk, dan sangat buruk. Hasil distribusi kecenderungan data variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.14
Frekuensi Kategori Variabel Akuntabilitas No. Interval Frekuensi Presentase Kategori 1 20 < X ≤ 25 35 87,5% Sangat Baik
2 16 < X ≤ 20 5 12,5% Baik
3 14 < X ≤ 16 - - Sedang
4 10 < X ≤ 14 - - Buruk
5 5 < X ≤ 10 - - Sangat Buruk
Sumber: data primer diolah
Tabel 3.14 menunjukkan bahwa frekuensi akuntabilitas yang termasuk kategori sangat baik sebanyak 35 responden dengan presentase 87,5% dan kategori baik sebanyak 7 respoonden dengan presentase 12,5%. Mayoritas responden beranggapan bahwa variabel akuntabilitas berada pada kategori sangat baik.
b. Variabel Transparansi
Variabel transparansi terdiri dari 5 item pernyataan dimana seluruh pernyataan tersebut dinyatakan valid dan reliabel. Penetapan skor menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 jawaban (5= sangat setuju, 4= setuju, 3= ragu-ragu, 2= tidak setuju, dan 1=sangat tidak setuju). Skor maksimum yang mungkin diperoleh 5 x 5 = 25 dan skor minimum yang mungkin diperoleh 5 x 1 = 5.
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa variabel transparansi memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 21,73 dengan skor maksimum 25 yang diperoleh dari pernyataan yang menjawab dengan nilai 5 = sangat setuju sedangkan skor minimum 20 yang diperoleh dari pernyatan yang menjawab dengan nilai 4 = setuju serta standar deviasinya 1,797 dan varian 3,230. Panjang jangkauan adalah (25-20)
+1 = 6. Jumlah kelas interval adalah 1 + 3,3 log 40 = 6,286 (dibulatkan menjadi 6) dan panjang kelas 6 / 6 = 1. Maka didapatkan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 3.15
Distribusi Frekuensi Variabel Transparansi Kelas Interval Frekuensi
20 11
21 15
22 3
23 3
24 1
25 7
Jumlah 40
Sumber: data primer diolah
Selanjutnya, data variabel transparansi dikelompokkan menjadi lima kategori berdasarkan kecenderungannya. Kelima kategori tersebut yaitu sangat baik, baik, sedang, buruk, dan sangat buruk. Hasil distribusi kecenderungan data variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.16
Frekuensi Kategori Variabel Transparansi No. Interval Frekuensi Presentase Kategori 1 20 < X ≤ 25 29 72,5% Sangat Baik
2 16 < X ≤ 20 11 27,5% Baik
3 14 < X ≤ 16 - - Sedang
4 10 < X ≤ 14 - - Buruk
5 5 < X ≤ 10 - - Sangat Buruk
Sumber: data primer diolah
Tabel 3.16 menunjukkan bahwa frekuensi transparansi yang termasuk kategori sangat baik sebanyak 29 responden dengan presentase 72,5% dan kategori baik sebanyak 11 respoonden dengan
presentase 27,5%. Mayoritas responden beranggapan bahwa variabel transparansi berada pada kategori sangat baik
c. Variabel Partisipasi
Variabel partisipasi terdiri dari 5 item pernyataan dimana seluruh pernyataan tersebut dinyatakan valid dan reliabel. Penetapan skor menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 jawaban (5= sangat setuju, 4= setuju, 3= ragu-ragu, 2= tidak setuju, dan 1=sangat tidak setuju). Skor maksimum yang mungkin diperoleh 5 x 5 = 25 dan skor minimum yang mungkin diperoleh 5 x 1 = 5.
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa variabel partisipasi memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 22,00 dengan skor maksimum 25 yang diperoleh dari pernyataan yang menjawab dengan nilai 5 = sangat setuju sedangkan skor minimum 21 yang diperoleh dari pernyatan yang menjawab dengan nilai 4 = setuju serta standar deviasinya 1,301 dan varian 1,692. Panjang jangkauan adalah (25-21) + 1 = 5. Jumlah kelas interval adalah 1 + 3,3 log 40 = 6,286 (dibulatkan menjadi 6) dan panjang kelas 5 / 6 = 0,833 (dibulatkan menjadi 1). Maka didapatkan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 3.17
Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Kelas Interval Frekuensi
20 0
21 18
22 14
23 3
24 0
25 5
Jumlah 40
Sumber: data primer diolah
Selanjutnya, data variabel partisipasi dikelompokkan menjadi lima kategori berdasarkan kecenderungannya. Kelima kategori tersebut yaitu sangat baik, baik, sedang, buruk, dan sangat buruk.
Hasil distribusi kecenderungan data variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.18
Frekuensi Kategori Variabel Partisipasi No. Interval Frekuensi Presentase Kategori 1 20 < X ≤ 25 40 100% Sangat Baik
2 16 < X ≤ 20 - - Baik
3 14 < X ≤ 16 - - Sedang
4 10 < X ≤ 14 - - Buruk
5 5 < X ≤ 10 - - Sangat Buruk
Sumber: data primer diolah
Tabel 3.18 menunjukkan bahwa frekuensi partisipasi termasuk kategori sangat baik sebanyak 40 responden dengan presentase 100%
Mayoritas responden beranggapan bahwa variabel partisipasi berada pada kategori sangat baik.
d. Variabel Pengelolaan APBDesa
Variabel pengelolaan APBDesa terdiri dari 5 item pernyataan dimana seluruh pernyataan tersebut dinyatakan valid dan reliabel.
Penetapan skor menggunakan skala likert yang terdiri dari 5 jawaban (5= sangat setuju, 4= setuju, 3= ragu-ragu, 2= tidak setuju, dan 1=sangat tidak setuju). Skor maksimum yang mungkin diperoleh 5 x 5 = 25 dan skor minimum yang mungkin diperoleh 5 x 1 = 5.
Tabel 3.12 menunjukkan bahwa variabel pengelolaan APBDesa memperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 20,83 dengan skor maksimum 25 yang diperoleh dari pernyataan yang menjawab dengan nilai 5 = sangat setuju sedangkan skor minimum 20 yang diperoleh dari pernyatan yang menjawab dengan nilai 4 = setuju serta standar deviasinya 1,412 dan varian 1,994. Panjang jangkauan adalah (25-20) + 1 = 6. Jumlah kelas interval adalah 1 + 3,3 log 40 = 6,286 (dibulatkan menjadi 6) dan panjang kelas 6 / 6 = 1. Maka didapatkan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 3.19
Distribusi Frekuensi Variabel Pengelolaan APBDesa Kelas Interval Frekuensi
20 24
21 10
22 1
23 1
24 2
25 2
Jumlah 40
Sumber: data primer diolah
Selanjutnya, data variabel pengelolaan APBDesa dikelompokkan menjadi lima kategori berdasarkan kecenderungannya. Kelima kategori tersebut yaitu sangat baik, baik, sedang, buruk, dan sangat buruk. Hasil distribusi kecenderungan data variabel dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.20
Frekuensi Kategori Variabel Pengelolaan APBDesa No. Interval Frekuensi Presentase Kategori
1 20 < X ≤ 25 16 40% Sangat Baik
2 16 < X ≤ 20 24 60% Baik
3 14 < X ≤ 16 - - Sedang
4 10 < X ≤ 14 - - Buruk
5 5 < X ≤ 10 - - Sangat Buruk
Sumber: data primer diolah
Tabel 3.20 menunjukkan bahwa frekuensi pengelolaan APBDesa yang termasuk kategori sangat baik sebanyak 16 responden dengan presentase 40% dan kategori baik sebanyak 24 respoonden dengan presentase 60%. Mayoritas responden beranggapan bahwa variabel pengelolaan APBDesa berada pada kategori baik.
3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Jika signifikan yang dihasilkan > 0,05 maka distribusi datanya dikatakan normal. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.21 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 40
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation ,84659745 Most Extreme Differences Absolute ,113
Positive ,112
Negative -,113
Test Statistic ,113
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c
Sumber: data primer diolah (Output SPSS)
Tabel 3.21 menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,200 >
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini
dinyatakan berdistribusi normal dan dapat digunakan dalam model regresi.
b. Multikolinearitas
Terjadinya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Varian Inflation Factors (VIF) dan nilai Tolerance. Apabila nilai VIF < 10 atau nilai Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas, begitupun sebaliknya. Suatu model regresi yang baik tidak boleh terdapat korelasi diantara variabel bebas. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.22
Hasil Uji Multikolinearitas Variabel
Independen
Perhitungan Keterangan Tolerance VIF
Akuntabilitas 0,733 1,363 Tidak multikolinearitas Transparansi 0,985 1,015 Tidak multikolinearitas Partisipasi 0,740 1,352 Tidak multikolinearitas
Sumber: data primer diolah (Output SPSS)
Tabel 3.22 menunjukkan bahwa ketiga variabel independen memiliki nilai Tolerance > 0,10 dan Varian Inflation Factors (VIF)
< 10. Variabel akuntabilitas memiliki nilai tolerance 0,733 dan VIF 1,363, variabel transparansi memiliki nilai tolerance 0,985 dan VIF 1,015 serta variabel partisipasi memiliki nilai tolerance 0,740 dan VIF 1,352. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang linear diantara variabel akuntabilitas, transparansi dan partisipasi sehingga data variabel akuntabilitas, transparansi dan partisipasi dapat digunakan dalam uji regresi.
c. Heteroskedastisitas
Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode Glejser dan taraf signifikansi 5%. Apabila tingkat signifikansi > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hasil analisis heteroskedastisitas terhadap data penelitian menggunakan IBM SPSS Statistic 22.0 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.23
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Independen Signifikansi Keterangan Akuntabilitas 0,216 Tidak heteroskedastisitas Transparansi 0,392 Tidak heteroskedastisitas Partisipasi 0,281 Tidak heteroskedastisitas
Sumber: data primer diolah (Output SPSS)
Tabel 3.23 menunjukkan bahwa ketiga variabel memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Variabel akuntabilitas memiliki nilai signifikansi 0,216, variabel transparansi memiliki nilai signifikansi 0,392 dan variabel partisipasi memiliki nilai signifikansi 0,281. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel akuntabilitas, transparansi dan partisipasi tidak terjadi perbedaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain sehingga data variabel akuntabilitas, transparansi dan partisipasi dapat digunakan dalam uji regresi.
4. Uji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda dengan taraf signifikansi sebesar 5%. Hasil pengujian
hipotesis menggunakan IBM SPSS Statistics 22.0 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.24 Hasil Uji Hipotesis
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .826a ,682 ,655 ,881
a. Predictors: (Constant), Partisipasi, Transparansi, Akuntabilitas
ANOVAa
Model Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 59,948 3 19,983 25,736 .000b
Residual 27,952 36 ,776
Total 87,900 39
a. Dependent Variable: Pengelolaan_APBDesa
b. Predictors: (Constant), Partisipasi, Transparansi, Akuntabilitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -16,097 4,974 -3,236 ,003
Akuntabilitas ,203 ,094 ,238 2,165 ,037
Transparansi ,518 ,132 ,371 3,915 ,000
Partisipasi ,934 ,126 ,809 7,405 ,000
a. Dependent Variable: Pengelolaan_APBDesa
Variabel Nilai t Hitung
Nilai t Tabel
Nilai signifikansi
Keterangan
Akuntabilitas 2,165 2,028 0,037 H1 diterima
Transparansi 3,915 2,028 0,000 H1 diterima
Partisipasi 7,405 2,028 0,000 H1 diterima
Sumber: data primer diolah (Output SPSS)
a. Koefisien Korelasi (R)
Tabel 3.24 menunjukkan bahwa korelasi bernilai positif. Hal ini menyatakan bahwa ketiga variabel independen (akuntabilitas, transparansi dan partisipasi) memiliki hubungan yang positif atau searah dengan variabel dependen (variabel pengelolaan APBDesa).
b. Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Tabel 3.24 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi sebesar 0,655. Hal ini berarti variabel akuntabilitas, transparansi dan partisipasi mampu menjelaskan varian variabel pengelolaan APBDesa sebesar 65,5%, sedangkan sisanya sebesar 34,5%
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.
c. Uji t (Parsial)
(1) Variabel Akuntabilitas (X1)
Tabel 3.24 menunjukkan bahwa variabel akuntabilitas (X1) memiliki nilai t lebih besar dari nilai t tabel yaitu 2,165 >
2,028 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansinya yaitu 0,037 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap variabel pengelolaan APBDesa.
Hipotesis pertama menyatakan bahwa penerapan akuntabilitas berpengaruh positif terhadap pengelolaan APBDesa. Maka berdasarkan nilai korelasi (R), nilai
determinasi (Adjusted R Square) nilai F hitung dan nilai t hitung yang dihasilkan dalam pengujian ini, dapat dinyatakan bahwa variabel akuntabilitas berpengaruh positif terhadap variabel pengelolaan APBDesa dan hipotesis pertama (H1) diterima.
(2) Variabel Transparansi (X2)
Tabel 3.24 menunjukkan bahwa variabel transparansi (X2) memiliki nilai t lebih besar dari nilai t tabel yaitu 3,915 >
2,028 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansinya yaitu 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel transparansi berpengaruh signifikan terhadap variabel pengelolaan APBDesa.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa penerapan transparansi berpengaruh positif terhadap pengelolaan APBDesa. Maka berdasarkan nilai korelasi (R), nilai determinasi (Adjusted R Square), nilai F hitung dan nilai t hitung yang dihasilkan dalam pengujian ini, dapat dinyatakan bahwa variabel transparansi berpengaruh positif terhadap variabel pengelolaan APBDesa sehingga hipotesis kedua (H2) diterima.
(3) Variabel Partisipasi (X3)
Tabel 3.24 menunjukkan bahwa variabel partisipasi (X3) memiliki nilai t lebih besar dari nilai t tabel yaitu 7,405 >
2,028 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansinya yaitu 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel partisipasi berpengaruh signifikan terhadap variabel pengelolaan APBDesa.
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa penerapan partisipasi berpengaruh positif terhadap pengelolaan APBDesa.
Maka berdasarkan nilai korelasi (R), nilai determinasi (Adjusted R Square) nilai F hitung dan nilai t hitung yang dihasilkan dalam pengujian ini, dapat dinyatakan bahwa variabel partisipasi berpengaruh positif terhadap variabel pengelolaan APBDesa dan hipotesis ketiga (H3) diterima.
d. Uji F (Simultan)
Tabel 3.24 menunjukkan bahwa nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel yaitu 25,736 > 2,87 dan nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansinya yaitu 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa setidaknya salah satu dari ketiga variabel independen (akuntabilitas, transparansi dan partisipasi) memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel pengelolaan APBDesa.