• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harga Satuan Dasar Bahan

4. Kegunaan dan Struktur Analisis Harga Satuan

5.2 Harga Satuan Dasar (HSD)

5.2.4 Harga Satuan Dasar Bahan

5.2.4.1 Masukan Data untuk HSD Bahan

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021, tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah, Pasal 19 dan Pasal 66, penggunaan produk dalam negeri, dengan SNI (Standar Nasional Indonesia), Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), produk industri hijau serta penggunaan katalog elektronik harus dipertimbangkan dalam menyusun HSD Bahan.

5.2.4.2 Jenis …

5.2.4.2 Jenis Bahan

Pengadaan barang dapat menggunakan katalog eletronik, seperti dijelaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021, Pasal 72:

(1) Katalog elektronik dapat berupa katalog elektronik nasional, katalog elektronik sektoral, dan katalog elektronik lokal.

(2) Katalog elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat informasi berupa daftar, jenis, spesifikasi teknis, TKDN, produk dalam negeri, produk ber-SNI, produk industri hijau, negara asal, harga, Penyedia, dan informasi lainnya terkait barang/jasa.

Faktor yang mempengaruhi HSD Bahan antara lain adalah kualitas, kuantitas, dan lokasi asal bahan. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas bahan harus ditetapkan dengan mengacu pada spesifikasi teknis yang berlaku. Lihat struktur analisis HSD Bahan dalam Error! Reference source not found. ditunjukkan analisis HSD Bahan.

Data HSD bahan dalam perhitungan analisis ini berfungsi untuk kontrol terhadap harga penawaran penyedia jasa.

Penyediaan bahan di Base Camp atau di Lokasi Pekerjaan perlu memperhatikan pula ketentuan harga pokok alat baru dalam 0.

HSD Bahan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:

• HSD bahan baku, misal: batu, pasir, semen, baja tulangan, dan lain-lain.

• HSD bahan olahan, misal: agregat kasar dan agregat halus, campuran beton semen, campuran beraspal, dan lain-lain.

• HSD bahan jadi, misal tiang pancang beton pracetak, panel pracetak, geosintetik dan lain-lain.

Harga pokok bahan dapat terjadi melalui persyaratan jual beli, seperti diuraikan pada analisis HSD peralatan dalam 0.

Masukan (input) harga bahan yang dibutuhkan dalam proses perhitungan HSD Bahan yaitu harga komponen bahan per satuan pengukuran. Satuan pengukuran bahan tersebut misalnya m¹, m², m³, kg, ton, zak, buah, dan sebagainya.

Untuk pekerjaan bangunan jalan, jembatan, dan bangunan air, pada umumnya memerlukan alat secara mekanis terutama memproduksi bahan olahan dan proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, sebagian kecil memerlukan pekerjaan secara manual.

Untuk pekerjaan bangunan gedung, biasanya material diterima di lokasi kerja dalam keadaan siap dicampur, siap dirakit, atau siap dipasang, sehingga tidak ada tahap pekerjaan pengolahan, karena itu analisis HSD bahan baku tidak

diperlukan …

diperlukan, kecuali analisis HSD bahan jadi atau HSD bahan olahan. Koefisien Bahan dan Tenaga Kerja sudah tersedia dalam tabel yang dipergunakan untuk satu satuan volume pekerjaan atau satu satuan pengukuran tertentu.

Bahan jadi dan bahan olahan yang dikirim ke lokasi pekerjaan perlu dibedakan, yaitu bahan yang sudah dirakit (misal baja tulangan) yang siap untuk dipasang, beton mutu tertentu yang perlu dipasang atau dihampar menggunakan alat, dirawat dan diselesaikan (finishing) kemudian dibayar.

5.2.4.3 Harga Satuan Dasar Bahan Baku

Bahan baku biasanya diperhitungkan dari sumber bahan (quarry), tetapi dapat pula diterima di base camp atau digudang setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya.

Survei bahan baku biasanya dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui jarak lokasi sumber bahan, dan pemenuhan terhadap spesifikasinya, kemudian diberi keterangan, misal: harga bahan di quarry (batu kali, pasir, dan lain-lain) atau harga bahan di pabrik atau gudang grosir (seperti semen, aspal, besi dan sebagainya) yang telah dilengkapi dengan sertifikat.

Untuk bahan baku, umumnya diberi keterangan sumber bahan, misal: bahan diambil dari quarry (batu kali, pasir, dan lain-lain) atau bahan diambil dari pabrik atau gudang grosir (semen, aspal, besi, dan sebagainya).

Rujukan untuk HSD bahan baku harus sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat. Biaya retribusi bahan golongan C sudah termasuk dalam harga bahan baku di quarry.

Contoh analisis HSD bahan baku dapat dilihat dalam Bagian III, AHSP Bidang Bina marga, lampiran E.

5.2.4.4 Harga Satuan Dasar Bahan Olahan

Bahan olahan merupakan hasil produksi di plant (pabrik) atau beli dari produsen di luar kegiatan pekerjaan. Bahan olahan misalnya agregat atau batu pecah yang diambil dari bahan baku atau bahan dasar kemudian diproses dengan alat mesin pemecah batu menjadi material menjadi beberapa fraksi.

Melalui proses penyaringan atau pencampuran beberapa fraksi bahan dapat dihasilkan menjadi agregat kelas tertentu. Bahan olahan lainnya misalnya bahan batu baku batu kali dipecah dengan stone crusher menjadi agregat kasar dan agregat halus.

Lokasi tempat proses pemecahan bahan biasanya di base camp atau di lokasi khusus, sedangkan unit produksi campuran umumnya berdekatan dengan

lokasi …

lokasi mesin pemecah batu (stone crusher), agar dapat mensuplai agregat lebih mudah.

Dalam penetapan HSD bahan olahan di lokasi tertentu, khususnya untuk agregat, ada tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu: masukan, proses dan keluaran. Berikut ini disusun tahap-tahap analisis perhitungan bahan dasar olahan.

a) Masukan

1) Jarak quarry (bila sumber bahan baku diambil dari quarry), km.

2) HSD Tenaga Kerja, sesuai dengan 0.

3) HSD Peralatan sesuai dengan 0.

4) HSD bahan baku atau bahan dasar, sesuai dengan 0.

5) Kapasitas Alat

Merupakan kapasitas dari alat yang dipergunakan, misalnya alat pemecah batu (stone crusher) dalam ton per jam, dan wheel loader dalam m³ heaped (kapasitas bucket). Lihat contoh dalam Bagian III, Lampiran D.

6) Faktor Efisiensi Alat

Hasil produksi yang sebenarnya dari suatu peralatan yang digunakan bisa tidak sama dengan hasil perhitungan berdasarkan data kapasitas yang tertulis pada brosur, karena banyaknya faktor yang mempengaruhi proses produksi.

Faktor-faktor tersebut adalah:

- Faktor operator;

- Faktor peralatan;

- Faktor cuaca;

- Faktor kondisi medan/lapangan;

- Faktor manajemen kerja.

Untuk memberikan estimasi besaran pada setiap faktor di atas adalah sulit sehingga untuk mempermudah pengambilan nilai yang digunakan, faktor-faktor tersebut di gabungkan menjadi satu yang merupakan faktor kondisi kerja secara umum. Selanjutnya faktor tersebut digunakan sebagai faktor efisiensi alat (Fa). Lihat tabel 4.

4. Tidak disarankan bila kondisi operasi dan pemeliharaan mesin adalah buruk.

Tabel 4 …

Tabel 4Faktor Efisiensi Alat (Fa)

Kondisi operasi

Pemeliharaan mesin Baik

sekali

Baik Sedang Buruk Buruk sekali

Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63

Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60

Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54

Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45

Buruk sekali 0,53 0,50 0,47 0,42 0,32

Angka dalam warna kelabu adalah tidak disarankan. Faktor efisiensi ini adalah didasarkan atas kondisi operasi dan pemeliharaan secara umum.

Faktor efisiensi untuk setiap jenis alat bisa berbeda. Lihat Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7, Tabel 11, dan Tabel 12.

Dalam penyusunan HPP dan HPS, maka kondisi operasi peralatan dalam keadaan baik sekali, sehingga faktor efisiensi yang dipakai 0,83.

7) Faktor Kehilangan Bahan (Fh)

Faktor untuk memperhitungkan bahan yang tercecer pada saat diolah dan dipasang. Lihat Lampiran A, Tabel A-3 dan Tabel A-4.

b) Proses

Proses perhitungan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan perangkat lunak secara sederhana sesuai dengan Rumus (1) sampai dengan Rumus (14).

c) Keluaran

Hasil perhitungan HSD bahan olahan harus mempertimbangkan harga pasar setempat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Contoh HSD bahan olahan dapat dilihat dalam Bagian III, Bidang Bina Marga, Lampiran E.

5.2.4.5 Harga Satuan Dasar (HSD) Bahan Jadi

Bahan-jadi pada umumnya dibuat di Lokasi Pekerjaan atau di base camp, atau dibeli dari suatu pabrik. Bahan jadi yang dibuat di lokasi pekerjaan atau di base camp harus diproses dan dirinci secara teliti sesuai dengan dimensi dalam gambar, termasuk bahan baku, peralatan dan tenaga kerja. Analisis produktivitas untuk pengadaan disusun dengan suatu metode kerja sampai dapat diterima untuk dibayar. Harga tersebut digunakan sebagai pembanding terhadap harga pasar yang dibuat oleh produsen. Perbedaan harga menjadi pertimbangan bagi pihak perencana yang akan mengadakan.

Bahan jadi yang dibeli dari pabrik harus dipertimbangkan apakah diterima di base camp/gudang atau di lokasi pekerjaan setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya serta biaya penyimpanan di gudang atau stock pile (tergantung perjanjian transaksi). Pertimbangan pertama adalah jarak ke base camp dan ke lokasi pekerjaan, jarak makin jauh maka Harga Satuan Dasar menjadi lebih mahal. Pertimbangan kedua adalah bila disimpan di lokasi pekerjaan perlu dipertimbangkan jadwal pekerjaan pemasangan dan kemungkinan hilang atau rusak.

Untuk harga satuan dasar bahan jadi, harus diberi keterangan, harga bahan tersebut diterima sampai di lokasi tertentu, misal lokasi pekerjaan, atau di base camp. Harga akan bertambah bila dalam transaksi diambil di pabrik/gudang grosir. Untuk efisiensi pertu dipertimbangkan agar bahan jadi diterima di Lokasi Pekerjaan.

Bahan jadi dapat berasal dari pabrik/pelabuhan/gudang kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan tronton/truk atau alat angkut lain, sedang untuk memuat dan menurunkan barang menggunakan crane atau alat angkat lainnya.

Data dan asumsi, urutan kerja, proses perhitungan dan keluaran relatif sama dengan perhitungan untuk bahan baku dan bahan olahan masing-masing dalam 0, 0, dan 0

Dalam penetapan HSD bahan jadi, khususnya untuk beton pracetak, perlu rangkaian baja tulangan.