NOMOR 8 TAHUN 2023 TENTANG
C. Umur Ekonomis
5.2.3 Harga Satuan Dasar Bahan
5.2.3.1 Masukan Data untuk HSD Bahan
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021, tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah, Pasal 19 dan Pasal 66, penggunaan produk dalam negeri, dengan SNI (Standar Nasional Indonesia), Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), produk industri hijau serta penggunaan katalog elektronik harus dipertimbangkan dalam menyusun HSD Bahan. Untuk pekerjaan manual umumnya menggunakan bahan jadi (siap rakit atau pasang).
5.2.3.2 Jenis Bahan
Pengadaan barang dapat menggunakan katalog eletronik, seperti dijelaskan dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021, Pasal 72:
(1) Katalog elektronik dapat berupa katalog elektronik nasional, katalog elektronik sektoral, dan katalog elektronik lokal.
(2) Katalog elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat informasi berupa daftar, jenis, spesifikasi teknis, TKDN, produk dalam negeri, produk ber-SNI, produk industri hijau, negara asal, harga, Penyedia, dan informasi lainnya terkait barang/jasa.
Faktor yang mempengaruhi HSD Bahan antara lain adalah kualitas, kuantitas, dan lokasi asal bahan. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kuantitas dan kualitas bahan harus ditetapkan dengan mengacu pada spesifikasi teknis yang berlaku. Lihat struktur analisis HSD Bahan dalam Gambar 3 – Struktur Analisis Harga Satuan Dasar ditunjukkan analisis HSD Bahan.
Data HSD bahan ini berfungsi untuk kontrol terhadap harga penawaran penyedia jasa.
Penyediaan bahan di Base Camp atau di Lokasi Pekerjaan perlu memperhatikan pula ketentuan harga pokok alat baru.
HSD Bahan dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu:
• HSD bahan baku, misal: batu, pasir, semen, baja tulangan, dan lain-lain.
• HSD bahan olahan, misal: agregat kasar dan agregat halus, campuran beton semen, campuran beraspal, dan lain-lain.
jdih.pu.go.id
• HSD bahan jadi, misal tiang pancang beton pracetak, panel pracetak, geosintetik dan lain-lain. Terkait pengadaan tiang pancang dilaksanakan secara terpisah di luar Analisa Harga Satuan Pekerjaan, adapun biaya pengadaan tersebut harus mengakomodir biaya tidak langsung dan pengangkutan material sampai lokasi pekerjaan.
Harga pokok bahan dapat terjadi melalui persyaratan jual beli, seperti diuraikan pada analisis HSD peralatan dalam subbab 5.2.2.2.4 Harga Pokok Alat Baru.
Masukan (input) harga bahan yang dibutuhkan dalam proses perhitungan HSD Bahan yaitu harga komponen bahan per satuan pengukuran. Satuan pengukuran bahan tersebut misalnya m¹, m², m³, kg, ton, zak, buah, dan sebagainya.
Untuk pekerjaan bangunan jalan, jembatan, dan bangunan air, pada umumnya memerlukan alat secara mekanis terutama memproduksi bahan olahan dan proses pelaksanaan pekerjaan di lapangan, sebagian kecil memerlukan pekerjaan secara manual.
Untuk pekerjaan bangunan gedung, biasanya material diterima di lokasi kerja dalam keadaan siap dicampur, siap dirakit, atau siap dipasang, sehingga tidak ada tahap pekerjaan pengolahan, karena itu analisis HSD bahan baku tidak diperlukan, kecuali analisis HSD bahan jadi atau HSD bahan olahan. Koefisien Bahan dan Tenaga Kerja sudah tersedia dalam tabel yang dipergunakan untuk satu satuan volume pekerjaan atau satu satuan pengukuran tertentu.
Bahan jadi dan bahan olahan yang dikirim ke lokasi pekerjaan perlu dibedakan, yaitu bahan yang sudah dirakit (misal baja tulangan) yang siap untuk dipasang, beton mutu tertentu yang perlu dipasang atau dihampar menggunakan alat, dirawat dan diselesaikan (finishing) kemudian dibayar.
5.2.3.3 Perhitungan HSD bahan/material
Untuk pekerjaan konstruksi, pada umumnya bahan atau material dihitung berdasarkan harga pasar bahan per satuan ukuran baku (misal volume dalam m³).
Analisis HSD bahan memerlukan data harga bahan baku (dari toko material dan/atau quarry atau borrow area) serta biaya transportasi dan biaya produksi bahan baku menjadi bahan olahan atau bahan jadi.
Pelaksanaan kegiatan pekerjaan konstruksi pada umumnya menggunakan material/bahan jadi, tetapi untuk kuantitas pekerjaan yang besar (seperti pada pembangunan bendungan, jalan, jembatan, dll) diperlukan proses bahan olahan.
Untuk bahan olahan, produksi bahan memerlukan peralatan yang mungkin lebih dari satu peralatan yang dihitung berdasarkan kapasitas produksinya dalam satuan
jdih.pu.go.id pengukuran per-jam atau per-hari, dengan cara memasukkan data kapasitas peralatan, faktor efisiensi peralatan, faktor lain dan waktu siklus masing-masing (faktor efisiensi peralatan dapat dilihat dalam Tabel A.5).
HSD bahan sesuai kebutuhannya dapat berupa HSD bahan baku, HSD bahan olahan, dan HSD bahan jadi. HSD bahan yang diambil dari quarry antara lain berupa:
a. Bahan jadi (batu kali/gunung, pasir sungai/gunung dan lain-lain).
b. Bahan olahan (misalnya agregat kasar dan halus hasil produksi mesin pemecah batu dan lain sebagainya).
Harga bahan di quarry berbeda dengan harga bahan jadi yang dikirim sampai ke base camp atau ke tempat/lokasi pekerjaan, karena perlu biaya tambahan berupa biaya pengangkutan material dari quarry ke base camp atau tempat/lokasi pekerjaan dan biaya-biaya lainnya seperti retribusi penambangan Galian C dan biaya angkutan dapat berupa baik tarif angkutan ataupun analisis biaya operasional dan produktivitas alat berat.
5.2.3.4 Harga Satuan Dasar Bahan Baku
Bahan baku biasanya diperhitungkan dari sumber bahan (quarry), tetapi dapat pula diterima di base camp atau digudang setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya.
Survei bahan baku biasanya dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui jarak lokasi sumber bahan, dan pemenuhan terhadap spesifikasinya, kemudian diberi keterangan, misal: harga bahan di quarry (batu kali, pasir, dan lain-lain) atau harga bahan di pabrik atau gudang grosir (seperti semen, aspal, besi dan sebagainya) yang telah dilengkapi dengan sertifikat.
Untuk bahan baku, umumnya diberi keterangan sumber bahan, misal: bahan diambil dari quarry (batu kali, pasir, dan lain-lain) atau bahan diambil dari pabrik atau gudang grosir (semen, aspal, besi, dan sebagainya).
Rujukan untuk HSD bahan baku harus sesuai dengan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat. Biaya retribusi bahan sudah termasuk dalam harga bahan baku di quarry.
5.2.3.5 Harga Satuan Dasar Bahan Olahan
Bahan olahan merupakan hasil produksi di plant (pabrik) atau beli dari produsen di luar kegiatan pekerjaan. Bahan olahan misalnya agregat atau batu pecah yang diambil dari bahan baku atau bahan dasar kemudian diproses dengan alat mesin pemecah batu menjadi material menjadi beberapa fraksi.
Melalui proses penyaringan atau pencampuran beberapa fraksi bahan dapat
jdih.pu.go.id dihasilkan menjadi agregat kelas tertentu. Bahan olahan lainnya misalnya bahan batu baku batu kali dipecah dengan stone crusher menjadi agregat kasar dan agregat halus.
Lokasi tempat proses pemecahan bahan biasanya di base camp atau di lokasi khusus, sedangkan unit produksi campuran umumnya berdekatan dengan lokasi mesin pemecah batu (stone crusher), agar dapat mensuplai agregat lebih mudah.
Dalam penetapan HSD bahan olahan di lokasi tertentu, khususnya untuk agregat, ada tiga tahapan yang harus dilakukan, yaitu: masukan, proses dan keluaran. Berikut ini disusun tahap-tahap analisis perhitungan bahan dasar olahan.
a) Masukan
1) Jarak quarry (bila sumber bahan baku diambil dari quarry), km.
2) HSD Tenaga Kerja, sesuai dengan 5.2.1 3) HSD Peralatan sesuai dengan 5.2.2
4) HSD bahan baku atau bahan dasar, sesuai dengan 5.2.3 5) Kapasitas Alat
Merupakan kapasitas dari alat yang dipergunakan, misalnya alat pemecah batu (stone crusher) dalam ton per jam, dan wheel loader dalam m³ heaped (kapasitas bucket). dokumen Tata Cara Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstrxuksi Bidang PUPR Bagian Bina Marga.
6) Faktor Efisiensi Alat
Hasil produksi yang sebenarnya dari suatu peralatan yang digunakan bisa tidak sama dengan hasil perhitungan berdasarkan data kapasitas yang tertulis pada brosur, karena banyaknya faktor yang mempengaruhi proses produksi.
Faktor-faktor tersebut adalah:
- Faktor operator;
- Faktor peralatan;
- Faktor cuaca;
- Faktor kondisi medan/lapangan;
- Faktor manajemen kerja.
Untuk memberikan estimasi besaran pada setiap faktor di atas adalah sulit sehingga untuk mempermudah pengambilan nilai yang digunakan, faktor-faktor tersebut di gabungkan menjadi satu yang merupakan faktor kondisi kerja secara umum. Selanjutnya faktor tersebut digunakan
jdih.pu.go.id sebagai faktor efisiensi alat (Fa). Lihat tabel A.5 – Faktor Efisiensi Alat.
Tidak disarankan bila kondisi operasi dan pemeliharaan mesin adalah buruk.
Tabel A.5 – Faktor Efisiensi Alat (Fa)
Dalam penyusunan HPP dan HPS, maka kondisi operasi peralatan dalam keadaan baik sekali, sehingga faktor efisiensi yang dipakai 0,83.
7) Faktor Kehilangan (Fh)
Faktor untuk memperhitungkan bahan yang tercecer pada saat diolah atau dikerjakan. Lihat dalam dokumen Tata Cara Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang PUPR Bagian Umum.
b) Proses
Proses perhitungan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan perangkat lunak secara sederhana sesuai dengan Rumus (1) sampai dengan Rumus (14).
c) Keluaran
Hasil perhitungan HSD bahan olahan harus mempertimbangkan harga pasar setempat sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Contoh HSD bahan olahan dapat dilihat dalam dokumen Tata Cara Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang PUPR Bagian Bina Marga.
5.2.3.6 Perhitungan HSD bahan olahan 1) Penyediaan bahan baku
(a) Tentukan tempat dan harga setempat bahan tersebut di quarry, di pabrik atau di pelabuhan, di toko material ataupun di tempat/lokasi pekerjaan.
(b) Tabelkan dan beri kode setiap bahan baku yang sudah dicatat harga dan jarak dari quarry-nya.
jdih.pu.go.id 2) Proses pembuatan bahan olahan
(misal batu kali/gunung menjadi agregat kasar dan agregat halus, menggunakan dua peralatan berbeda, peralatan -1: stone crusher dan peralatan -2: wheel loader
Perhitungan bahan olahan diperlukan masukan data seperti ditunjukkan dalam subpasal 5.2.3.3 antara lain:
(a) Jarak quarry (bila bahan dasar batu diambil dari quarry), km (b) HSD tenaga kerja, sesuai dengan 5.2.1
(c) HSD alat sesuai dengan 5.2.2
(d) HSD bahan baku atau bahan dasar, sesuai dengan 5.2.3.3 (e) Kapasitas alat
(f) Faktor efisiensi alat yang dipengaruhi oleh berbagai faktor tersebut adalah diantaranya:
- Faktor operator - Faktor peralatan - Faktor cuaca
- Faktor kondisi medan/lapangan - Faktor manajemen kerja
Untuk memberikan estimasi besaran dari setiap faktor di atas sangatlah sulit, sehingga untuk mempermudah estimasi nilai yang digunakan maka faktor-faktor tersebut digabungkan menjadi satu yang merupakan faktor kondisi kerja alat.
Selanjutnya faktor tersebut digunakan sebagai faktor efisiensi kerja alat (Fa) seperti pada Tabel A.5, dan tidak disarankan bila kondisi O&P mesin yang buruk.
Langkah perhitungan HSD bahan olahan adalah sebagai berikut:
a) Tetapkan proporsi bahan-bahan olahan yang akan diproduksi dalam satuan persen, misal agregat kasar K% dan agregat halus H%.
b) Tetapkan berat isi bahan olahan yang akan diproduksi, misal: D1 dan D2.
c) Tentukan asumsi transaksi pembelian bahan baku apakah loko atau franco di base camp. Tetapkan harga satuan bahan baku, dari quarry, pabrik atau pelabuhan. Misalkan harga bahan baku (Rp1) per m³.
d) Tetapkan peralatan dan biaya sewa atau biaya operasinya, masing-masing yang akan digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi bahan olahan, untuk harga di base camp atau di lokasi pekerjaan. Misalkan biaya produksi
jdih.pu.go.id bahan olahan dengan peralatan-1 (Rp2) per jam, dan biaya dengan peralatan- 2 (Rp) per jam.
e) Tetapkan kapasitas peralatan masing-masing untuk satuan m³ atau satuan produksi lainnya.
f) Tetapkan faktor efisiensi peralatan (Fa) masing-masing, sesuai dengan kondisi peralatan yang ada.
g) Tetapkan faktor kehilangan bahan (Fh).
h) Uraikan metoda pelaksanaan pengolahan bahan baku menjadi bahan olahan.
i) Tetapkan waktu kerja peralatan-1 adalah 1 jam.
j) Hitung produksi peralatan-1 (Qb) dan kebutuhan bahan baku (Qg) selama satu jam. Produksi peralatan-1 selama 1 jam: Qb = Fa x Cp1 / D2. Kebutuhan bahan selama 1 jam: Qg = Fa x Cp1/D1.
k) Hitung kapasitas peralatan-2 untuk melayani peralatan-1. Kapasitas angkut per rit: Ka = Fa x Cp2 dalam satuan m³ atau satuan lainnya. Selanjutnya peralatan-peralatan lainnya dalam satu konfigurasi rantai kerja sistem yang telah ditentukan.
l) Tentukan waktu siklus (muat, tuang, tunggu dan lain-lain.): misal Ts = 2 menit.
m) Hitung waktu kerja peralatan-2 memasok bahan baku: Tw = (Qg/Ka x Ts)/60, dalam satuan jam.
n) Biaya produksi Bp= (Tst x Rp2 + Tw x Rp3)/Qb dalam satuan rupiah/m³.
o) Harga satuan bahan olahan: Hsb = (Qg / Qb x Fh x Rp1) + Bp, dalam satuan rupiah /m³ atau satuan lain.
5.2.3.7 Harga Satuan Dasar (HSD) Bahan Jadi
Bahan-jadi pada umumnya dibuat di Lokasi Pekerjaan atau di base camp, atau dibeli dari suatu pabrik. Bahan jadi yang dibuat di lokasi pekerjaan atau di base camp harus diproses dan dirinci secara teliti sesuai dengan dimensi dalam gambar, termasuk bahan baku, peralatan dan tenaga kerja. Analisis produktivitas untuk pengadaan disusun dengan suatu metode kerja sampai dapat diterima untuk dibayar. Harga tersebut digunakan sebagai pembanding terhadap harga pasar yang dibuat oleh produsen. Perbedaan harga menjadi pertimbangan bagi pihak perencana yang akan mengadakan.
Bahan jadi yang dibeli dari pabrik harus dipertimbangkan apakah diterima di base camp/gudang atau di lokasi pekerjaan setelah memperhitungkan ongkos bongkar-muat dan pengangkutannya serta biaya penyimpanan di gudang atau stock pile (tergantung perjanjian transaksi). Pertimbangan pertama adalah jarak ke base camp dan ke lokasi pekerjaan, jarak makin jauh maka Harga Satuan
jdih.pu.go.id Dasar menjadi lebih mahal. Pertimbangan kedua adalah bila disimpan di lokasi pekerjaan perlu dipertimbangkan jadwal pekerjaan pemasangan dan kemungkinan hilang atau rusak.
Untuk harga satuan dasar bahan jadi, harus diberi keterangan, harga bahan tersebut diterima sampai di lokasi tertentu, misal lokasi pekerjaan, atau di base camp. Harga akan bertambah bila dalam transaksi diambil di pabrik/gudang grosir. Untuk efisiensi pertu dipertimbangkan agar bahan jadi diterima di Lokasi Pekerjaan.
Bahan jadi dapat berasal dari pabrik/pelabuhan/gudang kemudian diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan tronton/truk atau alat angkut lain, sedang untuk memuat dan menurunkan barang menggunakan crane atau alat angkat lainnya.
Data dan asumsi, urutan kerja, proses perhitungan dan keluaran relatif sama dengan perhitungan untuk bahan baku (subbab 5.2.3.3) dan bahan olahan (subbab 5.2.3.4).
Dalam penetapan HSD bahan jadi, khususnya untuk beton pracetak, perlu rangkaian baja tulangan.
5.2.3.8 Perhitungan HSD bahan jadi
1) Tentukan tempat dan harga setempat bahan tersebut di borrow area atau quarry, pabrik atau di toko material atau juga di pelabuhan.
2) Hitung biaya memuat bahan jadi, transportasi dan membongkar bahan jadi, per satuan bahan jadi.
3) Tabelkan dan beri kode setiap bahan jadi yang sudah dicatat harganya, harga di terima di lokasi pekerjaan atau di base camp.