• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Belajar a. Pengertian Hasil

Dalam dokumen PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (Halaman 34-46)

TINJAUAN PUSTAKA

B. Struktur Sel dan Bagian-Bagiannya

3. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, hasil diartikan sebagai sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha.

Berdasarkan kamus lengkap Bahasa Indonesia, hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha.Jadi hasil adalah hal-hal yang ditimbulkan atau dimunculkan sebagai akibat dari sebuah usaha.

b. Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan pada tujuan dan proses berbuat melalui berbagi pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati,

21

menalar, mencobakan, mengkomunikasikan, dan memahami sesuatu.

(Rusman, 2017)

Menurut (Wahab,Rohmalina. 2015) Teori belajar behavioristic menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Teori ini memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental.

Sehingga dengan kata lain behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.

Dalam (Wahab, 2015) Ada beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli tentang masalah belajar ini, antara lain;

1) Menurut James O. Wittaker belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

2) Menurut Winkel, belajar adalah sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahn- perubahan dalam pengelolaan pemahaman.

3) Menurut Drs. Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.

Lain lagi pendapat dari Sagne dalam ( Suardi, Moh. 2018) dia berpendapat bahwa belajar adalah proses kognitif yang mengubah hasil stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kopabilitas baru, berupa keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

Dalam (Susanto, Ahmad. 2013) Robert M. Gagne mengelompokkan kondisi belajar sesuai dengan tujuan belajar yang ingin dicapai gagne mengemukakan delapan kemampuan yang dihasilkan jika tujuan belajar tercapai, yang kemudian disederhanakan menajadi lima.

Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah :

1) Keterampilan entelektual, selain menggunakan symbol verbal manusia juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan intelektualnya, misalnya mambu membedakan warna, bentuk, dan ukuran.

2) Strategi kogniotif, yakni mengatur cara belajar dan berfikir seseorang di dalam arti seluas- luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.

3) Informasi verbal, yakni informasi yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau entelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar dan sebagainya yang berupa symbol yang tampak (verbal)

4) Keterampilkan motorik, adalah keterampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan, berlari, melompat.

5) Sikap dan nilai, yakni berhubungan dengan arah dan intensitas emosional yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai ini dapat dilihat dari kecenderungan peserta didik berperilaku terhadap orang, benda atau peristiwa.

23

Untuk mendapatkan pengalaman yang lebih lengkap tentang pengertian belajar tersebut, maka berikut ini dikemukakan beberapa ciri- ciri penting , berikut:

1) Perubahan yang bersifat fungsional. Perubahan yang terjadi pada ospek kepribadian seseorang mempunyai dampak terhadap perubahan selanjutnya. Karena belajar anak dapat membaca, karena membaca pengetahuannya bertambah, karena pengetahuannya bertambah akan mempengaruhi sikap dan perilakunya.

2) Belajar adalah perbuatan yang sudah mungkin sewaktu terjadinya prioritas. Yang bersangkutan tidak begitu menyadarinya namun demikian paling tidak begitu menyadarinya setelah peristiwa itu berlangsung.

3) Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. Cara memahami dan menerapkan bersifat individualistic, yang pada gilirannya juga akan menimbulkan hasil yang bersifat pribadi.

4) Perubahan yang terjadi bersifat menyeluruh dan terintegrasi. Yang berubah bukan bagian- bagian dari diri seseorang, namun yang berubah adalah kepribadiannya. Kepandaian menulis bukan dilokalisasi tempat saja , tetapi menyangkut aspek kepribadian lainnya.

5) Belajar adalah proses interaksi. Belajar bukanlah proses penyerapan yang berlangsung tanpa usaha yang aktif dari yang bersangkutan.

6) Perubahan berlangsung dari yang sederhana kearah yang lebih kompleks. (Suardi, Moh. 2018)

Menurut Nana Sudjana, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu: (a). ranah kognitif ; (b). ranah efektif ; (c).

dan ranah psikomotorik. Menurut Slameto dalam (Syafi’i, Ahmad, dkk. 2018) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:

1) Factor internal (dari dalam individu yang belajar )

Faktor yang yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi jasmaniah, kesehatan, cacat tubuh, dan juga pada tingkat kecerdasan, perhatian, bakat, minat, motivasi, dan kematangan.

2) Faktor eksternal (dari luar individu yang belajar)

Faktor eksternal meliputi (1). Keadaan keluarga; Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yangada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, (2). Keadaan sekolah; Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode belajar danfasilitas yang mendukung lainnya, (3). Keadaan masyarakat; Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaannya dalam lingkungan tersebut.

25

Kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa. (Syafi’i, Ahmad. 2018)

Berdasarkan uraian diatas, maka hasil belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang mengakibatkan manuisa berubah dalam sikap dan tingkah lakunya, dan aspek perubahan itu mencakup aspek kognitif, efektif dan psikomotorik.

a. Pengertian Hasil Belajar

Dalam dunia pendidikan agar dapat berjalan dengan baik, guru sebagai pengajar dengan tujuan utama mendidik, mengajar, membimbing, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Sesorang guru sudah pasti memiliki cara tersendiri atau ciri khas dalam mengajar seperti penggunaan metode ataupun model pembelajaran dalam kelas sehingga dengan cara ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pmbelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar atau keberhasilan yang di capai seorang peserta didik setelah mengikuti pembelajaran yang di tandai dengan bentuk angka, huruf atau symbol tertentu yang di sepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan (Rosid, 2019:12).

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk

mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah dijarkan.Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai termasuk pendidikan.Hasil belajar seseorang dapat berubah sesuai dengan perubahan pengalaman dan perilaku belajarnya.Oleh karena itu dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah merupakan perwujudan dari kegiatan belajar.Hasil belajar setiap orang secara nyata akan berbeda satu dengan yang lainnya, karena pengalaman belajardan perilaku belajar tidak sama.

Pengalaman belajar diwujudkan dalam bentuk tingkat pengetahuan terhadap materi-materi yang dipelajari dapat diketahui dari kegiatanbelajarnya. (Purwanto,2009:44)

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasill” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan menjadi barang jadi. Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen,hasil penjualan,hasil pembangungan,termasuk hasil belajar. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat

27

perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya disbanding sebelumnya. (Purwanto,2009:44)

Menurut Syah (2003) dalam Sinar (2018: 20-21) hasil belajar merupakan prestasi, kinerja ataupun penampilan yang telah di capai oleh seorang siswa dalam waktu yang telah di tentukan dalam dunia pendidikan setelah siswa menyelesaikan materi pelajaran. Sedangkan prestasi belajar merupakan hasil belajar yang ideal yang meliputi ranah psikologis yang berubah akibat pengalama dan proses belajar siswa dalam sekolah.

Prestasi belajar adalah hasil kegiatan belajar yang di peroleh siswa, seperti pengetahuan, sikap,keterampilan dan kecakapan yang dirumuskan dalam bentuk angka, atau huruf kepada siswa yang telah dinyatakan berhasil (Firdianti, 2018: 9).

Menurut Sihwidi (2018: 1) untuk mengukur hasil belajar siswa, cara yang di lakukan oleh setiap guru adalah dengan cara menilai hasil belajar siswa dari soal-soal evaluasi di akhir pertemuan seputar materi yang telah di berikan sebelumnya.

Adanya keterkaitan antara asas pedagogik dengan hasil belajar dalam dunia pendidikan sehingga dapat dilihat bahwa hasil belajar adalah suatu perkembangan sejati yang di nyataka dalam kebiasaan-kebiasan dan keterampilan- keterampilan siswa. Perilaku atau kebiasaan tidak di timbulkan hanya karena siswa memahami fakta

atau prosedur, akam tetapi juga lewat penguasaan dengan menjadikannya milik sendiri, dimana di ketahui bahwa penguasaan merupakan hasil usaha intelektual dan latihan secara tekun dan terus menerus (Gujarat, 2010:112).

Menurut Jufri (2013: 65) mengatakan bahwa hasil belajar ranah afektif di bedakan menjadi 5 aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau respon, penilaian, organisasi, dan interaksional. Dapat dilihat pada tabel kategori hasil belajar domain efektif yakni:

Tabel 2.2 Aspek Hasil Belajar Ranah Afektif

Level Karakteristik

Penerimaan

Keinginan untuk mendengar hal penting.

Merespon

Keinginan untuk memilih atau menyeleksi.

Menilai

Keinginan mengapresiasikan perilaku yang menunjukkan komitmen untuk berpartisipasi.

Mengorganisasi Keingin menghubungkan dan mempertahankan nilai.

Mengkarakterisasi Keinginan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma.

29

Adapun karakteristik interaksi belajar edukatif, dapat dilihat dengan ciri-ciri yaitu prestasi belajar memiliki tujuan, mempunyai prosedur, adanya materi yang telah di tentukan, ditandai dengan aktivitas anak didik, pengoptimalan peran guru, kedisiplinan,memiliki batas waktu dan yang terakhir evaluasi (Rosid, 2019:14-16).

Mahmud (1989) dalam Darmadi (2017: 303) mengatakan bahwa secara umum, hasil belajar di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Faktor internal (faktor dalam diri siswa)

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yaitu kebutuhan, dorongan atau motif untuk berprestasi.

Faktor internal meliputi motivasi, perhatian siswa pada mata pelajaran yang sedang berlansung, tingkat pemahaman dan pengingatan yang baik terhadap pelajaran dan tingkat kemampuan untuk menerapkan apa yang di pelajari, kemampuan memproduksi dan kemampuan menggeneralisasi. Faktor internal atau faktor dalam diri siswa ini jiga meliputi : fisiologi yang berupa kondisi fisik dan kondisi panca indra, dan Psikologi yan g berupa bakat, minat, kecerdasan, dan kemampuan kognitif.

b. Faktor eksternal (faktor luar siswa)

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa yaitu berupa sarana prasarana, situasi lingkungan seperti lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.dan juga yang termasuk faktor

eksternal meliputi kemampuan membangun hubungan dengan sisa, kemampuan menggerakkan minat pelajaran, kemampuan memberikan penjelasan, kemampuan menyebutkan pokok-poko masalah yang di ajarkan.

Menurut Muslih (2010) Enam aspek tersebut diantaranya : 1. Tipe Hasil Belajar: Pengetahuan

“Istilah “pengetahuan” ini sebenarnya kurang tepat sebab selain mengandung makna pengetahuan faktual juga pengetahuan hafalan, untuk diingat, misalnya rumus, batasan,defenisi, istilah, pasal dalam undang-undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dalam proses pembelajaran, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat peserta memang perlu dihafal dan diingat peserta didik, sebab penguasaan ini sebagai dasar bagi pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep lainnya.

2. Tipe Hasil Belajar: Pemahaman

Hasil belajar tipe pemahaman ini lebih tinngi dari pada tipe hasil belajar pengetahuan. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami ini sesingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Yang termasuk pemahaman misalnya, memberikan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang telah dibaca atau didengarnya, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.

3. Tipe Hasil Belajar: Aplikasi

Ranah kognisi yang lebih tinggi dari pemahaman adalah aplikasi.Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau

31

situasi khusus.Abstraksi tersebut mungkin berupa ide,teori,atau petunjuk teknis.Misalnya,menerapkan ide kedalamsituasibaru menerapkan teori dalam percobaan di laboratorium, atau menerapkan petunjuk teknis dalam situasi nyata. Tetapi, penerapan berulang-ulang pada situasi sama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan, tidak lagi pada tataran aplikasi.

Kuncinya, suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Kecuali itu, ada satu unsur lagi yang perlu masuk, yaitu sesuatu yang umum sifatnya untuk diterapkan pada situasi khusus.

4. Tipe Hasil Belajar: Analisis

Ranah kognitif setingkat lebih tinggi dari aplikasi adalah analisis.

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur- unsur atau bagian-bagian yang tetap terpadu.Yang dianalisis bisa menyangkut sistematika, proses, atau cara kerja suatu kegiatan. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikanya pada situasi baru secara kreatif.

5. Tipe Hasil Belajar: Sintesis

Apabila kegiatan analisis menampak pada usaha yang tetap terpadu, maka sintesis menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Mensintesistkan unit-unit yang tersebar tidak sama dengan mengumpulkannya kedalam stau kelompok besar. Dengan demikian, mengartikan analisis sebagai memecah integritas perlu dilakukan secara hati-hati dan penuh telaah.

Sebab, berpikir secara sintesis pada dasarnya bukan kebalikan secara analisis. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjdaikan orang lebih kreatif, dan berpikir kreatif inilah yang hendak dicapai dalam pendidikan. Seseorang yang kreatif sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreativitas ini berseiring dengan cara berpikir divergen atau sintesis, orang mungkin menemukan abstraksinya atau operasionalnya dengan kreativitasnya, ia dapat mengembangkan kehidupannya.

6. Tipe Hasil Belajar: Evaluasi

Jenis ranah kognitif terakhir adalah evaluasi. Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dikaitkan dengan tujuan, gagasan, cara kerja, solusi, metode, materi dan sebagainya.

Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu criteria tersebut muncul dalm bentuk frase “menurut pendapat saudara” atau

“menurut teori tertentu” dase yang pertama diuji mutunya, setidak-tidaknya sukar diperbandingkan atau lingkungan variasi kriterianya sangat luas.

Dalam dokumen PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (Halaman 34-46)

Dokumen terkait