• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICTION OBSERVATION EXPLANATION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMAN 12 MAKASSAR

PADA POKOK BAHASAN SEL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi fakultas Keguruan da

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassr

Oleh

SYAHRINA SYAHRA 105440007415

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 2019

(2)
(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Barang siapa yang menapaki suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu , maka allah akan mudahkan jalan menuju

surga.”

(HR Ibnu Majah & Abu Dawud)

Kesalahan paling besar bukanlah kegagalan

tetapi berhenti dan menyerah sebelum merasakan keberhasilan ...

Maka, tiada kata untuk menyerah hingga mencapai keberhasilan

Kuperuntukkan Karya Sederhana ini kepada, Ayahandaku, Ibundaku, Saudara-Saudariku, dan Keluarga Tercinta serta Sahabat-Sahabatku yang senantiasa memanjatkan Doa dan mencurahkan Kasih dan Sayang yang tulus kepada penulis

(6)

vi

SMAN 12 Makassar pada pokok bahasan Sel. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Universitas Muhammadiyah Makassar.

Pembimbing I Irmawanti, dan Pembimbing II Anisa.

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen quasi yang bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran POE (Prediction Observasion Explanation) terhadap hasil belajar biologi pokok bahasan Sel siswa Kelas XI SMAN 12 Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 12 Makassar dan sampel terdiri dari dua kelas yakni kelas eksperimen (XI IPA III) yang diajarkan menggunakan model pembelajaran POE (Prediction Observasion Explanation) dan kelas kontrol (XI IPA II) yang tidak menggunakan model pembelajaran POE (Prediction Observasion Explanation) .Pengambilan sampel yang digunakan peneliti adalah purposive sampling. Data yang dikumpulkan berasal dari hasil belajar siswa pre-test dan post-test yang di mana data diolah dengan dua cara yaitu dengan analisis deskriptif dan analisis inferensial, hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penggunaan model pembelajaran POE (Prediction Observasion Explanation) berpengaruh. Dilihat dari rata rata skor post-test 84,967 . dimana di dapatkan nilai signifikan 0.001 yaitu nilai hasil uji hipotesis kurang dari 0,05 maka berpengaruh model pembelajaran POE (Prediction Observasion Explanation) terhadap hasil belajar biologi siswa kelas XI SMAN 12 Makassar pada pokok bahasan Sel.

Kata kunci : Prediction Observasion Explanation, Hasil belajar

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat Ridha dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Model Pembelajaran POE (Prediction Observasion Explanation) terhadap hasil belajar biologi pokok bahasan Sel siswa Kelas XI SMAN 12 Makassar.”. Selanjutnya, shalawat dan salam selalu kami sampaikan kepada junjungan kita Rasulullah SAW, keluarga, sahabat,dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di atas jalan-Nya sampai akhir zaman. Skripsi ini diajukan kepada Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendiddikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH Makassar) untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi.

Walaupun penulis berusaha secara maksimal, dengan berbagai tantangan dan hambatan yang penulis hadapi, tetapi sebagai manusia biasa, penulis sadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan skripsi ini baik dalam penggunaan bahasa, sistematika penulisan maupun dari isi yang terkandung dalam skripsi ini. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya di masa mendatang.

Mengawali ucapan terima kasih, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ayahanda Bundu dan Ibunda Sahara, yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan penuh

(8)

viii

restunya yang selalu mengiringi penulis dalam setiap langkah selama menempuh pendidikan. Juga saudara saudariku yang senantiasa memberi motivasi serta dukungan yang diberikan kepada penulis, semua itu sangat berarti bagi diri penulis.

Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya serta penghargaan yang tak ternilai kepada: Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Irmawanty, S.Si., M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi. Anisa, S.Pd., M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Biologi. Irmawanty, S.Si., M.Si dan Anisa, S.Pd., M.Pd, sebagai pembimbing I dan II atas segala kesediaan dan kesabarannya meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing dan mengarahkan penulis mulai dari awal hingga selesainya skripsi ini. Rahmatia Thahir, S.Pd., M.Pd, sebagai validator I dan Nurul Fadhilah,S.Pd., M.Pd sebagai validator II atas segala bimbingan, motivasi dan dorongan yang diberikan dalam penyusunan perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian. Segenap Bapak dan Ibu dosen pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan.

(9)

ix

Ucapan terima ksih yang sedalam-dakamnya kepada H. Subhan,S.Pd., M.Si, sebagai Kepala SMA Negeri 12 Makassar, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.,Hj Rosliah, S.Pd sebagai guru mata pelajaran biologi, segenap Guru-guru dan staf SMA Negeri 12 Makassar yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam pelaksanaan penelitian. Tak lupa juga Sahabatku Mamen-mamen (Nurhasmi arsyad, Nur indah puspita sari, widya, ame,asriani, unhy zakila, arina bj,ayi dan semua penghuni bambu kuning yang saya sayangi) yang selalu berbagi semangat dalam menjalankan aktivitas bersama selama bimbingan dan penyusunan skripsi.

Rekan mahasiswa seperjuangan pada Program Studi Pendidikan Biologi terkhusus kelas C angkatan 2015, atas solidaritas dan persaudaraan semoga keakraban, kebersamaan dan silaturahmi tidak berhenti di perkuliahan, Serta semua pihak yang tidak sempat dituliskan satu persatu yang telah memberikan bantuannya kepada penulis secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi diri penulis dan kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan bimbingan semoga mendapatkan amal disisi-Nya, Amin.

Billahi fi sabililhaq, fastabiqulkhaerat.

Wassalamu‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 2020

Penulis

(10)

x

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

SURAT PERJANJIAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang ...1

B. Rumusan Masalah ...5

C. Tujuan Penelitian ...5

D. Manfaat Penelitian ...5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7

A. Model Pembelajaran...7

1. Model Pembelajaran ...7

2. POE (Prediction Observasion Explanation) ...9

3. Materi Sel ...13

(11)

xi

4. Hasil Belajar………20

5. Penelitian Yang Relevan ...32

B. Kerangka Pikir ...33

C. Hipotesis Penelitian ...34

BAB III METODE PENELITIAN...35

A. Rancangan Penelitian ...35

B. Desain Penelitian ...35

C. Variabel Penelitian ...36

D. Populasi dan Sampel Penelitian ...38

E. Devinisi Operasional Variabel ...39

F. Instrument Penelitian ...39

G. Teknik pengumpulan data ...40

H. Teknik analisis Data ...41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...44

A. Hasil Penelitian ...44

1. Analisis Deskriptif Hasil Belajar Kognitif Siswa ...44

2. Analisis Statistik Inferensial ...52

B. Pembahasan ...55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...60

A. Kesimpulan ...60

B. Saran ...60

DAFTAR PUSTAKA ...62 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xii

2.1 Sintaks Model POE (Prediction Observasion Explanation) ...12

3.1 Desain Eksperimen Non Equivalent Control Group Desaign ...35

3.2 Distribusi Populasi Siswa Kelas XI SMA Negeri 12 Makassar ...38

3.3 Distribusi Sampel Siswa Kelas XI SMA Negeri 12 Makassar ...39

4.1 Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ...46

4.2 Kategorisasi Hasil Tes Hasil Belajar Siswa Materi Sel kelas Ekperimen Dan Kelas Kontrol ...46

4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen Melalui Model POE (Prediction Observasion Explanation)...48

4.4 Deskripsi Hasil Presentase dan Kriteria Aktivitas Siswa...50

4.5 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen ...49

4.6 Rekapitulasi Uji Homogenitas Pre-Test Dan Post-Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ...50

4.7 Hasil Uji Hipotesis ...55

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 organel-organel sel ...14 2.1 sel hewan dan sel tumbuhan ...19 2.2 Bagan Kerangka Pikir ...33

(14)

xiv Lampiran A

1. Silabus ... 66

2. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 70

3. Kisi-kisi soal tes (pretest dan posttest) ... 98

4. Soal Tes (pretest dan posttest)... 105

Lampiran B 1. Hasil analisis data deskriptif dan inferensial melalui SPSS versi 25 ... 121

Lampiran C 1. Daftar hadir siswa ... 128

2. Daftar nilai tes hasil belajar kognitif siswa ... 133

Lampiran D 1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 136

Lampiran E 1. Persuratan ... 139

2. Kartu kontrol pelaksanaan penelitian ... 142

3. Lembar Validasi ... 145

3.1 RPP ... 146

3.2 Tes Hasil Belajar ... 155

3.3 Observasi aktivitas siswa... 162

4. Dokumentasi ... 169

(15)

t BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, dunia pendidikan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pendidikan terus mengalami perkembangan mulai dari menulis di daun lontara menjadi menulis di atas kertas hingga menulis di media elektronik dari yang tidak bisa dibawa kemana-mana seperti komputer dan yang mudah dibawa kemana-mana seperti laptop, notebook, ipad dan masih banyak lagi. Pendidikan saat ini memang benar mengalami kemajuan tetapi di sisi lain pendidikan mengalami kemunduran akibat penyalahgunaan perkembangan teknologi pada saat ini. Sudah sangat banyak program pemerintah untuk mengatasi hal tersebut. Masalah pendidikan seharusnya menjadi perhatian khusus karena kemajuan suatu negara dapat dilihat juga dari tingkat pendidikannya. Sebuah negara maju pasti telah maju dalam bidang pendidikannya. Pendidikan itu dapat dikatakan telah menjadi tolak ukur suatu negara untuk menyatakan negara itu berkembang ataupun maju.

Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya menyiapkan manusia agar mampu mandiri menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna untuk ikut serta dalam pembangunan bangsa. Berdasarkan undang-undang sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyebutkan, bahwa pendidkan nasional berfungsi mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang breriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha

(16)

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara tang demokratis serta bertanggung jawab.

Dunia pendidikan pembelajaran khusus biologi termasuk ke dalam salah satu dasar yang memegang peranan penting, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, sehingga bangsa-bangsa di duni termotivasi untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yang merupakan penentu kemajuan bangsa.

Dalam pemdidikan tujuan yang hendak dicapai adalah meningkatkan kualitas belajar siswa, sehingga didapat seorang siswa yang terampil, beriman, dan bertakwa kepada tuhan yang maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani sehingga mampu menimbulkan rasa percaya diri.

Permasalahan dalam proses pembelajaran merupakan sesuatu hal yang tak pernah lepas dalam dunia pendidikan di zaman sekarang ini, kenyataannya sekarang penerapan belajar yang efektif di sekolah sangat sulit di terapkan apabila tidak di barengi dengan strategi, model ataupun persiapan yang kurang, sehingga ini bisa menjadi pemicu pertama masalah yang di hadapi dalam dunia pendidikan sekarang ini, khususnya mata pelajaran Biologi di tingkat SMA. Mengapa, karna banyak sekali siswa yang tidak menyukai mata pelajaran biologi. Hal ini disebabkan pelajaran biologi banyak sekali di temukan bahasa latin yang pelafalannya sangat sulit di ingat dan dihafal.

Selain itu dalam pembelajaran biologi juga banyak ditemukan materi yang banyak membahas tentang kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, banyak siswa

(17)

3

yang malas belajar biologi, dan hal tersebut menyebabkan hasil belajar biologi menjadi rendah.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas XI SMAN 12 Makassar bahwa nilai siswa masih rendah karena hampir 62,85% atau 23 siswa yang tidak mencapai hasil belajar dengan nilai rata-rata 65 masih dibawa nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan 36,14% atau 12 siswa yang mencapai sesuai KKM yang telah di tetapkan oleh sekolah tersebut yaitu 75 dari skor ideal 100. Melihat realitas yang ada tentang nilai siswa yang masih rendah serta jauh dari nilai yang ada.

Salah satu upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh siswa yaitu dapat di terapkannya suatu model pembelajaran yang bisa meminimalisir masalah yang di hadapi siswa serta dapat mencapai nilai KKM yang telah di tetapkan, yaitu dapat di terapkan model pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation), model POE (Prediction Observation Explanation).

pertama kali di perkenalkan oleh White and Gunston pada tahun 1992. Model POE (Prediction Observation Explanation). Merupakan model pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang dimulai dengan penyajian masalah, di mana peserta didik diajak untuk memberikan dugaan sementara terhadap kemungkinan yang akan terjadi, di lanjutkan dengan observasi atau pengamatan langsung terhadap masalah dan kemudian di buktikan dengan melakukan percobaan untuk menemukan kebenaran dari prediksi awal dalam bentuk penjelasan.

(18)

Amal (2018), melakukan penelitian dengan menerapan POE (Prediction Observation Explanation), bahwa keterampilan proses sains kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas control. Berdasarkan observasi yang telah di lakukan selama proses pembelajaran dengan model POE (Prediction Observation Explanation) di peroleh data yang menunjukkan bahwa model tersebut dapat meningkatkanm keterampilan proses sains. Adapun dari peneliti Pratista (2015), juga telah melakukan penelitian tentang penggunaan model POE (Prediction Observation Explanation), dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah, sehingga murid merasa jenuh, pasif, tidak lebih dari mendengarkan dan menyalin. Hal ini terjadi karena kegiatan tersebut hanya didasarkan pada satu model pembelajaran saja, sehingga hasil belajar yang diperoleh murid masih rendah.

Karena guru kurang mampu merangsang daya nalar murid dengan menggunakan model pembelajaran yang mampu memantapkan konsep pemahaman murid dengan apa yang dipelajari. Hal inilah yang medorong kami untuk melakuakan suatu penelitian Eksperimen yang nantinya akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar murid yang menekankan murid untuk melakuakan suatu pembuktian mengenai konsep yang sudah ada secara langsung, sehingga konsep yang di dapatkan tidak mudah luntur dari ingatan atau pikiran murid . Berdasarkan Penjelasan di atas peneliti terdorong untuk meneliti dengan judul “Pengaruh model pembelajaran POE (Prediction

(19)

5

Observasion Explanation) terhadap hasil belajar biology pada pokok bahasan Sel.i siswa kelas XI SMAN 12 Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalahnya adalah apakah terdapat pengaruh model pembelajaran POE (Prediction Observasion Explanation) terhadap hasil belajar biologi pokok bahasan Sel siswa kelas XI SMAN 12 Makassar ?

C. Tujuan penelitian

Sesuai dengan rumusan maslah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh model pembelajaran POE (Prediction Observasion Explanation) terhadap hasil belajar biologi pokok bahasan Sel siswa Kelas XI SMAN 12 Makassar.

D. Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Teoritis

a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam bekerja serta tanggung jawab dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi.

b. Sebagai alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(20)

2. Praktis

a. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa mengetahui jenis kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan dan penyebabnya dalam menyelesaikan soal cerita materi bangun ruang sisi datar, diharapkan penelitian ini bisa menjadi referensi dan pembelajaran bagi siswa agar kesalahan tersebut tidak terulang lagi.

b. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guru dalam menyusun strategi kegiatan pembelajaran dikemudian hari, sehingga kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan dengan melihat jenis kesalahan dan penyebabnya, dengan begitu guru dapat meningkatkan prestasi siswa c. Bagi sekolah

Penerapan model Pembejaran POE (Prediction Observation Explanation), mampu menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sehingga tujuan pendidikan tercapai .

d. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat membantu penulis dalam memahami jenis kesalahan dan penyebabnya sehingga siswa tidak melakukan kesalahan saat proses pembelajaran di kelas.

(21)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka 1. Model pembelajaran

Menurut Depdiknas, (2004) dalam Lefudin, (2017:172) istilah model pembelajaran di bedakan dari istilah strategi pembelajaran, metode pembelajaran, atau prinsip pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada suatu strategi, metode, atau prosedur. Istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu yaitu: rasional teoritik yang logis yang di susun oleh penciptanya, tujuan pembelajaran yang ingin di capai, tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat di laksanakan secara berhasil, dan lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat di capai.

Menurut Joyce dan weil (1980) dalam Lefudin (2017: 173) model pengajaran sebenarnya adalah model pembelajaran, karna tujuan pengajaran adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide-ide, keterampilan-keterampilan, nila-nilai, cara-cara berpikir, alat-alat untuk mengekspresikan diri, serta cara-cara belajar. Sesungguhnya tujuan jangka panjang pengajaran yang terpenting agar siswa nantinya mampu meningkatkan kemampuan belajar ke arah lebih mudah dan efektif karena pengetahuan, keterampilan , dan nilai-nilai yang di peroleh di samping siswa telah mengusai proses-proses belajar.

7

(22)

Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam suatu model pembelajaran ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan oleh guru, tetapi menyangkut tahapan- tahapan, prinsip- prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang yang disyaratkan. (Khosim.

Noer, 2017)

1. Pembelajaran kooperatif

a. Pengertian pembelajaran kooperatif

Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang baru didunia pendidikan, tetapi sebelum masa sekarang pembelajaran ini hanya digunakan oleh sebagian pengajar disalah satu metode pembelajaran pada tugas tertentu, seperti tugas laporan kelompok. Penelitian yang telah dilakukan tentang pembelajaran kooperatif ini mengidentifikasi bahwa pembelajaran kooperatif dapat digunakan efektif pada setiap tingkatan bahkan sampai keperdosenan tinggi untuk mengajarkan berbagai macam materi atau pokok bahasan.

Menurut (Hanafy, 2017) Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi siswa secara maksimal.

(23)

9

Pembelajaran kooperatif bukan sekedar aktifitas yang mengelompokkan pelajar dalam beberapa kelompok dan memberikan meruka tugas. Suatu aktifitas belajar akan menjadi pembelajaran kooperatif ketika lingkungan belajar yang disediakan juga diorientasikan untuk terjadi aktifitas yang saling mendukung antara satu pelajar denagn pelajar yang lainnya sehingga secara bersama- sama mereka tumbuh dalam memberikan makna pada suatu fenomena yang dipelajari. (Sulisworo, dkk. 2018) .

2. POE (Prediction Observation Explanation)

Menurut Khatanvy dan Yuenyong (2009) dalam Emanuella (2015:

932) menyatakan bahwa pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation) merupakan strategi yang dapat memberikan pengetahuan baru kepada siswa secara nyata serta dapat meningkatkan partisispasi siswa agar lebih aktif dan kreatif sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar secara signifikan.

Proses pembelajaran guru hanya memakai metode ceramah sehingga siswanya kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran. Namun seiring perkembangan zaman dan majunya teknologi dari masa kemasa telah banyak metode atau strategi yang dapat di terapkan dalam pembelajaran salah satunya yaitu model POE (Prediction Observation Explanation).

Penggunaan model POE (Prediction Observation Explanation) membuat siswa mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya. Siswa juga lebih berani untuk menjawab

(24)

pertanyaan dari hguru karena meningkatnya rasa percaya diri mereka.

Karna model POE (Prediction Observation Explanation) siswa di tuntut untuk mengobservasi sendiri mengenai materi yang di pelajari, sehingga siswa akan lebih lama mengingat konsep yang ada (Ariyanti, 2018: 92).

Proses dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation) yaitu dengan melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran dengan memberikan permasalahan lalu siswa mempraktikkan dengan eksperimen selain itu dibutuhkan adanya kerja sama siswa secara aktif untuk memperoleh jawaban dari persoalan tersebut dan kemudian mencari penjelasan tentang jawaban yang di peroleh dari tahap-tahap model POE (Prediction Observation Explanation) tersebut siswa akan lebih termotivasi sehingga siswa aktif dalam pembelajaran , Widayanti dan Indrawati (2012:79) dalam Ria Inayatush Shofiah (2017: 360).

Menurut Nesli (2012) dalam Amal (2018: 617) ada tiga langkah metode POE (Prediction Observation Explanation) yaitu: 1) Predict atau prediksi yaitu siswa membuat prediksi dan memperkirakan hasil dari eksperimen yang akan di lakukan pada langka berikutnya. Dalam membuat prediksi, siswa di bebaskan berfikir seluas-luasnya sesuai dengan pengetahuannya tampa batasan dari guru; 2) Observe atau observasi yaitu siswa mengamati atau melihat eksperimen. Bagian terpenting dalam langkah ini adalah mengkonfirmasi prediksi yang telah di buat. Dengan melakukan percobaan langsung akan memberikan dampak

(25)

11

khusus pada pemahaman siswa; 3) Explain atau menjelaskan yaitu siswa membandingkan hasil pengamatan dalam observasi dengan prediksi kemudian mebuat penjelasa berdasarkan pengetahuan sendiri

Menurut Muna (2017: 82), kelebihan dan kekurangan model pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation) yaitu sebagai berikut :

a. Kelebihan model pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation): (a) Merangsang murid untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi; (b) Dengan melakukan eksperimen untuk menguji prediksinya dapat mengurangi verbalisme dengan melakukan eksperimen; (c) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, sebab murid tidak hanya mendengarkan tetapi juga mengamati peristiwa yang terjadi melalui eksperimen; dan (d) Dengan cara mengamati secara langsung murid akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori (dugaan) dengan kenyataan. Dengan demikian murid akan lebih menyakini kebenaran materi pembelajaran.

b. Kelemahan model pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation): a) Memerlukan persiapan yang lebih matang, terutama berkaitan penyajian persoalan pecobaan yang akan dilakukan untuk membuktikan prtediksi yang diajukan murid; b) Untuk kegiatan eksperimen, memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang memadai; c) Untuk melakukan kegiatan eksperimen, memerlukan kemampuan dan keterampilan yang khusus bagi guru, sehingga guru

(26)

dituntut untuk bekerja lebih professional, dan d) Merlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajran murid.

1. Sintaks Model POE (Prediction Observation Explanation)

Adapun sintaks model pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation) yang digunakan yaitu:

Tabel 2.1Sintaks model POE (Prediction Observation Explanation) Langkah

Pembelajaran

Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Fase 1

Tahap Predict

Memberikan apersepsi terkait materi yang akan di bahas. Bisa melalui demontrasi/Eksperimen.

Memberikan presiksi berdasarkan permasalahan yang diambil dari pengalaman siswa, atau buku yang memandu suatu peristiwa atau phenomena yang akan di bahas.

Fase 2

Tahap Observe

Sebagai fasilitator dan mediator.

Mengobservasi dengan melakukan eksperimen atau percobaan yang membuktikan prediksi yang telah di buat, kemudian mencatat hasil pengamatan.

(27)

13

Fase 3

Tahap Explain

Menfasilitasi jalannya diskusi.

Mendiskusikan fenomena yang telah diamati secara konseptual-

matematis,membandingkan hasil observasi dengan prediksi sebelumnya

bersama kelompok

masing-masing

mempresentasikan hasil observasi di kelas, serta kelompok lain memberi tanggapan, sehingga di peroleh kesimpulan dari permasalahan yang sedang di bahas.

2. Materi Sel

A. Sejarah dan Definisi Sel

Sel merupakan unit atau zarah terkecil dari suatu makhluk hidup.

Istilah sel dikemukakaan oleh Robert Hooke yang mengamati sayatan gabus menggunakan mikroskop. Perkembangan tentang sel melahirkan beberapa macam teori tentang sel, yaitu:

 Sel merupakan unit struktural dari makhluk hidup–(Jacob Schleidendan Theodor Scwann).

(28)

 Sel merupakan unit fungsional makhluk hidup- (Max Schultze).

 Sel sebagai unit pertumbuhan makhluk hidup- (Rudolph Virchow).

 Sel sebagai unit hereditas makhluk hidup.

B. Struktur Sel dan Bagian-Bagiannya

Sel secara umum tersusun atas 3 bagian utama yaitu:

a. Membran Sel

Merupakan bagian terluar dari sel yang membatasi bagian dalam seldengan lingkungan luar. Membran ini merupakan selaput yang bersifat selektif permeabel (hanya dapat dilalui oleh molekul tertentu seperti glukosa,asam amino,gliserol,dan berbagai ion). Fungsi membrane sel adalah:

 Sebagai reseptor ransang dari luar.

 Melindungi isi sel.

 Mengkontrol zat-zat yang boleh masuk maupun keluar meninggalkan sel.

 Sebagai tempat terjadinya kegiatan biokimia.

b. Sitoplasma

Sitoplasma merupakan materi yang mengisi antara inti sel dan membran plasma. Fungsi dari sitoplasma adalah:

 Sebagai larutan penyangga.

 Mampu mengenali dan menghantarkan rangsang.

 Sumber bahan kimia penting sel.

 Tempat terjadinya reaksi metabolism.

(29)

15

c. Nukleus

Nukleus merupakan sel yang berperang penting dalam mengendalikan seluruh kegiatan sel.

d. Ribosom

Berperan dalam proses sintesis protein dan polipeptida.

e. Retikulum Endoplasma (RE)

Ada dua macam RE, yaitu RE kasar dan RE halus . RE kasar berperan dalam sintesis protein membrane, sekresi protein dan enzim hidrolitik. RE halus berperan dalam sintesis lipid,

(30)

metabolism karbohidrat dalam sel hati, detoksifikasidalam sel hati, dan penimbunan ion kalsium.

f. Badan Golgi

Berperan dalam modifikasi, penimbunan sementara, dan transfor makromolekul, pembentukan lisososm dan vesikel transfor.

g. Lisosom

(31)

17

Berperan dalam pencernaan makanan, bakteri, dan organel yang rusak.

h. Peroksisom

Berperan dalam bermacam-macam proses metabolikdengan memecah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen.

i. Vakuola

(32)

Berperan dalam pencernaan, penimbunan senyawa kimia, pembesaran sel, dan keseimbangan cairan. Vakuola pada tumbuhan memiliki ukuran yang sangat besar dan hampir menutupi seluruh sel tumbuhan.

j. Kloroplas

Organel ini hanya terdapat pada sel tumbuhan saja. Berperam dalam proses fotosintesis (pengubahan cahaya menjadi energi kimia gula (glukosa)).

k. Mitokondria

Berperan dalam proses respirasi seluler, yaitu mengubah energy kimia makanan menjadi energy siap pakai (ATP).

(33)

19

l. Dinding sel

Hanya terdapat pada sel tumbuhan. Berperan dalam pemelihara bentuk sel dan penyokong skeleton, melindungi permukaan sel, mengikat sel dengan jaringan.

m. Sitoskeleton

Berperan untuk memelihara bentuk sel, perlekatan organel, pergerakan organel dalam sel, pergerakan sel.

n. Sentriol

Menurut Sudjito (2018:133-136), adapun gambar sel hewan dan sel tumbuhan dapat dilihat di bawa ini:

(34)

Gambar 1.1. perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan.

3. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, hasil diartikan sebagai sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dan sebagainya) oleh usaha.

Berdasarkan kamus lengkap Bahasa Indonesia, hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari usaha.Jadi hasil adalah hal-hal yang ditimbulkan atau dimunculkan sebagai akibat dari sebuah usaha.

b. Pengertian Belajar

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan pada tujuan dan proses berbuat melalui berbagi pengalaman. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati,

(35)

21

menalar, mencobakan, mengkomunikasikan, dan memahami sesuatu.

(Rusman, 2017)

Menurut (Wahab,Rohmalina. 2015) Teori belajar behavioristic menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Teori ini memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental.

Sehingga dengan kata lain behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar.

Dalam (Wahab, 2015) Ada beberapa definisi belajar yang dikemukakan oleh para ahli tentang masalah belajar ini, antara lain;

1) Menurut James O. Wittaker belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

2) Menurut Winkel, belajar adalah sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahn- perubahan dalam pengelolaan pemahaman.

3) Menurut Drs. Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan.

Lain lagi pendapat dari Sagne dalam ( Suardi, Moh. 2018) dia berpendapat bahwa belajar adalah proses kognitif yang mengubah hasil stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi menjadi kopabilitas baru, berupa keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

(36)

Dalam (Susanto, Ahmad. 2013) Robert M. Gagne mengelompokkan kondisi belajar sesuai dengan tujuan belajar yang ingin dicapai gagne mengemukakan delapan kemampuan yang dihasilkan jika tujuan belajar tercapai, yang kemudian disederhanakan menajadi lima.

Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah :

1) Keterampilan entelektual, selain menggunakan symbol verbal manusia juga mampu melakukan interaksi dengan dunia luar melalui kemampuan intelektualnya, misalnya mambu membedakan warna, bentuk, dan ukuran.

2) Strategi kogniotif, yakni mengatur cara belajar dan berfikir seseorang di dalam arti seluas- luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.

3) Informasi verbal, yakni informasi yang sangat dipengaruhi oleh kemampuan otak atau entelegensi seseorang, misalnya seseorang dapat memahami sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar dan sebagainya yang berupa symbol yang tampak (verbal)

4) Keterampilkan motorik, adalah keterampilan yang diperlihatkan dari berbagai gerakan badan, misalnya menulis, menendang bola, bertepuk tangan, berlari, melompat.

5) Sikap dan nilai, yakni berhubungan dengan arah dan intensitas emosional yang dimiliki seseorang. Sikap dan nilai ini dapat dilihat dari kecenderungan peserta didik berperilaku terhadap orang, benda atau peristiwa.

(37)

23

Untuk mendapatkan pengalaman yang lebih lengkap tentang pengertian belajar tersebut, maka berikut ini dikemukakan beberapa ciri- ciri penting , berikut:

1) Perubahan yang bersifat fungsional. Perubahan yang terjadi pada ospek kepribadian seseorang mempunyai dampak terhadap perubahan selanjutnya. Karena belajar anak dapat membaca, karena membaca pengetahuannya bertambah, karena pengetahuannya bertambah akan mempengaruhi sikap dan perilakunya.

2) Belajar adalah perbuatan yang sudah mungkin sewaktu terjadinya prioritas. Yang bersangkutan tidak begitu menyadarinya namun demikian paling tidak begitu menyadarinya setelah peristiwa itu berlangsung.

3) Belajar terjadi melalui pengalaman yang bersifat individual. Cara memahami dan menerapkan bersifat individualistic, yang pada gilirannya juga akan menimbulkan hasil yang bersifat pribadi.

4) Perubahan yang terjadi bersifat menyeluruh dan terintegrasi. Yang berubah bukan bagian- bagian dari diri seseorang, namun yang berubah adalah kepribadiannya. Kepandaian menulis bukan dilokalisasi tempat saja , tetapi menyangkut aspek kepribadian lainnya.

5) Belajar adalah proses interaksi. Belajar bukanlah proses penyerapan yang berlangsung tanpa usaha yang aktif dari yang bersangkutan.

(38)

6) Perubahan berlangsung dari yang sederhana kearah yang lebih kompleks. (Suardi, Moh. 2018)

Menurut Nana Sudjana, hasil belajar dibagi menjadi tiga macam hasil belajar yaitu: (a). ranah kognitif ; (b). ranah efektif ; (c).

dan ranah psikomotorik. Menurut Slameto dalam (Syafi’i, Ahmad, dkk. 2018) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu:

1) Factor internal (dari dalam individu yang belajar )

Faktor yang yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang meliputi jasmaniah, kesehatan, cacat tubuh, dan juga pada tingkat kecerdasan, perhatian, bakat, minat, motivasi, dan kematangan.

2) Faktor eksternal (dari luar individu yang belajar)

Faktor eksternal meliputi (1). Keadaan keluarga; Keluarga merupakan lingkungan utama dalam proses belajar. Keadaan yangada dalam keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam pencapaian prestasi belajar misalnya cara orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, (2). Keadaan sekolah; Lingkungan sekolah adalah lingkungan di mana siswa belajar secara sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, metode belajar danfasilitas yang mendukung lainnya, (3). Keadaan masyarakat; Siswa akan mudah kena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaannya dalam lingkungan tersebut.

(39)

25

Kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, lingkungan tetangga merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa. (Syafi’i, Ahmad. 2018)

Berdasarkan uraian diatas, maka hasil belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan yang mengakibatkan manuisa berubah dalam sikap dan tingkah lakunya, dan aspek perubahan itu mencakup aspek kognitif, efektif dan psikomotorik.

a. Pengertian Hasil Belajar

Dalam dunia pendidikan agar dapat berjalan dengan baik, guru sebagai pengajar dengan tujuan utama mendidik, mengajar, membimbing, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Sesorang guru sudah pasti memiliki cara tersendiri atau ciri khas dalam mengajar seperti penggunaan metode ataupun model pembelajaran dalam kelas sehingga dengan cara ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah proses untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pmbelajaran setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar atau keberhasilan yang di capai seorang peserta didik setelah mengikuti pembelajaran yang di tandai dengan bentuk angka, huruf atau symbol tertentu yang di sepakati oleh pihak penyelenggara pendidikan (Rosid, 2019:12).

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk

(40)

mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah dijarkan.Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai termasuk pendidikan.Hasil belajar seseorang dapat berubah sesuai dengan perubahan pengalaman dan perilaku belajarnya.Oleh karena itu dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar pada hakikatnya adalah merupakan perwujudan dari kegiatan belajar.Hasil belajar setiap orang secara nyata akan berbeda satu dengan yang lainnya, karena pengalaman belajardan perilaku belajar tidak sama.

Pengalaman belajar diwujudkan dalam bentuk tingkat pengetahuan terhadap materi-materi yang dipelajari dapat diketahui dari kegiatanbelajarnya. (Purwanto,2009:44)

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasill” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan menjadi barang jadi. Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen,hasil penjualan,hasil pembangungan,termasuk hasil belajar. Dalam siklus input-proses- hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat

(41)

27

perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya disbanding sebelumnya. (Purwanto,2009:44)

Menurut Syah (2003) dalam Sinar (2018: 20-21) hasil belajar merupakan prestasi, kinerja ataupun penampilan yang telah di capai oleh seorang siswa dalam waktu yang telah di tentukan dalam dunia pendidikan setelah siswa menyelesaikan materi pelajaran. Sedangkan prestasi belajar merupakan hasil belajar yang ideal yang meliputi ranah psikologis yang berubah akibat pengalama dan proses belajar siswa dalam sekolah.

Prestasi belajar adalah hasil kegiatan belajar yang di peroleh siswa, seperti pengetahuan, sikap,keterampilan dan kecakapan yang dirumuskan dalam bentuk angka, atau huruf kepada siswa yang telah dinyatakan berhasil (Firdianti, 2018: 9).

Menurut Sihwidi (2018: 1) untuk mengukur hasil belajar siswa, cara yang di lakukan oleh setiap guru adalah dengan cara menilai hasil belajar siswa dari soal-soal evaluasi di akhir pertemuan seputar materi yang telah di berikan sebelumnya.

Adanya keterkaitan antara asas pedagogik dengan hasil belajar dalam dunia pendidikan sehingga dapat dilihat bahwa hasil belajar adalah suatu perkembangan sejati yang di nyataka dalam kebiasaan-kebiasan dan keterampilan- keterampilan siswa. Perilaku atau kebiasaan tidak di timbulkan hanya karena siswa memahami fakta

(42)

atau prosedur, akam tetapi juga lewat penguasaan dengan menjadikannya milik sendiri, dimana di ketahui bahwa penguasaan merupakan hasil usaha intelektual dan latihan secara tekun dan terus menerus (Gujarat, 2010:112).

Menurut Jufri (2013: 65) mengatakan bahwa hasil belajar ranah afektif di bedakan menjadi 5 aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau respon, penilaian, organisasi, dan interaksional. Dapat dilihat pada tabel kategori hasil belajar domain efektif yakni:

Tabel 2.2 Aspek Hasil Belajar Ranah Afektif

Level Karakteristik

Penerimaan

Keinginan untuk mendengar hal penting.

Merespon

Keinginan untuk memilih atau menyeleksi.

Menilai

Keinginan mengapresiasikan perilaku yang menunjukkan komitmen untuk berpartisipasi.

Mengorganisasi Keingin menghubungkan dan mempertahankan nilai.

Mengkarakterisasi Keinginan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma.

(43)

29

Adapun karakteristik interaksi belajar edukatif, dapat dilihat dengan ciri-ciri yaitu prestasi belajar memiliki tujuan, mempunyai prosedur, adanya materi yang telah di tentukan, ditandai dengan aktivitas anak didik, pengoptimalan peran guru, kedisiplinan,memiliki batas waktu dan yang terakhir evaluasi (Rosid, 2019:14-16).

Mahmud (1989) dalam Darmadi (2017: 303) mengatakan bahwa secara umum, hasil belajar di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a. Faktor internal (faktor dalam diri siswa)

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yaitu kebutuhan, dorongan atau motif untuk berprestasi.

Faktor internal meliputi motivasi, perhatian siswa pada mata pelajaran yang sedang berlansung, tingkat pemahaman dan pengingatan yang baik terhadap pelajaran dan tingkat kemampuan untuk menerapkan apa yang di pelajari, kemampuan memproduksi dan kemampuan menggeneralisasi. Faktor internal atau faktor dalam diri siswa ini jiga meliputi : fisiologi yang berupa kondisi fisik dan kondisi panca indra, dan Psikologi yan g berupa bakat, minat, kecerdasan, dan kemampuan kognitif.

b. Faktor eksternal (faktor luar siswa)

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa yaitu berupa sarana prasarana, situasi lingkungan seperti lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.dan juga yang termasuk faktor

(44)

eksternal meliputi kemampuan membangun hubungan dengan sisa, kemampuan menggerakkan minat pelajaran, kemampuan memberikan penjelasan, kemampuan menyebutkan pokok-poko masalah yang di ajarkan.

Menurut Muslih (2010) Enam aspek tersebut diantaranya : 1. Tipe Hasil Belajar: Pengetahuan

“Istilah “pengetahuan” ini sebenarnya kurang tepat sebab selain mengandung makna pengetahuan faktual juga pengetahuan hafalan, untuk diingat, misalnya rumus, batasan,defenisi, istilah, pasal dalam undang- undang, nama-nama tokoh, nama-nama kota. Dalam proses pembelajaran, istilah-istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat peserta memang perlu dihafal dan diingat peserta didik, sebab penguasaan ini sebagai dasar bagi pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep lainnya.

2. Tipe Hasil Belajar: Pemahaman

Hasil belajar tipe pemahaman ini lebih tinngi dari pada tipe hasil belajar pengetahuan. Dalam taksonomi Bloom, kesanggupan memahami ini sesingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan. Yang termasuk pemahaman misalnya, memberikan dengan susunan kalimatnya sendiri sesuatu yang telah dibaca atau didengarnya, atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain.

3. Tipe Hasil Belajar: Aplikasi

Ranah kognisi yang lebih tinggi dari pemahaman adalah aplikasi.Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau

(45)

31

situasi khusus.Abstraksi tersebut mungkin berupa ide,teori,atau petunjuk teknis.Misalnya,menerapkan ide kedalamsituasibaru menerapkan teori dalam percobaan di laboratorium, atau menerapkan petunjuk teknis dalam situasi nyata. Tetapi, penerapan berulang-ulang pada situasi sama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan, tidak lagi pada tataran aplikasi.

Kuncinya, suatu situasi akan tetap dilihat sebagai situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. Kecuali itu, ada satu unsur lagi yang perlu masuk, yaitu sesuatu yang umum sifatnya untuk diterapkan pada situasi khusus.

4. Tipe Hasil Belajar: Analisis

Ranah kognitif setingkat lebih tinggi dari aplikasi adalah analisis.

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur- unsur atau bagian-bagian yang tetap terpadu.Yang dianalisis bisa menyangkut sistematika, proses, atau cara kerja suatu kegiatan. Bila kecakapan analisis telah dapat berkembang pada seseorang, maka ia akan dapat mengaplikasikanya pada situasi baru secara kreatif.

5. Tipe Hasil Belajar: Sintesis

Apabila kegiatan analisis menampak pada usaha yang tetap terpadu, maka sintesis menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen. Mensintesistkan unit-unit yang tersebar tidak sama dengan mengumpulkannya kedalam stau kelompok besar. Dengan demikian, mengartikan analisis sebagai memecah integritas perlu dilakukan secara hati-hati dan penuh telaah.

(46)

Sebab, berpikir secara sintesis pada dasarnya bukan kebalikan secara analisis. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk menjdaikan orang lebih kreatif, dan berpikir kreatif inilah yang hendak dicapai dalam pendidikan. Seseorang yang kreatif sering menemukan atau menciptakan sesuatu. Kreativitas ini berseiring dengan cara berpikir divergen atau sintesis, orang mungkin menemukan abstraksinya atau operasionalnya dengan kreativitasnya, ia dapat mengembangkan kehidupannya.

6. Tipe Hasil Belajar: Evaluasi

Jenis ranah kognitif terakhir adalah evaluasi. Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dikaitkan dengan tujuan, gagasan, cara kerja, solusi, metode, materi dan sebagainya.

Dilihat dari segi tersebut maka dalam evaluasi perlu adanya suatu criteria tersebut muncul dalm bentuk frase “menurut pendapat saudara” atau

“menurut teori tertentu” dase yang pertama diuji mutunya, setidak- tidaknya sukar diperbandingkan atau lingkungan variasi kriterianya sangat luas.

4. Penelitian yang Relevan

Menurut Ariyanti (2018:86), Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran POE dilengkapi LKS berbasis drill and practice dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada materi hidrolisis garam. Peningkatan keaktifan dapat di lihat dari kenaikan persentase siswa sebesar 79,49% pada siklus I dan meningkat menjadi 92,31% pada siklus II. Prestasi belajar siswadapat dilihat pada aspek sikap,

(47)

33

pengetahuan, dan keterampilan. Berdasarkan hasil tes siklus I ketercapaian aspek sikap pada siklus I sebesar 82,05% dan meningkat menjadi 89,74%

pada siklus II. Ketercapaian aspek pengetahuan siswa sebesar 51,28% dan meningkat menjadi 87,18% pada siklus II. Ketercapaian aspek keterampilan sebesar 87,18%.

Menurut Amal (2018: 607) menyatakan bahwa hasil penelitian menggunakan POE pada kelas ekperimen dan kelas kontrol , menunjukkan kelas eksperimen memiliki peningkatan keterampilan proses sain yang lebih tinggi di bandingkan kelompok kelas control dan hasil belajar juga mengalami peningkatan. Hal tersebut terlihat dari hasil uji tes yang di peroleh yaitu thitung >t

tabel, t

hitung sebesar 4,097 dan ttabel sebesar 1,664.

B. Kerangka Pikir

Kegiatan guru dalam melaksanakan pengajaran pada di mensi pengajaran efektif, maka pembelajaran melalui model pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation) mendapat respon yang baik, dalam arti yang di tampilkan oleh seorang guru dalam pengajaran berlangsung akan mendapat penilaian yang tinggi dari berbagi pihak, khususnya murid dan kepala sekolah, sehingga pada gilirannya guru dapat mengintropeksi diri tentang kekurangan yang dimiliki. Adapun bagan dari kerang pikir di atas adalah sebagai berikut

(48)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah ada atau tidak pengaruh penerapan model POE (Prediction Observation Explanation) terhadap hasil belajar biologi pada pokok bahasan sel siswa kelas XI SMAN 12 Makassar .

Siswa pasif dan kurang memerhatikan proses pembelajaran

Proses pembelajaran IPA

Guru menggunakan metode ceramah

Hasil belajar siswa rendah

Penggunaan model POE (Prediction Observation Explanation

Siswa menjadi aktif dan mudah menerima pelajaran

Hasil belajar siswa tinggi

(49)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini digunakan penelitian eksperimen dengan jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental) yaitu penelitian eksperimen yang mempunyai desain yaitu kelompok control, tetapi subjek penelitian tidak dapat dipilih secara acak ( random ).

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan adalah Non Equivalent Control Group Design. Desain hampir sama dengan pretest-postest control group design. Hanya pada design ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random, Sugiyono, (2018:79).

Pada kelas pertama adalah kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran biologi dengan menggunakan model POE (Prediction Observation Explanation). Sedangkan pada kelas kedua adalah kelompok kontrol yang mendapat perlakuan biologi dengan menggunakan pembelajaran metode ceramah. desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelas Preetest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 X2 O4

(Sugiyono, 2018 : 76)

35

(50)

Keterangan:

O1 : Pretest yang dilakukan siswa pada kelompok eksperimen O2 : Posttest yang dilakukan siswa pada kelompok eksperimen O3 : Pretest yang dilakukan siswa pada kelompok kontrol O4 : Posttest yang dilakukan siswa pada kelompok kontrol X1 : Perlakuan yang dilakukan pada kelompok eksperimen x 2 : Perlakuan yang dilakukan pada kelompok kontrol 3. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas (variable independent, variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain) yang biasa ditandai dengan simbol X dan variabel terikat (variable dependent, variabel penelitian yang diukur untuk mempengaruhi besarnya efek atau pengaruh variabel lainnya) biasa ditandai simbol Y. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan sebagai berikut:

Variabel X : Model POE (Prediction Observation Explanation).

Variabel Y : Hasil Belajar Siswa 4. Prosedur penelitian

a. Observasi

Observasi di lakukan di SMAN 12 Makassar pada siswa kelas XI, yang dilakukan pada bulan agustus dengan melakukan peninjauan terhadap kelas XI, observasi pertama yang dilakukan setelah disekolah yaitu mengobservasi dari segi jumlah kelas dan

(51)

37

jumlah siswa keseluruhan kelas XI atas izin kepala sekolah SMAN 12 Makassar.

b. Persiapan

1) Mengurus surat pra penelitian di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar.

2) Melakukan observasi di sekolah untuk memperoleh informasi sistem pembelajaran dan strategi pembelajaran selama ini dilakukan pada mata pelajaran biologi.

3) Pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan soal prestest dan postest materi pelajaran biologi.

4) Menyusun instrumen penelitian kepada dosen pembimbing proposal.

5) Melakukan uji coba instrument penelitian kepada peserta didik lain diluar sampel.

c. Pelaksanaan

1) Dilaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation) pada kelas eksperimen yaitu kelas X IPA3 dan kelas control XI IPA2.

2) Dilaksanakan proses pembelajaran dengan metode ceramah dan Tanya jawab dengan menerapkan model pengajaran langsung pada kelas kontrol yaitu kelas XI IPA2..

(52)

3) Pada akhir pembelajaran diberikan tes hasil belajar dengan bobot soal yang sama

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPASMAN Negeri 12 Makassar yang terdiri dari 209 siswa yang terbagi atas 6 Rombel.

Tabel 3.1 Populasi

Kelas

Jumlah Siswa

Perempuan Laki - Laki

XI IPA1 21 14

XI IPA2 25 11

XI IPA3 23 13

XI IPA4 21 14

XI IPA5 22 13

XI IPA6 23 12

Jumlah 130 79

(Sumber Data: Tata Usaha SMAN Negeri 12 Makassar )

2. Sampel

Penarikan sampel yang digunakan peneliti adalah purposive sampling yaitu menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel dan karakteristik dari subjek yang ingin diteliti itu

(53)

39

berkelompok-kelompok sesuai dengan tingkatan kemampuan perserta didik. Berdasarkan hasil pelajaran Biologi XI SMAN 12 Makassar didapatkan dua rombel yang akan dijadikan sampel penelitian yaitu rombel XI IPA3 dan XI IPA2 dengan pertimbangan bahwa rombel tersebut memiliki kemampuan akademik yang tidak jauh berbeda berdasarkan hasil nilai ulangan harian mata pelajaran biologi.

Tabel 3.2 .Distribusi sampel

Kelas Jumlah Siswa Keterangan

XI IPA3 36 Kelas eksperimen

XI IPA 2 36 Kelas kontrol

Jumlah 72

C. Definisi Operasional Variabel Adapun definisi penelitian yaitu :

1. Variabel Bebas yaitu penggunan Model POE (Prediction Observation Explanation), merupakan model pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen yang di mulai dengan penyajian masalah, di lanjutkan dengan observasi dan kemudian di buktikan dalam bentuk penjelasan.

2. Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa yang dicapai peserta didik setelah dilakukannya postest dan pretest

D. Instrument Penelitian

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa tes objektif dalam bentuk pretest dan posttest. Tes objektif yang

(54)

akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes pilihan ganda 30 butir soal dan essay 5 butir soal diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dilakukan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan (pretest dan posttest).

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar, adapun yang diobservasi adalah kegiatan mengajar guru, kegiatan belajar murid selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Tes Hasil Belajar

Peneliti menggunakan tes berupa pre-test dan post-test. Pre-test diberikan sebelum melaksanakan pembelajaran, sedangkan post-test diberikan setelah pembelajaran dilaksanakan. Tujuannya untuk memperoleh data yang kuantitatif guna mengetahui bagaimana kemampuan peserta didik sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan model POE (Prediction Observation Explanation).

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah alat pengumpulan data tertulis atau tercetak tentang fakta-fakta yang akan dijadikan sebagai bukti fisik penelitian dan hasil penelitian dokumentasi ini akan menjadi sangat kuat kedudukannya.

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian yaitu bersumber dari data sekolah yang memuat:

1) Keadaan murid SMAN Negeri 12 Makassar.

(55)

41

2) Nilai atau hasil belajar murid SMAN Negeri 12 Makassar tahun ajaran 2019/2020.

F. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul berupa hasil tes akan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk mengungkap karakteristik data responden dari masing-masing kelompok dengan menggunakan rata-rata, standar deviasi, tabel frekuensi, dan persentase hasil belajar.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif membahas cara-cara pengumpulan, peringkasan,penyajian data sehingga memperoleh informasi yang lebih mudah di pahami, Muchson, (2017 :6). Dalam hal ini, digunakan nilai rata-rata standar deviasi, nilai tertinggi dan nilai terendah, serta ketuntasan hasil belajar yang didasarkan pada nilai KKM untuk biologi sebesar 75. Uji ini dilakukan dengan rumus :

NP = R x100%

SM

Keterangan :

N : Nilai yang dicari R : Skor yang diperoleh SM : Skor maksimun 100 = Bilangan tetap

(56)

2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial membahas mengenai cara menganalisis data serta mengambil kesimpulan, Muchson (2017: 7) data yang akan digunakan berasal dari nilai pretest, nilai postest, dan selisih antara nilai postest dan pretest dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Statistik infrensial yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah uji-t. Sebelum uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas

a. Uji Normalitas

Data dari setiap variable yang dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum uji hipotesis harus terlebih dahulu melakukan uji normalitas data (Sugiyono, 2018). Uji normalitas dilakukan dengan bantuan software SPSS 25. Data dikatakan berdistribusi normal, jika angka signifikan (Sig) > 0,05.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas penelitian (sample) kelas kontrol dan eksperimen mempunyai variasi homogen atau tidak. Uji homogenitas dua buah variable dapat dilakukan dengan Homogenity of Varience Test pada software SPSS 25. Kriteria untuk uji homogenitas dua variabel dikatakan signifikan jika nilai signifikannya > 0,05, yang dapat diartikan bahwa pada setiap kelompok sama.

(57)

43

c. Uji Normalitas N-Gain

Uji N-Gain digunakan untuk mengukur seberapa besar pemahaman siswa setelah dilaksanakan pembelajaran setiap tes diberikan pada awal dan akhir pertemuan, dan kenaikan siswa dalam pemahaman ditandai oleh gain. Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest. Uji tersebut digunakan untuk mengetahui aktivitas peningkatan. Hasil dari N-gain ini dijadikan perbandingan antara sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan. Adapun kategori nilai Uji N-Gain sebagai berikut:

Tabel 3.8 Kategori Nilai Uji N-Gain

Skor N-Gain Kategori

N-gain > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ N-gain ≥ 0,7 Sedang

N-gain < 0.3 Rendah

(Hake, R. dalam Nurfadillah 2015) d. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan cara perhitungan sehingga pada setiap rumus masalah dapat ditemukan jawabannya secara kuantitatif (Sugiyono, 2018). Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Dalam hipotesis ada H1 (adanya pengaruh penelitian) dan H0 (tidak adanya pengaruh penelitian). Taraf signifikan yang digunakan adalah ɑ = 0,05. Jika nilai sig>ɑ , maka H0 diterima. Namun, jika nilai sig<ɑ maka H0 ditolak. Uji hipotesis sendiri menggunakan bantuan software SPSS 25 dengan uji Independent Sample Test.

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, dilakukan dalam 4 (empat ) kali pertemuan pada materi pembelajaran Sel. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan dua kelas eksperimen sebagai sampel yaitu XI IPA 3 sebagai eksperimen dengan memberikan pretest sebelum model pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation) dan postes setelah model pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation), dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol dengan perlakuan pembelajaran langsung dengan jumlah populasi sampel masing-masing 36 siswa. Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian bertujuan untuk menjawab rumusan masalah. Adapun hasil penelitian didapatkan melalui analisis data secara statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Terdapat dua macam hasil analisis yang disajikan yaitu hasil analisis statistik deskriptif dan hasil analisis inferensial. Uraian dari masing-masing deskripsi hasil analisis sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 25.0. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui nilai rata-rata hasil belajar siswa, interval kelas, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.

44

(59)

45

a. Deskripsi Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest)

Berdasarkan hasil tes yang diberikan pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang masing-masing berjumlah 36 siswa yang dilaksanakan di SMA Negeri 12 Makassar untuk mata pelajaran Biologi materi sel, dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Sebelum Diberikan Perlakuan (Pretest)

Statistik Kelas

Eksperimen Kontrol

Jumlah Sampel 36 36

Skor Maksimum 50,0 56,6

Skor Minimum 30,0 30,0

Mean 38,675 39,688

Median 40,000 40,000

Varians 30,634 42,002

Range 20,0 26,6

Standar Deviasi 5,5348 6,4809

Sumber : data dari lampiran B.1

Berdasarkan tabel hasil analisis deskriptif di atas diperoleh hasil yaitu niai rata-rata dari hasil belajar siswa kelas eksperimen SMA Negeri 12 Makassar sebelum penggunaan model pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation),yaitu 38,675, dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 5,5. Sedangkan nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu 39,688 dengan nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 56,6.

Apabila skor hasil belajar dikelompokkan kedalam empat kelas interval skor, maka diperoleh distribusi frekuensi belajar hasil belajar seperti pada tabel 4.2 berikut:

(60)

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar Biologi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest)

Interval

Nilai Kategori

Eksperimen Kontrol

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi Persentase (%)

93-100 Baik Sekali 0 0 0 0

84-92 Baik 0 0 0 0

75-83 Cukup 0 0 0 0

0-74 Kurang 36 100 36 100

Total 36 100 36 100

Sumber : data dari lampiran C.2

Berdasarkan tabel distribusi dan frekuensi diatas maka dapat dilihat bahwa seluruh siswa pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan yaitu model pembelajaran POE (Prediction Observation Explanation), masih tergolong kategori kurang, begitupun dengan seluruh siswa pada kelas kontrol juga masuk dalam kategori kurang.

Selanjutnya, untuk menentukan Kriteria keberhasilan dikatakan tuntas jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 pada mata pelajaran Biologi. Dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol (Pretest).

Skor Kategorisasi

Eksperimen Kontrol

Frekuensi Persentase

(%) Frekuensi Persentase (%)

0-74 Tidak Tuntas 36 100 36 100

75-100 Tuntas 0 0 0 0

Jumlah 36 100 36 100

Sumber : data dari lampiran C.2

Berdasarkan tabel data distribusi frekuensi dan persentase menunjukkan bahwa seluruh siswa pada kelas eksperimen masuk

Gambar

Gambar                                                                                                        Halaman  2.1 organel-organel sel ....................................................................................14  2.1 sel hewan dan sel tum
Tabel 2.1Sintaks model POE (Prediction Observation Explanation)  Langkah
Gambar 1.1. perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan.
Tabel 2.2  Aspek Hasil Belajar Ranah Afektif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membuat web telah banyak software yang beredar dipasaran tetapi dari semua software tersebut masih tardapat kekakuan/kekurangan sehingga tidak dapat dibuat sesuai keinginan

menganggap bahwa prisma tegak segitiga termasuk apa yang diketahui. Delection Menghapus representasi informasi yang sempat terpikirkan Subjek S5 tidak melakukan inhibisi

Jadi dari telaah di atas dapat dilihat persamaannya dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu peran keluarga dalam membentuk karakter anak, memberikan

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

Untuk meningkatkan penjualan produknya, biasanya suatu perusahaan akan menggunakan banyak cara untuk mempromosikan produknya. Demikian juga dengan PT. Sumber Baru Trada Motor, mereka

Skripsi dengan judul “ Pengaruh penerapan pendekatan Realistic Mathematics Education terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa SMPN 21 Pekanbaru ” , merupakan hasil karya

Penggunaan media social di kalangan mahasiswa menjadi sebuah phenomena yang menarik.penomena yang terlihat yatu, kapanpun dan dimanapun berada,

Cetakan SS304 memiliki konduktifitas termal yang lebih tinggi, oleh karena itu cetakan SS304 memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menyebarkan panas sehingga panas dari