• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Belajar

Dalam dokumen PDF Digital Repository Universitas Jember (Halaman 33-36)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai siswa setelah menempuh pengalaman mengajarnya (Sudjana, 2016:2).

Bloom (dalam Sudjana, 2016:22) mengklasifikasi hasil belajar secara garis besar dibagi menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

2.5.1 Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Bloom mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang dikenal dengan Taksonomi Bloom. Taksonomi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklarifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi, taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan. Taksonomi Bloom ranah kognitif diperbaiki oleh seorang murid Bloom yaitu Lorin Anderson dan Krathwohl yang menghasilkan enam level ranah kognitif yaitu remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai), dan creating (mencipta).

Kemampuan kognitif dalam taksonomi Bloom yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl (dalam Utari, 2013:26) yakni sebagai berikut.

a. Mengingat (Remember)

Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving). Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling).

b. Memahami/mengerti (Understand)

Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing).

c. Menerapkan (Apply)

Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing).

d. Menganalisis (Analyze)

Menganalisis (Analyze) merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing).

e. Mengevaluasi (Evaluate)

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing).

f. Menciptakan (Create)

Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan memproduksi (producing).

2.5.2 Ranah Afektif

Kemampuan afektif adalah sikap, perasaan, emosi, dan karakteristik moral, yang merupakan aspek-aspek penting perkembangan siswa (Krathwohl dkk, dalam Hamalik, 2012:81) mengembangkan hierarki kemampuan ini yang terdiri penerimaan, partisipasi, penentuan sikap, organisasi, dan pengembangan nilai.

a. Penerimaan (receiving): suatu keadaan sadar, kemauan untuk menerima, perhatian terpilih. Contohnya: siswa mempertunjukkan kemauan untuk

mendengarkan rekaman musik dangdut, tetapi mengekspresikan perasaan yang lemah terhadap musik tersebut.

b. Partisipasi (responding): suatu sikap terbuka ke arah sambutan, kemauan untuk merespon, kepuasan yang timbul karena sambutan. Misalnya: siswa memutuskan untuk merespons pada lagu yang disajikan dan mengalami kesenangan/kepuasan karenanya.

c. Penentuan sikap (valuing): penerimaan nilai-nilai, preferensi terhadap suatu nilai, membuat kesepakatan sehubungan dengan nilai. Contohnya: siswa menerima nilai musik dangdut, menghubungkannya dengan sistem nilainya sendiri, dan membentuk suatu kesepakatan sehubungan dengan pentingnya musik tersebut.

d. Organisasi (organization): suatu konseptualisasi tentang suatu nilai, suatu organisasi dari suatu sistem nilai. Contoh: siswa menyatukan apresiasinya yang baru menjadi/ke dalam sistem nilainya sendiri mengenai musik atau kultur lainnya.

e. Pengembangan nilai (value complex): suatu formasi mengenai perangkat umum, suatu manifestasi daripada kompleks nilai. Contoh: siswa menyatukan nilai musik ke dalam kehidupan pribadi dadan menerapkan konsep tersebut pada hobi pribadinya, minat, atau karirnya.

2.5.3 Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu (Sudjana, 2016:30). Hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Bloom, Dave (dalam Basuki &

Hariyanto, 2014:211-212) menyatakan tahapan domain psikomotor adalah sebagai berikut.

a. Imitasi, merupakan kegiatan mengamati dan memolakan perilaku seperti dilakukan orang lain.

Contoh: menyalin karya, melaksanakan keterampilan sambil melihat demonstrasi.

Kata kunci: menyalin, meniru, mengikuti, mengulangi, menduplikasi, melacak.

b. Manipulasi, merupakan kegiatan mengingat atau mengikuti perintah/ prosedur.

Contoh: Mampu melakukan keterampilannya sendiri setelah membaca suatu pelajaran atau memperoleh penjelasan, mengikuti perintah untuk membangun model.

Kata kunci: bertindak, melaksanakan, melakukan.

c. Presisi, merupakan kegiatan menghaluskan. Melakukan suatu keterampilan dengan ketepatan tinggi.

Contoh: melaksanakan tugas tanpa bantuan, mendemonstrasikan suatu tugas.

Kata kunci: mendemonstrasikan, menguasai.

d. Artikulasi, merupakan kegiatan mengordinasikan dan mengadaptasikan sederetan kegiatan untuk memperoleh keselarasan.

Contoh: mengombinasikan sederetan keterampilan untuk menghasilkan suatu video yang melibatkan musik, drama, suara dan lain-lain.

Kata kunci: menciptakan, memodifikasi.

e. Naturalisasi, merupakan kegiatan tingkat tinggi sehingga menjadi alamiah.

Contoh: Menjalankan komputer secara cepat dan akurat, menunjukkan kinerja.

Kata kunci: merancang, mengembangkan.

Ketiga ranah tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan satu sama lain. Hasil belajar siswa yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotor melalui kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan di dalam kelas menggunakan LKPD yang dikembangkan. Hasil belajar kognitif diperoleh melalui tes meliputi kemampuan C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis). Hasil belajar ranah afektif diperoleh melalui observasi meliputi sikap santun, kerjasama dan peduli. Hasil belajar ranah psikomotor yang diperoleh dari hasil pengamatan berupa kemampuan manipulasi meliputi kamampuan mempraktikan gerakan awal tari tradisional.

Dalam dokumen PDF Digital Repository Universitas Jember (Halaman 33-36)

Dokumen terkait