• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hipotesis Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian pustaka dalam penelitian ini, maka hipotesis penelitian yang diajukan adalah:

1. Diduga motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang.

2. Diduga kompetensi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang.

3. Diduga budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang.

4. Diduga motivasi kerja, kompetensi dan budayaorganisasi secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang.

5. Diduga motivasi kerja berpengaruh dominan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang.

3.3. Devenisi Operasional Variabel 3.3.1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiono, 2013:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

1. Motivasi Kerja

Motivasi Kerja merupakan dorongan yang dapat membangkitkan kemauan kerja pegawaiDinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Enrekang untuk memulai melaksanakan pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Indikatornya adalah:

a. Pemenuhan kebutuhan eksistensi yaitu kebutuhan yang tergolong pada kelompok-kelompok eksistensi material dasar. Pemenuhan kebutuhan eksistensi dapat diukur dengan:

1) Kesesuaian gaji yang diterima dengan masa kerja 2) Kesesuaian tunjangan dengan tanggungjawab

3) Kesesuaian penghasilan dalam memenuhi kebutuhan hidup 4) Pemenuhan fasilitas penunjang pekerjaan

5) Suasana tempat kerja

b. Pemenuhan kebutuhan keterkaitan yaitu kebutuhan untuk memiliki hubungan– hubungan yang berarti dengan pihak-pihak penting lainnya.

Pemenuhan kebutuhan keterkaitan dapat diukur dengan:

1) Kerja sama dengan konsumen 2) Hubungan kerja dengan atasan

3) Keinginan pegawai untuk menerima informasi dari rekan sekerja c. Pemenuhan kebutuhan pertumbuhan yaitu kebutuhan untuk tumbuh

sebagai manusia dan memanfaatkan kemampuan sehingga mencapai potensi maksimal. Pemenuhan kebutuhan pertumbuhan dapat diukur dengan:

1) Kesempatan mendapatkan pelatihan 2) Kesesuaian pelatihan dengan beban kerja

3) Manfaat pelatihan sebagai penunjang tugas

2. Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang untuk menyelesaikan pekerjaan yang dilandasi atas keterampilan, pengetahuan dan sikap berdasarkan tuntutan pekerjaan. Indikatornya adalah:

a. Kompetensi intelektual adalah berbagai pengetahuan yang dimiliki pegawai untuk menunjang kinerjanya. Kompetensi intelektual dapat diukur dengan:

1) Pengetahuan 2) Keterampilan

3) Pemahaman pekerjaan

b. Kompetensi emosional adalah kemampuan untuk mengendalikan perasaan dan emosi diri sendiri dan juga emosi orang lain. Kompetensi emosional dapat diukur dengan:

1) Dapat memahami lingkungan kerja 2) Kemampuan mengendalikan emosi

3) Kemampuan memahami emosi rekan sekerja

c. Kompetensi sosial adalah perilaku pegawai yang merupakan dasar dari pemahaman diri sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sosial. Kompetensi sosial dapat diukur dengan:

1) Suka menolong rekan sekerja

2) Dapat membangun hubungan dengan rekan sekerja 3) Keramahan dengan rekan sekerja

3. Budaya Organisasi

Budaya Organisasi merupakan norma, keyakinan, sikap dan filosofi atau aturan yang harus dianut oleh pegawai pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang. Indikatornyaa dalah:

a. Inovasi dan keberanian mengambil resiko b. Perhatian pada hal - hal rinc

c. Orientasi hasil d. Orientasi Orang e. Orientasi Tim f. Keagresifan g. Stabilitas 3.3.2. Variabel teikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2013:39). Pada penelitian ini variabel terkat adalah Kinerja pegawai, merupakan hasil kerja pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Penilaian kinerja pegawai dilakukan oleh kepala seksi dan kepala bidang yang ada di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang. Indikator kinerja pegawai adalah:

a. Jumlah hasil kerja yang dihaslikan pegawai dalam satu periode waktu

yang telah ditentukan.

b. Kualitas kerja pegawai yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dari organisasi.

c. Luasnya pengetahuan pegawai mengenai pekerjaannya

d. Keaslian gagasan yang dimunculkan dan tindakan untuk menyelesaikan persoalan dalam pekerjaan.

e. Kesediaan pegawai untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggota organisasi).

f. Kesadaran pegawai dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja.

g. Pegawai semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dalam memperbesar tanggungjawabnya.

h. Keramahtamahan pegawai dalam melayani konsumen 3.4. Pengukuran Variabel

Pada penelitian ini variabel bebas dan variabel terikat diukur berdasarkan skala Likert yang menggunakan jawaban responden terhadap pertanyaan yang ada dalam kuesioner, dimana nilainya ditetapkan sebagai berikut:

1. Nilai 5 mewakili jawaban sangat setuju 2. Nilai 4 mewakili jawaban setuju 3. Nilai 3 mewakili jawaban netral 4. Nilai 2 mewakili jawaban tidak setuju

5. Nilai 1 mewakili jawaban sangat tidak setuju

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini, dimaksudkan sebagai strategi untuk mengatur letak penelitian, juga bertujuan untuk memperoleh data yang tepat sesuai dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian. Oleh sebab itu, penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis dan mendeskripsikan motivasi kerja,kompetensi, dan budaya organisasi dengan kinerja pegawaipada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang dengan menggunakan data yang ditemukan dari hasil penelitian.

Pendekatan penelitian ini menggunakan penelitian survey yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 2011). Survey merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Penelitian survey dapat digunakan untuk maksud penjajakan (eksploratif), menguraikan (deskriptif), dan penjelasan (explanatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, evaluasi, prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, penelitian operasional dan pengembangan indikator-indikator sosial.

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 2). Dalam penelitian ini terdapat empat variabel yang terdiri dari tiga variabel bebas (independent

variable), satu variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas (independent variable) pada penelitian ini adalah motivasi kerja, kompetensi dan budaya organisasi. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independent variable). Variabel terikat (dependent variable) pada penelitian ini adalah kinerja pegawai. seperti tampak pada gambar 4.1 berikut ini :

Gambar 4.1

Hubungan Antar Variabel Penelitian

Keterangan :

X1 : Motivasi kerja X2 : Kompetensi X3 : Budaya Organisasi Y : Kinerja Pegawai

Berdasarkan arah anak panah pada gambar 4.1 ini menunjukkan bahwa X2 Y

X3 X1

tinggi rendahnya kinerja pegawai (Y) yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya motivasi kerja (X1), dan kompetensi (X2) serta budaya organisasi (X3) baik secara individual maupun secara kelompok.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman Gabungan Dinas Enrekang. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Tahun 2021.

4.3. Populasi dan Sampel

Menurut pendapat Sanjaya Wina (2013: 228) Populasi adalah sekelompok yang menjadi perhatian peneliti, kelompok yang berkaitan dengan untuk siapa generalisasi hasil penelitian berlaku. Wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 80). Kemudian sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti memiliki keterbatasan dana, tenaga dan wakt, maka peneliti dapat menggunkan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2014: 81). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh atau sensus.

Sampling jenuh/sensus adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah

populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau peneltian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. (Sugiyono, 2014: 85).

Mempertimbangkan jumlah populasi di bawah seratus orang maka penelitian ini menggunakan seluruh populasi dijadikan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawaiDinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang yang berjumlah 42 orang, dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel. 4.2

Populasi Pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kab.

Enrekang

No Uraian

Jenis kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 Pegawai PNS 13 12 25

2 Pegawai non PNS 8 7 17

Total 42

Sumber : Olah data 2020

Sampel yang dilakukan yaitu sampel jenuh/sensus, dimana jumlah populasi yang relatif kecil, semua populasi yaitu pegawaiDinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang yang berjumlah 42 orang yang akan dijadikan sebagai responden/unit observasi.

4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Kesimpulan penelitian yang berupa jawaban permasalahan penelitian, dibuat berdasarkan hasil proses pengujian data yang meliputi : pemilihan,

pengumpulan dan análisis data. Oleh karena itu, kesimpulan tergantung pada kualitas data yang dianalisis dan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Dua alat untuk mengukur kualitas data yaitu uji validitas dan uji realibilitas.

a. Uji Validitas

Suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai dengan kenyataan. Sugiyono (2015:121) menyatakan bahwa:

“Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat dikatakan valid atau shahih apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tetap. Bila signifikansi hasil korelasi lebih kecil dari 5%, maka ítem tersebut di nyatakan valid atau shahih (Tiro dan Sukarna, 2012).

b. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen dapat dikatakan andal (reliabel) bila alat ukur tersebut mengarah pada keajegan atau konsisten, dimana tingkat reliabilitasnya memperlihatkan sejauh mana alat ukur dapat diandalkan dan dipercaya sehingga hasil pengukuran tetap konsisten jika dilakukan pengukuran berulang-ulang terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama pula. Suatu instrumen

dikatakan andal, bila memiliki koefisien keandalan atau reliabilitas sebesar 0,60 atau lebih (Tiro dan Sukarna, 2012).

Nasution (2013:77), menjelaskan bahwa suatu alat pengukur dikatakan reliable bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Jadi alat yang reliable secara konsisten memberi hasil ukuran yang sama.

4.5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke lapangan. Observasi sebagai teknik pengumpulan data tidak hanya terbatas dengan orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2014: 145). Teknik pengumpulan data ini dilakukan pada pegawaiDinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang.

b. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respondennya

sedikit/kecil (Sugiyono, 2014: 137). Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih jelas dan lengkap mengenai hal-hal atau karakteristik yang berkaitan dengan objek penelitian yaitu pegawaiDinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang.

c. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan penulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014: 142). Data yang diperlukan dalam pengaruh motivasi kerja dan kompetensi serta budaya organisasi terhadap kinerja pegawaiadalah data mengenai motivasi kerja dan kompetensi serta budaya organisasi yang digunakan oleh setiap pegawai di dalam melaksanakan tugas pelayanan. Data tersebut diperoleh melalui penyebaran angket terhadap responden yang merupakan pegawaiDinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang.

4.6. Teknik Analisa Data

Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan kompensasi, pengawasan, dan lingkungan kerja serta kepuasan kerja pegawai. Dalam analisis ini digunakan bentuk tabel dan nilai rata-rata untuk memperjelas deskripsi variabel.

Teknik analisa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil kuesioner dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis linier berganda dilakukan untuk melihat pengaruh variabel independen (X) yang

ditunjukkan oleh motivasi kerja, kompetensi, dan budaya organisasi terhadap variabel dependen (Y) yang ditunjukkan oleh kinerja pegawai. Sebelum melakukan pengujian regresi berganda syarat uji regresi yang harus dipenuhi.

Bentuk umum dari model yang akan digunakan adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Dimana:

Y = kinerja pegawai a = konstanta X1 = Motivasi kerja X2 = Kompetensi X3 = Budaya organisasi

b1, b2, b3, = Koefisien pengaruh e = Kesalahan Prediksi

Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja (X1), kompetensi (X2), dan budaya organisasi (X3), terhadap variabel terkait yaitu kinerja pegawai (Y), secara parsial maka dilakukan uji t.

Kemudian untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu: motivasi kerja (X1), kompetensi (X2), dan budaya organisasi (X3), terhadap variabel terkait yaitu kinerja pegawai (Y) secara bersama-sama, maka dilakukan uji F.

a. Pengujian hipotesis pertama

Hipotesis tersebut akan diuji berdasarkan pada analisis dihasilkan dari model regresi berganda.

a) Ho berarti variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b) Ha berarti variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c) Dengan tingkat signifikansi a = 5 % dan dengan degree of freedom (n- k) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel independent. Sedangkan t tabel ditentukan dengan melihat tingkat signifikan sebesar 5% dan df = (n-1), (Ghozali,2011)

b. Pengujian hipotesis kedua

Pengujian hipotesis ini digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel dependen. Hipotesis statistiknya dinyatakan sebagai berikut:

a) Ho : berarti secara simultan variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b) Ha : berarti secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Dengan tingkat signifikan a = 5 % dan dengan degree of freedom (k) dan (n-k- 1) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah variabel independen. Maka nilai F hitung dirumuskan sebagai berikut:

`𝐹=

𝑅2 𝑘 (𝑙 − 𝑅2) 𝑛 − 𝑘 − 𝑙

Dimana : R² = R Square

n = Banyaknya Data

k = Banyaknya variabel independen

Sedangkan F tabel ditentukan dengan melihat tingkat signifikan a sebesar 5%

df1 = k-1 serta df2 = n- k, sehingga :

a) Jika F hitung > F tabel atau Sig. F < 5 % maka Ho ditolak dan Ha diterima yakni secara simultan variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b) Jika F hitung < atau Sig.F > 5% maka Ho diterima dan Ha ditolak yakni secara simultan variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c. Pengujian hipotesis ketiga

Pengujian hipotesis ini digunakan untuk menguji variabel-variabel independen yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen. Apabila diantara variabel-variabel independen yang mempunyai nilai koefisien regresi (R) lebih besar diantara yang lainnya maka variabel tersebut merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 5.1.1. Sejarah Singkat Organisasi

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Enrekang, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Enrekang. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang bergerak dalam bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang menjadi kewenangan daerah dan pelaksanaan kesekretariatan Dinas.

Tugas pokok dan fungsi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Bupati Enrekang Nomor 45 Tahun 2016 tantang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang yaitu:

“Menyelenggarakan Urusa Pemerintahan bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang menjadi kewenangan Daerah”.

5.1.2. Struktur Organisasi

Gambar struktur organisasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut:

Gambar 5.1

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN ENREKANG

Kepala Dinas

Sekretaris

Seksi Pendayagunaan Sda Dan Teknologi

Pedesaan

Seksi Pengembangan Kelembagaan Adat Budaya Masyarakat

Kasubag Perencanaan Dan

Keuangan

Seksi Pelaporan Keuangan Dan Aset

Desa

Seksi Pembangunan Dan Pengembangan Kawasan Perdesaan

Seksi Kerjasama Desa Dan Evaluasi Pengembangan Desa Seksi Pengembangan

Usaha Desa Seksi Penataan Dan

Administrasi Pemerintahan Desa

Seksi Ketahanan Masyarakat

Seksi Aparatur Pemerintahan Desa

Kasubag Umum Dan Kepegawaian

Kabid Pengembangan Kelembagaan Dan Sosbud Masyarakat Kabid Pembangunan

Sda Dan Usaha Ekonomi Desa Kabid

Pemerintahan Desa

5.2. Karakteristik Responden

5.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan JenisKelamin

Berikut adalah karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang:

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Olah data

Berdasarkan Tabel 5.1 di dapat responden laki-laki berjumlah 23 responden atau 54.8% dan responden perempuan sebesar 19 atau 45.2%.

5.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berikut adalah karakteristik responden berdasarkan umur pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang.

Tabel 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No Jens kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki-laki 23 54.8 %

2 Perempuan 19 45.2 %

Jumlah 42 100 %

No Umur Jumlah Prosentase

1 < 25 Tahun 1 2.4 %

2 26 – 35 Tahun 19 45.2 %

Sumber : Olah data

Berdasarkan Tabel 5.2 di dapat responden dengan kelompok umur antara 20-25 tahun berjumlah 1 responden atau 2.4%. Untuk kelompok umur antara 26-35 tahun sebesar 19 responden atau 45.2%. Untuk kelompok umur antara 36-45 tahun sebesar 11 responden atau 26.2%. Kelompok umur lebih dari 46 tahun sebesar 11 responden atau 26.2%

5.2.3. Karakteristik Repsonden Berdasarkan PendidikanTerakhir

Pada Tabel 5.3 adalah karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang.

Tabel 5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sumber : Olah data

3 36 – 45 Tahun 11 26.2 %

4 > 46 Tahun 11 26.2 %

Jumlah 42 100 %

No Pendidian Jumlah Prosentase

1 SMA 1 2.4 %

2 D3 2 4.8 %

3 S1 36 85.7 %

4 S2 3 7.1 %

Jumlah 42 100 %

Pada Tabel 5.3 disajikan karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir, dimana 1 responden atau 2.4% dengan latar belakang pendidikan SMA.

Responden dengan latar belakang pendidikan D3 sebesar 2 responden atau 4.8%.

Responden dengan latar belakang pendidikan S1 sebesar 36 responden atau 85.7%. Dan responden dengan latar belakang pendidikan S2 sebesar 3 responden atau 7.1%.

5.2.4. Karakteristik Repsonden Berdasarkan Lama Bekerja

Pada Tabel 5.4 merupakan karakteristik responden berdasarkan lama bekerja.

Tabel 5.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Sumber : Olah data

Pada Tabel 5.4 disajikan karakteristik responden berdasarkan lama bekerja, dimana 1 responden atau 2.4% bekerja antara 1 - 2 tahun. Yang bekerja antara 3 - 4 tahun 4 Responden atau 9.5%, yang bekerja antara 5 – 6 tahun 4 responden atau

No Masa kerja Jumlah Prosentase

1 1 – 2 Tahun 1 2.4 %

2 3 – 4 Tahun 4 9.5 %

3 5 – 6 Tahun 4 9.5 %

4 > 6 Tahun 33 78.6 %

Julah 42 100 %

9.5% sedangkan yang bekerja lebih dari 6 tahun sebesar 33 responden atau 78.6%.

5.3. Deskripsi Variabel Penelitian

Untuk mencari nilai kategori masing-masing variabel, maka dilakukan dengan cara menjumlahkan jawaban dari masing-masing pertanyaan dan membaginya dengan jumlah pertanyaan yang ada. Kemudian dimasukkan ke dalam interval kelas, dengan rumus sebagai berikut:

Interval Kelas =𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 − 𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑀𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 = 5 − 1

5 = 0.8

Tabel 5.5 Skala Kategori

Interval Kategori

1,00 – 1,80 Sangat Rendah

1,81 – 2,60 Rendah

2,61 – 3,40 Netral

3,41 – 4,20 Tinggi

4,21 – 5,00 Sangat Tinggi Sumber : Olah data

5.3.1. Deskripsi Variabel Kinerja pegawai

Distribusi kinerja pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten berdasarkan interval rata-rata nampak pada Tabel 5.6:

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja pegawai

No Keterangan Mean Kategori

1

Jumlah hasil kerja yang dihaslikan pegawai dalam satu periode waktu yang telah ditentukan

4,69 Sangat Tinggi

2

Kualitas kerja pegawai yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dari Organisasi

4,64 Sangat Tinggi 3 Luasnya pengetahuan pegawai mengenai

pekerjaannya pegawai

4,64 Sangat Tinggi

4

Keaslian gagasan yang dimunculkan dan tindakan untuk menyelesaikan persoalan dalam pekerjaan

4,62 Sangat Tinggi 5 Kesediaan pegawai untuk bekerja sama

Dengan orang lain (sesama anggota organisasi)

4,52 Sangat Tinggi

6 Kesadaran pegawai dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja

4,62 Sangat Tinggi

7

Pegawai semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dalam memperbesa tanggung jawabnya

4,55 Sangat Tinggi 8 Keramahtamahan pegawai dalam melayani

masyarakat

4,62 Sangat Tinggi

Rata-rata 4.61 Sangat tinggi

Sumber : Olah data

Berdasarkan Tabel 5.6 kinerja pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang secara keseluruhan diperoleh jawaban bahwa skor pada kedelapan indikator sebesar 4,61 yang artinya responden mempersepsikan sangat tinggi pada indikator-indikator tersebut. Fakta menunjukkan bahwa indikator Y1 yaitu “Jumlah hasil kerja yang dihaslikan pegawai dalam satu periode waktu yang telah ditentukan”, memiliki skor tertinggi dibandingkan dengan indikator yang lain, dengan nilai mean sebesar yaitu 4,69, sehingga faktor

kualitas kerja pegawai dianggap paling menonjol atau sebagai hal meningkatnya kinerja pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang.

5.3.2. Deskripsi Variabel Motivasi Kerja

Distribusi variabel motivasi kerja pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang berdasarkan interval rata-rata nampak pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja

NO Keterangan Mean Kategori

Pemenuhan kebutuhan Eksistensi 1 Kesesuaian gaji yang diterima dengan masa

kerja

4.14 Tinggi 2 Kesesuaian tunjangan dengan tanggungjawa 3.95 Tinggi 3 Kesesuaian penghasilan dalam memenuhi

kebutuhan hidup

3.88 Tinggi 4 Pemenuhan fasilitas penunjang pekerjaan 4.88 Tinggi

5 Suasana tempat kerja 4.02 Tinggi

Rata-rata 3.98 Tinggi

Pemenuhan kebutuhan keterkaitan

1 Kerja sama dengankonsumen 3.93 Tinggi

2 Hubungan kerja dengan atasan 3.95 Tinggi

3 Keinginan pegawai untuk menerima informasi dari rekansekerja

4.07 Tinggi

Rata-rata 3.98 Tinggi

Pemenuhan kebutuhan pertumbuhan

1 Kesempatan mendapatkan pelatihan 4.12 Tinggi 2 Kesesuaian pelatihan dengan beban kerja 4.05 Tinggi 3 Manfaat pelatihan sebagai penunjang tugas 4.05 Tinggi

Rata-rata 4.07 Tinggi

Rata-rata Motivasi kerja 4.01 Tinggi Sumber : Olah data

Berdasarkan Tabel 5.7 secara keseluruhan diperoleh jawaban bahwa skor pada motivasi kerja sebesar 4,01 yang artinya responden mempersepsikan tinggi.

Untuk pemenuhan kebutuhan eksistensi diperoleh jawaban bahwa skor pada kelima indikator seluruhnya lebih dari 3, yang artinya responden mempersepsikan tinggi pada indikator pemenuhan kebutuhan eksistensi. Fakta menunjukkan bahwa indikator X1.1.1 yaitu “Kesesuaian gaji yang diterima dengan masa kerja”, memiliki skor tertinggi dibandingkan dengan indikator yang lain, dengan nilai mean terbesar yaitu 4,14, sehingga kesesuaian gaji yang diterima dengan masa kerja dianggap paling menonjol atau sebagai hal meningkatnya motivasi kerja pegawai Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Enrekang.

Untuk pemenuhan kebutuhan keterkaitan secara keseluruhan diperoleh jawaban bahwa skor pada ketiga indikator seluruhnya lebih dari 3, yang artinya responden mempersepsikan tinggi pada indikator pemenuhan kebutuhan keterkaitan. Fakta menunjukkan bahwa indikator X1.2.3 yaitu “Keinginan pegawai untuk menerima informasi dari rekan sekerja”, memiliki skor tertinggi

Dokumen terkait