• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Moran

Dalam dokumen Selamat Datang - Digital Library (Halaman 39-50)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Indeks Moran

Indeks Moran merupakan metode yang banyak digunakan untuk menghitung autokorelasi spasial secara global. Metode ini dapat digunakan untuk mendeteksi

permulaan dari keacakan spasial. Keacakan spasial ini dapat mengindikasikan adanya pola-pola yang mengelompok atau membentuk tren terhadap ruang. Perhitungan indeks moran dapat dilakukan sebagai berikut (Yuriantari et al., 2017):

𝐼 = 𝑛 ∑𝑛𝑖=1𝑛𝑗=1 𝑤𝑖𝑗 (𝑥𝑖 – 𝑥̅) (𝑥𝑗 – 𝑥̅)

𝑛𝑖=1(𝑥𝑖 – 𝑥̅ )

Keterangan:

n : banyaknya daerah pengamatan xj : nilai pada lokasi ke-i

xi : nilai pada lokasi ke-j 𝑥̅ : rata-rata observasi

Wij : penimbang keterkaitan antara wilayah i dan j.

Dalam melakukan pengujian terhadap output Indeks Moran I yang dihasilkan, dapat digunakan hipotesis sebagai berikut :

H0 = Tidak ada Autokorelasi Spasial Ha = Terdapat Autokorelasi Spasial

Tolak H0 pada taraf signifikasi α jika Z(I)  Z1-α yang berarti (terdapat autokorelasi spasial positif).

2.7 Tinjauan Empiris Penelitian Sebelumnya

Peneliti Judul Variabel Metode Hasil

Shaleh, M Mujahid (2021)

Pembangunan Ekonomi Inklusif Nasional,

Dependent : Indeks

Pembangunan

Poverty- Equivalent Growth

Indeks

pembangunan ekonomi

Provinsi dan Kabupaten/Kota Se-Sulawesi Selatan

Ekonomi Inklusif Independent : Laju

Pertumbuhan Ekonomi, PDRB Perkapira, TPT, Tingkat

Kemiskinan, Gini Ratio, IPM.

Rate (PEGR).

inklusif menunjukan pertumbuhan inklusif Sulawesi Selatan sudah termasuk kedalam kategori memuaskan dengan

capaian indeks 6,00 namun masih pada level menengah dengan menempati posisi ke 15 dari 34 Provinsi Se- Indonesia.

Amalina, Dyah Hapsari.

Hutagaol, M.Parulian.

Asmara, Alla (2013)

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Di Kawasan Indonesia Bagian Barat Dan

Indonesia Bagian Timur

Dependent : Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Independent : Pendapatan Perkapita,

Poverty- Equivalent Growth Rate (PEGR).

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2008- 2012 belum inklusif dalam menurunkan

Jumlah Penduduk Miskin,

Koefisien Gini, Jumlah Orang yang Bekerja, Angkatan Kerja dan Pendapatan Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan (PDRB ADHK).

kemiskinan, menurunkan ketimpangan, dan

meningkatkan penyerapan tenaga kerja.

Fenomena pertumbuhan inklusif lebih banyak terjadi di wilayah Indonesia Bagian Barat (IBB)

Ji Long, Tju.

Pasaribu,

Ernawati (2019)

Analisis Spasial Determinan Pertumbuhan Inklusif

Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017.

Dependent : Pertumbuhan Inklusif Independent : Inflasi, UMK, Pengeluaran Pemerintah Fungsi Pendidikan, Pembentukan Modal Tetap Bruto.

Model Regresi Spasial : Spatial Autoregress ive (SAR), Spatial Error Models (SEM).

Rata-rata capaian indeks komposit pertumbuhan inklusif seluruh

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah sebesar 5,51 poin dengan 3 daerah

pertumbuhan inklusif

rendah, 15 daerah dengan pertumbuhan inklusif

sedang, dan 17 daerah dengan pertumbuhan inklusif tinggi.

Dan terdapat keterkaitan spasial pada pertumbuhan inklusif.

Hapsari, Wulan Retno (2019)

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Tengah

Dependent : Asian

Development Bank (ADB) Independent : PDRB,

Persentase Penduduk Miskin, Angka Harapan Hidup, Persentase Penduduk 15+

yang melek huruf, Rata-rata lama sekolah penduduk usia

Inclusive Growth Index (IGI)

Hasil dari penelitian ini membagi kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah ke dalam 3 kelompok kategori, yaitu kelompok kategori sangat memuaskan yang terdiri dari 4 kota dan 2 kabupaten, kategori

25+,

Pengangguran Terbuka.

memuaskan terdiri dari 2 kota dan 23 kabupaten, sementara 4 kabupaten masuk ke dalam kategori kurang

memuaskan.

Nalle, Frederic Wiston (2018)

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Kabupaten Timor Tengah Utara

Dependent : PDRB

Independent : Sektor

Pertanian, Tenaga Kerja Sektoral

Tipologi Klasen

Ada indikasi bahwa pertumbuhan sektor pertanian walaupun meningkatkan penyediaan lapangan pekerjaan yang cukup besar, namun ada kecenderungan makin

meningkatkan kemiskinan.

Hal ini

mengindikasik an bahwa

pembangunan pengembangan sektor

pertanian memiliki tantangan yang cukup berat untuk membuat sektor ini benar-benar inklusif.

Kusumaningru m, Saputri dan Yuhan, Risni Julaeni (2019)

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Indonesia Berdasarkan Indeks Komposit Pertumbuhan Inklusif dan Faktor yang Mempengaruhiny a

Dependent : Indeks Komposit Pertumbuhan Inklusif (IKPI) Independent : Keterbukaan perdagangan, rasio kredit UMKM

terhadap PDRB, dan

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Indeks Komposit Pertumbuha n Inklusif (IKPI), Regresi Linier Berganda

Indeks komposit pertumbuhan inklusif (IKPI) menunjukkan bahwa belum ada provinsi di Indonesia yang telah mencapai pertumbuhan inklusif dalam kategori

unggul (IKPI = 8-10) pada tahun 2016.

Terdapat 31 provinsi di

Indonesia telah mencapai kategori memuasakan (IKPI = 4-7) dan terdapat dua provinsi pada kategori tidak

memuaskan (IKPI < 4), yaitu Provinsi Papua dan NTT.

Kristyanto, Visi Saujaningati (2015)

Analisis Sektor Produksi Pendorong Terwujudnya Pertumbuhan Inklusif di Jawa Timur

-

Metode Analisis Input- Ouput, Metode Analisis Dampak (Simulasi)

Hasil dari pembahasan ini yaitu Sektor pendorong terwujudnya pertumbuhan inklusif yaitu sektor berbasis pertanian, industri berbasis pertanian atau industri agro dan sektor bangunan.

Triastuti, dkk (2014)

Identifikasi Aautokorelasi Spasial Pada Jumlah

Pengangguran di Jawa Tengah Menggunakan Indeks Moran

Dependent : Jumlah

Pengangguran Independent : Sektor dengan angkatan kerja terbanyak, Tingkat Prtisipasi

Angkatan Kerja, Tingkat

Pengangguran Terbuka,

Autokorelas i Spasial, Indeks Moran, Moran Scatterplot

Berdasarkan pengujian signifikansi Indeks Moran dengan taraf signifikansi 5% dapat diperoleh kesimpulan bahwa antar kabupaten satu dengan yang lainnya tidak memiliki kemiripan nilai atau

mengindikasik an bahwa pengangguran antar

Kabupaten di Jawa Tengah tidak saling berkorelasi.

Azwar (2016) Pertumbuhan Inklusif di

Provinsi Sulawesi Selatan dan Faktor-Faktor

Dependent : Pertumbuhan Inklusif

Independent : pertumbuhan

Regresi Data Panel, Analisis Social Mobilty

Melalui metode Social Mobility Curve, pertumbuhan

yang

Mempengaruhiny a

ekonomi, pengangguran, kesehatan, pendidikan, belanja daerah dan jumlah penduduk

miskin

Curve, analisis Poverty- Equivalent Growth Rate (PEGR),

secara total (agrergat) di Provinsi Sulawesi Selatan belum mencapai pertumbuhan inklusif yang sempurna, Melalui metode (PEGR), nilai total koefisien pertumbuhan inklusif untuk Provinsi Sulawesi Selatan tidak pernah mencapai tingkat pertumbuhan yang inklusif.

Panjaitan, Hendra Andy Mulia, dkk (2019)

Analisis Dampak Pembangunan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Dependent : PDRB

Independent : Penduduk

bekerja, penduduk

metode least square (ILS) atau metode twostage least square

Estimasi model persamaan simultan memperlihatka n bahwa

Provinsi Sumatera Utara

miskin, dana alokasi khusus, penabahan modal tetap bruto, jumlah panjang jalan, persentase rumah tangga yang mengakses listrik,

persentase rumah tangga yang mengakses air ledeng.

(2SLS), order condition dan rank condition.

pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara sudah mampu mengurangi kemiskinan (pro-poor).

Namun pertumbuhan ekonomi yang terjadi belum mampu menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas dan memperburuk ketimpangan.

Hasil tersebut menyimpulkan bahwa

pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara tidak inklusif.

Dalam dokumen Selamat Datang - Digital Library (Halaman 39-50)

Dokumen terkait