• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

3. Interpretasi Hasil Penelitian

jumlah penyaluran kredit sebagai variabel devenden. Nilai koefisien sebesar 1 menunjukkan bahwa variabel independen yang digunakan 100% tepat (sempurna) dalam menjelaskan variasi yang terjadi pada variabel dependen.

Berdasarkan hasil pengolahan data maka diperoleh nilai koefisien determinasi (R²) sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .891a .794 .748 790400.30856

a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Tingkat Suku Bunga b. Dependent Variable: Jumlah Penyaluran Kredit

Sumber: Output SPSS V21, 2019

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai R Square (R²) yang digunakan untuk menghitung pengaruh variabel independen (X1 dan X2) terhadap variabel dependen (Y) sebesar 0,794 atau 79,4%. Hal ini berarti bahwa sebesar 79,4% jumlah penyaluran kredit dipengaruhi oleh tingkat suku bunga kredit dan pendapatan. Berdasarkan penelitian terdahulu Sunan David (2014) dengan variabel independent Dana Pihak Ketiga, Tingkat suku bunga dan pendapatan maka dapat dijelaskan bahwa besaran faktor lainnya dengan 20,6%

(100% - 79,4%) yaitu di pengaruhi oleh faktor dana pihak ketiga.

Negatif terlihat dari nilai thitung sebesar 0,404 < ttabel 2,262, dan signifikan yang dilihat dari signifikansi (0,696) lebih besar dari taraf signifikansi yang disyaratkan sebesar 5% (0,05).

Berdasarkan laporan neraca dengan indikator tingkat suku bunga yaitu bunga simpanan dan bunga pinjaman dapat dilihat dari tahun 2016 dan 2017 memiliki penurunan dengan selisih angka rata-rata 0,2% dari tingkat suku bunga dan hal ini tidak membuat perubahan signifikan pada jumlah penyalur kredit yang mengalami kenaikan sebesar Rp303.779 (Ribuan Rp) pada tahun 2016- 2017. Positifnya hasil penelitian ini di lihat dari tingkat suku bunga yang mengalami fluktuasi (Naik-Turun) yang berdampak pada jumlah penyaluran kredit yang semakin naik dalam 3 periode. Hal ini menujukkan bahwa banyaknya nasabah yang membuka rekening di BPR tanpa memikirkan tingkat suku bunga yang diterapkan pada Kanotr BPR Hasamitra Makassar karena sebelumnya mereka ditolak oleh Bank convensional lainnya, maka semakin banyak nasabah yang membuka kredit maka semakin besar pula jumlah penyalur kredit yang di keluarkan oleh pihak BPR. Oleh karena itu penjelasan dari hipotesis H1 Ditolak yang memiliki tingkat suku bunga berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat suku bunga kredit tidak memiliki peranan yang tidak begitu penting dalam meningkatkan jumlah penyalur kredit

Dari hasil penelitian ini setara oleh penelitian terdahulu yaitu Sunan david (2014), melakukan penelitian mengenai Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Tingkat Suku Bunga Kredit dan Pendapatan terhadap Jumla Penyalur Kredit (Studi Kasus pada PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.). Hasil penelitian yang

membuktikan Tingkat suku bunga kredit dan pendapatan tidak berpengaruh terhadap jumlah penyalur kredit.

2) Pengaruh Pendapatan terhadap Jumlah Penyaluran Kredit (H2)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit. Positif terlihat dari nilai thitung sebesar 3,284 > ttabel 2,262, dan signifikan yang dilihat dari signifikansi (0,009) lebih kecil dari taraf signifikansi yang disyaratkan sebesar 5% (0,05). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pendapatan sejalan dengan jumlah penyaluran kredit, jika pendapatan tinggi akan berpengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit. Pengaruh signifikan menunjukkan pendapatan memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan jumlah penyaluran kredit.

Berdasarkan laporan neraca dengan indikator pendapatan yaitu pendapatan oprasional dan pendapatan non oprasional dapat dilihat dalam 3 periode dari tahun 2015 -2017 memiliki angka yang lebih besar dibanding dengan jumlah penyaluran kredit. Positifnya penelitian ini menjelaskan bahwa pendapatan yang menurun disebab karena risiko kredit (kredit macet) yang didapat dari para nasabah kreditur. Apabila para nasabah tidak membayar iuran kredit mereka pada jatuh tempo maka otomatis pendapatan yang dimiliki BPR Hasamitra akan ikut menurun. penjelasan dari hiptotesis H2 diterima yang memiliki pengaruh positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan sejalan dengan jumlah penyaluran kredit, jika pendapatan rendah akan berpengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit. Pengaruh signifikan menunjukkan pendapatan memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan jumlah penyaluran kredit.

Dari hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yaitu Wahyu (2015), melakukan penelitian mengenai pengaruh tingkat suku bunga kredit dan pendapatan terhadap jumlah penyaluran kredit pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Jawa Tengah. Hasil penelitian mengemukakan tingkat suku bunga kredit dan pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit.

3) Variabel yang dominan terhadap Tingkat Penyaluran Kredit (H3)

Pada Uji Hipotesis untuk mengetahui besaran pengaruh atau variabel yang dominan terhadap jumlah penyaluran kredit dengan melihat angka t hitung dari uji t yang dimana t hitung dari Tingkat Suku Bunga sebesar 0,404 dan nilai t hitung Pendapatan sebesar 3,284 (0,404 > 3,284) maka dapat disimpulkan nilai t hitung dari pendapatan lebih besar dibanding dengan t hitung tingkat suku bunga dengan ini variabel yang dominan pengaruhnya terhadap Jumlah Penyaluran Kredit yaitu Pendapatan.

56 5.1 Kesimpulan

1.

Tingkat Suku Bunga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit. Koefisien bertanda positif dan tidak signifikan disebabkan karena Nilai nilai thitung lebih besar dibanding ttabel (0,404 < 2,262) dan signifikan yang dilihat dari signifikansi (0,6) lebih besar dari taraf signifikansi yang disyaratkan sebesar 5% (0,05). Menunjukkan bahwa tingkat suku bunga kredit memiliki peranan yang tidak begitu penting dalam meningkatkan jumlah penyaluran kredit.

2. Pendapatan bepengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit. Koefisien bertanda positif dan signifikan disebabkan karena nilai thitung lebih besar dibanding ttabel (3,284 > 2,262) dan signifikan yang dilihat dari signifikansi (0,009) lebih kecil dari taraf signifikansi yang disyaratkan sebesar 5% (0,05). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pendapatan sejalan dengan jumlah penyaluran kredit, jika pendapatan tinggi akan berpengaruh terhadap jumlah penyaluran kredit. Pengaruh signifikan menunjukkan pendapatan memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan jumlah penyaluran kredit.

3. Pendapatan lebih dominan pengaruhnya dibandingkan tingkat suku bunga disebabkan karena nilai thitung dari Pendapatan memiliki angka yang lebi besar dibandingkan niai thitung dari tingkat suku bunga.

Berdasarkan temuan dan kesimpulan yang dihasilkan, penelitian mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai beberapa hal diantaranya:

1. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat dilakukan pada objek dan subjek yang berbeda..

2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap Jumlah Penyaluran Kredit.

3. Disarankan kepada Pihak Kantor Pusat PT. BPR Hasamitra Makassar agar lebih memerhatikan tingkat suku bunga agar mampu memberi pengaruh pada jumlah penyalur kredit

58

Dokumen terkait