BAB I PENDAHULUAN
2.15 ISO 9126
ISO 9126 adalah standar kualitas perangkat lunak yang diakui secara internasional. ISO 9126 mendefinisikan kualitas produk perangkat lunak, model, karakteristik kualitas dan indikator terkait yang digunakan untuk mengevaluasi dan menentukan kualitas produk perangkat lunak. Selain itu, standar ISO juga harus dipenuhi dalam hal manajemen. Jika manajemen tidak memenuhi standar ISO, hasil kerjanya tidak akan dapat memperoleh sertifikat standar ISO. (Junyati, 2019).
Keuntungan utama ISO 9126 adalah karakteristiknya dapat diterepkan pada semua jenis perangkat lunak sambil memberikan terminalogi yang konsisten. Ini juga mencakup fitur-fitur penting, seperti hierarkis; kriteria evaluasi dan definisinya sederhana. Semua atribut kualitas diklasifikasikan menurut hierarki dan subfitur, kualitas perangkat lunak menurut ISO 9126 pada Gambar 2.2.
.
Gambar 2.2 Model Kualitas Perangkat Lunak Model ISO 9126
Faktor kualitas menurut ISO 9126 meliputi enam karakteristik kualitas sebagai berikut:
1. Fungsionalitas (Functionality). Perangkat lunak ini menyediakan fungsi sesuai dengan kebutuhan pengguna dan memenuhi kemampuan pengguna.
2. Keandalan (Reliability). Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan tingkat kinerja/kinerja perangkat lunak tertentu (misalnya: akurasi, konsistensi, kesederhanaan, toleransi kesalahan).
3. Kegunaan (Usability). Kemampuan perangkat lunak untuk memahami, mempelajari, menggunakan, dan menarik pengguna.
4. Efisiensi (Efficiency). Kemampuan perangkat lunak untuk memberikan kinerja dan kemampuan yang sesuai dengan jumlah sumber daya yang digunakan pada saat itu (misalnya: efisiensi penyimpanan).
5. Pemeliharaan (Maintainability). Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi. Modifikasi termasuk mengoreksi, meningkatkan atau beradaptasi dengan perubahan lingkungan, persyaratan, dan spesifikasi fungsional (misalnya, konsistensi).
6. Portabilitas (Portability). Kemampuan perangkat lunak untuk berpindah dari satu lingkungan ke lingkungan lain atau kemampuan beradaptasi perangkat lunak saat digunakan di area tertentu (misalnya: dokumentasi diri, rutin). Setiap karakteristik
kualitas perangkat lunak model ISO 9126 dibagi menjadi beberapa subkarakteristik kualitas, seperti dibawah ini :
Tabel 2.2 ISO 9126-Functionality
Sub-Karakteristik Deskripsi
Suitability Kemampuan perangkat lunak untuk
menyediakan serangkaian fungsi yang sesuai untuk tugas-tugas tertentu dan tujuan pengguna.
Accuracy Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan hasil yang presisi dan benar sesuai dengan kebutuhan.
Security Kemampuan perangkat lunak untuk mencegah akses yang tidak diinginkan, menghadapi penyusup (hacker) maupun otorisasi dalam modifikasi data.
Interoperability Kemampuan perangkat lunak untuk berinteraksi dengan satu atau lebih sistem tertentu.
Compliance Kemampuan perangkat lunak dalam memenuhi standar dan kebutuhan sesuai peraturan yang berlaku.
Tabel 2.3 ISO 9126-Reliability
Sub-Karakteristik Deskripsi
Maturity Kemampuan perangkat lunak untuk menghindari kegagalan sebagai akibat dari kesalahan dalam
perangkat lunak.
Fault tolerance Kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan kinerjanya jika terjadi kesalahan perangkat lunak.
Recoverability Kemampuan perangkat lunak untuk membangun kembali tingkat kinerja ketika terjadi kegagalan sistem, termasuk data dan koneksi jaringan.
Tabel 2.4 ISO 9126-Usability
Sub-Karakteristik Deskripsi
Understandibility Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk dipahami.
Learnability Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk dipelajari.
Operability Kemampuan perangkat lunak dalam kemudahan untuk dioperasikan.
Attractiveness Kemampuan perangkat lunak dalam menarik pengguna.
Tabel 2.5 ISO 9126-Efficiency
Sub-Karakteristik Deskripsi
Time behavior Kemampuan perangkat lunak dalam memberikan respon dan waktu pengolahan yang sesuai saat melakukan fungsinya.
Resource behavior Kemampuan perangkat lunak dalam menggunakan sumber daya yang dimilikinya ketika melakukan fungsi yang ditentukan.
Tabel 2.6 ISO 9126-Maintainability
Sub-Karakteristik Deskripsi
Analyzability Kemampuan perangkat lunak dalam mendiagnosis kekurangan atau penyebab kegagalan.
Changeability Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi tertentu.
Stability Kemampuan perangkat lunak untuk
meminimalkan efek tak terduga dari modifikasi perangkat lunak.
Testability Kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi dan divalidasi perangkat lunak lain.
Tabel 2.7 ISO 9126-Portability
Sub-Karakteristik Deskripsi
Adaptability Kemampuan perangkat lunak untuk diadaptasikan pada lingkungan yang berbeda-beda.
Instalability Kemampuan perangkat lunak untuk diinstal dalam lingkungan yang berbeda-beda.
Coexistence Kemampuan perangkat lunak untuk
berdampingan dengan perangkat lunak lainnya dalam satu lingkungan dengan berbagi sumber daya.
Replaceability Kemampuan perangkat lunak untuk digunakan sebagai sebagai pengganti perangkat lunak lainnya.
2.16 Extreme Programming
Menurut (Fatoni dan Dwi, 2016) Metode Extreme Programming biasanya disebut dengan metode XP. Metode ini ditemukan oleh ahli rekayasa perangkat lunak Kent Beck. Pemrograman ekstrim adalah model pengembangan perangkat lunak yang menyederhanakan berbagai tahapan pengembangan sistem, menjadikannya lebih efisien, adaptif dan fleksibel. Nilai dasar dari Extreme Programming:
1) Communication: Perhatikan komunikasi yang baik antara programmer dan user serta antar programmer.
2) Keberanian: Pengembang perangkat lunak harus selalu percaya diri, berani dan jujur saat melakukan pekerjaannya.
3) Kesederhanaan: Cukup lakukan semuanya.
4) Umpan Balik: Andalkan umpan balik, jadi dibutuhkan anggota tim yang berkualifikasi.
5) Kualitas Kerja : Proses kualitas pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas perangkat lunak.
Sementara itu, menurut Ferdiana (Lubis, 2016), Extreme Programming (XP) disebut sebagai metode atau "metode teknis" untuk bagaimana tim teknis dapat secara efektif mengembangkan perangkat lunak melalui berbagai prinsip dan teknik pengembangan perangkat lunak praktis, seperti Gambar 2.3 dibawah ini.
Gambar 2.3 Metode Extreme Programming
XP merupakan dasar dari pekerjaan sehari-hari tim, dan metode program ekstrim (xp) harus menyelesaikan empat tahap yaitu:
1) perencanaan. Tahap ini merupakan tahap awal pengembangan sistem, pada tahap ini akan dilakukan beberapa kegiatan perencanaan yaitu mengidentifikasi masalah dan menganalisis kebutuhan untuk menentukan jadwal waktu pengembangan dan implementasi sistem.
2) Desain. Tahap perancangan selanjutnya adalah melakukan kegiatan pemodelan pada tahap ini, mulai dari pemodelan sistem, pemodelan arsitektur hingga pemodelan basis data. Pemodelan sistem dan arsitektur menggunakan diagram unified modeling language (UML),
sedangkan pemodelan database menggunakan diagram hubungan entitas (ERD).
3) Pengkodean (encoding). Tahap ini merupakan kegiatan mengimplementasikan pemodelan yang telah dibuat menjadi antarmuka pengguna dengan menggunakan bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dengan pendekatan terstruktur. Untuk sistem pengelolaan database menggunakan software MySQL.
4) Pengujian. Setelah tahap coding selesai dilakukan maka dilakukan tahap pengujian sistem untuk mengetahui error apa saja yang terjadi pada saat aplikasi berjalan, dan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Metode pengujian yang digunakan pada tahap ini adalah metode pengujian black box, dimana pengujian dilakukan dalam beberapa bentuk untuk menginput apakah sudah berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing.