ميِلَع ِوِب
D. Kajian Pustaka
3. Jurnal
Pertama, Miftahul Huda dalam Jurnal Penelitian Keislaman Volume VI, Nomor 2, Juni 2010 yang berjudul,
“Fundraising Wakaf Pesantren Tebuireng Jombang dan Gontor Ponorogo.”36Dalam tulisannya dijelaskan tentang ikhtiar nazhir pondok pesantren dalam mengelola wakaf produktif. Dalam makalah ini dijelaskan, meski Pesantren Tebuireng bahwa wakaf dikelola secara tradisional, meskipun proses pendidikan pesantren mulai mengalami perubahan akibat tuntutan perkembangan
35Kurniawati Meylianingrum, “Preferensi Wakif dalam Memilih Wakaf Uang di badan Wakaf Indonesia Wilayah Kota Yogyakarta,” Tesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017, h. 101-102
36Miftahul Huda, “Fundraising Wakaf Pesantren Tebuireng Jombang dan Gontor Ponorogo.”, hal. 421
19
modern. Namun, nazhir Pesantren Tebuireng masih berproses menjalankan manajemen modern, karena kurangnya SDM dan nazhir yang ada bersifat pasif. Sedangkan Pesantren Gontor dalam fundraising wakaf sudah lebih maju semenjak diserahkan tanah wakaf dan diikrarkan.
Kesimpulannya adalah kelebihan dari tulisan ini adalah menggambarkan cara fundraising wakaf pesantren yang bisa dipelajari oleh para praktisi wakaf. Namun dalam tulisan ini Penulis tidak memberikan solusi yang banyak pada permasalahan Pesantren Tebuireng.
Terdapat persamaan antara tulisan di atas dengan Tesis ini, yaitu keduanya sama-sama membahas tentang mengenai wakaf pesantren. Sedangkan perbedaannya, tulisan ini membahas cara- cara fundraising wakaf pesantren di Pesantren Tebuireng dan Gontor, sedang dalam Tesis ini membahas tentang manajemen wakaf Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Kedua, Muhammad Qodri, dalam Media Akademika, Vol.
XXV, Nomor III, Juli 2010 yang berjudul “Dinamika Pesantren:
Studi Tentang Pengelolaan Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi”.37 Dalam tulisannya dielaskan bahwa dinamika Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi mengalami pasang surut karena situasi zaman yang dilalui sangat beragam dan berbeda. Upaya yang telah ditempuh oleh pihak pengelola dalam mengembangkan Pondok Pesantren Al Jauharen yaitu mengadakan pengajian rutin,
37Muhammad Qodri, “Dinamika Pesantren: Studi Tentang Pengelolaan Pondok Pesantren Al-Jauharen Kota Jambi”, dalam Media Akademika, Vol.
XXV, Nomor III, Juli 2010
20
membuka program tahfiz Al-Qur‟an, dan mengadakan kegiatan yang sifatnya memanfaatkan potensi yang dimiliki santri.
Hasil kesimpulannya adalah tulisan ini hanya menjelaskan penyebab kemunduran Pesantren Al-Jauharen, dan upaya pengembangan yang dijelaskan kurang memadai untuk mengembangkan pesantren lebih maju dan bisa mempertahankan eksistensinya.
Persamaan tulisan ini dengan Tesis yang akan dibahas adalah sama-sama membahas mengenai manajemen pesantren.
Sedangkan perbedaannya adalah tulisan ini membahas lebih kepada kepada manajemen pendidikan di Pesantren Al-Jauharen Jambi dan tidak dijelaskan apakah pesantren tersebut berasal dari tanah wakaf atau bukan, sedangkan Tesis ini membahas lebih kepada manajemen wakaf Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Ketiga, Indah Piliyanti, dalam Jurnal Ekonomica, Vol. II, Nomor II, November 2010 yang berjudul “Transformasi Tradisi Filantropi Islam: Studi Model Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sadaqah Wakaf di Indonesia”.38 Dalam tulisannya dijelaskan mengenai transformasi filantropi Islam yang terdiri dari zakat, infaq, sadaqah serta wakaf masih bersifat konsumtif tradisional menjadi lebih terarah dengan mengadopsi unsur-unsur manajemen lembaga modern setelah pemerintah mengeluarkan Undang- undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Penyebabnya adalah jika dana ZIS habis didistribusikan bagi mustahik, maka
38Indah Piliyanti, “Transformasi Tradisi Filantropi Islam: Studi Model Pendayagunaan Zakat, Infaq, Sadaqah Wakaf di Indonesia”, dalam Jurnal Ekonomica, Vol. II, Nomor II, November 2010
21
pendayagunaaan wakaf masih sebatas pada pengelolaan barang tidak bergerak (tanah) sehingga pemanfaatannya masih tradisional.
Kelebihan dari tulisan ini adalah banyak pengetahuan mengenai perjalanan mengenai perubahan model zakat dan wakaf.
Kesimpulan dari makalah ini lebih banyak membahas mengenai zakat daripada wakaf, sehingga untuk mengambil informasi wakaf pada tulisan ini tidak disarankan.
Persamaan tulisan di atas adalah membahas masalah wakaf. Sedangkan perbedaan adalah tulisan ini membahas tentang sejarah filantropi Islam; zakat, wakaf, infak dan sadaqah, sedangkan dalam Tesis ini membahas tentang manajemen wakaf di Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Keempat, Yuli Yasin Thayyeb, dalam Jurnal Al-Awqaf, Vol. V, Nomor II, Juli 2012 yang berjudul “Pengelolaan Wakaf di Mesir”.39 Dalam tulisannya menjelaskan bahwa Mesir berhasil membuktikan bahwa wakaf adalah sumber keseahteraan bagi masyarakat. Pemerintah Mesir sangat peduli dengan pengembangan wakaf, karena menganggap wakaf adalah shadaqah jariyah yang pahalanya berkesinambungan.
Kesimpulannya adalah tulisan ini sangat bermanfaat, karena di dalamnya lengkap dengan pengetahuan wakaf di Mesir, dan bagaimana pemerintah Mesir sangat peduli pada wakaf.
Dalam tulisan ini pun dijelaskan hasil kesimpulan pengelolaan Badan Wakaf Mesir yang menjadi pengetahuan baru untuk para praktisi wakaf.
39Yuli Yasin Thayyeb, “Pengelolaan Wakaf di Mesir”, dalam Jurnal Al-Awqaf, Vol. V, No. 2, Juli 2012,Hal. 3
22
Persamaan keduanya adalah membahas seputar pengelolaan wakaf. Sedangkan perbedaannya adalah tulisan ini membahas pengelolaan wakaf di Mesir, sedang Tesis ini membahas manajemen wakaf pondok pesantren di Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Kelima, Zainal Arifin dalam Jurnal Syariah dan Hukum dengan judul Revitalisasi Manajemen Wakaf sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat membahas bahwa optimalisasi pengelolaanwakaf, posisi nazhir sangat signifikan karena terkait langsung keberhasilan pengelolaan wakaf. Oleh karena itu, profesonalisme seorang nadzir merupakan kebutuhan, tentu disamping adanya sosialisasi secara menyeluruh untukmerubah paradigma tentang wakaf agar tidak terikat dengan teks fikih.40
Kesimpulannya tulisan ini belum memberi suatu pengetahuan baru dalam bidang wakaf, hanya pembahasan wakaf yang sudah diulang-ulang oleh tulisan-tulisan sebelumnya.
Kesimpulan dari tulisan ini pun tidak bisa memunculkan sesuatu yang baru.
Perbedaan tulisan ini dengan Tesis yang akan dibahas bahwa tulisan ini membahas tentang optimalisasi manajemen wakaf secara umum, sedangkan Tesis ini membahas tentang upaya manajemen wakaf di Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Persamaan keduanya adalah sama-sama membahas tentang manajemen wakaf.
40Zainal Arifin Munir, “Revitalisasi Manajemen Wakaf sebagai Penggerak Ekonomi Masyarakat”, dalam Jurnal Syariah dan Hukum, Vol. 5, No. 2, Desember 2013, hal. 171
23
Keenam, Siti Nur Azizah, dalam Jurnal EKBISI, Vol IX, Nomor 1, Desember 2014 yang berjudul “Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis Ekoproteksi”.41Dalam tulisannya menjelaskan bahwa keseluruhan kegiatan-kegiatan unit usaha ekonomi berbasis ekoproteksi di pondok pesantren penting, karena memiliki nilai-nilai kepondok pesantrenan yang kukuh, bisa menjadi basis perubahan sosial, kondisi sosial ekonomi yang masih dalam tahap berkembang. Dijelaskan juga bahwa ada tiga alasan pesantren perlu manajemen yang kuat dalam bidang ekonomi:
1. Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam dan pondok pesantren merupakan salah satu media yang paling dekat dengan masyarakat, serta tumbuh dan berkembang sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia.
2. Kekuatan nilai-nilai pesantren yang berbasis Illahiah dan insaniah menjadi kekuatan untuk menuju pada perubahan sosial. Sebagaimana dikatakan oleh Max Weber bahwa nilai- nilai agama yaitu Illahiah dan insaniah yang termasuk di dalamnya, merupakan salah satu tranformasi sosial yang dapat dipandang sebagai dasar pembentukan rasionalisasi kehidupan yang memberi basis pada perkembangan ekonomi.42
41Siti Nur Azizah, “Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis Ekoproteksi”, hal. 108-109
42Siti Nur Azizah, “Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis Ekoproteksi”, hal. 108-109
24
3. Kondisi sosial ekonomi pondok pesantren masih dalam tahap perkembangan, karena harus menghadapi banyak kendala.
Kesenjangan dan ketimpangan sumber daya.43
Oleh karena itu Penulis merasa tertarik untuk menguji pendapat pada tulisan ini dengan penelitian yang akan diteliti oleh Penulis, karena banyak pernyataan-pernyataan pada tulisan ini yang menarik untuk dikaji lebih dalam.
Persamaan tulisan di atas dengan Tesis ini adalah membahas tentang pengelolaan pesantren. Sedangkan perbedaannya adalah tulisan ini lebih fokus kepada membahas model pengelolaan unit usaha ekonomi di pesantren berbasis ekoproteksi, sedang Tesis ini membahas tentang manajemen pengelolaan dan pemanfaatan wakaf di Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Ketujuh, Qi Mangku Bahjatullah dalam Jurnal Inferensi, Vol. IX, Nomor 1, Juni 2015 yang berjudul “Pengembangan Wakaf Tunai Berbasis Umrah di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta”.44 Dalam tulisannya menjelaskan tentang pengembangan wakaf tunai berbasis umrah dan kesesuaian syariah wakaf uang berbasis umrah di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam sebagai sebuah amal usaha yang mempunyai tujuan membantu pengembangan Pondok Ta‟mirul Islam Surakarta. Wakaf uang dengan model baru ini menggabungkan antara aka tijari dan akad
43Siti Nur Azizah, “Pengelolaan Unit Usaha Pesantren Berbasis Ekoproteksi”, hal. 108-109
44Qi Mangku Bahjatullah, “Pengembangan Wakaf Tunai Berbasis Umrah di Pondok Pesantren Ta‟mirul Islam Surakarta”, dalam JurnalInferensi, Vol. IX, Nomor 1, Juni 2015
25
tabarru‟, karena setelah jamaah umroh membayar biaya umroh, maka sisanya yang akan menjadi nilai wakaf dan hasil wakaf ini yang akan disalurkan kepada mauquf „alaih.
Kesimpulannya tulisan ini sangat lengkap dari mulai dijelaskan proses model wakaf uang dengan berbasis umrah sampai dengan analisis syariah mengenai transaksi tersebut. Dari tulisan ini bisa menjadi ilmu baru pada praktisi wakaf, tetapi model wakaf uang ini harus dikelola oleh SDM yang mempunyai pengetahuan tentang umroh dan wakaf.
Persamaan tulisan di atas dan Tesis ini adalah pembahasan tentang pengelolaan wakaf di pondok pesantren. Sedangkan perbedaannya adalah tulisan di atas membahas tentang pengelolaan wakaf berbasis umroh di Pesantren Taʻmirul Islam, sedangkan dalam Tesis ini membahas tentang manajemen wakaf di Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Kedelapan, Nurul Huda dkk dalam Jurnal Ekuitas (2016) yang berjudul Manajemen Pengelolaan Wakaf di Indonesia Timur membahas tentang prioritas masalah wakaf di Indonesia Timur terdapat pada aspek nazhir, yaitu terkait rendahnya kompetensi nazhir dalam pengelolaan wakaf. 45 Pelatihan intensif bagi nazhir dan sertifikasi nazhir di Indonesia Timur merupakan prioritas solusi bagi nazhir. Prioritas masalah kedua ada pada regulator, yaitu minimnya biaya APBN untuk sertifikasi wakaf, dengan prioritas solusinya adalah penambahan alokasi APBN. Prioritas masalah wakaf ketiga ada pada aspek wakif yaitu rendahnya
45Nurul Huda dkk, “Manajemen Pengelolaan Wakaf di Indonesia Timur”, dalam Jurnal Ekuitas, Vol. 20, No. 1, Maret 2016, hal. 1
26
pemahaman wakif, maka prioritas solusi menurut model AHP Indonesia timur adalah sosialisasi wakaf melalui media.46
Kesimpulannya tulisan ini lengkap permasalahan dengan solusinya yang bisa diambil, namun tahapan bagaimana merealisasikan solusi tersebut tidak dijelaskan pada tulisan ini.
Seharusnya pada bagian solusi yang menjadi prioritas, dijelaskan bagaimana cara merealisasikannya.
Perbedaan tulisan ini dengan Tesis yang dibahas adalah tulisan ini lebih fokus kepada pengelolaan wakaf di Indonesia Timur, sedangkan Tesis ini membahas tentang manajemen dan pemanfaatan wakaf di Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an.
Persamaan keduanya adalah sama-sama membahas pengelolaan wakaf.
Kesembilan, Hasan Bastomi dalam Jurnal MD (2016) Membangun Profesionalisme Keilmuan dengan judul Dakwah Melalui Gerakan Bersedekah: Tinjauan Implementasi Program Pada PPPA Daarul Qur‟an membahas tentang bahwa Daarul Qur‟an dan Wisata Hati yang dipimpin oleh Yusuf Mansur merupakan sarana untuk membuat kelompok yang gemar bersedekah dan memfasilitasi masyarakat untuk bersedekah. PPPA Daarul Qur‟an menggulirkan program-program inovatif sebagai media dalam memasyarakatkan sedekah agar manfaat sedekah semakin menyetuh dan dapat dirasakan untuk masyarakat luas.
Program tersebut diimplementasikan untuk menyediakan fasilitas
46Nurul Huda dkk, “Manajemen Pengelolaan Wakaf di Indonesia Timur”, dalam Jurnal Ekuitas, Vol. 20, No. 1, Maret 2016, hal. 1
27
umum seperti; pendidikan, kesehatan, ibadah dan lain-lain yang bermanfaat untuk masyarakat melalui dana wakaf uang.47
Kesimpulannya dari tulisan ini masyarakat bisa mengenal profil Pesantren Daarul Qur‟an lebih dalam. namun dari tulisan ini Penulis tidak menemukan sesuatu yang baru seperti proses pengelolaan zakat dan wakaf uang di Pesantren Daarul Qur‟an.
Perbedaan tulisan ini dengan Tesis yang diteliti adalah tulisan ini lebih kepada dakwah bersedekah sebagai implementasi program Darul Qura‟n, sedangkan Tesis ini membahas tentang manajemen dan pemanfaatan wakaf pada Pesantren Darunnajah dan Daarul Qur‟an. Adapun tulisan ini membahas tentang wakaf uang, namun tidak secara detail. Persamaanya adalah keduanya membahat tentang Pesantren Darul Qu‟ran.
Dari penelitian yang disebutkan, Penulis menyimpulkan bahwa penelitian-penelitian sebelumnya membahas mengenai wakaf secara umum, namun untuk penelitian mengenai
“Manajemen Wakaf dan Strategi Nazhir dalam Memajukan Wakaf Pesantren (Studi Komparasi Antara Pondok Pesantren Darunnajah dan Pesantren Daarul Qur’an)” belum diteliti secara khusus.